Pernyataan I
Seorang perempuan, berusia 25 tahun, diantar seorang bidan ke ruang UGD RS dengan
keluhan mule-mules mau melahirkan, disertai dengan keluar air-air satu hari ini dengan
warna hijau. Mules-mules ini sudah dirasakan pasien satu hari ini. Pasien diketahui dengan
riwayat kelahiran dengan operasi sesar dua kali. Dokter IGD langsung mengkonsulkan pasien
ini ke Sp.OG yang kebetulan sedang ada di rumah sakit tersebut. Dokter Sp.OG memutuskan
untuk dilakukan tindakan operasi sesar segera dan langsung mengkonsulkannya ke dokter
anestesi. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter anestes didapatkan, pasien
dalam keadaan supine dan mengeluh pandangn kabur dan serasa pusing tekanan darah pasien
80/50 mmHg, Nadi 120 x/menit dan laju pernapasan 30x/menit, denyut jantung bayi saat ini
didapati 160-170 xmenit. Kemudian dokter anestesi memiringkan pasien sebelah kanan dan
memberi oksigen nasal kanul 3l/menit. 15 menit kemudia pasien dievaluasi kembali dan
didapti, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 90-100 x/menit, laju napas 20x/menit dan denyut
jantung bayi 160-170x/menit dan. Pasien ini dikonsulkan ke dokter Sp.An yang sedang
bertugas.
1. Pada kondisi pasien saat supine, kondisi apa yang sedang dialami oleh pasien tersebut
2. Jika and memutuskan untuk melakukan tindakan anestesi spinal menggunakan bupivacaine
0,5% hyperbarik, berapa dosis (mg) bupivacaine yang harus diberikan pada pasien ini
a. 10-15 mg
b. 1-5 mg
c. 30-60 mg
d. 20-30 mg
e. 3-6 mg
3. Jika anda ingin mencapurkan bupivacaine dengan morphine inratechal, berapa dosis
morphine yang dianjurkan
a. 0,4-0,5 mg
1
b. 0,6-0,7 mg
c. 0,8-0,9 mg
d. 0,2-0,3 mg
e. 1-2 mg
4. Pada saat bayi keluar ternyata ditemuan ketuban hijau dan setealah diamati dalam kurun
waktu 1 menit pertama, dan setelah dinilai bayi nya Heart rate 110 x/menit, pernapasan lamat
dan iregular, sebagian extremitas flexi, bayi hanya meringis, ektremitas biru dan badan
berwarna pink. Dari keterangan daiatas , APGAR score bayi ini adalah
a. 5
b. 6
c. 2
d. 4
e. 9
5. Tidak bebrapa lama setelah itu, bayi tersebut ditemukan tidak bernapas, dengan heart rate
50x/menit, apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan
2
Pernyataan II
Seorang perempuan, berusia 35 tahun, dikonsulkan oleh sejawat bedah ortopedi untuk
dilakukan tindakan ORIF clavicula. Pasien ini diketahui dengan riwayat asthma yang lama
walaupun selama ini terkontrol dengan nebulizer β-2 agonis. Sejawat anestesi memutuskan
untuk melakukan tindakan pembiusan dengan teknik general anestesi dengan intubasi
endotracheal tube
1. Pada saat melakukan tindakan premedikasi ternyata, analgetik yang tersedia hanya
pethidine, morphine. Dari pilihan obat ini apa resiko yang paing mengancam jika diberikan
pada pasien sepeti diatas
a. Hipotensi
b. Henti jantung
c. Bradikardia
d. Penurunan kaesadaran
e. Bronkospasme akibat pelepasan histamin
2. Obat indukasi intravena apa yang memiliki efek bronkospame sehigga tidak baik jika
diberikan pada pasien seperti diatas
a. Propofol
b. Ketamin
c. Thiopental
d. Etomidate
e. Methohexital
3. Obat-obat dibawah ini yang boleh diberikan untuk pembiusan pada pasien dengan asthma
adalah
a. Atracurium
b. Rocuronium
c. Morphine
d. Meperidine
e. Mivacurium
a. Intraoperatif bronkospasme
b. Intraoperatif oedem pulmonum
3
c. Intraoperatif hipotensi
d. Kinking pada tubing ETT
e. Anestesi terlalu dalam
5. Pada hasil pemeriksaan penunjang, spirometri ditemukan FEV1/FVC ditemukan < 50%.
Dari data ini apa yang dapat disimpulkan
a. Normal
b. Mild asthma
c. Moderate to severe asthma
d. Bukan asthma
e. Tidak dapat diinterpretasikan
4
Pernyataan III
Seorang perempuan, berusia 40 tahun, datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri
wahah sebelah kiri. Nyeri sudah dialami pasien menahun. Nyeri muncul kalau pasien
mengunyah, berbicara bahkan dengan sentuhan didaerah zigomaticus dan pipi.
a. Migraine
b. Cluster type headcahe
c. Tension type headache
d. Trigeminal neuralgia
e. Cerebral palsy
2. Dari diagnosa diatas, pasien mengeluh “nyeri hanya dengan sentuhan saja”, peristiwa ini
disebut?
a. Hiperalgesia
b. Allodinia
c. Parasthesia
d. Anesthesia
e. Analgesia
3. Jika dilihat kasus diatas, jika dilihat pembagian nyeri berdasarkan patofisiologi nyeri, nyeri
itu tergolong
a. Nyeri nociceptive
b. Nyeri neuropathic
c. Nyeri akut
d. Nyeri kronik
e. Nyeri viseral
a. Diazepam
b. Carbamazepin
c. Amitriptylini
d. Morphine
e. Codein
5
5. Pasien tersebut telah diobati dengan terapi farmakologi tidak ada perkembangan. Pasien ini
dikonsulkan ke bagian bedah saraf untuk dilakukan tindaan dekompresi (microsurgical
decompression). Nama lain prosedur ini disebut juga sebagai
a. Jannetta procedure
b. Neurolitk
c. Ablasi radiofrekuensi
d. Injeksi steroid
e. Injeksi gliserol
6
Pertanyaan IV
Pasien, laki-laki 65 tahun, direncanakan untuk tindakan TURP. Pasien ini dengan riwayat
hipertensi, CHF dan pasien ini sedang mengkonsumsi β blocker, calsium channel blocker,
diuretic
a. T10
b. T8
c. T12
d. T4
e. T6
a. TURP syndorme
b. Hipertermia malignan
c. DIC
d. Blader perforation
e. Hypovolemia
3. Cairan yang sebaiknya digunakan oleh dokter bedah urologi dalam rangka mengurangi
risiko terjadinya masalah diatas adalah, kecuali
a. NaCl 0,9%
b. Urea 1%
c. Glycine 1,5%
d. Manitol 0,54%
e. Sorbitol 2,7%
a. 45-60 menit
b. 70-90 menit
c. 90 menit-100 menit
d. 100 menit- 120 menit
e. 130 menit-150 menit
a. Absorbsi cairan hypiotonis dari pembuluh darah yang terbuka dari prostat
b. Absorbsi cairan hypertonis dari jaringan prostat
c. Volume itravaskular yang kurang
d. High block pada spinal anesthesia
e. Total spinal block
7
Pernyataan V
Pasien lak-laki, usia 25 tahun akan dilakukan tindaka debrideman emergensi atas indikasi
fraktur femur terbuka di kaki kanan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai sensorium sadar penuh,
Tekanan darah 110/80 mmHg, heart rate 110 x/menit, akral hangat/merah dan kering. Oleh
sejawat anestesi dilakukan tindakan spinal anestesi menggunakan jarum spinal no 25G,
dengan lidocaine 5% dalam dextrose 7,5%. Karena kesulitan dalam memposisikan pasien
(nyeri) akhirnya tindakan spinal anestesi baru dapat dilakukan dengan 4 kali suntikan.
1. Sesaat setelah tindakan pasien mengeluhkan mual, muntah dan pusing dan ditemukan
tekanan darah 80/50 mmHg, heart rate 100 x/menit, respiratory rate 18 x/menit. Pada pasien
ini tindakan apa yang pertama sekali harus dilakukan?
2. Jika, sendainya pada pasien ini ditemukan sebelum operasi pasien dengan riwayat
penurunan kesadara disertai dengan muntah dan kejang, pilihan anestesi yang terbaik adalah
a. Anestesi spinal
b. Aenstesi epidural
c. Kombinasi sipinal-epidural
d. Caudal epidural
e. Anestesi umum dengan ETT
3. Setelah dilakukan pembiusan dan operasi berlangsung aman, pasien mengeluhkan sakit
kepala 12 jam stelah operasi. Sakit kepala muncul kalau pasien berdiri atau duduk dan hilang
jika berdiri. Apa diagnosa dari sakit kepala diatas
a. PDPH
b. Tension type headache
c. Migrane
d. Cluster type headache
e. Cervicogenic headache
4. Setelah dilakukan terapi konservatif pada nyeri kepala ini , pasien masih mengeluhkan
nyeri kepala dan tindakan yang seanjutnya dilakukan adalah
8
a. Epidural blood patch dengan memasukkan darah pasien sendiri 5 ml ke ruang
intratekal
b. Epidural blood patch dengan memasukkan darah pasien sendiri 10 ml ke ruang
intratekal
c. Epidural blood patch dengan memasukkan darah donor 5 ml ke ruang epidural
d. Epidural blood patch dengan memasukkan darah pasien sendiri 15-20 ml ke
ruang epidural
e. Epidural blood patch dengan memasukkan darah donor 15-20 ml ke ruang intratekal
5. Dari penggunaan lidocaine diatas, berpala lama durasi kerja lidocaine 5% dalam dextrose
7,5% jika digabung dengan epinefrin
a. 60-75 menit
b. 30-60 menit
c. 60-90 menit
d. 45-60 menit
e. 40-80 menit
9
10