Anda di halaman 1dari 56

DISKUSI WARD

Kehamilan Multifetal
Narasumber:
dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG(K)
Ny. Nurliyana, 20 tahun
RM 4583803

KPD 5 hari pada G1 hamil 27-28 minggu, Janin gemelli kepala-lintang, hidup
keduanya, funneling serviks (17 mm), ibu dengan:
- anemia normositik normokrom ec defisiensi besi (Hb 9.3) post transfusi
- hipokalemia (3.3)
- hipoalbuminemia (3.4)
- pasca pematangan paru 3 hari
- POD I post ekstraksi gigi atas indikasi neokrosis pulpa 36
IGD RSCM
1 JULI 2022

Keluhan Utama :
Pasien datang dengan rujukan dari RS Budi Kemuliaan dengan ketuban pecah dini
pada G1 hamil 28 minggu + gemelli

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan membawa rujukan dari RS Budi Kemuliaan dengan KPD pada G1
hamil 28 minggu + gemelli. Pasien mengaku hamil 7 bulan. HPHT 11/12/21, HPL
17/09/22 ~ 28+5 minggu. Pasien ANC rutin di RSIA di Wonosobo dengan SpOG:
(1) 26/02/22 ~ 9+3 minggu ~ 27+1 minggu
(2) 26/03/22 ~ 13+1 minggu ~ 26+6 minggu
(3) 23/04/22 ~ 17+4 minggu ~ 27+2 minggu
(4) 29/05/22 ~ 22+4 minggu ~ 27+1 minggu
Pasien mengeluh keluar air-air sejak 8 jam SMRS. Mules tidak ada, lendir darah tidak
ada. Gerakan janin aktif. Keputihan adam tidak gatal tidak berbau. BAK nyeri/BAK
anyang-anyangan disangkal. Gigi berlubang ada (geraham kiri bawah), belum diobati.
Riwayat Penyakit Dahulu:
HT, DM, Penyakit jantung tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:


HT, DM, Penyakit jantung tidak ada

Riwayat Menstruasi
Menarche 13 tahun, 6-7 hari, ganti pembalut 2-3x, reguler setiap bulan, tidak ada
dismenorhea

Riwayat Pernikahan:
1x, 2021-sekarang

Riwayat obstetri: G1
1. Hamil ini

Riwayat KB: tidak pernah menggunakan KB

Riwayat Sosial Ekonomi


IRT (SMA), Suami karyawan swasta (SMA)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Baik, compos mentis
TD 92/56 mmHg; Nadi 87 x/m ; Nafas 18 x/m ; Suhu 36.5
BB sebelum hamil 43 kg, BB saat ini 51 kg; TB 155 cm, IMT: 21.2 kg/m2

Status generalis :
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : KGB tidak membesar
Jantung : BJ I-II reguler, tidak ada gallop dan murmur
Paru : Vesikuler positif, rhonki dan wheezing negatif
Abdomen : Membuncit sesuai kehamilan
Ekstremitas : Edema tidak ada, akral hangat, CRT <2 detik

Status Obstetri
TFU 28 cm, DJJ A 145 bpm, DJJ B 129 bpm, kontraksi negatif, presentasi
kepala – lintang
Inspeksi : vulva dan urethra tenang, perdarahan aktif negatif
IO: portio licin, OUE tertutup, fluor negatif, fluksus negatif, pooling positif,
valsava positif, tes lakmus positif, LEA negatif
VT: tidak dilakukan
Laboratorium
Parameter Nilai normal 1 Juli 2022 4 Juli 2022 6 Juli 2022
DPL 9.3/26.6/1230 8.4/23.8/1138 9.3/26.6/1230
0/266000//87 0/263000//8 0/266000//87
/30/35 4.4/29.8/35.5 /30/35
Diff Count 0.2/0.6/67.1/2 0.1/0.4/75.2/1 0.2/1.2/71.8/2
6.2/5.9 8.1/6.2 0.7/6.1
CRP/PCT 0.7/0.11 2.6/0.15 1.9/0.18
Gambaran anemia
darah tepi normositik
normokrom
dengan
neutrofilia
OT/PT 22/22
Albumin 3.4
Laboratorium
Parameter Nilai normal 1 Juli 2022 4 Juli 2022 6 Juli 2022
SI/TIBC/ 23/426/5
Saturasi
transferrin
Na/K/Cl 137/3.3/109.1
PT/aPTT 0.9x/0.8x
Ferritin 14.47
Urinalisis glukosa trace,
keton trace,
lain-lain
dalam batas
normal
Ur/Cr/eGFR 19.3/0.5/139.8
GDS 109
USG FM 01/07/2022:
Janin gemelli kepala - bokong, hidup keduanya, monokorion - diamnion, plasenta
korpus depan, implantasi normal
Tidak tampak kelainan morfologi organ janin pada keduanya

Janin A :
BPD/HC/AC/FL : 68/249/199/49
EFW : 841 gram, SDP 3.4
SDAU : 3.6

Janin B
BPD/HC/AC/FL : 67/259/216/47
EFW : 911 gram, SDP 3.3
SDAU 3.3

Tampak funneling dan pemendekan serviks : 17 mm


Kesimpulan : Kehamilan gemelli MCDA sesuai 26 minggu, aktivitas kedua janin
normal. Tidak tampak kelainan anatomi dan tanda hipoperfusi kedua janin. Tampak
funneling dan pemendekan serviks
USG FM 04/07/2022:
Janin gemelli kepala - lintang, hidup keduanya, monokorion - diamnion, plasenta
korpus depan, implantasi normal
Tidak tampak kelainan morfologi organ janin pada keduanya

Janin A:
BPD/HC/AC/FL : 68/254/216/49
EFW: 957 gram, SDP 3
SDAU: 4.03
PIMCA 1.27, PIAU 1.27, CPR>1

Janin B
BPD/HC/AC/FL: 66/258/216/49
EFW: 960 gram, SDP 3
SDAU 3.8
PIMCA 2.2, PIAU 1.2, CPR>1

Kesimpulan: kehamilan gemelli MCDA sesuai 28 minggu, aktivitas kedua janin


normal. Tidak tampak kelainan anatomi dan tanda hipoperfusi kedua janin.
Tatalaksana:
• Observasi KU, TTV, kontraksi, DJJ
• RL 500 cc/8 jam
• Ampicillin sulbactam 4x1.5 gram IV
• Metronidazole 3x500 mg IV
• Nifedipin 4x10 mg PO
• Dexamethason 2x6 mg IV
• KSR 3x600 mg PO
• Cygest 1x400 mcg per 24 jam PV
• Vit D3 1x5000 unit PO
• Calcium lactat 3x500 mg PO
• Folamil Genio 1x1 PO
• Transfusi PRC 1 kantong
• Diet TKTP
• Cek marker infeksi (DPL, PCT, CRP) per 3 hari
• Rencana USG FM evaluasi ICA ulang hari senin tanggal 4/7/2022
• Konsul gigi mulut: pro scaling dan pro ekstraksi 36 di poli gigi pada hari dan jam
kerja dengan menyertakan PCR negatif
Kehamilan
Multifetal
Kehamilan di mana terjadi
perkembangan lebih dari 1 janin di
dalam rahim secara simultan.

ACOG Practice Bulletin No. 144: Multifetal gestations: twin, triplet, and higher-order multifetal pregnancies. Obstet Gynecol. 2014
May;123(5):1118-1132. doi: 10.1097/01.AOG.0000446856.51061.3e. PMID: 24785876.
Klasifikasi
Berdasarkan zigositas Berdasarkan korionisitas

1. Kembar dizigotik (80%), 1. Dichorionic diamnionic


terjadi akibat fertilisasi 2 (DCDA)
ovum à fraternal twin 2. Monochorionic
2. Kembar monozigotik diamnionic (MCDA)
(20%), terjadi akibat 3. Monochorionic
fertilisasi 1 ovum à monoamnionic
identical twin (MCMA)

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine:
Principles and practice. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier.

25-30%
65%
5%
1/200
MORBIDITAS DAN MORTALITAS JANIN DAN BAYI
● Peningkatan risiko lahir mati (stillbirth) sampai dengan 5 kali
● Peningkatan risiko kematian neonatus sampai dengan 7 kali
● Wanita dengan kehamilan multifetus memiliki risiko 6 kali lebih besar
untuk melahirkan secara prematur dan 13 kali lebih besar untuk
melahirkan sebelum 32 minggu
● Peningkatan risiko perdarahan intraventricular dan periventricular
leukomalacia à peningkatan risiko Cerebral Palsy

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
MORBIDITAS DAN MORTALITAS MATERNAL
● Komplikasi medis lebih banyak ditemukan pada ibu dengan kehamilan
multifetus, seperti HEG, DM Gestasional, hipetensi, anemia, perdarahan,
risiko persalinan per abdominam, dan depresi postpartum.
● Angka kejadian hipertensi pada ibu dengan kehamilan multifetus
berbanding lurus dengan jumlah janinnya.
● Risiko kehamilan multifetal meningkat seiring bertambahnya usia ibu.
● Pemanfaatan teknologi reproduksi berbantu (TRB) meningkatkan
angka kejadian kehamilan multifetal

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Adaptasi maternal
● Kadar hormon progresterone, estradiol, estriol, human placental
lactogen, hCG, dan AFP meningkat secara signifikan pada kehamilan
multifetal, dibandingkan dengan kehamilan janin tunggal.
● Peningkatan heart rate dan stroke volume à peningkatan cardiac
output dan cardiac index
● Volume plasma meningkat 50-100%, yang mengakibatkan dilutional
anemia.
● Volume uterus meningkat lebih cepat pada kehamilan multifetal à
alirah darah uterus meningkat

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
USG pada Kehamilan Multifetal
● Konfirmasi diagnosis kehamilan multifetal
● Menentukan korionisitas
● Mendeteksi anomaly fetus
● Guiding prosedur invasif
● Mengevaluasi pertumbuhan janin
● Mengukur panjang serviks
● Mengkonfirmasi kesejahteraan janin
● Mempersiapkan persalinan

Khalil, A., Rodgers, M., Baschat, A., Bhide, A., Gratacos, E., Hecher, K., Kilby, M.D., Lewi, L., Nicolaides, K.H., Oepkes, D., Raine-Fenning, N., Reed, K., Salomon, L.J.,
Sotiriadis, A., Thilaganathan, B. and Ville, Y. (2016), ISUOG Practice Guidelines: role of ultrasound in twin pregnancy. Ultrasound Obstet Gynecol, 47: 247-
263. https://doi.org/10.1002/uog.15821
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
KORIONISITAS
● Diagnosis kehamilan multifetal paling baik dilakukan menggunakan USG
à penentuan jumlah janin, taksiran usia kehamilan, korionisitas, dan
amnionisitas.
● Pemeriksaan paling akurat pada usia kehamilan awal (trimester 1 atau
awal trimester 2), sebelum usia kehamilan 13+6 minggu, dengan cara
menilai ketebalan membran pada insersi membran amnion ke plasenta.
● Janin gemeli monokorionik memiliki risiko mortalitas dan morbiditas
(anomaly kongenital, prematuritas, dan pertumbuhan janin terhambat)
yang lebih tinggi dibandingkan janin gemeli dikorionik.
● Jika didapatkan kehamilan MCMA, pasien harus segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat 3.

Khalil, A., Rodgers, M., Baschat, A., Bhide, A., Gratacos, E., Hecher, K., Kilby, M.D., Lewi, L., Nicolaides, K.H., Oepkes, D., Raine-Fenning, N., Reed, K., Salomon, L.J.,
Sotiriadis, A., Thilaganathan, B. and Ville, Y. (2016), ISUOG Practice Guidelines: role of ultrasound in twin pregnancy. Ultrasound Obstet Gynecol, 47: 247-
263. https://doi.org/10.1002/uog.15821
MENENTUKAN KORIONISITAS
● Risiko janin bergantung terhadap korionisitasnya
● Korionisitas paling baik ditentukan menggunakan pemeriksaan USG pada akhir trimester pertama
atau awal trimester kedua (usia kehamilan 14 mingg)
● Dikorionik = 2 plasenta atau jenis kelamin janin yang berbeda
● Penanda dikorionisitas: twin peak sign (Lambda atau delta sign), yaitu proyeksi triangular jaringan
dengan ekogenisitas yang sama dengan plasenta, yang melewati permukaan korionik plasenta.
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
PEMANTAUAN JANIN PADA KEHAMILAN
MULTIFETAL
● Penentuan usia kehamilan pada kehamilan multifetal idealnya dilakukan
dengan menghitung CRL antara 45 mm dan 84 mm (11+0 sampai
dengan 13+6 minggu)
● Jika kehamilan terjadi secara spontan, CRL yang lebih besar digunakan
untuk menentukan usia kehamilan
● Kehamilan multifetal dikorionik tanpa penyulit sebaiknya dilakukan USG
trimester 1, USG trimester 2 (dengan detail), dan USG setiap 4 minggu
setelahnya.
● Kehamilan multifetal monokorionik tanpa penyulit sebaiknya dilakukan
USG trimester 1, kemudian di USG 2 minggu sekali setelah usia
kehamilan 16 minggu untuk mendeteksi TTTS dan/atau TAPS.

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
DETEKSI ABNORMALITAS KROMOSOMAL
● Penapisan trisomy 21 dapat dilakukan pada trimester 1 menggunakan
kombinasi test NT (nuchal translucency thickness), β-HCG,
pregnancy-associated plasma protein A
● Penapisan kelainan struktural pada kehamilan multipel dilakukan pada
trimester 1 dan trimester 2 (UK 18 – 20 minggu).
● Pengukuran panjang serviks merupakan metode penapisan persalinan
prematur pada kehamilan multifetal, 25 mm dijadikan cut-off pada
trimester 2.

Khalil, A., Rodgers, M., Baschat, A., Bhide, A., Gratacos, E., Hecher, K., Kilby, M.D., Lewi, L., Nicolaides, K.H., Oepkes, D., Raine-Fenning, N., Reed, K., Salomon, L.J.,
Sotiriadis, A., Thilaganathan, B. and Ville, Y. (2016), ISUOG Practice Guidelines: role of ultrasound in twin pregnancy. Ultrasound Obstet Gynecol, 47: 247-
263. https://doi.org/10.1002/uog.15821
SCREENING TTTS
● Pada kehamilan multifetal monokorionik, penapisan TTTS harus dimulai
sejak usia kehamilan 16 minggu, dilakukan setiap 2 minggu sekali

Khalil, A., Rodgers, M., Baschat, A., Bhide, A., Gratacos, E., Hecher, K., Kilby, M.D., Lewi, L., Nicolaides, K.H., Oepkes, D., Raine-Fenning, N., Reed, K., Salomon, L.J.,
Sotiriadis, A., Thilaganathan, B. and Ville, Y. (2016), ISUOG Practice Guidelines: role of ultrasound in twin pregnancy. Ultrasound Obstet Gynecol, 47: 247-
263. https://doi.org/10.1002/uog.15821
DIET PADA KEHAMILAN MULTIFETAL
● Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak
esensial meningkat pada wanita dengan kehamilan multifetal
● Konsumsi kalori sebaiknya ditingkatkan 300 kkal/hari.
● Peningkatan berat badan selama kehamilan ditentukan
berdasarkan berat badan pra-kehamilan, namun wanita
dengan kehamilan triplet sebaiknya mengalami peningkatan
berat badan 20 kg.
● Suplementasi zat besi 60-100 mg/hari dan asam folat 1
mg/hari direkomendasikan.

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
PENCEGAHAN PRETERM LABOR PADA
KEHAMILAN MULTIFETAL
01 02
CERCLAGE BEDREST
Cerclage meningkatkan risiko persalinan Tidak direkomendasikan pada
prematur pada kehamilan multifetal (OR uncomplicated twin pregnancy.
2.2)

03 04
TOKOLITIK PESARIUM
Penggunaan tokolitik profilaksis Belum banyak data yang tersedia terkait
meningkatkan risiko komplikasi pesarium profilaksis pada
maternal, seperti edema paru

ACOG Practice Bulletin No. 144: Multifetal gestations: twin, triplet, and higher-order multifetal pregnancies. Obstet Gynecol. 2014
May;123(5):1118-1132. doi: 10.1097/01.AOG.0000446856.51061.3e. PMID: 24785876.
MANAJEMEN PERSALINAN PREMATUR PADA
KEHAMILAN MULTIPEL
STEROID TOKOLITIK MGSO4
• Pemberian • Tokolitik dapat • Pemberian MgSO4
kortikosteroid antenatal digunakan menurunkan angka
harus dilakukan terhadap memperpanjang usia kejadian CP jika
wanita dengan usia kehamilan secara diberikan sebelum usia
kehamilan 24-34 sementara untuk kehamilan 32 minggu
minggu yang berisiko pemberian steroid
untuk melahirkan secara (pematangan paru)
prematur dalam 7 hari ke • 1st line: CCB atau NSAID
depan, terlepas dari
jumlah janinnya.

ACOG Practice Bulletin No. 144: Multifetal gestations: twin, triplet, and higher-order multifetal pregnancies. Obstet Gynecol. 2014
May;123(5):1118-1132. doi: 10.1097/01.AOG.0000446856.51061.3e. PMID: 24785876.
WAKTU DAN METODE PERSALINAN
● Kehamilan DCDA sebaiknya diterminasi pada usia kehamilan 38 minggu.
● Kehamilan MCDA sebaiknya diterminasi pada usia kehamilan antara 34 –
37 6/7 minggu.
● Kehamilan MCMA sebaiknya diterminasi pada usia kehamilan 32-34
minggu.
Metode persalinan pada wanita dengan kehamilan multifetal bergantung
pada tipe kehamilan multifetal, presentasi, usia kehamilan, dan
pengalaman operator.
● Kehamilan MCMA sebaiknya diterminasi secara SC untuk mencegah
lilitan tali pusat.
● Kehamilan diamniotic dengan presentasi terbawah vertex dapat
dilahirkan secara pervaginam.

ACOG Practice Bulletin No. 144: Multifetal gestations: twin, triplet, and higher-order multifetal pregnancies. Obstet Gynecol. 2014
May;123(5):1118-1132. doi: 10.1097/01.AOG.0000446856.51061.3e. PMID: 24785876.
WAKTU DAN METODE PERSALINAN
● Wanita dengan riwayat BSC 1 kali dapat dipertimbangkan untuk
melahirkan secara VBAC.
● Wanita dengan kehamilan multifetal memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami atonia uteri, perdarahan postpartum, dan
histerektomi

ACOG Practice Bulletin No. 144: Multifetal gestations: twin, triplet, and higher-order multifetal pregnancies. Obstet Gynecol. 2014
May;123(5):1118-1132. doi: 10.1097/01.AOG.0000446856.51061.3e. PMID: 24785876.
Komplikasi kehamilan
multifetal
SELECTIVE FETAL GROWTH RESTRICTION
(SFGR)
● sFGR didefinisikan sebagai kondisi di mana salah satu janin memiliki
TBJ di bawah persentil 10 dan diskordan antara janin 1 dengan janin
lainnya > 25%.
● sFGR pada janin multifetal monokorionik diklasifikasikan berdasarkan
pola end diastolic velocity pada Doppler arteri umbilikalis.
● Pada kehamilan multifetal dikorionik dengan sFGR, pemeriksaan
Doppler sebaiknya dilakukan 2 minggu sekali (bergantung pada tingkat
keparahan).
● Pada kehamilan multifetal monokorionik dengan sFGR, pemeriksaan
Doppler sebaiknya dilakukan 1 minggu sekali.

Khalil, A., Rodgers, M., Baschat, A., Bhide, A., Gratacos, E., Hecher, K., Kilby, M.D., Lewi, L., Nicolaides, K.H., Oepkes, D., Raine-Fenning, N., Reed, K., Salomon, L.J.,
Sotiriadis, A., Thilaganathan, B. and Ville, Y. (2016), ISUOG Practice Guidelines: role of ultrasound in twin pregnancy. Ultrasound Obstet Gynecol, 47: 247-
263. https://doi.org/10.1002/uog.15821
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Twin to twin transfusion syndrome
(ttts)
● TTTS terjadi akibat ketidakseimbangan aliran darah melalui pembuluh
darah dalam plasenta, sehingga terjadi overperfusion pada janin yang
satu dan underperfusion pada janin yang lain.
● Terjadi pada kehamilan monokorionik
● Patofisiologi: terjadi anastomosis arteri-vena pada permukaan plasenta
à arteri dari donor terhubung secara langsung ke vena resipien
(keduanya terhubung ke kotiledon yang sama) à terjadi transfusi darah
dari janin donor ke resipien

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Penegakan diagnosis ttts
● Terdapat plasenta tunggal
● Sex concordance
● Diskordansi pertumbuhan (kurang lebh 20%)
● Diskrepansi volume cairan amnion (biasanya oligohidramnion dan
polihidramnion: MVP < 2 cm dan MPV > 8 cm sebelum usia kehamilan
20 minggu atau MVP > 10 cm pada usia kehamilan di atas 20 minggu )
● Diskrepansi dalam ukuran tali pusat
● Ditemukannya fetal hydrops atau disfungsi kardiak
● Temuan Doppler arteri umbilikalis yang abnormal, seperti absend end
diastolic flow pada janin donor
● Diskrepansi pengukuran nuchal translucency pada usia kehamilan 10-14
minggu pada kembar monokorionik.

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Table 31.1 Natural history of twin–twin
transfusion syndrome
Stage Poly-oligo Bladder in Abnormal Hydrops Demise
hydramnio donor Dopplers
s
I Yes Yes No No No
II Yes No No No No
III Yes No Yes No No
IV Yes No Yes Yes No
V Yes No Yes Yes Yes

From: Ch. 31: Twin-Twin Transfusion Syndrome. In: Thilaganathan B, Sairam S, Papageorghiou AT, et al. Problem-based Obstetric Ultrasound, 1st ed. Informa
Healthcare. 2007.
From: Ch. 31: Twin-Twin Transfusion Syndrome. In: Thilaganathan B, Sairam S, Papageorghiou AT, et al. Problem-based Obstetric Ultrasound, 1st ed. Informa
Healthcare. 2007.
Terapi ttts
● Assessment terhadap anatomi janin, fungsi jantung, serta insersi tali
pusat pada kedua janin.
● Terapi agresif dan invasif pada TTTS Quintero I masih menjadi
perdebatan.
● Manajemen TTTS berat (Quintero II – IV) pada usia kehamilan 24-26
minggu:
● Amniosentesis serial = menyeimbangkan volume cairan amnion
dan menurunkan tekanan intrauterin
● Septostomi amniotic = menyeimbangkan volume cairan amnion di
kedua kantong
● Selective fetoscopic laser coagulation of placental anastomoses

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Monoamnionic twins
● Penegakan diagnosis:
● Tidak ditemukan membran pemisah antara janin satu dengan
lainnya
● Entangled umbilical cords (dapat terdeteksi mulai dari usia
kehamilan 10 minggu)
● Adanya hanya 1 yolk sac pada usia kehamilan kurang dari 10
minggu
● Risiko kematian perinatal lebih tinggi à persalinan prematur,
pertumbuhan janin terhambat, anomaly kongenital, anastomosis vaskular
antarjanin, umbilical cord entanglement
● Surveillance terhadap umbilical cord entanglement dapat dilakukan
dengan NST harian mulai dari usia kehamilan 24-26 minggu.
● Rekomendasi persalinan: pada usia kehamilan 32-34 minggu, setelah
pemberian pematangan paru pada ibu.
Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier.
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Twin reversed arterial perfusion sequence (trap)
● TRAP sequence atau acardiac twinning à salah
satu janin tidak memiliki jantung atau memiliki
jantung yang rudimen/tidak berfungsi.
● Terjadi akibat kegagalan sirkulasi salah satu janin
pada trimester pertama, diikuti dengan
perkembangan anastomosis arterioarterial dan
venovenosus antara arteri umbilikalis kedua janin
● Perfusi pada janin resipien bersifat asimetris à
hipoperfusi pada tubuh bagian atas, sehingga
mengakibatkan abnormalitas struktural
● Diagnosis TRAP = 1 janin tampak normal dan 1
janin tampak abnormal (atau tampak seperti
massa yang tidak berbentuk) pada kehamilan
monokorionik
● Janin donor umumnya menunjukkan tanda-tanda
gagal jantung, seperti polihidramnion,
kardiomegali, dan regurgitasi tricuspid.
● Doppler: reversed flow pada arteri dan vena
umbilikalis
Terapi trap
● Kriteria TRAP yang membutuhkan intervensi segera:
● Abdominal circumference pada janin akardiak sama dengan atau lebih besar
dari janin donor
● Polihidramnion dengan MVP lebih dari 8 cm
● Indeks Doppler abnormal
● Hydrops pada janin donor
● TRAP pada kembar monoamnion
● Jika tidak didapatkan tanda-tanda di atas, manajemen ekspektatif dapat dilakukan.
● Jika didapati tanda impending gagal jantung, maka terapi invasif untuk
menginterupsi suplai darah ke massa akardiak perlu dilakukan: fetoskopi,
thermoablasi radiofrekuensi, thermokoagulasi, harmonic ultrasound scalpel.
● Fetoscopic surgery yang dilakukan sebagai profilaksis pada usia kehamilan 16-18
minggu meningkatkan angka kesintasan janin dengan TRAP.

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Lewi, L. (2021). Twin
Reversed Arterial
Perfusion Sequence. In:
Khalil, A., Lewi, L.,
Lopriore, E. (eds) Twin
and Higher-order
Pregnancies. Springer,
Cham.
https://doi.org/10.1007/97
8-3-030-47652-6_17
Kembar siam (conjoined)
● Kembar siam terjadi pada kehamilan monozigotik yang tidak membelah secara sempurna pada hari
ke 13-15 setelah konsepsi.
● Diagnosis:
● Kegagalan menemukan 2 janin terpisah dalam 1 kantong amnion
● Bifid appearance of first-trimester fetal pole
● Lebih dari 3 tali pusat
● Kepala secara persisten berada di bidang yang sama dengan badan
● Kegagalan fetus untuk merubah posisi relatif terhadap satu sama lain
Iufd pada salah satu janin
● IUFD pada salah satu janin merupakan hal yang umum terjadi pada trimester 1
(vanishing twin, prevalensi 21%)
● Kematian salah satu janin meningkatkan risiko gangguan saraf pada janin yang masih
hidup, risiko semakin meningkat jika kematian terjadi pada usia kehamilan 28-33
minggu
● Gangguan neurologis mungkin terjadi akibat hipotensi yang terjadi saat kematian
salah satu janin à acute blood loss

Creasy, R. K., Resnik, R., & Iams, J. D. (2009). Creasy and Resnik's maternal-fetal medicine: Principles and practice. Philadelphia,
PA: Saunders/Elsevier.
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds) Twin and Higher-order Pregnancies. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-47652-6_17
Lewi, L. (2021). Twin Reversed Arterial Perfusion
Sequence. In: Khalil, A., Lewi, L., Lopriore, E. (eds)
Twin and Higher-order Pregnancies. Springer,
Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-
47652-6_17
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai