Anda di halaman 1dari 14

KERACUNAN LIDOKAIN

Riza Adi Saputra I1A009028 Pembimbing : dr Dwi Setyohadi

BAGIAN/SMF FORENSIK FK UNLAM - RSUD ULIN BANJARMASIN November, 2013 Page 1

Pendahuluan

Anestesi Lokal

Lidokain

Potensi Toksik

Page 2

Definisi
Lidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block).
Lidokain merupakan obat anestesi lokal dari golongan amide. Lidokain terdiri dari satu gugus lipofilik (biasanya merupakan suatu cincin aromatik) yang dihubungkan suatu rantai perantara (jenis amida) dengan suatu gugus yang mudah menjadi ion (amine tersier)

Page 3

Epidemiologi
Data sulit untuk ditentukan karena lidokain dan anestesi lokal lainnya digunakan secara luas dalam berbagai pengaturan Reaksi yang kebanyakan tidak dilaporkan
Menurut American Association of Poison Control Centers, laporan tahunan 2007, 1529 eksposur tunggal untuk lidokain dilaporkan. Tidak ada kematian yang dilaporkan

Page 4

Indikasi
Lidokain sering digunakan secara suntikan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf, anesthesia epidural Pada anesthesia infitrasi biasanya digunakan larutan 0,25% 0,50% dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh melebihi 200mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg untuk jangka waktu yang sama.

Page 5

Indikasi
Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan larutan 1 2 % dengan adrenalin untuk blockade saraf digunakan 1 2 ml

Page 6

Kontraindikasi
Blok jantung , atau ketiga tingkat kedua (tanpa alat pacu jantung)

Sinoatrial blok yang parah (tanpa alat pacu jantung)


Reaksi obat yang serius Bersamaan pengobatan dengan kinidina, flecainide, disopyramide, procainamide (Kelas I agen antiarrhythmic )

Hipotensi bukan karena Aritmia


Bradikardi
Page 7

Toksisitas
Derajat toksisitas lidokain berhubungan dengan kadar dalam plasma. Efek analgesi tercapai pada konsentrasi plasma 1-5 g/mL. Pada pasien dengan fungsi hepar, paru dan jantung normal, efek samping sangat jarang ditemukan pada konsentrasi plasma 2-6 g/mL
Rasa kebas perioral, tinnitus, twitching otot skeletal, serta hipotensi terjadi pada konsentrasi plasma 5-10 g/mL, sedangkan kejang ataupun penurunan kesadaran dapat terjadi bila konsentrasi mencapai 10-15 g/mL. Sementara henti nafas serta koma terjadi pada konsentrasi 15-25 g/mL, dan lebih dari itu menyebabkan depresi kardiovaskular

Page 8

Toksisitas
Jika kadar obat dalam darah meningkat terlalu tinggi, akan timbul efek pada berbagai sistem organ

a) Sistem Saraf Pusat seperti ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan visual dan pendengaran. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil. Akhirnya kejang tonik klonik yang terus menerus diikuti oleh depresi SSP
b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas), Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anestesi lokal akan menjadi toksik terhadap jaringan saraf.

Page 9

Toksisitas
c) Sistem Kardiovaskular, dapat menghambat saluran Na jantung sehingga menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, konduksi jantung menjadi abnormal, menyebabkan hipotensi dan bradikardi d) Reaksi alergi, sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada sebagian kecil populasi, biasanya melibatkan reaksi tipe I (IgE) atau tipe IV (imunitas seluler). Reaksi tipe 1 mencemaskan, karena bisa terjadi syok anafilaksis, dan lebih umum dengan anestetik lokal golongan ester daripada amide.

Page 10

Vertigo dan pusing

Gejala
Vertigo dan pusing Gangguan visual Sakit kepala Kesulitan berkonsentrasi Kesemutan lidah

Page 11

Pencegahan
Penilaian pasien Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan memperhatikan usia pasien dan kondisi medis yang ada pada saat bersamaan.
Persiapan Pastikan ketersediaan: Peralatan dan obat resusitasi Peralatan jalur pernafasan: sarana untuk memberikan ventilasi via masker, jalur oral dan nasal, laryngoskop dan tuba endotrakeal, laryngeal mask airways. Peroleh inform consent untuk prosedur tersebut.

Page 12

Penanganan
1. Begitu gejala keracunan teridentifikasi, segera hentikan penggunaan lidokain baik topikal atau parenteral. 2. Pastikan pasien mendapatkan pasokan oksigen yang memadai melalui masker muka atau tabung yang dimasukkan ke dalam tubuh (intubasi). 3. Sistem kardiovaskular pasien harus dipantau dengan cermat. 4. Kejang yang mungkin terjadi dikendalikan dengan penggunaan benzodiazepine, yang merupakan obat pilihan untuk kondisi ini.

Page 13

TERIMA KASIH

Page 14

Anda mungkin juga menyukai