Abstracl
Dnrg i.s a conrpound or product usingfor diagnostic, profilaris or lherapy to give benefts
of this drug culled ulverse <Irug reutctitsn' Lidocuirw
for p<trierts but sonte tinro.. th"ri is u side effect
minor surgery or
is ti Iocat anctesthetit'ttm using by topical or porenlerol to block lhe nerte before
one of lryprsenritit'it1'
Ittoth ertraction ()ne of the-sitle efect of this tlnry is presenling of D'W
spasm of respiralory
muscle
smoolh
as
reaction calletl unapl*,iutis shock which is manifestation
Thc importoru:c vtty
pernrcahility-.
vascular
uru) gustr,inta.stinul tiutt, r,asrxJilulfutn, und iru:rcu.tc of
do uguinsl thc
to niamge u1 urwplry,luctetl putiertt is. inrnretliulely repuir tlrc vitul :;igns of pulient,
llw relcglsirtg o.f tnvtliulvr uyerrl urul cuntinuing to conffole the vilal
mttlittltt^t:liurr,
yrrcrcntiarr
sigru of putienl.
Pendahuluan
maupun
prof
rlaksis dengan
tujuan
sangat
dan yang fatal mencapai 0.320 sedangkan pada Pasicn rawat jalan
6]%
diperkirakan mencaPai
l5
30%'
membagi
terjadi, tidak
be
(hipersensitivitas;'
tipe I (reaksi
anafi
laksis); b)
Reaksi
(reaksi
hipersensitivitas oleh karena penggunaan
obat) adalah salah satu bentuk reaksi simpang
terhadap
dan
bervariasi.
Berdasarkan laporan-laporan tentang reaksi
obat alergi dikatakan bahwa ohat yang paling
sering menimbulkan reaksi alergi adalah obat
rr
dosis
saraf,
tindakzrn-tindakan: kateterisasi
uretra,
antiaritmial0.
10.
berkaitan
Pemtrahasan
Anestesi Lokal
Crql{zNzO.HCl
2-
menyebabkan
dapat
707
dapat
berlebihan atau
tidak wajar
se
hingga
Reaksi Hipersensitivitas
Anafilaksis)
Tip" I
(Reaksi
diharapkan
kekebalan,
nrenanrpakkan gejala yang tidak diharapkan
dan berakhir dengan kematian. Fenomena
tersebut dinamakan anaphylaxi.s yang bcrasal
dari dua kata bahasa Yunani yakni: ano yang
jaringan
sistem
Reaksi Hipersensitivitas
Hipcncnsitivitas adalah suatu resporr
antigenik yang berlebihan yang terjadi pada
individu yang sebelumnya telah mengalami
suatu sensitisasi dengan antigen aLau alergen
tcrtcntu- tlila sseorang pemah terpapar
dengan suatu antigen. kemudian terpapar lagi
ke
mastosit. Degranulasi
menyebabkan
urtikaria
vasodilatasi,
meningkatnya permeabilitas
vaskular,
Sedangkan mediator sekunder menyebabkan
asarn
tersebut.
patologtk
108
aksi
mediator-tttediator tersebutl'5,
Faktor terpcnting yang berperan pada
au'csr rlt
iIt 89
'rn.n.-rto..
-*""***-i. *"-.-- l,
#,
,l
nFdenf..!
dnd.tE
L
kardiovaskuler
(1045%\ dan
sistcttt
persekrcsi
ukus,
stridor.
v' he
z i ng,
2013)
109
2)
hipotensi.
l)ua atau lcbih gcjala yang nluncul scgcra
setelah terpajan dengan alergen: hipotensi,
Alergi Obat
semua
6.
dapat
ntisalnya anti
serunl,
kinropapairr.
penggunaan
yang
9J | .lJ
prmeabilitas vaskular.
Mekanisme terjadinya
tersebut
reaksi
anafilaksis pada pengguninn lidocain sama
dengan reaksi anafilaksis oleh karena pajanan
Hal
dan
AXSfts LO(.|I
lrm^A{
(c.ndd
l$tr
Cd
l'dtr6lr
uD{At}i
BJvt
_>
Anligen"
gn
{C.r*.s
Prerenting
Cell
Unbound
T
Cell
Uymphocye
Plosmo Cell
Hit
Ctl ti,adr
tst
uolCell
an
Releore
Rtzlisi ,\nalllal.sis
G-
of
<-
lnfiommotory
A,lediolors
11i
lt
obstruksi dipertimbangkan
dilakukan
l)
dan
4)
hal
l)
diri
relaps.
mcngisi
hipotensi,
untul.
cndotrachsal.
in tubasi
20131
112
riwayat
4)
mempunyai
5)
antigen-lgE,
mengetahui
bahwa:
l)
Kesimpulan
anestesi
secura luas
2)
dengan
bersama
dengan
lokal
nrenggunakan lidocaine adalah: kurang
dari lo/o
Untuk menghindari hal tersebut perlu
dilakukan anamncsa yang cerrnat dengan
menanyakan pada pasien riwayat
penyakit-penyakit alergi tipe I yaitu: a)
asma bronchial; b) rhinitis alergika; c)
urtikaria; d) dermatitis atopik; e) excema;
0 batuk kronis; g) pernahkah pasien
mempunyai riwayat alergi obat. Para
dokter harus berhati-hati dengan pasien-
3)
4)
yang
demikian.
Persiapan akan kenrungkinan terjadinya
reaksi alergi pada setiap pasicn
penatalaksanaan
sfioc,t anafilaksis
Daftar Pustaka
L PutrA 1.8., 2008. Erupsi Obat Alergik.
Departemen llmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara RSUP H. Adam Malih
Medan
2.
f
&
Virologi.
113
3.
4.
5.
6.
from:
http://www.pediarik.ceil/isi03.php?pase
:pd t &fiJ e
:btrn!&hkalegq ri:pd t& d i re kto ri
pdf=O&pdF&htm l:07 I I 0-vxbp223.htm
Accesed:
Inkol.
from:
r
rAQ
Anesle.si
3879-overview
Lokal, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Univ.
np://d i gi
Ii
b.
80nA7200904541.odf
12. Catterall, W., Mackie, K., 2008, Anestetik
Lokol. Edisi ke- 10. Buku Kcdoktcran,
Jakarta
I
3. Sumarhe
14.
2All. Alergi
Obat. Accesed: 12 Juli 2011. Available
menghebohkantai
Jakarta.
l0i5 oysrv&ry
18. Oswalt M.L.; Kemp, S.F.,
2007.
arul
O_ffice
Management
Anaphylari.s
Pr<:vcntion- Immunol Allergy Clin Nurtlr
Am 27(2). Accesed: 30 .iuni 201I .
front:
Available
h t tp
19. Simons,
Advanc'e.s in A.ssessment
30 Juni
201
l. Availablc front
4455 l-overview
23.Panjaitan, Y.W,. 2010. Forensik: Syok
Anoflaktik. Accesed:
30 Juni
Available
201
l.
from:
fi
lakli k
2 4 - pe
ndah
u !_uan
1919f,
114