Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

TOTAL OR HIGH SPINAL ANESTHESIA IN


OBSTETRIC

Disusun oleh :
Eko Setiawan Saputro (30101306929)

Pembimbing :
dr. Taufik Eko Nugroho, Sp.An., M.Si.Med.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG
PERIODE 17 DESEMBER 2018 - 12 JANUARI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama / NIM : Eko Setiawan Saputro (30101306929)


Universitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Fakultas : Kedokteran
Tingkat : Program Studi Profesi Dokter
Diajukan : Januari 2019
Bagian : Anestesi
Judul : Total or High Spinal Anesthesia in Obstetric

Bagian Anestesi
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Mengetahui,

Ketua SMF Anestesi, Pembimbing,

dr. Taufik Eko N., Sp.An., M.Si.Med. dr. Taufik Eko N., Sp.An., M.Si.Med.
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa karena
atas rahmat dan berkat–Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“TOTAL OR HIGH SPINAL ANESTHESIA IN OBSTETRIC”. Referat ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi
di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Tujuan pembuatan referat ini juga
untuk meningkatkan pengetahuan penulis serta pembaca agar dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
Dalam penyusunan referat ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan referat ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Taufik Eko N.,
Sp.An., M.Si.Med. sebagai dokter pembimbing dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga referat ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat serta para pembaca pada umumnya dalam memahami
tentang total or high spinal anesthesia in obstetric.

Semarang, Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

Teknik anestesi secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
anestesi umum dan anestesi regional. Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar
tanpa nyeri yang reversibel akibat pemberian obat-obatan, serta menghilangkan
rasa sakit seluruh tubuh secara sentral, bekerja untuk menekan aksis hipotalamus
pituitari adrenal. Anestesi regional adalah anestesi pada sebagian tubuh, keadaan
bebas nyeri tanpa kehilangan kesadaran, berfungsi untuk menekan transmisi
impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal. Teknik anestesi yang
digunakan dalam seksio sesarea adalah anestesi umum maupun regional, namun
sebagian besar menggunakan teknik anestesi regional yaitu anestesi spinal
maupun epidural.1Anestesi spinal adalah teknik yang aman dan popular dalam
seksio sesarea. Anestesi spinal juga dapat digunakan untuk prosedur obstetrik
lainnya seperti: penjahitan dan perbaikan perineum, evakuasi plasenta retensi dan
persalinan forseps.2
Blok spinal yang tinggi atau total merupakan komplikasi dari anestesi
spinal. Total blok spinal sendiri tidak didefinisikan dengan baik di dalam literatur.
Istilah "lengkap" atau "total" menyiratkan blok anestesi yang melibatkan tulang
belakang leher dan di atas (seperti batang otak dan saraf kranial).3Blok spinal
yang tinggi/total merupakan penyebaran luas dari anestesi lokal dalam ruang
intratekal yang disebabkan oleh volume berlebihan dari anestesi local.4
Insiden dari total blok spinal tidak diketahui. Ada banyak laporan kasus
dan serangkaian kasus terbatas dari komplikasi setelah spinal anestesi ini. Sebuah
studi di Denmark menyatakan insiden terjadinya high spinal block hanya 1%.
Sedangkan studi di Inggris dan Perancis menunjukkan insidensi <1 / 100.000
hingga 27 / 100.000 (0,001-0,027%).3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan mechanism of action

Sumsum tulang belakang adalah jalur saraf utama dari otak ke seluruh
tubuh yang mengandung kanal vertebral yang terdiri dari 24 tulang belakang,
yang membentuk tulang punggung. Sumsum tulang belakang dikelilingi oleh
membran dural yang membentuk kantung, yang mengandung cairan
serebrospinal (CSF).2

Spinal cord pada umumnya berakhir setinggi L2 pada dewasa dan L3


pada anak-anak. Fungsi dural yang dilakukan diatas segment tersebut
berhubungan dengan resiko kerusakan spinal cord dan sebaiknya tidak
dilakukan. Secara anatomis dipilih segmen L2 ke bawah pada penusukan oleh
karena ujung bawah daripada medula spinalis setinggi L2 dan ruang
interegmental lumbal ini relatif lebih lebar dan lebih datar dibandingkan
dengan segmen-segmen lainnya. Lokasi interspace ini dicari dengan
menghubungkan crista iliaca kiri dan kanan. Maka titik pertemuan dengan
segmen lumbal merupakan processus spinosus L4 atau L4-5.5

Anestesi lokal disuntikkan di bawah vertebra lumbal 2 dan akan


menyebar di CSF dan memblok transmisi saraf di sepanjang saraf tulang
belakang. Jumlah saraf tulang belakang yang diblokir tergantung pada tingkat
penyebaran anestesi local. Penyebaran ini ditentukan oleh: jumlah obat yang
diberikan, densitas obat lebih atau kurang padat daripada CSF dan posisi
pasien setelah penyuntikkan. Barbotage, sebuah proses di mana sebagian
anestesi lokal diinjeksikan dan kemudian CSF ditarik kembali ke dalam
syringe lalu dicampur dengan obat yang tersisa di syringe dan kemudian
diinjeksikan kembali, juga dapat meningkatkan penyebaran anestesi lokal.2

2.2 Persiapan anestesi spinal2

Pasien harus diberikan penjelasan lengkap tentang manfaat anestesi


spinal, serta bagaimana hal itu akan dilakukan dan apa yang dia harapkan
selama operasi. Pasien harus diberitahu bahwa pasien akan merasa
'kesemutan' di bagian bawah tubuhnya dengan sangat cepat, merasakan
kakinya menjadi berat dan mungkin tidak bias dipindahkan, dan kadang-
kadang mengalami mual dan muntah.

Meskipun anestesi spinal bukanlah anestesi umum, namun semua


peralatan untuk anestesi umum harus tersedia. Jika anestesi spinal tidak
berfungsi atau jika ada kesulitan, anestesi umum mungkin harus diberikan
dengan cepat dan semuanya harus siap untuk kemungkinan seperti itu.

2.3 Posisi pasien anestesi spinal


2.3.1 Posisi Duduk2

Banyak yang menemukan ini lebih mudah, terutama pada pasien


yang gemuk, karena lebih mudah untuk mengidentifikasi garis tengah.
Pasien harus duduk di sisi tempat tidur dengan kakinya didukung oleh
bangku yang cukup tinggi sehingga lututnya lebih tinggi dari
pinggulnya - ini meningkatkan fleksi punggung. Bagian tempat tidur di
mana pasien duduk harus rata, dan datar, untuk mencegah dia memutar.
Minta pasien untuk memegang bantal di depan dadanya, letakkan dagu
di dadanya dan rilekskan pundaknya.
Gambar 2.1 Posisi duduk.2

2.3.2 Posisi Lateral2

Meminta pasien berbaring (biasanya di sebelah kiri) dengan


punggung dekat dan sejajar dengan sisi tempat tidur. Kemudian
pasien harus menarik lututnya ke depan perutnya sejauh mungkin
dan dagunya harus berada di dadanya. Tempatkan bantal atau
gulingkan selimut di bawah kepalanya untuk meluruskan tulang
belakang dan tempatkan lagi di antara lututnya untuk mencegah
panggul miring. Pastikan bahwa kaki disusun secara merata untuk
mencegah terpuntirnya tulang belakang.

Gambar 2.2 Posisi Lateral.2


2.4 Pilihan obat untuk anestesi spinal
Tabel 2.1 Pilihan obat untuk anesthesia.2

Selain obat anestesi lokal, obat lain juga dapat digunakan untuk dapat
meningkatkan kualitas blok atau memberikan bantuan nyeri pasca operasi yang
lebih lama. Obat yang paling sering digunakan adalah opiat. Opiat kerja pendek,
seperti fentanyl (10–25 mcg), dapat meningkatkan kualitas blok sementara opiat
yang bekerja lebih lama, seperti morfin (100 μg) dan diamorfin (250 mcg), dapat
memberikan efek analgesia setelah efek anestesi lokal telah memudar. Namun,
penggunaan opiat jangka panjang dapat menyebabkan depresi pernafasan (6 - 12
jam pasca operasi) dan hanya digunakan bila ada pemantauan pasca operasi yang
adekuat.

2.5 Total / High Spinal Anestesi

Blok spinal yang tinggi atau total merupakan komplikasi dari


anestesi spinal. Total blok spinal sendiri tidak didefinisikan dengan baik di
dalam literatur. Istilah "lengkap" atau "total" menyiratkan blok anestesi
yang melibatkan tulang belakang leher dan di atas (seperti batang otak dan
saraf kranial).3Blok spinal yang tinggi/total merupakan penyebaran luas
dari anestesi lokal dalam ruang intratekal yang disebabkan oleh volume
berlebihan dari anestesi local.4

2.6 Manifestasi klinis blok total spinal anestesi3

Manifestasi klinis dari blok spinal total termasuk beberapa atau semua hal berikut:

Tabel 2.2 Manifestasi klinis dari blok total spinal.3,4

Gejala dan tanda biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah dilakukan anestesi
spinal, namun penundaan hingga 30 menit telah dilaporkan. Perkembangan klinis
biasanya terjadi selama beberapa menit berikutnya. Mual dan blok sensorik
tingkat tinggi (> T1) bisa menjadi indikator awal.

2.7 Mekanisme dan faktor risiko blok total spinal anestesi3

Total spinal anestesia disebabkan oleh anestesi lokal yang mengganggu fungsi
saraf normal di sumsum tulang belakang leher dan batang otak. Secara umum
faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan risiko blok
spinal yang tinggi atau lengkap:
1. Faktor obat
 Dosis yang lebih tinggi memberikan risiko lebih tinggi
 Barisitas–penyebaran kearah caudal lebih mudah dikontrol
dengan larutan hiperbarik
 Pemberian obat sebelumnya - seperti difusi anestesi epidural
local (blok tidak dikenal / subklinis memberikan risiko yang
lebih tinggi).
2. Faktor pasien
 Morfologi tubuh - BMI yang lebih tinggi atau lingkar perut
(termasuk kehamilan) dapat mengurangi volume thecal dan
meningkatkan risiko blok yang tinggi
 Faktor anatomis atau patologis - kelainan kanal spinal dapat
memberikan risiko yang lebih tinggi.
3. Faktor teknik
 Tempat penyuntikkan - Penyisipan lumbal yang lebih tinggi
dapat meningkatkan tingkat blok
 Posisi pada dan setelah injeksi - duduk dapat meminimalkan
penyebaran cephalad
 Arah penyuntikkan – penyuntikkan kearah cephalad dapat
meningkatkan resiko blok yang tinggi

2.8 Manajemen blok spinal anestesi

Total spinal blok merupakan komplikasi yang jarang, namun tetap harus
diwaspadai dan dimonitoring selama dan setelah pasien dilakukan spinal
anesthesia. Manajemen bersifat suportif dan bergantung pada
derajat dan tinggi blok. Pengenalan dini sangat penting karena perkembangan blok
dapat dikurangi (reverse trendelenberg / kepala diangkat) atau gangguan kardio-
pernapasan serius dihindari.3

Tabel 2.3 Manajemen dari gejala tipikal.3


BAB III
KESIMPULAN

Teknik anestesi secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
anestesi umum dan anestesi regional. Teknik anestesi yang digunakan dalam
seksio sesarea adalah anestesi umum maupun regional, namun sebagian besar
menggunakan teknik anestesi regional yaitu anestesi spinal maupun
epidural.Anestesi spinal adalah teknik yang aman dan popular dalam seksio
sesarea. Anestesi spinal juga dapat digunakan untuk prosedur obstetrik lainnya
seperti: penjahitan dan perbaikan perineum, evakuasi plasenta retensi dan
persalinan forseps.
Blok spinal yang tinggi atau total merupakan komplikasi dari anestesi
spinal. Blok spinal yang tinggi/total merupakan penyebaran luas dari anestesi
lokal dalam ruang intratekal yang disebabkan oleh volume berlebihan dari
anestesi local. Insiden dari total blok spinal tidak diketahui. Ada banyak laporan
kasus dan serangkaian kasus terbatas dari komplikasi setelah spinal anestesi ini.
Sebuah studi di Denmark menyatakan insiden terjadinya high spinal block hanya
1%. Sedangkan studi di Inggris dan Perancis menunjukkan insidensi <1 /
100.000 hingga 27 / 100.000 (0,001-0,027%).
Berbagai faktor telah terlibat dalam kegagalan blok spinal, seperti faktor
obat, faktor teknik, dan factor pasien. Total spinal blok merupakan komplikasi
yang jarang, namun tetap harus diwaspadai dan dimonitoring selama dan setelah
pasien dilakukan spinal anesthesia. Manajemen bersifat suportif dan bergantung
pada derajat dan tinggi blok.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hardiyani W et al. Gambaran kejadian kegagalan anestesi spinal pada


pasien seksio sesarea di rumah sakit umum daerah arifin achmad provinsi
Riau. JOM FK. 2014;1(2):hlm.1-8
2. Clyburn P. Spinal Anaesthesia; in Obstetric Anaesthesia for Developing
Countries. Oxford Anaesthesia Library. 2010;(7):p.111-126
3. Newman B et al. Complete spinal block following spinal anaesthesia.
Anaesthesia Tutorial of the week 180. 2010;(1):p.1-4
4. Gaiser R. Obstetric Emergencies. In Anesthesia Emergencies. Editors
Ruskin K, Rosenbaum S. Oxford University Press. 2011
5. Guyton AC. Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. 2008

Anda mungkin juga menyukai