November 2005
Oleh :
HANIFA AGUNG
Peserta MS-PPDS I Anestesiologi dan Reanimasi
FK UGM/RS Dr. Sardjito
Yogyakarta
Pembimbing
Moderator
ABSTRAK
VIMA, Volatile Induction and Maintenance of Anaesthesia, adalah teknik
anestesi dimana untuk induksi dan maintenance dipakai obat anestesi inhalasi.
Sevoflurane adalah suatu obat anestesi umum inhalasi derivat ether dengan
kelarutan dalam darah yang lebih rendah dari halothane, enflurane dan
isoflurane. Rendahnya kelarutan serta tidak adanya bau yang menyengat
menyehabkan induksi inhalasai herjalan dengan cepat dan mulus, juga kelarutan
dalam darah yang rendah menyebabkan pemulihan berjalan dengan cepat.
I. PENDAHULUAN
Istilah anestesia berasal dari bahasa Yunani yang berarti insentible
(tanpa merasa). Sedangkan analgesia berarti suatu keadaan tanpa nyeri atau
tidak merasa sakit. Mungkin yang patut dipertimbangkan adalah suatu kondisi
yang secara farmakologi mengakibatkan efek sebagai berikut: (Nunn, JF,
1989)
1. Hilangnya kesadaran
2. Tidak dapat mengingat kejadian tanpa sadar, walau mungkin juga kejadian
tersebut dapat tertahan pada tingkat bawah sadar sehingga mereka dapat
mengingat pada keadaan tertentu.
3. Hilangnya respon otot terhadap stimulus operasi.
4. Respon otonom yang minmal terhadap stimulus operasi.
5. Relaksasi otot, jika diperlukan.
6. Proses tersebut harus bersifat reversibel.
Beberapa macam teknik anestesi adalah sebagai berikut:
1. Anestesi umum
2. Anestesi regional
3. Balance anesthesia
Teknik anestesi umum seringkali digunakan dalam praktek pembedahan
baik minor ataupun mayor. Salah satu teknik yang saat ini sering digunakan
adalah dengan menggunakan zat anestesi inhalasi sebagai induksi dan atau
sistem
saral
pusat,
tidak
berpengaruh
pada
sistem
Ether
Halotan
Enfluran
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
34,6
50,2
56,5
48,5
58,5
Berat molekul
74,12
197,39
184,5
200,5
MAC dalam 02
1,92
0,74
1,15
2,05
0,57
0,66
Flammable
MAC dalam
0,66
184
1,68
0,29
Isofluran Sevofluran
70% N20
Koefl Partisi
Darah : gas
12,1
2,3
1,8
1,4
0,69
Darah : otak
1,14
65
2,0
47,7
1,4
96,0
1,6
91,0
1,7
53
Minyak : gas
tekanan parsial pada kedua fase tersebut (gas dan darah) sama, konsentrasi dari zat
anestesi inhalasi di dalam darah adalah setengah dari yang ada di dalam alveolar
(gas) (Stoelting, 1999).
Koefisien partisi darah: gas menunjukkan kelarutan zat anestesi inhalasi di
dalam darah, yang mana akan dibedakan menjadi : zat yang larutlkelarutannya
dalam darah tinggi, zat yang kelarutannya moderat, dan zat yang kelarutannya
dalam darah kurang (Stoelting, 1999; Miller & Marshal, 1996; Eger, 1993; Yasuda
et al, 1989). Bila koefisien partisi darah: gas tinggi, menunjukkan kelarutan zat
anestesi inhalasi dalam darah adalah tinggi.
Koefisien partisi jaringan : darah menentukan ambilan zat anestesi inhalasi
ke jaringan dan juga menentukan waktu untuk menyeimbangkan jumlah zat di
jaringan dengan tekanan parsial arteria (Pa). Waktu untuk mcnyetarakan .jumlah
tersebut dapat dihitung dengan time constant (jumlah dari zat anestesi inhalasi
yang terlarut dalam darah dibagi dengan aliran darah dijaringan) untuk setiap
jaringan. Untuk agen volatil, keseimbangan antara Pa dan tekanan parsial otak
(Phr) tergantung dari kelarutannya dalam darah dan tnemerlukan waktu 5-15
mcnit (3 lime constant). Lemak memiliki kemampuan yang besar untuk menahan
anestesi, dimana sesuai dengan karakteristiknya yaitu memiliki aliran darah yang
rendah, akan memperpanjang waktu penyeimbangan zat anestesi inhalasi antara
darah dan lemak (Stoelting, 1999; Miller & Marshal, 1996).
Koefisien partisi minyak : gas menyatakan/sama dengan jumlah/kebutuhan
zat anestesi inhalasi. Perkiraan MAC dapat dihitung dengan cara 150 (konstanta)
dibagi dengan koefisien partisi minyak : gas suatu zat (Stoelting, 1999).
Bagaimana efek obat terhadap berbagai sistem dalam tubuh? Secara
ringkas ditampilkan dalam tabel 3.
III. VIMA
Pada pertengahan abad ke-7, Morton berhasil mendemonstrasikan
cara induksi inhalasi dengan menggunakan ether. Setelah dikenal kloroform,
induksi inhalasi makin disukai, olch karena kloroform memiliki sifat baunya
enak, menimbulkan sensasi yang menyenangkan, mulai kerja yang cepat.
Akan tetapi setelah diketahui adanya efek samping dari kloroform sepperti
timbulnya fibrilasi ventrikel pada beberapa kasus dan juga menyebabkan
nekrosis pada hepar, penggunaan kloroform sebagai zat anestesi inhalasi
dihentikan. Dengan ditemukannya halotan, yang memiliki onset relatif
cepat, baunya yang tidak mengiritasi (dibandingkan dengan ether), batuk,
hipersalivasi dan kejadian muntah selama induksi anestesi dapat dikurangi
(Goresky & Muir, 1996).
Isofluran, enfluran dan desfluran tidak begitu disukai sebagai induksi
anestesi, oleh karena dapat timbul komplikasi dan jalan nafas. Cregg dkk,
mendapatkan kerja batuk bahkan sampai laringospasme, yang sering terjadi
pada penggunaan dengan isofluran (Goresky & Muir, 1996).
Induksi inhalasi biasanya digunakan untuk mempertahankan vcntilasi
spontan (pada kcadaan compromise airway) dan pada penundaan
pemasangan kateter IV (pasien pediatrik) (Lennon P, 1993). Pada induksi
inhalasi ini stadium anestesi umum dapat terlihat jelas khususnya pada ether.
Zat anestesi inhalasi lain, yang saat ini sering digunakan sebagai agen
induksi adalah sevofluran. Berbeda dengan zat anestesi lain, dimana telah
diketahui bahwa sevofluran memiliki bau yang tidak menyengat, tidak
mengiritasi saluran nafas dan kelarutannya dalam darah rendah, ambilan dan
eliminasi cepat. Akan tetapi beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
harga yang mahal dan metabolit yang timbul (compound A), akibat
degradasi dengan sodalime, yang memiliki sifat nefrotoksik (Goresky &
Muir, 1996).
IV.
SEVOFLURANE
Dengan ditemukannya obat anestesi inhalasi yang baru yaitu
sevoflurane,
menyebabkan
anesthesiologist
memikirkan
lagi
untuk
memberikan anestesi dengan satu macam obat dari mulai induksi sampai
maintenance anestesi yang disebut sebagai VIMA (Volatile Induction and
Maintenance of Anesthesia). Konsep VIMA sangat berguna terutama pada
pediatrik atau dewasa yang tidak mau dipasang jalur vena. VIMA
kimia
sebagai
fluoro
methyl
2.2.2.
trifluoro
-1-
langsung
dengan
CO2
absorben
(sodalime)
menimbulkan
V. FARMAKOLOGI SEVOFLURANE
Sevoflurane bekerja cepat, tidak iritasi, induksi lancar dan cepat serta
pemulihan yang cepat setelah obat dihentikan.
Selama induksi ada sedikit excitement atau tanda-tanda iritasi saluran
nafas atas, tetapi tidak ada hipersekresi dari tracheobronkhial, serta tidak ada
stimulasi SSP.
Seperti halnya obat anestesi inhalasi yang lainnya, sevoflurane juga
mendepresi fungsi respirasi dan tekanan darah, yang proporsional dengan
dosisnya.
MAC sevoflurane terlihat pada tabel dibawah ini. Pada pasien dewasa
(40 tahun), MAC sevoflurane adalah 2,05 yang menurun dengan
bertambahnya umur, pemberian N20, opioid, barbiturat, benzodiazepin,
alkohol, temperatur, obat yang mempengaruhi konsentrasi catheholamine
sentral dan perifer (misalnya : reserpin, alpha methyl dopa).
sangat
rendah,
tidak
perlu
premedikasi
dengan
obat
anticholinergik.
VII.THE ART OF MASK INDUCTION
Sebelum ditemukan sevoflurane, induksi anestesi dengan face mask
(mask induction) dihalangi oleh 2 keterhatasan, yaitu kebanyakan volatile
anestetik bersifat merangsang dan uptake yang relatif lambat. Induksi inhalasi
tidak menyenangkan untuk pasien dan anestesinya karena baunya yang
menyengat sering menyebabkan batuk, menahan nafas dan terjadi spasme
laring.
Dengan adanya sevoflurane, praktek mask induction dapat ditinjau
kembali. Sekarang banyak klinisi menemukan bahwa mask induction dengan
sevoflurane adalah ideal untuk beberapa keadaan, terutarna pada bedah rawat
jalan yang tidak memerlukan paralise dan ventilasi kendali.
Sevoflurane dengan baunya yang tidak menyengat, tidak mengiritasi
saluran nafas dan kelarutan dalam darah yang rendah memberikan
kesempatan untuk dikembangkannya metode induksi cepat dan lancar yaitu
single breath teknik. Teknik single breath memerlukan obat yang idela yaitu
baunya tidak menyengat, kelarutan rendah dan dapat digunakan dalam
Cara lnduksi:
1)
8th
General
Scientific
Meeting,
Singapore
Society
of
Maintenance (rumatan) :
Rumatan anestesi 0,5-3% Sevoflurane dengan N20/02 atau 1,5-3%
Sevoflurane tanpa N2O.
Pada geriatri : seperti halnya obat anestesi inhalasi yang lain, memerlukan
konsentrasi yang lebih rendah.
VIII. RINGKASAN
Teknik anestesi umum sering digunakan pada pembedahan minor atau
mayor. Salah satu teknik ini sering digunakan adalah dengan
menggunakan zat anestesi inhalasi sebagai induksi atau sebagai agen
pemeliharaan anestesi dan hahkan juga digunakan sekaligus sebagai
induksi dan pemel iharaan inestesi (VIMA).
Sevoflurane merupakan obat anestesi inhalasi yang paling cocok untuk
VIMA maupun teknik SINGLE-BREATH INDUCTION
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Bisri HT : Konsep VIMA dengan Sevoflurane. Bagian / SMF Anestesiologi
dan Perawatan Intensif Fakultas Kedokteran Unpad, RSUP dr. Hasan
Sadikin, Bandung, 1998
Collins VJ, Boswell MV : Halothane. In : Physiologic and Pharmachologic
Bases of Anaesthesia. Ed : Collins VJ. Williams & Wilkins, A
Waverly Company, Pennsylvania, 1996, pp : 663-685
Collins VJ, Boswell MV : Fluorinated Ether Anesthetics. In : Physiologic
and Pharmachologic Bases of Anaesthesia. Ed : Collins VJ. Williams
& Wilkins, A Waverly Company, Pennsylvania, 1996, pp : 687-707
Goresky, GV, Muir, J : Inhalational Induction of Anesthesia. Departments
of Anesthesia, Alberta Children's Hospital At The University Of
Calgary, and IWK-Grace Health Centre for Children, Women and
Families, Dalhousie University, Halifax. CAN J ANAESTH,
1996/43:11/pp:1085-9