Anda di halaman 1dari 17

Referat

PENATALAKSANAAN
ANASTESI UMUM PADA
GAGAL GINJAL
PEMBIMBING :
dr. dr. MF. Susanti, Sp. An

DISUSUN OLEH :
Muhammad Angga Permata
NIM : 2010730072

Anatomi Ginjal

Definisi
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis
atau transplantasi ginjal.

Klasifikasi Gagal Ginjal

Klasifikasi penyakit gagal ginjal kronik


didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar derajat
(stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas
dasar LFG, yang dihitung dengan
mempergunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai
berikut :

LFG (ml/mnt/1,73m2) = (140-umur) x berat


badan *) 72 x
kreatinin plasma (mg/dl)
*) pada perempuan dikalikan 0,85

Tabel . Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas


Dasar Derajat Penyakit.

Penatalaksanaan Anastesi
Umum pada Gagal Ginjal
Evaluasi Preoperatif
* Manifestasi yang reversibel dari uremia harus dikontrol.
* Evaluasi fisik dan laboratorium harus difokuskan pada
fungsi jantung dan pernafasan
* Data hemodinamik
* Analisa gas darah
* EKG
* Echocardiography
* Transfusi pre operatif sel darah merah diberikan pada
pasien dengan anemia berat (hemoglobin <6-7 g/dL)
* Waktu perdarahan dan pembekuan
* Pengukuran glukosa
* Terapi obat preoperatif diberikan secara hati-hati pada
obat yang dieliminasi di ginjal.

Premedikasi
1. Barbiturat
2. Belladonna Alkaloid (beserta substitusinya)
Sebagai premedikasi skopolamin baik untuk pasien
gagal ginjal.
3. Senyawa Phenothiazin dan Benzodiazepin
4. Opioid
Fentanyl baik untuk premedikasi pada pasien dengan
gagal ginjal. Promethazin, 12.5-25 mg intra muskular,
berguna sebagai tambahan sedasi dan anti emetika.
5. Pengobatan preoperatif terutama obat anti hipertensi
harus dilanjutkan sampai pada saat pembedahan .

Intraoperatif
Posisi
Pada pasien nepherektomi posisi pasiennya
adalah posisi Flank. Posisi flank adalah posisi
berbaring lateral dimana tungkai yang terletak
dibawah di fleksikan dan tungkai yang letak diatas
flekstensikan.

Gambar 1. Posisi flank: posisi


pasien pada pembedahan
ginjal

Gambar 2. Fiksasi tubuh pasien


pada pembedahan ginjal

Monitoring
Pemantauan rutin parameter kardiovaskular dan
pernapasan sangat penting karena risiko masalah
terjadi karena posisi pasien saat operasi.
Pemantauan invasif tekanan darah dan tekanan
vena sentral dapat digunakan. Keputusan ini
tergantung pada kondisi pre-operasi pasien dan
risiko operasi.

Induksi
1. Obat-obat anastesi inhalasi
. Agen-agen volatile, tidak tergantung pada
eliminasi ginjal, kemampuan untuk mengkontrol
tekanan darah dan biasanya mempunyai efek
langsung minimal pada aliran darah ginjal.
. Nitrous Oxide
2. Obat obat anastesi intravena
. Propofol & Etomidate
. Barbiturat
. Ketamin
. Benzodiazepin
. Opioid

3. Obat Pelumpuh Otot


Succinyl choline
SC bisa digunakan secara aman pada gagal
ginjal, dengan konsentrasi serum kalium kurang
dari 5 mEq/L pada saat induksi.
Cisatracurium, Atracurium, dan Mivacurium,
pilihan untuk pelumpuh otot pada pasien-pasien
dengan gagal ginjal.
Vecuronium dan Rucoronium
Curare
Pancuronium, Pipecuronium, Alcuronium,
dan Doxacurium, dimonitor ketat jika obat-obat
ini digunakan pada fungsi ginjal abnormal.

4. Obat Vasopresor dan Antihipertensi


Propranolol karena efeknya tidak diperpanjang
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Obat-obatan kalsium antagonis seperti nifedipin,
verapamil dan diltiazem, dapat diberikan pada
pasien dengan insufisiensi ginjal.
Selama anastesi, jika pengurangan tekanan darah
diperlukan, beberapa obat dapat dipakai dengan
aman seperti trimethapan, nitrogliserin.
Jika diperlukan pemberian vasopressor dapat
diberikan, seperti phenylephrin. Jika tidak adekuat
obat stimulasi alpha adrenergik atau dopamin
dapat digunakan.

4. Obat-obat Psikotropik
. Inhibitor monoamin oksidase kadang-kadang
dipakai pada pasien dengan penyakit ginjal untuk
menetralkan depresi mental.
. Pengobatan narkotik dan non narkotik seperti
asetaminopen, aspirin dan NSAID lainnya indikasi
untuk mengendalikan nyeri akut. Pasien dikontrol
dengan analgesi epidural atau infus epidural terus
menurus mengahasilkan efek analgesi segmental
dan mencegah atelektasik. pada pasien yang
memerlukan NSAID dalam waktu panjang harus
dimonitor fungsi ginjalnya.

Pemeliharaan
Tehnik pemeliharaan yang ideal harus dapat
mengkontrol hipertensi dengan efek minimal pada
cardiac output. Anestesi volatil, nitrous oxide,
fentanyl, sufentanil, alfentanil, dan morfin
dianggap sebagai agen pemeliharaan yang
memuaskan.
Ventilasi terkontrol adalah metode teraman pada
pasien dengan gagal ginjal.

Terapi Cairan
Operasi superfisial melibatkan trauma jaringan
yang minimal memerlukan penggantian cairan
dengan 5 % dekstrosa dalam air. Ringer laktat
sebaiknya dihindari pada pasien hiperkalemia
yang membutuhkan banyak cairan, karena
kandungan kalium (4 meq/L), dapat digunakan
normal saline (Nacl 0,9%).
Cairan bebas glukosa digunakan karena
intoleransi glukosa yang berhubungan dengan
uremia.
Kehilangan darah diganti dengan packed red
blood cells.

Postoperatif
Tujuan management postoperative adalah
pemeliharaan normovolemia, kestabilan sistem
kardiovaskular, oksigen tambahan untuk
mengimbangi kadar hemoglobin yang rendah, dan
analgesik yang tepat.
Analgesik yang bagus penting untuk mobilisasi
awal dan mengurangi insidensi komplikasi
respirasi sesudah operasi. Infus dengan campuran
dosis rendah anastesi lokal dan opioid
memberikan pengurangan nyeri yang terbaik.
Fentanyl merupakan obat yang cocok untuk
pasien dengan gagal ginjal dimana fentanyl
dimetabolisme di hepar.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai