Anda di halaman 1dari 6

MODUL

MELAKUKAN TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

Disusun Oleh:

Nama : MUHAMMAD ALIEF AKBAR


NIM : 2018040053
Prodi : DIV Keperawatan Anestesiologi

ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA


Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Kadipiro,
Surakarta, Jawa Tengah
I. MELAKUKAN TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
1. Nama Program Studi/Jenjang : DIV Keperawatan Anestesiologi
2. Mata Kuliah : Asuhan Keperawatan Anestesiologi
3. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri
4. Dosen Pengampu : Tri Budi Ns., Kep

II. DESKRIPSI
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah
tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-
sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau
tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan
jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.
Resusitasi jantung paru-paru juga harus dikuasai oleh Dokter Anestesi dan Penata
Anestesi sebagai pertolongan pertama kepada pasien jika terjadi sesuatu yang bersifat
darurat. RJP sangat berguna untuk menyelamatkan nyawa pasien ketika mengalami
gangguan organ pada saat pre, intra, maupun pasca tindakan operasi.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang Resusitasi
Jantung Paru
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i mampu :
- Menyebutkan definisi Resusitasi Jantung Paru
- Menyebutkan tujuan dan indikasi Resusitasi Jantung Paru
- Menyebutkan Langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru
- Menyebutkan komplikasi Resusitasi Jantung Paru
- Menyebutkan kapan Resusitasi Jantung Paru dihentikan
- Mempraktekkan Resusitasi Jantung Paru

IV. POKOK PEMBAHASAN DAN SUB POKOK PEMBAHASAN


A. Pokok Bahasan
Resusitasi Jantung Paru
B. Sub Pokok Bahasan
- Pengertian resusitasi jantung paru
- Tujuan dan indikasi resusitasi jantung paru
- Langkah-langkah resusitasi jantung paru
- Komplikasi resusitasi jantung paru
- Waktu resusitasi jantung paru dihentikan

V. METODE
1. Metode Konvensional/ metode ceramah
Metode pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara
lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis,
tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi
kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli siswa yang diluar
jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi
kelompok.
3. Metode Demostrasi
Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu menggunakan
benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan memberikan pandangan
secara nyata terhadap apa yang akan dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum.
Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain siswa jadi lebih tertarik dengan
apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada materi, pengalaman terhadap
pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.
4. Mind Mapping
Mind mapping adalah metode belajar dengan menerapkan cara berfikir runtun
terhadap suatu permasalahan bagaimana bisa terjadi sampai pada penyelesaiannya.
Pengajaran melalui mind mapping disajikan dalam bentuk skema yang memiliki
hubungan sebab akibat dan saling berpengaruh. Metode belajar dengan mind mapping
ini mampu meningkatkan analisis dan berfikir kritis siswa sehingga memahami sesuatu
secara keseluruhan dari awal sampai akhir.
5. Role Playing/ Berbagi peran
Metode pembelajaran dengan role playing yaitu dengan metode drama atau peran.
Metode ini dengan melibatkan siswa dalam berakting sebagai suatu karakter dalam
suatu situasi tertentu dan menunjukkan respon yang seharusnya dilakukan.
Pembelajaran melalui role playing ini melatih interaksi dan mengekspresikan diri
secara nyata sebagai contoh atas kejadian yang sebenarnya. Hal ini juga bisa
digunakan untuk latihan komunikasi yang baik, atau interaksi dengan orang lain atau
klien.

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


Langkah-langkah Pembelajaran, yakni:
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Memilih materi pelajaran
3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
4. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut misalnya
penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dsb
5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara
berpikir siswa
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
VII.URAIAN MATERI
A. Pengertian
Resusitasi jantung dan paru (CPR/Cardiopulmonary Resuscitation) adalah teknik
penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat, termasuk
serangan jantung atau saat tenggelam, di mana pernapasan atau detak jantung
seseorang berhenti seluruhnya. Ketika jantung berhenti, kekurangan darah beroksigen
dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Seseorang
mungkin meninggal dalam waktu delapan sampai 10 menit.

CPR membantu menjaga darah yang mengandung oksigen tetap mengalir ke otak dan
organ vital lainnya sampai korban mendapatkan penanganan medis lebih lanjut untuk
mengembalikan denyut jantung kembali normal. Teknik ini bisa dilakukan dengan
cara memberi napas buatan atau kompresi dada.

B. Tujuan dan Indikasi


Tujuan :
- untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan sirkulasi pada henti nafas atau henti
jantung pada orang.
- Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
- Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi
(fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau
henti nafas.
Indikasi :
1. Henti nafas (Respiratory Arrest), henti nafas yang bukan disebabkan gangguan
pada jalan nafas dapat terjadi karena gangguan pada sirkulasi (asistole, bradikardia,
fibrilasi ventrikel)
2. Henti jantung (Cardiac Arrest)
Kontraindikasi :
Pada dasarnya, tidak ada kontraindikasi mutlak untuk melakukan resusitasi
jantung paru (RJP). Satu-satunya kontraindikasi melakukan RJP adalah adanya
instruksi do-not-resuscitate (DNR) atau terdapatnya hal yang mengindikasikan
seseorang tidak ingin diresusitasi saat terjadi henti jantung.
Kontraindikasi relatif melakukan RJP adalah jika klinisi menilai bahwa
tindakan RJP hanya akan menjadi tindakan yang sia-sia (futile care) secara medis,
misalnya jika terdapat tanda-tanda kematian ireversibel, yaitu kaku mayat, lebam
mayat, dekapitasi, transeksi, dan dekomposisi. Selain itu, resusitasi jantung paru juga
dapat dipertimbangkan untuk tidak dilakukan pada situasi di mana usaha melakukan
RJP akan membuat penolong dalam risiko cedera berat ataupun kematian, misalnya
terpapar penyakit yang infeksius.
C. Langkah-langkah
1. Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda maupun
orang lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya, seperti kabel listrik yang
menjuntai, percikan api, longsoran batu, dan lainnya.
2. Cek respons atau kesadaran korban. Jika tingkat kesadaran korban menurun,
tepuklah bahunya. Jika korban masih tidak merespons, mintalah bantuan orang
sekitar untuk menelepon ambulans, mengambilkan kotak P3K, dan alat Automated
External Defibrillator (AED).
3. Sembari menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek napas korban selama 5-
10 detik. Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung dan paru atau CPR
dengan kompresi dada. Agar kompresi dada efektif, korban harus dalam posisi
terlentang pada permukaan yang rata dan keras.
4. Berikan 30 kali kompresi dada pada pertengahan dada (pertengahan bagian bawah
tulang sternum), dengan kecepatan minimal 100-120 kali per menit.
5. Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan metode head
tilt - chin lift. Caranya letakkan tangan di dahi korban dan tengadahkan kepala
korban. Letakkan ujung jari di bawah dagu, dan angkat dagu korban. Pastikan tidak
ada sisa makanan sekitar area mulut.
6. Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan telunjuk. Tiup
sekitar 1 detik untuk membuat dada terangkat, kemudian lanjutkan dengan tiupan
berikutnya.
7. Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2 menit atau
sekitar 5 kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan pengecekan napas kembali.
8. CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya terbatuk) atau
mulai bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi memberikan pertolongan, saat
tim medis sudah datang, atau sudah ada keputusan dari dokter.
9. Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi pemulihan.
Tarik lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung tangannya menempel
pada pipi. Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki bagian terjauh korban.

Balikkan atau miringkan korban ke arah penolong. Biarkan lutut kaki yang sudah
ditekuk tetap dalam posisi demikian. Tengadahkan kepala korban untuk
mempertahankan jalan napas. Pantau keadaan korban hingga bantuan medis tiba.
D. Kompikasi
- Patah tulang dada/ iga
- Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
- Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )
- Luka dan memar pada paru-paru
- Robekan pada hati
E. Waktu RJP diberhentikan
RJP dihentikan bila :
- Jantung sudah berdetak ditandai adanya nadi dan nafas sudah spontan
- Mengecek nadi dan pernafasan
- Penolong sudah kelelahan
- Pasien dinyatakan tidak mempunyai harapan lagi/meninggal

VIII. EVALUASI
Secara umum pengetahuan tentang Resusitasi Jantung Paru sangatlah penting bagi
Penata Anestesi khususnya dan masyarakat biasa pada umumnya. RJP dibutuhkan dalam
penanganan pasien/korban di rumah sakit ataupun di lingkungan apabila ada keadaan
kegawatdaruratan. Penata anestesi perlu mengetahui ini sebagai upaya mencegah terjadinya
keadaan darurat pada pasien pre, intra dan pasca operasi. RJP diperlukan apabila waktu
penanganan yang sedikit sehingga penata perlu melakukan tindakan pertolongan secara cepat.
Didalam modul ini terdapat berbagai materi tentang Resusitasi Jantung Paru yang
harus dan perlu dipelajari oleh mahasiswa sebagai bekal disaat sudah bekerja di fasilitass
pelayanan kesehatan maupun dilingkungan masyarakat. Materi ini dirangkum dari berbagai
sumber terpercaya dan dapat menjadi acuan penata dalam bertindak. Selain dari materi yang
terdapat di modul ini, penata anestesi seharusnya berinisiatif untuk terus mengupdate dan
memperbanyak ilmu tentang RJP dan berbagai Bantuan Hidup Dasar yang tentunya akan
sangat berguna di penerapan kerja.

IX. RANGKUMAN
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya dimaksudkan
usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut
menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas 2 komponen utama yakni :
bantuan hidup dasar / BHD dan Bantuan hidup lanjut / BHL Usaha Bantuan Hidup Dasar
bertujuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital
lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Bantuan hidup lanjut dengan pemberian obat-
obatan untuk memperpanjang hidup Resusitasi dilakukan pada : infark jantung “kecil” yang
mengakibatkan “kematian listrik”, serangan Adams-Stokes, Hipoksia akut, keracunan dan
kelebihan dosis obat-obatan, sengatan listrik, refleks vagal, serta kecelakaan lain yang masih
memberikan peluang untuk hidup. Resusitasi tidak dilakukan pada : kematian normal stadium
terminal suatu yang tak dapat disembuhkan.
Penanganan dan tindakan cepat pada resusitasi jantung paru khususnya pada
kegawatan kardiovaskuler amat penting untuk menyelematkan hidup, untuk itu perlu
pengetahuan RJP yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya.

X. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Resusitasi_jantung_paru
https://slideplayer.info/slide/14340160/
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran
https://www.asikbelajar.com/langkah-pembelajaran-piage/
https://brainly.co.id/tugas/10901957
http://dokter-medis.blogspot.com/2009/07/resusitasi-jantung-paru-rjp.html
http://adfal86.blogspot.com/2012/06/bhd-bantuan-hidup-dasar.html
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/prosedur-kegawatdaruratan-medis/resusitasi-
jantung-paru/indikasi
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/prosedur-kegawatdaruratan-medis/resusitasi-
jantung-paru/kontraindikasi
https://www.academia.edu/9450256/makalah_rjp

Anda mungkin juga menyukai