Anda di halaman 1dari 41

Setyo Martono

Program Studi SI Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Tahun 2018
PENDAHULUAN
• Triage berasal dari kata “Trier” (Perancis)
- Sebagai screening di medan perang
pertama kali selama perang
Napoleon di abad ke-18 (Ganley L, 2011)
Akhir tahun 1950-an dikembangkan di IGD
akibat kunjungan dan penggunaan non
urgent meningkat
• Persyaratan asuransi BPJS
• Akreditasi rumah sakit
ALUR PASIEN

Hijau
Pulang

Pasien Triage Kuning


Rawat
inap/ruj
Merah uk

DPJP ON SITE

Kamar Meninggal
Hitam
mayat
• Seorang laki2 usia 62 th datang
ke IGD mengeluh nyeri perut.
Setelah di periksa dokter
didiagnosa gastritis, kemudian
diberi obat dan dipulangkan.
• 15 menit kemudian datang lagi ke
IGD dan dilakukan pemeriksaan,
ternyata pasien sudah meninggal
• Seorang anak usia 2. 5 th datang ke IGD
mengeluh panas sudah 3 hari, sudah
diberi obat dari dokter spesialis anak
namun panasnya belum turun2. Setelah
di asesmen triage, kemudian pasien
disarankan melanjutkan obatnya dan
dipulangkan.
• Pasien kemudian di bawa ke RS lain dan
didiagnosa OMA , pasien segera di
lakukan paracentesis dan KU nya
membaik
• Seorang laki2 usia 53 th datang ke
IGD mengeluh kakinya sakit dan
sedikit luka diabetik yang belum
sembuh. Setelah di asesmen triage,
kemudian pasien disarankan ke
poliklinik, tetapi pasien tidak mau
• Pasien kemudian di bawa ke RS lain
dan didiagnosa DVT dan pasien
segera di lakukan amputasi
• Seorang mahasiswi usia 22 th
datang ke IGD diantar teman2nya
karena kejang. Pasien diasesmen
triage dan dimasukkan ke lebel
merah (P1). Dokter memerintahkan
untuk injeksi diazepam.
• Pasien kemudian berhenti kejang
dan menolak diinjeksi. Dokter
mendiagnosis Histeria dan pasien
dipindahkan ke lebel kuning (P2)
untuk penanganan psikiatri.
• Manchester Triase Grup, 2006 : Triage adalah
suatu sistem manajemen risiko klinis yang untuk
mengelola flow pasien secara aman ketika
kebutuhan klinis melebihi kapasitas

• Parenti N. et al., 2009 : Triage adalah sebagai


penilaian pertama dan proses penyortiran untuk
memprioritaskan pasien yang datang dalam
keadaan darurat di unit gawat darurat (ED)
• Standart waktu : 2 - 5 menit (Travers , 1999)

• Pasien pediatrik : rata-rata 7 menit (Keddington, 1998)


CIAMPEDS : Chief complaint, Immunization, Allergies,
Medication, Past medical his., Even sekitarnya, Diet &
Diepers Symptoms.

Waktu semakin berkurang bila


TTV tidak dilakukan

Kondisi pasien sangat stabil


• JCA-HO : Perawat sesuai kompetensi klinis
• ENA : Perawat profesional (RN) sudah terlatih
prinsip-prinsip triage dan min. 6 bulan bekerja di
IGD
• Menguasai kegawatdaruratan RS sesuai
kompetensi
• Sertifikasi ACLS, PALS, TNCC, ENIL dan sejenisnya
• Pemahaman kebijakan/regulasi RS
• Ketrampilan assessment yg tepat
• Kemampuan komunikasi efektif, hubungan
interpersonal baik, penaganan konflik,
pendelegasian, dan pengambilan keputusan
Katagori Triage (Langan J.C & James D.,
2005 & Frykberg E.R.,2005)
1. Triage Harian
2. Triage Bencana
3. Triage Insidentil
4. Triage Taktis-militer
5. Triage kondisi khusus
Triage di emergency department (ED)

Tujuan : untuk mengidentifikasi tingkat


keparahan pasien dan untuk memprioritaskan
pemberian pengobatan
Ruang Triage
SISITEM TRIAGE
Triage yang dilakukan di IGD :
 Triage spot check atau quick look
perawat triage butuh waktu 2-3 menit
mengidentifikasi pasien dengan akuitas yang
tinggi.
 Triage komprehensif/triage standart (ENA)
perawat triage melakukan asessment awal : KU,
A,B,C,dan D ( primary survey) & secondary
survey.
SISITEM TRIAGE

 Sistem two- tier


Orang kedua sebagai petugas sortir
 Sistem triage expanded (tingkat lanjut)
Sistem komprehensif + protokol penanganan
di area triage. Contoh : sinar – X, tes
kehamilan, tes urinalisis, gula darah, visus dll.
 Sistem triage bedside
Dilakukan pengkajian bedside secara simultan
SISITEM TRIAGE

 Triage Telephon
mengkaji kebutuhan pasien dan
merekomendasikan beberapa pilihan.

Kondisi extreme perawat dapat


menginstruksikan tindakan lifesaving : CPR
dan bagaimana mencari akses faskes
• Triage bencana bertujuan untuk melakukan
upaya pertolongan pada sebanyak-banyaknya
korban dan mengidentifikasi pasien cedera untuk
bertahan hidup dengan perawatan segera yang
tidak memerlukan sumber daya yang luar biasa
• Triage dilakukan di unit emergency (IGD) pada
kasus korban masal untuk memberikan
perawatan kepada semua korban dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
• Intensitas perawatan tertinggi diberikan
kepada pasien yang paling sakit kritis.
• Triase Taktis-militer mirip dengan triase
bencana, hanya tujuannya untuk misi
miliatary.
• Kennedy et al, (1996) membuat inovasi system
triage dengan sistem pengkodean
menggunakan angka, warna, pita, balon atau
abjad untuk menunjukkan urgensi pasien
dalam menentukan morbiditas dan mortalitas
pasien.
• Triage dilakukan pada daerah epidemi yang
bertujuan untuk mencegah penularan
sekunder( misal kasus malaria dll)
ATS

Metode Triage MTS


5 tingkat

ESI

CTAS
Triage Lima Level
Sistem Klasifikasi

Prioritas 1 (P1) = Emergensi (Merah)


Pasien dgn kondisi mengancam nyawa,
memerlukan evaluasi dan intervensi segera
Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi
Waktu tunggu nol
Prioritas 2 (P2) = Urgent (Kuning)

• Pasien dgn penyakit yg akut


• Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau
jalan kaki
• Waktu tunggu 30 menit
• Area Critical care
Prioritas 3 (P3) = Non Urgent (Hijau)

• Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn


masalah medis yang minimal
• Luka lama
• Kondisi yang timbul sudah lama
• Area Ambulatory / Ruang P 3
Prioritas 0 (P0) = Kasus kematian (Hitam)

• Tdk ada respon pada segala rangsangan


• Tdk ada respirasi spontan
• Tdk ada bukti aktivitas jantung
• Hilangnya respon pupil thd cahaya
Emergency Severity Index (ESI):

ESI tidak menentukan interval waktu, tetapi


perawat triase menilai ketajaman(keparahan)
dan pemanfaatan.
Sumber system ini diadop dari Amerika
Serikat
Emergency Severity Index (ESI)
Manchester Triage System:

Menggabungkan subjektif objektif berdasarkan


diagram alur dimana :
a) Perawat triage memiliki penyajian diagram alur
(misalnya, sakit dada)

b) Pertanyaan Flowchart diikuti sampai jawaban positif


diberikan kemudian ditetapkan sesuai tingkat
warna (ENA, 2007).

Terdapat 52 flow chart : nyeri dada, cedera ekstremitas,


perdarahan, nyeri, tingkat kesadaran, suhu dan lainnya
flow chart temparature
flow chart pain
flow chart Asthma
METODE TRIAGE DISASTER
• Metode triage dalam bencana :
- Simple Triage And Rapid Treatment (STAR)
untuk dewasa
- Jump STAR untuk anak-anak

• STAR triage dilakukan dalam waktu 30-60 detik


atau kurang. Perawat menentukan prioritas pada
korban dengan memberikan lebel merah
(immediate), label kuning (delayed), label hijau
(minor) dan hitam (expectant) (Ratnawati et al.,
2013).).
• STAR Triage mudah dan sederhana mengacu
pada respirasi, perfusi dan status mental.
• RPM mnemonic” 30 – 2 – can do” yang artinya
dengan menggunakan batasan nilai Respirasi
30 x/mnt, Perfusi 2 detik dan status Mental
terhadap kemampuan untuk mengikuti
perintah
Simple Triage and Rapid Treatment
(START) system
REFERENCE:
1. Langan J.C & James D.(2005). Preparing Nurses for Disaster Management.
2. Gilboy N, Tanabe T, Travers D,& Rosenau AM.(2012). Emergency Severity Index (ESI):
A TriageTool for Emergency Department Care, Version 4. Implementation Handbook
2012 Edition. AHRQ Publication No.12-0014.
3. Ganley L, G. A. (2011). An Overview Of Triage In The Emergency Department. Nursing
Standard Journal , 49-56.
4. Parenti N, Manfredi R, Reggiani M, Sangiorgi D & Lenzi T.(2009). Reliability and validity
of an Italian four-level emergency triage system. Department of Emergency Medicine
of the Community Hospital Santa Maria dellaScaletta, Imola, Italy
5. Kevin Mackway-Jones, Janet Marsden &Jill Windle. (2006). Emergency triage /
Manchester Triage Group. Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 550 Swanston Street,
Carlton, Victoria 3053, Australia
6. Kathlen S.Oman et al.,(2008). Panduan Belajar Keperawatan Emergency, EGC, Jakarta
7. Steinmann R. (2010). Sheehy’s Emergency Nursing Principle and Practice Sixth Edition.
Emergency Nurses Association. Mosby Elsevier
8. Retty Ratnawati, Tony Suharsono, Ika Setyorini, dan Roby Alexander. 2013. Buku Ajar
Upgrading Skills Disaster Management. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Dan
ALPENDA. Malang

Anda mungkin juga menyukai