Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA

Jl. Raya Ngijo No.25 Karangploso - Malang RM.RI.OK15


Telp. (0341) 460 558 Fax. (0341) 463 404
FORM EDUKASI ANASTESI SEDASI DAN PEMAKAIAN ANALGESI PASCA ANASTESI
No. Rekam Medik :
Nama :
L
Tanggal Lahir : P

 Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat


1. ANESTESIA UMUM (AU)
AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat
dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk AU berupa obat yang disuntikkan KELEMAHAN SPINAL /EPIDURAL:
kedalam pembuluh darah atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada  Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama
bayi/anak. Lama kerja obat disesuaikan dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan 6 jam
operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan mempengaruhi kemampuan untuk KOMPLIKASI / EFEK SAMPING :
mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi pernafasan spontan atau  Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah,
depresi fungsi otot. Sehingga pasien sering memerlukan pemasangan alat pernafasan gatal-gatal terutama di daerah wajah, semua bisa diatasi
untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu. dengan obat-obatan.
KELEBIHAN TEKNIK AU :  Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan
 Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama atau belakang kepala pada hari ke-2 /
pembiusan bisa disesuaikan dengan lama operasI ke-3 terutama pada waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7
 KEKURANGAN TEKNIK AU : hari. Bila tidak menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa
 Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum. pemberian darah pasien pada tempat suntikan semula.
 Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran  Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil.
pembuluh janin dalam kandungan.  Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat
KOMPLlKASl/EFEK SAMPING : ringan hingga berat/fatal.
Efek samping pasca bedah berupa mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit  Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya
tenggorokan yang bisa diatasi dengan obat-obatan agak berat) sampai berat (henti nafas)
Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi  Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang
lambung kejalan nafas/paru. memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh kembali.
Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya  Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam
Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat ditangani sesuai
berat/fatal. prosedur tanpa gejala sisa.
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50 sesuai berat badan
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badab dan indikasi
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter
dan indikasi
anestesi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan
2. ANESTESIASPINAL/EPIDURAL pertimbangan dokter anestesi
Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah
(perut sampai ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien
menginginkan untuk tidur maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui
3. BLOK PERIFER
suntikan. Obat bius yang dipakai adalah obat bius lokal ( Anestesi Lokal) dan bisa Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian
ditambah dengan obat lain yang bisa menambah kekuatan obat maupun rnenambah tubuh saja (misalnya Iengan atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki dan
lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal tersebut disuntikkan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat bius lokal
dengan jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung. didaerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan
Untuk anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian dioperasi. Pada saat mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin
obat bius lokal dan melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf sudah terkena maka
dimasukkan selang kecil kearah pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk akan terasa seperti kesetrum dibagian rubuh yang akan dioperasi.
menyalurkan obat ke sekitar saraf yang ada dipinggiran tulang belakang. Demikian juga pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri,
Pada kedua teknik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam keadaan posisi tapi lama kelamaan bagian tubuh yang dioperasi akan terasa kesemutan
duduk membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut dan akhimya teras a berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius
dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat, akan terasa hangat dipunggung.
berlangsung antara 2- 4jam tergantung jenis obat yang dipakai.
Setelah obat masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada
KOMPLIKASI EFEK SAMPING :
tungkai, lama kelamaan akan terasa berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua
tungkai tidak dapat digerakkan, seolah-olah tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian  Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang
perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan, dan tarikan, tapi lama kelamaan berkepanjangan tetapi bersifat sementara
akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini bisa berlangsung kira-kira 2 sampai 3  Pendarahan dibawah kulit (hematom)
jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.  Tertusuknya lapisan paru
KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL /EPIDURAL :  Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius)
 Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)  Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
 Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi  Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat
besar ditangani sesuai prosedur tanpa gcjala sisa.
 Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
 Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
hingga 24 jam pasca bedah (untuk epidural bisa ditambah terus  Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
obat anti sakit sesuai kebutuhan)  Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum  Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan
tanpa harus menunggu flatus (buang angin) dan indikasi
RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA
Jl. Raya Ngijo No.25 Karangploso - Malang RM.RI.OK15
Telp. (0341) 460 558 Fax. (0341) 463 404
FORM EDUKASI ANASTESI SEDASI DAN PEMAKAIAN ANALGESI PASCA ANASTESI
No. Rekam Medik :
Nama :
L
Tanggal Lahir : P

 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan
pertimbangan dokter anestesi keterangan diatas dan telah dijelaskan terkait dengan prosedur anestesia
4. SEDASI dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri saya sendiri/istri/suami/
 Sedasi Ringan anak/ayah/ibu dan keluarga lainnya. Dengan ini menyatakan bahwa saya
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien telah menerima informasi dan saya telah memahaminya.
mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan
• Rencana Tindakan : .....................
tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan
dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi.
• Jenis Anestesia : .......................
 Sedasi Sedang.
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien Malang, tanggal :………………………
mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti
atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan,
patensi jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari
respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap
dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan
orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
 Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien ( ............................ ..............) ( ........................... ..................... )
mengantuk, tidur, serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon
terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai
terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak dapat
mempertahankan patensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan hilangnya sebagian atau
seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi
kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga
tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi
ringan maupun sedasi moderat.
KELEBIHAN TEKNIK SEDASI :
 Obat diberikan secara bertahap
 Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur.
 Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.
KELEMAHAN TEKNIK SEDASI :
 Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
 Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai
mobil, mengoperasikan mesin dan menandatangani dokumen penting
yang bersifat legal.
KOMPLIKASI SEDASI :
 Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan
dapat berubah, maka sedasi ringan ataupun moderat bisa bergeser
menjadi sedasi dalam
 Efek samping pasca sedasi dapat berupa: mual Imuntah, menggigil,
pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan
 Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan
hingga berat/fatal.
 Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya
isi lambung ke jalan nafas/paru.
 Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa
pernafasan
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan dan indikasi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan
pertimbangan dokter anestesi

Anda mungkin juga menyukai