Anda di halaman 1dari 3

LAYANAN ANESTESI UNTUK KEDARURATAN

RSIA ARTHA MAHINRUS


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
05-7-28 00 1/3

Jl. Pasar III No. 151


Terusan Tuasan
Medan
Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Artha Mahinrus
Tanggal Terbit :
SPO 09-05-2018

dr. Roro Jenny Satyoputri, MARS


PENGERTIAN Tindakan anestesi yang dilakukan pada tindakan bedah darurat.
1. Sebagai acuan dalam pencapaian kondisi anestesi secara cepat dan aman
TUJUAN untuk memfasilitasi bedah darurat.
2. Mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada tindakan
anestesi.
KEBIJAKAN SK No. 01 /PAB/Sk.Dir/ V /2018 Tentang Layanan Anastesi di RSIA Artha
Mahinrus
1. Pelaksanaan pemberi anestesi lokal diberikan oleh Dokter Sp. Anastesi atau
Penata anastesi yang sesuai standar PPK yang telah ditetapkan dan
melakukan monitoring tepat.
2. Petugas memastikan kembali bahwa informed consent tentang tindakan
yang akan diberikan kepada pasien sudah ditanda tangani oleh keluarga.
3. Penata anestesi terlibat dalam proses penerimaan pasien di instalasi gawat
darurat .
PROSEDUR 4. Kunjungan pra anestesi pada tindakan anestesi dilakukan segera oleh DPJP
anestesi di ruang UGD atau ruang tindakan. Penilaian harus mengikuti
prinsip triage yaitu : Airway control and cervical spine control
Dan Oksigenasi dan ventilasi
5. Pertahankan stabilitas hemodinamik termasuk pengendalian aritmia jantung
dan perdarahan
6. Evaluasi problem medis dan cedera lain
7. Lakukan observasi dan monitoring terus menerus
LAYANAN ANESTESI UNTUK KEDARURATAN
RSIA ARTHA MAHINRUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
05-7-28 00 2/3

Jl. Pasar III No. 151


Terusan Tuasan
Medan
8. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan persiapan penunjang yang
dianggap perlu saja.
9. Koordinasi dengan tim kamar operasi hasil kunjungan pra anestesi,
perencanaan dan persiapan.
10. Persiapan kamar bedah dan alat-alat anestesi dan bila memungkinkan
persiapan dan evaluasi pasien dilakukan bersamaan. Persiapan anestesi
yang harus dilakukan diantaranya:
a. Mesin anestesi yang telah disiapkan,
b. Alat-alat untuk ventilasi, oksigensi, intubasi, dan suction,
c. Alat monitor,
d. Set untuk infus dan transfusi serta persediaan darah,
e. Defibrilator
PROSEDUR f. Obat-obat anastesi sesuai dengan kebutuhan rencana tindakan anestesi
11. Selama pasien menuju kamar operasi pasien didampingi oleh DPJP
anestesi atau penata anastesi.
12. Perawat melakukan identifikasi pasien, menandai lokasi operasi.
13. Meminta persetujuan anestesi, pernyataan ijin operasi kepada keluarga
serta kelengkapan status pasien.
14. Proses sign in, time out dan sign out dilakukan sesuai dengan urgensi
pembedahan.
15. Dilakukan penilaian pra induksi oleh DPJP sebelum induksi anestesi.
16. Pertimbangkan pemberian premedikasi sesuai dengan jenis operasi dan
kondisi pasien.
17. Teknik anestesi pada tindakan darurat dipilih berdasarkan kondisi pasien,
jenis operasi, faktor resiko dan manfaat yang didapatkan.
18. Melakukan Monitoring intra operatif secara ketat
19. Melakukan pemasangan alat monitoring invasif. Monitoring meliputi:
LAYANAN ANESTESI UNTUK KEDARURATAN
RSIA ARTHA MAHINRUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
05-7-28 00 3/ 3

Jl. Pasar III No. 151


Terusan Tuasan
Medan
a. Ventilasi
b. Oksigenasi
20. Pengelolaan pasca bedah dengan baik yang meliputi serah terima dengan
PROSEDUR penanggung jawab ruang ICU, monitoring keadaan umum, tanda vital,
menangani komplikasi sedini mungkin.
21. Saat keluar dari ICU mengguakan skoring Aldrette.
22. Lakukan pencatatan semua tindakan dan hasil monitoring pada rekam medis
pasien dan bubuhkan tanda tangan DPJP anastesi.
1. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Unit Perinatologi
3. Unit Kamar Operasi
4. ICU

Anda mungkin juga menyukai