EMANUEL I. LEWAR
A. KONSEP PEMYAKIT
• Pengertian .
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal
dari sel mesenkimal primitif yang memproduksi tulang dan
matriks osteoid.
Etiologi
• Penyebab : belum diket
• Faktor Risiko :
1. Senyawa kimia
2. Virus : Rous sarcoma virus
3. Radiasi
4. Lain-lain
- Penyakit lain : Paget’s disease, osteomielitis kronis, dll.
- Genetik
- lokasi implan logam
Patofisilogi
Secara Umumj :
• Tahap Pertama : inisiasi :
Sel normal mengalami perubahan permanen di dlm genom akibat kerusakan DNA yang
berakhir pada mutasi gen.
Bertumbuh cepat beberapa hari
• Tahap Kedua : promosi.
kerusakan yang melekat dalam materi genetik sel : Diawali dengan mekanisme epigentic
akan terjadi ekspansi sel-sel rusak membentuk premalignasi (mengarah ke kanker).
Periode berlangsungnya tahap ini memakan waktu hingga sepuluh tahun lebih
• Tahap Ketiga : perkembangan (Progression).
Pada tahapan ini terjadi ketidakstabilan genetik yang menyebabkan perubahan perubahan
mutagenik dan epigenetic, membentuk klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas
pembelahan terus menerus, bersifat ganas, berkembang biak, menyerang jaringan sekitar,
lalu menyebar ke tempat lain
Cont..Patofisiologi
• Tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
• Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang destruksi tulang lokal
• Selanjutnya timbul respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang.
Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum yang baru dekat tempat lesi terjadi,
pertumbuhan tulang yang abortif.
• Sering berumbuh di bagian metafisis tulang panjang
Manifestasi Klinis
• Nyeri yg progresif
• Massa (pada ekstremitas yang membesar dengan cepat, nyeri pada penekanan
dan venektasi)
• Edema jaringan lunak ( ± )
• Fraktur patologis
• Keterbatasan gerak
• Penurunan BB
• Lesi primer dapat mengenai semua tulang, ( tempat yang paling sering adalah
distal femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus )
• Gejala metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun dan
malaise
• Anemia
Pem Diagnostik
• Foto polos tulang dapat memberikan gambaran tentang:
1) Lokasi lesi: epifisis, metafisis, diafisis, atau organ-organ tertentu.
2) Tumor bersifat soliter atau multiple.
3) Jenis tulang yang terkena.
4) Osteolitik : terlihat gambaran destruksi tulang
5) Osteoblastik : terlihat gambaran tulang baru
6) Campuran Osteolitik dan Osteoblastik
• Angiografi : Mendeteksi penyebaran
• CT Scan : Mendeteksi luas jaringan lunak yang terkena
• MRI : Mendeteksi ekstensi lokal tumor
• Biopsi :
1) Biopsi jarum : Menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel
jaringan tulang.
2) Biopsi operasi : Sampel jaringan diambil melalui sayatan pada kulit.
Klasifikasi Stadium
• IA : derajat keganasan rendah, lokasi intrakompartemen, tanpa
metastasis
• IB : derajat keganasan rendah, lokasi ekstrakompartemen, tanpa
metastasis
• IIA : derajat keganasan tinggi, lokasi intrakompartemen, tanpa
metastasis : derajat keganasan tinggi, lokasi ekstrakompartemen,
• IIB : tanpa metastasis
• III : ditemukan adanya metastasis
Penatalaksanaan
• Penatalaksnaan umum : Perbaiki KU pasien, gizi seimbang,
istirahat yang cukup, manajemen nyeri
• Pembedahan : Limb salvage surgery (LSS) utk menghilangkan
tumor atau Amputasi
• Radioterapi
• Kemoterapi
• kemoterapi dgn atau tanpa radioterapi
Masalah Anstesi
• Sindrom emboli lemak
• Nyeri
• Perdarahan luka operasi
B. METODELOGI KEPERAWATAN ANESTESI
I. Pengkajian
1. Anamnesis :
• Identitas pasien,
• Anamnesis khusus yang berkaitan dengan penyakit bedah
yang menimbulkan gangguan fungsi sistem organ
Cont.. Pengkajian
. Pengkajian Anestesi :
- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
- Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, tb,
asma)
- Riwayat penyakit keluarga
- Pemakaian obat tertentu, seperti anti diabetik, antikoagulan, kortikosteroid,
antihipertensi secara teratur.
- Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. Jelaskan perlunya puasa
sebelum operasi)
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
- Riwayat alergi
- Kehilangan cairan saat dikaji (perdarahan, muntah, diare)
2. Pemeriksaan fisik
a. Pem /pengukuran status presen, meliputi :
• Kesadaran
• KU : Sakit ringan, sedang, berat . Kesakitan
• Psikis : gelisah, takut
• TTV : RR, TD, N, S
• BB dan TB untuk menilai status gizi
b Pemeriksaan fisik 6 B :
1) Breath
2) Blood
3) Brain
4) Bowel
5) Bladder
6) Bone
1). Breath :
• Keadaan jalan nafas, bentuk pipi dan dagu, mulut dan gigi,
lidah dan tonsil.
• Kaji frekuensi nafas, tipe napas apakah cuping hidung,
abdominal atau torakal. apakah terdapat nafas dengan
bantuan otot pernapasan (retraksi kosta).
• Kaji keberadaan ronkhi, wheezing, dan suara nafas tambahan
(stridor).
2). Blood
TD, N , MAP, perfusi perifer.
Nilai syok atau perdarahan. Lakukan pemeriksaan jantung
3). Brain
Analisis GCS ( Glaslow Coma Scale ), adakah kelumpuhan saraf
atau kelainan neurologist dan tanda-tanda TIK.
4). Bowel :
Pembesaran hepar bising usus dan peristaltik usus, cairan
bebas dalam perut atau massa abdominal.
5). Bladder :
Produksi urin dan pemeriksaan faal ginjal
6). Bone :
kaku kuduk atau patah tulang, Periksa bentuk leher dan tubuh,
dan kelainan tulang belakang.
3. Pem Diagnostik
• Foto polos tulang dapat memberikan gambaran tentang:
1) Lokasi lesi: epifisis, metafisis, diafisis, atau organ-organ tertentu.
2) Tumor bersifat soliter atau multiple.
3) Jenis tulang yang terkena.
4) Osteolitik : terlihat gambaran destruksi tulang
5) Osteoblastik : terlihat gambaran tulang baru
6) Campuran Osteolitik dan Osteoblastik
• Angiografi : Mendeteksi penyebaran
• CT Scan : Mendeteksi luas jaringan lunak yang terkena
• MRI : Mendeteksi ekstensi lokal tumor
• Biopsi :
1) Biopsi jarum : Menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel
jaringan tulang.
2) Biopsi operasi : Sampel jaringan diambil melalui sayatan pada kulit.
• Pem darah rutin dan gol darah
- Hb, Ht, CT, BT
- Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens
ginjal.
- Koagulasi : terjadi perubahan krn kehilangan darah.
4. Menentukan prognosis pasien perioperatif , dengan ASA
5. Pertimbangan Anestesi
a. Premedikasi sesuai kebutuhan
b. Pilihan anestesi : GA : inhalasi, TIVA. RA
c. Pilihan anestesi yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan
teknik GA-ETT dan Laringeal mask airway
II. MASALAH KES. ANEST YG SERING MUNCUL
A. Praanestesi :
1. Koreksi gangguan yang mengancam jiwa :
– Pasang cairan atasi kehilangan darah
– oksigenasi
3. Periapan Pre operasi :
- Puasakan pasien selama 6- 8 jam ( dewasa) atau sesuai umur.
- Kosongkan kandung kemih
- Lepaskan asesoris yang ada di tubuh pasien : gigi palsu,perhiasan, cat kuku
- Cek personal hygiene
- Kaji kesulitan intubasi dengan metode LEMON
- KIE pasien tentang prosedur operasi beserta resiko operasi
- Berikan sedative sesuai program
- Penanggulangan nyeri ( jika terjadi nyeri )
- Informed consent
- Tentukan ASA
4. Persiapan Peralatan dan Mesin anestesi, obat2an :
• STATICS
• Aparatus anestesi
• Oksigen
• Kelengkapan resusitasi
• Akses IV utk sedasi IV
• Obat anestesi
• Reversal agents,
• Obat-obatan life saving
5. Premedikasi : sesuai kebutuhan, sep
- Petidin : 1 – 2 mg/kg BB
- Midazolam : 0,04 – 0,10 mg/kgBB
- Atropin : 0,01 mg/ kg BB
Anak :
– Perdarahan >10%, berikan transfusi
– Perdarahan <10%, berikan kristaloid sebanyak 2-3 kali
Cont..terapi cairan
• Kebutuhan cairan :
Rumus, sbb :
a) 10 kg pertama : 4ml/kg/jam
b) 11-20 kg : 40 ml/jam + 2 ml/jam untuk setiap kg diatas 10
c) 21 kg dan >21 kg : 60 ml/jam + 1ml/jam untuk setiap kg diatas 20 kg
d) Dewasa: 30 – 40 mm/kg BB/24 jam, kenaikan suhu 1 0C ditambah 10 –
15 %
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH ANAK, Rumus 2 :
1) < 10 Kg = 100 cc/kgBB/hari
2) <20 Kg = 1000 cc + (BB-10)x50 cc / hari
3) <30 kg = 1500 cc + (BB-20)x20cc / hari
Contoh : Menghitung Kebutuhan Cairan, Rumus 2 :
• BB anak 9 kg.
100 cc x 9 kg = 900 cc/24 jam
• BB anak 12 kg.
- 1000 cc + 50 cc/kgbb (BB-10 x 50)
- 1000 cc + (12-10x50) = 1000 cc + 100 = 1100 cc/ 24 jam
• BB anak 30 kg.
- 1500 cc + 20 cc/kgbb (BB-20 kg x20)
- 1500 cc + (30-20kg x20) = 1500 cc + 200 = 1700 cc/jam
Cont..terapi cairan
Transfusi :
o Rumus WBC :
Hb Normal - Hb sekarang x BB (kg) x Jenis Darah (WBC) x 6
Ket :
- Wanita : 12-16 gr/dL
- Pria : 14-18 gr/dL
- Anak : 10-16 gr/dL
- Bayi baru lahir : 12-24gr/dL
o Rumus PRC :
Hb Normal - Hb sekarang x BB (kg) x Jenis Darah (PRC) x 3
Ket :
- Wanita 12-16 gr/dL
- Pria 14-18 gr/dL
- Anak 10-16 gr/dL
- Bayi baru lahir 12-24gr/dL
Monitoring fungsi renal
Mengetahui sirkulasi ginjal pantau produksi urine
Monitoring Blokade
Mengetahui relaksasi otot dan stelah anestesi apakah tonus otot sudah
kembali normal
Monitoring sistem saraf
Monitoring refleks pupil, respon relaksasi otot cukup atau tidak dan
respon nyeri ditandai dengan keluarnya air mata.
Mengatasi penyulit yang timbul
Pemeliharaan jalan napas
Pemasangan alat nebulisasi
Pemulihan anestesi :
- Lakukan pengakhiran anestesi : menghentikan aliran gas atau obat anestesia
inhalasi dan berikan oksgen 100% (4-8 L/mnt) selama 3-5 menit.
- Suctioning
- Reverse : Neostigmine dan Sulfas Atropin, utk memulihkan pernafasan
- Setelah napas spontan maka lakukan ekstubasi
- Pada kasus yang diduga akan terjadi depresi nafas pasca bedah, tidak
dilakukan ekstubasi dan pasien langsung dikirim ke ICU utk perawatan dan
terapi lebih lanjut.
RA
• Dewasa / lanjut usia tanpa ggn organ vital RA
• Pasang alat monitoring non invasif
• Asistensi pemasangan alat monitoring invasive
• Rehidrasi : infus cairan elektrolit 1.000 – 1.500 ml atau koloid 500 ml
sebelum tindakan.
• Oksigenasi
• Asistensi pelaksanaan anestesi regional sesuai program terapi dr.SpAN
dengan pilihan anestesi RA, a.l :
• Pilihan Anestesi