Anda di halaman 1dari 14

EPIDEMIOLOGI KLINIK PENYAKIT

TIDAK MENULAR
(BAHASAN; PENYAKIT DECOMPENTASIO
CORDIS & CONGESTIVE HEART FAILURE)

 Dosen; Sang Ketut Arta, SKM.M.Kes

 INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


Beban Penyakit di Indonesia
Tahun 2020
1. Covid 19

2. Stroke

3. Penyakit Jantung
Iskemik

4. Diabetes

5. Kanker

6. Infeksi Pernafasan
Bawah

7..Tuberculosis

8. Cirosis Hepatis

9. PPOK

10. Kecelakaan LL

Beban Ganda (DOUBLE BORDEN) penyakit di Indonesia semakin membutuhkan sumber


daya negara yang lebih besar ditengah-tengah krisis ekonomi.
PENGERTIAN DECOMPENTASIO CORDIS (GAGAL JANTUNG)
 Gagal jantung merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
ke seluruh jaringan tubuh dengan baik. Hal ini umumnya dapat
terjadi akibat jantung yang melemah atau menjadi lebih kaku.
 Gagal jantung bukan berarti bahwa jantung tidak mampu
bekerja lagi, tetapi membutuhkan dukungan untuk
melaksanakan fungsinya dengan baik.
 Decompensasi Cordis adalah ketidakmampuan jantung
memompa darah dalam jumlah yang cukupuntuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi. Penurunan
curah jantung adalah ketidak adekuatan pompa darah oleh
jantung untuk memebuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Patogenesis;
 Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai oleh gejala
dan tanda fisik yang khas akibat kelainan struktural dan
fungsional jantung. Kelainan pada jantung tersebut berujung
pada penurunan curah jantung serta peningkatan tekanan
dalam jantung saat posisi istirahat maupun aktivitas 
 Patogenesis gagal jantung cukup rumit dan melibatkan respons
neurohormonal serta remodelisasi ventrikel akibat jejas pada
jantung dan di luar jantung. Gagal jantung dapat disebabkan
berbagai penyakit dasar pada jantung maupun di luar jantung. 
Hipertensi dan penyakit jantung koroner merupakan penyebab
utama gagal jantung, sedangkan obesitas dan diabetes mellitus
 juga diketahui meningkatkan risiko kejadian gagal jantung.
Penyebab Decompentasio Cordis;

 Penyakit jantung koroner, di mana pembuluh darah yang memberi


pasokan darah ke jantung terhambat oleh lemak yang menumpuk di
dalam pembuluh darah tersebut (aterosklerosis), yang dapat
menyebabkan terjadinya serangan jantung.
 Tekanan darah tinggi, yang meningkatkan upaya jantung serta dapat
menyebabkan gagal jantung seiring dengan berjalannya waktu.
 Kardiomiopati, suatu kondisi yang memengaruhi otot jantung.
 Gangguan irama jantung (aritmia), di mana irama jantung tidak
reguler.
 Kerusakan pada katup jantung atau kondisi lain yang memengaruhi
fungsi dari katup jantung.
 Penyakit jantung bawaan, yang dapat terjadi sejak lahir dan
memengaruhi fungsi normal dari jantung.
Beda DC dengan CHF (Congestive Heart Failure)

 Decompensasi cordis dan gagal jantung kongestif (CHF) sama-sama


gangguan di jantung tapi berbeda.
 Dekompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi
kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung.
 Sedangkan Gagal Jantung Kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan
(kegagalan) jantung dalam memompa darah secara optimal. Hal ini
terjadi akibat ruang-ruang pompa utama jantung (ventrikel) menjadi
lebih besar atau lebih tebal, dan otot-otot jantung tidak dapat
berkontraksi (mengempis) ataupun berdilatasi (melebar)
sebagaimana mestinya. Kondisi ini akan memicu penumpukan cairan,
terutama di paru-paru, kaki dan perut yang terlihat membengkak.
 Gagal jantung kongestif atau congestive
heart failure (CHF) merupakan
kegagalan jantung dalam memompa
pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal
ini dikarenakan terjadi kelainan pada otot-
otot jantung sehingga jantung tidak bisa
bekerja secara normal.
Penyebab CHF;

 Penyebab utama CHF yaitu penyakit jantung


koroner, hipertensi, kardiomiopati dan penyakit
jantung lainnya. Dari sejumlah penyebab
tersebut, penyakit jantung koroner (biasanya
disertai dengan riwayat serangan jantung
sebelumnya) adalah yang paling umum. Faktor-
faktor utama yang berkontribusi pada penyakit
jantung koroner meliputi: kegemukan, diet
tinggi lemak jenuh dan kolesterol, tekanan darah
tinggi, diabetes, merokok, dan aktivitas fisik.
Faktor Risiko CHF;

 Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok


dan konsumsi alkohol berlebihan.
 Konsumsi garam berlebih.
 Kurang olahraga atau obesitas (yang
menyertai berbagai penyakit koroner).
 Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi
bagi masalah jantung ringan.
Gejala CHF;

 Gejala pada paru bisa


berupa dyspnea, orthopnea, dan paroxysmal
nocturnal dyspnea.
 Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah,
oliguria, nokturia, mual, muntah, asites,
hepatomegali, dan edema perifer.
 Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia,
sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium.
Penegakan Diagnosis CHF;
 EKG atau rekam jantung yang dapat mendeteksi kelistrikan
jantung, pembesaran jantung, dan otot-otot jantung.
 Rontgen dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung,
bayangan dapat menunjukkan dilatasi/hipertrofi bilik atau
perubahan pembuluh darah mencerminkan peningkatan
tekanan pulmonalis.
 Kateterisasi jantung: digunakan untuk mengukur tekanan di
dalam ruang jantung. Tekanan abnormal merupakan sebuah
pertanda dan membantu membedakan gagal jantung kanan
atau kiri, stenosis atau insufisiensi, juga mengkaji potensi
arteri koroner.
 Pemeriksaan Elektrolit: untuk mendeteksi perubahan
elektrolit dalam tubuh akan terlihat perubahan karena adanya
perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal.
Efek Samping CHF;
 Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena
(trombosis vena dalam atau deep venous thrombosis dan
emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi, terutama
pada CHF berat.
 Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa
menyebabkan perburukan dramatis. Hal tersebut
merupakan indikasi pemantauan denyut jantung.
 Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena
penggunaan diuretic dengan dosis ditinggikan.
 Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop
atau sudden cardiac death (25-50 persen kematian CHF).
  
Pencegahan CHF;
 Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur-sayuran, buah-
buahan, biji-bijian utuh, ikan, dan daging. Hindari makanan yang
mengandung lemak jenuh, seperti gorengan, mentega, es krim
dan daging olahan.
 Batasi asupan gula dan garam. Batasi konsumsi minuman keras.
 Jika kamu memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang
tinggi, segera lakukan penanganan. Kedua kondisi ini bisa
meningkatkan risiko terkena gagal jantung.
 Jaga berat badan pada batasan sehat dan lakukan langkah-
langkah penurunan berat badan jika diperlukan.
 Berhenti merokok jika kamu seorang perokok. Jika kamu bukan
perokok, jauhi asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.
 Lakukan aktivitas atau olahraga yang dapat membuat jantung
sehat, seperti bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua
setengah jam per minggu.

Anda mungkin juga menyukai