BAB I
PENDAHULUAN
1
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi
Banyak definisi yang telah digunakan selama lebih 50 tahun untuk
mendefinisikan gagal jantung. Gejala gejala yang menjadi sorotan antara lain
2
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
2.2 Etiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal. Secara epidemiologi
cukup penting untuk mengetahui penyebab dari gagal jantung, di negara
berkembang penyakit arteri koroner dan hipertensi merupakan penyebab
terbanyak sedangkan di negara berkembang yang menjadi penyebab terbanyak
adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung akibat malnutrisi. Pada
beberapa keadaan sangat sulit untuk menentukan penyebab dari gagal jantung.
Terutama pada keadaan yang terjadi bersamaan pada penderita jantung 4.
Penyakit jantung koroner pada Framingham Study dikatakan sebagai
penyebab gagal jantung pada 46% laki-laki dan 27% pada wanita.4 Faktor risiko
koroner seperti diabetes dan merokok juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung. Selain itu berat badan serta
tingginya rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL juga dikatakan sebagai
faktor risiko independen perkembangan gagal jantung 4.
Selain itu ada beberapa keadaan yang mempengaruhi fungsi jantung.
Penyebab yang paling umum adalah kerusakan fungsional jantung dimana terjadi
kerusakan atau hilangnya otot jantung, iskemik akut dan kronik, peningkatan
tahanan vaskuler dengan hipertensi, atau berkembangnya takiaritmia seperti atrial
fibrilasi (AF). Penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab penyakit
3
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
miokard, menjadi penyebab gagal jantung pada 70% dari pasien gagal jantung.
Penyakit katup sekitar 10% dan kardiomiopati sebanyak 10% 3.
Kardiomiopati merupakan gangguan pada miokard dimana otot jantung
secara struktur dan fungsionalnya menjadi abnormal [dengan ketiadaan penyakit
jantung koroner, hipertensi, penyakit katup, atau penyakit jantung kongenital
lainnya] yang berperan terjadinya abormalitas miokard 3.
Tabel 1. Penyebab umum gagal jantung oleh karena penyakit otot jantung
(penyakit miokardial) 3.
2.3 Klasifikasi
Gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri dan gagal
jantung kanan. Gagal jantung juga dapat dibagi menjadi gagal jantung akut, gagal
jantung kronis dekompensasi, serta gagal jantung kronis 6.
4
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
5
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
6
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
2.4 Patofisiologi
7
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
8
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
9
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Edema pulmonal Sesak napas yang berat Crackles atau rales pada
saat istirahat paru-paru bagian atas,
efusi, Takikardia, takipnea
Syok kardiogenik (low Konfusi, kelemahan, Perfusi perifer yang
output syndrome) dingin pada perifer buruk, Systolic Blood
Pressure (SBP) <
90mmHg, anuria atau
oliguria
Tekanan darah tinggi Sesak napas Biasanya terjadi
(gagal jantung peningkatan tekanan
hipertensif) darah, hipertrofi ventrikel
kiri
Gagal jantung kanan Sesak napas, kelelahan Bukti disfungsi ventrikel
kanan, peningkatan JVP,
edema perifer,
hepatomegaly, kongesti
usus.
10
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
2.6 Diagnosis
Alur diagnosis pasien yang dicurigai gagal jantung :
11
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
12
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penalaksanaan
secara non farmakologis dan secara farmakologis, keduanya dibutuhkan karena
akan saling melengkapi untuk penatlaksaan paripurna penderita gagal jantung.
Penatalaksanaan gagal jantung baik itu akut dan kronik ditujukan untuk
memperbaiki gejala dan progosis, meskipun penatalaksanaan secara individual
tergantung dari etiologi serta beratnya kondisi. Sehingga semakin cepat kita
mengetahui penyebab gagal jantung akan semakin baik prognosisnya 6,10.
Penatalaksanaan non farmakologis yang dapat dikerjakan antara lain
adalah dengan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, pengobatan
serta pertolongan yang dapat dilakukan sendiri. Perubahan gaya hidup seperti
pengaturan nutrisi dan penurunan berat badan pada penderita dengan kegemukan.
Pembatasan asupan garam, konsumsi alkohol, serta pembatasan asupan cairan
perlu dianjurkan pada penderita terutama pada kasus gagal jantung kongestif
berat. Penderita juga dianjurkan untuk berolahraga karena mempunyai efek yang
positif terhadap otot skeletal, fungsi otonom, endotel serta neurohormonal dan
juga terhadap sensitifitas terhadap insulin meskipun efek terhadap kelengsungan
hidup belum dapat dibuktikan 6.
Terapi untuk pasien acute decompensated heart failure tidak berubah
secara signifikan selama 30 tahun. Algoritma terhadap acute decompensated heart
failure yang digunakan untuk mengevaluasi diagnostik dan prognostik pasien
dengan ADHF antara lain yaitu :
13
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
14
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Gam
bar 3. Algoritma penatalaksanaan pada Acute decompensated heart failure. ADHF,
acute decompensated heart failure; AJR, abdominal jugular reflex; BiPAP, bi-
level positive airway pressure; BNP, B-type natriuretic peptide; CI, cardiac index;
CPAP, continuous positive airway pressure; DOE, dyspnea on exertion; HJR,
hepatojugular reflex; JVD, jugular venous distention; PCWP, pulmonary
capillary wedge pressure; PND, paroxysmal nocturnal dyspnea; SBP, systolic
blood pressure; SCr, serum creatinine; SOB, shortness of breath; SVR, systemic
vascular resistance 11
15
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
16
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
BANDA ACEH
I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Tn.M
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku : Aceh
Kesadaran : CM
Temperature : 36,7 0C
17
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
III. ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Sesak Nafas
B. Keluhan Tambahan
Lemas, batuk berdahak
Furosemide 1 x 40 mg, cardace 22,5 mg, maitake 1x2,5 mg, aspilet 1x80 mg,
simvastatin 1x40 mg, novomix 20-0-18, spironoloakton 1x25 mg
18
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
(- /-)
Perkusi
19
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Auskultasi
5. Thoraks Belakang
Inspeksi
simetris, retraksi (-)
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
20
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
6. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba ICS V dua jari lateral
midclavicula sinistra
Perkusi : batas-batas jantung:
- Atas : ICS III
- Kiri : dua jari ke arah lateral garis linea midklavikula
sinistra
- Kanan: dua jari lateral garis parasternal dekstra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising(-), gallop (-)
7. Abdomen
o Inspeksi : Simetris, distensi (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (-) , Hepar dan Lien tidak teraba
o Perkusi : Tympani (+)
o Auskultasi : Peristaltik (N)
21
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
8. Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), sianosis
(-/-), motorik 5555|55555, sensorik dalam batas
normal
Inferior : Edema (-/-), sianosis
(-/-), motorik 5555|5555, sensorik dalam batas
normal
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
22
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Hematokrit 39 % 40-55%
SGOT 44 0-31
SGPT 27 0-37
HbSAG Negatif
L : Normal
Trombosit :
Normal
EKG
23
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
24
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Interpretasi :
1. Irama : Sinus
2. Qrs rate : 83 x/menit
3. Regularitas : Regular
4. Interval PR : 0,12 s
5. Axis : Normoaxis
6. Morfologi
Gel P : 0,04
Kompleks QRS : QRS durasi 0,04 s
Segmen ST :
ST elevasi :-
ST depresi :-
T inverted : di V5 dan V6
25
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Q patologis : -
Foto Thoraks
Ekspertise
Trakea : Normal, Tidak mengalami deviasi
ICS kiri dan kanan : Sejajar, Tidak ditemukan adanya penyempitan
Cor : Membesar kekiri
Bentuk Jantung normal, Pinggang jantung tidak
nampak jelas, dan tidak ada terlihat bentuk jantung
seperti sepatu, batas kanan jantung di linea
parasternal kanan. CTR : (5+14)/ 30 x 100% =63,4
%
Aorta : sulit dinilai
Pulmo : chepalisasi
Batas paru:
Apex : Puncak paru sampai clavicula
Atas : Clavicula sampai costa II depan
26
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
VII. DIAGNOSA
VIII. PENATALAKSANAAN
UMUM
- Bedrest/ istirahat
- O2 2 L/menit
- Diet Jantung 1700 kkal
KHUSUS
- Cardace 2x2,5 mg
- Maintate 1 x 2,5 mg
- Aspilet 1 x 80mg
- Simvastatin 1 x 40 mg
- Spironolakton 1 x 12,5 mg
- Plavix tab 1 x 1 tab
- Ambroxol syr 3 x CI
- ISDN 3 x 5 mg.
EDUKASI
- Perbanyak istirahat
- Mobilisasi bertahap
- Hindari makanan berlemak dan mengandung garam yang
berlebih
- Minum obat yang teratur
IX. PERENCANAAN
27
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Konsul Endokrin
X. PROGNOSIS
ANALISA KASUS
28
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Gejala utama ADHF antara lain sesak napas, kongesti, dan kelelahan yang
sering tidak spesifik untuk gagal jantung dan sirkulasi. Gejala gejala ini juga
dapat disebabkan pleh kondisi lain yang mirip dengan gejala gagal jantung,
komplikasi yang diidentifikasikan pada pasien dengan gejala ini. variasi bentuk
penyakit pulmonal termasuk pneumonia, penyakit paru reaktif dan emboli
pulmonal, mungkin sangat sulit untuk dibedakan secara klinis dengan gagal
jantung 5.
29
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Dispnea de effort menunjukkan gejala awal dari gagal jantung kiri.Hal ini
dikarenakan jantung tidak bereaksi dengan normal ketika ada beban tambahan
seperti aktivitias dimana pada kondisi gagal jantung yang berat cardiac output
yang dikeluarkan oleh jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen
saat aktifitas. Hal ini terjadi dikarenakan mekanisme kompensasi yang ada sudah
dipakai untuk mempertahankan curah jantung selama istirahat. Bila cardiac
output tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, maka jantung
akan memakai mekanisme kompensasi. Mekanisme kompensasi ini sebenarnya
sudah dan selalu dipakai untuk mengatasi beban kerja ataupun selama sakit. Bila
mekanisme ini sudah dipakai secara maksimal maka akan timbul gejala akibat dari
sistem kompensasi yang tidak berjalan, yaitu dyspnea de effort.
Orthopnea (atau dispnea saat berbaring) hal ini disebabkan pada saat
berdiri terjadi penimbunan cairan di kaki dan perut.Pada waktu berbaring maka
cairan ini kembali ke pembuluh darah balik dan pada akhirnya menyebabkan
30
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
Timbulnya ronkhi yang disebabkan oleh transudasi cairan paru adalah ciri
khas dari gagal jantung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Batas jantung
o Atas : ICS III
o Kiri : dua jari ke arah lateral garis linea midklavikula
sinistra
o Kanan : dua jari lateral garis parasternal dekstra
Auskultasi : Ronkhi basah basal pada daerah basal paru bilateral
Pada perkusi ditemukan batas jantung melebar, hal ini bisa diartikan
bahwasanya pada pasien ini telah terjadi kardiomegali akibat dari kompensasi
jantung untuk meningkatkan cardiac output. Mekanisme kompensasi mencakup
mekanisme Frank-Starling, hipertrofi ventrikel dan aktifasi neurohormonal. Pada
awalnya hipertrofi ventrikel ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih
kuat, tetapi efek dari hipertrofi jantung harus diikuti oleh peninggian tekanan
diastolik ventrikel yang lebih tinggi dari normal, dengan demikian tekanan atrium
juga meningkat, akibat dari kekakuan dinding yang mengalami hipertrofi, yang
pada akhirnya menurunkan cardiac output.
Pada auskultasi paru didapatkan ronchi basal sebagai akibat ekstravasasi
cairan dari kapiler paru ke alveoli akibat peningkatan tekanan ventrikel kiri.
Hasil anamnesis pada pasien ini, pasien telah menderita hipertensi sejak 15
tahun yang lalu namun tidak terkontrol dengan baik. Hal ini menjadi salah satu
faktor predisposisi gagal jantung pada pasien ini.Berdasarkan sebuah studi dari
Framingham, hipertensi menyumbang sekitar seperempat darikasus gagal
jantung12. Pada populasi usia lanjut, sebanyak 68% kasus gagal jantung dikaitkan
dengan hipertensi.13 Studi berbasis masyarakat telah menunjukkan bahwa
hipertensi dapat berkontribusi bagi perkembangan gagal jantung sebanyak 50-
60% dari pasien.
31
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
32
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
dikarenakan efek kerja dari furosemide lebih cepat (30 menit setelah
pemberian, masa kerja 4-6 jam) dan efeknya kuat dibandingkan
thiazide.Thiazide kurang efektif fiberikan pada pasien yang mengalami
penurunan fungsi ginjal.
2. Mencegah myocardial remodeling dan menghambat progresifitas gagal
jantung dengan memberikan ACE Inhibitors
3. Meningkatkan ejection fraction dengan penggunaan Beta Blocker.
Algoritma terhadap acute decompensated heart failure yang digunakan
untuk mengevaluasi diagnostik dan prognostik pasien dengan ADHF antara lain
yaitu :
33
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
34
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
BAB III
KESIMPULAN
35
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
DAFTAR KEPUSTAKAAN
3. McMurray, J., Adamopoulos, S., Anker, S., et al. ESC Guidelines for the
diagnosis and treatment. United Kingdom : The European Society of Cardiology
2012., 2012, Vol. 33. 17871847.
4. Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH.ABC of heart failure: History and
epidemiology. 320, s.l. : BMJ, 2000. 39-42.
10. Gibbs CR, Jackson G, Lip GYH. ABC of heart failure: non-drug
management. BMJ, 2000, Vol. 320. 366-9.
36
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULAR
BPK RSUZA BANDA ACEH
37