Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PENANGGUNG
JAWABAN

ONE DAY SYMPOSIUM &


RAPAT KOORDINASI
PELAKSANAAN DOTS DI KAB.
ACEH BARAT DAYA

11 Maret 2017
Bismillahirrahmaanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, hingga acara ONE DAY
SYMPOSIUM denga tema Fight TB in Unity, Together We Shall Prevail dan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan DOTS di Aceh Barat Daya ini dapat terlaksanakan dengan lancar. Shalawat serta
salam kita curahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Sehubung dengan berakhirnya rangkaian acara ONE DAY SYMPOSIUM denga tema
Fight TB in Unity, Together We Shall Prevail dan Rapat Koordinasi Pelaksanaan DOTS di Aceh
Barat Daya, maka sudah merupakan kewajiban kami untuk menyampaikan laporan rangkaian
kegiatan sebagai bentuk akuntabilitas dan responsibilitas/ pertanggungjawaban akan pelaksanaan
acara tersebut, maka laporan ini kami sampaikan dengan rincian sebagai berikut :

I. STRUKTUR KEPANITIAAN
II. LATAR BELAKANG
III. JUDUL KEGIATAN
IV. WAKTU DAN TEMPAT
V. PESERTA KEGIATAN
VI. RUNDOWN ACARA
VII. DESKRIPSI KEGIATAN
VIII. LAPORAN BIAYA

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
STRUKTUR KEPANITIAAN
ADVISORY BOARD

Advisory Board
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Barat Daya
Direktur
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan Kabupaten Aceh Barat Daya
Ketua
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Aceh Barat Daya

EVENT ORGANIZER
Event Organizer
Ketua
dr. Wira Elfira
Sekretaris dr. Ari Bandana Tasrif

Bendahara dr. Tri Maya Dewi

Divisi :
Koordinator Acara & Tempat dr.Ewie

Anggota : dr. Munawwarah


dr. Siti Desni
dr. Arzia Mustika
dr. Cut Risya Firlana
dr. Rika Karuna
dr. Teguh Bahgie
dr. M. Rudini
dr. Cut Regia Heldayana
Koordinator Konsumsi dr. Yuliana

Anggota dr. Dinda Feraliana


dr. Anita
dr. Zakiyah

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
dr. Cici Lestari
dr. Annisa

Koordinator Humas dr. Rini Fitri Agustia

Anggota : dr. Teuku Ziaul


dr. Hendri A
dr. Riski Kurniawan
dr. Cut Khairunnisa
dr. Afrida Yanti
dr. Putri Melisa
Koordinator Kestari dr. Devi Firiani

Anggota : dr. Kartika Dewi


dr. Khairunisa Anwar
dr. Fitri Ermalya Rizki
dr. Marwillis
dr. Ira Anggraini
Koordinator Publikasi Dokumentasi dr. Aga S.Imanda

Anggota : dr. Imam Darmawan

dr. Randy Redhana

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
LATAR BELAKANG

TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di
dunia hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. WHO
memperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh TB Paru. Hal ini dibuktikan
dengan masih banyaknya jumlah penderita TB Paru yang ditemukan di masyarakat dan sejak
tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB Paru merupakan kedaruratan global bagi
kemanusiaan. Setelah sebelumnya berada di peringkat 3 dengan prevalensi TB Paru tertinggi
setelah India dan Cina, berdasarkan laporan WHO, pada tahun 2007 peringkat Indonesia turun ke
peringkat 5 dengan prevalensi TB Paru tertinggi setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria.
Di seluruh dunia, TB Paru merupakan penyakit infeksi terbesar nomor 2 penyebab
tingginya angka mortalitas dewasa sementara di Indonesia TB Paru menduduki peringkat 3 dari
10 penyebab kematian dengan proporsi 10% dari mortalitas total. Angka insidensi semua tipe TB
Paru Indonesia tahun 2010 adalah 450.000 kasus atau 189 per 100.000 penduduk, angka
prevalensi semua tipe TB Paru 690.000 atau 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian TB
Paru 64.000 atau 27 per 100.000 penduduk atau 175 orang per hari.
Meskipun memiliki beban penyakit TB Paru yang tinggi, Indonesia merupakan negara
pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang mampu
mencapai target global TB Paru untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan pada tahun
2006. Pada Tahun 2009, tercatat sejumlah sejumlah 294.732 kasus TB Paru telah ditemukan dan
diobati (data awal Mei 2010) dan lebih dari 169.213 diantaranya terdeteksi BTA+, dengan
demikian, Case Notification Rate untuk TB Paru BTA+ adalah 73 per 100.000 penderita TB
Paru yang diperiksa. Rerata pencapaian angka keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir
adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%.
TB Paru merupakan suatu penyakit kronik yang salah satu kunci keberhasilan
pengobatannya adalah kepatuhan dari penderita. Penyakit menular ini sebenarnya dapat
disembuhkan dengan obat yang efektif, namun pengobatan TB Paru harus dilakukan selama
minimal 6 bulan dan harus diikuti dengan manajemen kasus dan tata laksana pengobatan yang
baik. DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi penyembuhan TB Paru
jangka pendek dengan pengawasan secara langsung, dengan menggunakan strategi DOTS, maka

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. Walaupun strategi DOTS telah
terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB Paru, tetapi beban penyakit TB Paru di
masyarakat masih sangat tinggi, dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003,
diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB Paru, dan sekitar 0,5 juta orang
meninggal akibat TB Paru di seluruh dunia (WHO, 2009).
Selain itu, pengendalian TB Paru mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV,
Multidrug Resistant (MDR) TB dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin
tinggi. Drop out merupakan masalah dalam penanggulangan TB Paru dan salah satu penyebab
terjadinya kegagalan pengobatan yang berpotensi meningkatkan kemungkinan penyebaran dan
resistensi terhadap OAT (obat anti tuberkulosis). Apabila seseorang telah menderita resistensi
obat maka biaya pengobatan yang dikeluarkan akan lebih besar dan waktu pengobatan akan lebih
lama.
Penyakit ini juga berhubungan dengan produktivitas, dengan penyakit ini seorang
penderita TB Paru dewasa diperkirakan akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4
bulan dan hal ini dapat mengakibatkan penderita tersebut kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangga sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB Paru, maka akan kehilangan pendapatannya
sekitar 15 tahun. Angka drop-out pengobatan TB Paru secara nasional diperkirakan tinggi, yaitu
sebesar 2% dari seluruh kasus TB Paru baru, dan diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus
resisten OAT setiap tahunnya. Hal ini sangat berbahaya, karena penelitian telah memperlihatkan
bahwa pengobatan yang dilakukan dengan tidak teratur akan memberi efek yang lebih buruk dari
pada tidak diobati sama sekali. Resistensi OAT yang terjadi akibat seseorang tidak berobat tuntas
atau bila diberi OAT yang keliru akan memberikan dampak buruk tidak hanya kepada yang
bersangkutan tetapi juga kepada epidemiologi TB Paru di daerah tersebut.
Situasi TB Paru di dunia semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah kasus TB
Paru dan banyaknya pasien TB Paru yang tidak berhasil disembuhkan. Berdasarkan laporan
WHO/IUATDL Global Project On Drug Resistance Surveillance 2010, kasus Multidrug
Resistant (MDR) TB Paru telah ditemukan di Eropa Timur, Afrika, Amerika Latin, dan Asia
dengan prevalensi > 4% diantara kasus TB Paru baru. Di Indonesia, data awal survei resistensi
OAT pertama yang dilakukan di Jawa Tengah menunjukkan angka MDR TB Paru yang rendah
pada kasus baru dengan prevalensi 1-2%, tetapi angka ini meningkat pada pasien yang pernah
Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
diobati sebelumnya dengan prevalensi 15%. Kasus TB Paru Aceh tergolong tinggi dengan
ditemukannya sebanyak 25.614 penderita baru selama tahun 2010. Berdasarkan data TB Paru
nasional, Aceh tahun 2010 menempati urutan ke-tujuh dengan jumlah penderita TB Paru
tertinggi setelah Gorontalo, Maluku, Sulawesi utara, Sulawesi Tenggara, Bangka Belitung dan
Jakarta.
.Oleh karena itu, Rumah Sakit Umum Teungku Peukan Kab. Aceh Barat Daya dengan
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Aceh Barat Daya menganggap bahwa diperlukan sebuah
simposium untuk menyadarkan para klinisi kesehatan akan bahaya TBC sehingga nantinya bisa
dilakukan perubahan untuk menurunkan angka prevalensinya.

JUDUL KEGIATAN
ONE DAY SYMPOSIUM “Fight TB in Unity, Together We Shall Prevail” Dan Rapat
Koordinasi Pelaksanaan DOTS di Aceh Barat Daya

WAKTU & TEMPAT


Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017 pada pukul 09.00 sd selesai, di Aula
Gedung DPRK Kab. Aceh Barat Daya

PESERTA KEGIATAN
Dihadiri 300 peserta yang terdiri profesi medis , mencakup para dokter umum maupun
dokter spesialis dan praktisi medis, Camat dan Kepala Desa seluruh Kab. Aceh Barat Daya

RUNDOWN ACARA

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
DESKRIPSI ACARA
 Simposium

 Rapat Koordinasi Pelaksanaan DOTS di Kab. Aceh Barat Daya

LAPORAN BIAYA
Keterangan Pengeluaran Jumlah Total
(rupiah) (rupiah)
1. Uang Hangus 50% Arena Hotel Rp. 1.000.000
2. Sewa Gedung DPRK Rp. 1.500.000
3. Printer Canon Rp.680.000
4. Rapat I Rp.99.000
5. Rapat II Rp.220.000
6. Rapat III Rp.324.000
7. Transportasi Panitia Rp.600.000
8. Transportasi Konsumsi Rp.200.000
9. Bensin Sebar Undangan Keuchik Rp.100.000
10. Penyebar Undangan Rp.400.000
11. Tisue dan Plastik Wrap Rp.65.000
12. Pin IDI Rp.250.000
13. Wireless Rp.100.000
14. ATK Rp.4.333.000
15. HVS Rp. 35.000
16. Proposal Rp. 34.000
17. Pulsa Rp. 21.000
18. Pemateri dr. Krisna Rp. 3.500.000
19. Hotel 1 malam 2 kamar Rp. 1.000.000
20. SKP IDI Rp. 2.500.000
21. Penyambutan Pemateri Rp.400.000

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)
22. Pemateri dr. Donal Rp. 3.000.000
23. Pemateri dr. Risma Rp. 3.000.000
24. Pers Rp. 400.000
Total Rp.23.761.000

KOMSUMSI
1. Nasi Kotak 600 x Rp.27.000 Rp 16.200.000
2. Snack 600 x Rp. 10.000 Rp 6.000.000
3. SnackPemateri Moderator&VVIP 25 x Rp.30.000 Rp.750.000
4. Minum 50 Kardus Aqua x Rp. 20.000 Rp 1.000.000
5. Buah Pemateri, Moderator&VVIP 25 x Rp 30.000 Rp750.000
6. Minum The/ Kopi Rp.800.000
7. Snack Moderator 4x Rp.40.000 Rp. 160.000
8. Nasi Kotak Panitia 50 x Rp.27.000 Rp. 1.350.000
9. Nasi Pemateri, Moderator & VVIP 25xRp.27.000 Rp. 675.000
Total Konsumsi Rp 27.685.000
Total Keseluruhan Rp. 51.446.000

Sekretariat:
Rumah Sakit Umum Teungku Peukan
Jalan Meulaboh – Tapaktuan, Padang Meurante,
Kec. Susoh, Kab. Aceh Barat Daya 23765 Provinsi Aceh
Contact Person: dr. Wira Elfira (085106239933) dr. Ewie Indah Wati (085270332884)

Anda mungkin juga menyukai