Anda di halaman 1dari 21

20

BAB 1

KONSEP PENYAKIT

A. Definisi Congestive Heart Failure (CHF)


Congestive Heart Failure (CHF) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam
system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Pasien CHF pada
kenyataannya mengalami berbagai segala keterbatasaanya dalam melakukan aktivitasnya
menjadi sangat rentan untuk mengalami depresi, cemas, sulit mengendalikan emosi.Hal ini
dapat terjadi 3 mengingat segala kemampuan dalam beraktivitas secara mandiri menjadi
hilang setelah menderita CHF.(Fayers and Machin, 2015).
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi (kasron, 2012).
Gagal jantung kongestive adalah keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal
jantung dan mekanisme kompensatoriknya. Gagal jantung kongestive perlu dibedakan dari
istilah yang lebih umum yaitu kongestive sirkulasi, yang hanya berarti kelebuhan beban
sirkulasi akibat bertambahannya volume darah pada gagal jantung atau akibat sebab-sebab
diluar jantung (misalnya, tranfusi berlebihan atau anuria) (Sylvia Price & Wilson, 2013).

B. Etiologi
 Menurut Sylvia Price & Wilson, 2013:
Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung
kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung
meliputi:
1. Meningkatkan beban awal
2. Meningkatkan beban akhir
3. Menurunkan kontraktilistas miokardium.

Dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya gagal jantung meliputi penekanan
sirkulasi yang mendadak dapat berupa :
1. Disritmia
2. Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru
3. Emboli paru
 Menurut kasron, S.KP., Ns 2012
Ada beberapa etiologi atau penyebab dari gagal jantung :
1. Kelainan otot jantung
2. Aterosklorosis koroner
3. Hipertensi sistemik atau pilmonal
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
5. Penyakit jantung lain
6. Faktor sistemik

20
20
 Menurut M. Clevo Rendi & Margaret TH, 2012:
Berbagai gangguan penyakit jantung yang menganggu kemampuan jantung untuk
memompa darah menyebabkan gagal jantung yang biasanya diakibatkan karena kegagalan
otot jantung yang menyebabkan hilangnya fungsi yang penting setelah kerusakan jantung,
keadaan hemodinamis kronis yang menetap yang disebabkan karena tekanan atau volume
overload yang menyebabkan hipertrofi.Penyebab lainnya yaitu:
1. anemia,
2. penyakit tiroid,
3. penyakit paru-paru, dan
4. terlalu banyak cairan tubuh.

C. Patofisiologi

Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam


memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan
tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung.
Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan
jika cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis
tertentu pada penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya
tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal. Sebagai respon
terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer yaitu meningkatnya
aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal akibat aktifitas
neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha
untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme-mekanisme ini mungkin
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir
normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat
frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini
gagal, maka volume sekuncup yang harus menyesuaikan. Volume sekuncup
adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu preload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas
(perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload
(besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila
salah satu komponen itu terganggu maka curah jantung akan menurun.
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis
koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi
sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
21
20
jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung.

Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan


gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal
jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru
akut. Karena curah ventrikel brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan

22
21

Pathway

21
27

D. Manifestasi klinik

 Menurut Smeltzer, 2016 CHF penyakit kronis yang terjadi terjadi secara
tiba-tiba. Gejala yang khas pada orang dengan gagal jantung kongestif
adalah:
1. mudah kehabisan napas saat beraktivitas,
2. sesak napas saat tidur terlentang sehingga membutuhkan beberapa
bantal untuk mengganjal kepalanya,
3. kehilangan nafsu makan,
4. batuk
5. sering kencing pada malam hari,
6. tapi berat badan naik karena penumpukan cairan.
 Menurut kasron ,S.KP., Ns 2012 tanda dominan gagal jantung adalah
meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akbat
tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung
pada kegagalan jantung. Manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung
pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi
1. Gagal jantung kiri, manifestasi klinisnya :
1) Dispneu
2) Batuk
3) Mudah lelah
4) Kegelisahan dan kecemasan
5) Sianosis
2. Gagal jantung kanan, manifestasi klinisnya
1) Kongestif jaringan perifer dan viseral
2) Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
3) Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdoman terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
4) Anorexia dan mual
5) Nokturia
6) Kelemahan

E. Komplikasi
 Menurut Karson, 2012 :
1. Syok Kardigenik
27
28
Stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah jantung dan perfusi
jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung dan otak)
2. Episode Tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena statis darah.
3. Efusi dan Tamponade perikardium (Smeltzer & Bere, 2002) Masuknya cairan ke
kantung pericardium sampai ukuran maksimal
4. Toksistas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis .

F. Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks
Dapat mengungkapkam adanya pembesaran jantung, edema atau efusi pleura yang
menegaskan diagnose CHF
2. EKG
Dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipetrofi bailik jantung dan iskemi (jika
disebabkan AMI), Ekokardiagram
3. Pemeriksaan Laboratorim
Meliputi pemeriksaan elektrolit serum yang mengungkapka kadar natrium yang rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air,K,Na,CI,Ureum,gula
darah.

G. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologis
1) Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
2) Oksigenasi
3) Dukungan diet
Pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau menghilang edema
2. Terapi Farmakologis
1) Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.
Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung,penurunan tekanan vena dan
volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi edema
2) Terapi diuretic
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.Penggunaan harus
hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

H. Pencegahan
 Menurut soegondo (2011) ada beberapahal yang dapat dilakukan
untuk mencegah gagal jantung, diantaranya :
28
29
1. Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak serat
2. Hindari makan yang mengandung lemak jenug, seperti jeroan,
daging kambing, kerang kuning telur dan udang
3. Menjaga berat badan oada batasan sehat dan melakukan
langkah- langkah penurunan berat badan jika perlu
4. Berhenti merokok bagi yang perokok
5. Tidak mengonsumsi minuman keras
6. Olahraga secara teratur
7. Menjega kadar kolesterol dan tekanan darah dalam batas
normal

29
30
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas :

1) Identitas pasien :

Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,


suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status


hubungan dengan pasien.
b. Keluhan utama

1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea

2) Lelah, pusing

3) Nyeri dada

4) Edema ektremitas bawah

5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen

6) Urine menurun

c. Riwayat penyakit sekarang

Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan


pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat
dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya
dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut. Tanyakan juga
gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada


pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark
miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-
obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang
mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki pasien
e. Riwayat penyakit keluarga

30
31
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan
penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian data

1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang


istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat
beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites,
disaritmia, fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur,
peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat
penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan
muntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat,
nokturia, diare atau konstipasi.
6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.

7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang

8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada


kulit/dermatitis
g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi,


kenyamanan, distress, sikap dan tingkah laku pasien.
2) Tanda-tanda Vital :

a) Tekanan Darah Nilai


normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
b) Nadi

Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi

atau takikkardi)

c) Pernapasan

Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit

Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat istirahat /


aktivitas
d) Suhu Badan
31
32

Metabolisme menurun, suhu menurun

e) Head to toe examination :

a. Kepala : bentuk , kesimetrisan

b. Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?

c. Mulut: apakah ada tanda infeksi?

d. Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak,


kesimetrisan
e. Muka; ekspresi, pucat

f. Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

g. Dada: gerakan dada, deformitas

h. Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus


kosta kanan
i. Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit,
edema, clubbing, bandingakan arteri radialis kiri dan kanan.

32
25
26
37

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon


pasien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-kapiler
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat
bernafas)
3. Penurunan curah jantung brrbungan dengan perubahan preload, perubahan afterload
dan/atau perubahan kontraktilitas
4. Nyeri akut berhungan dengan agen pencedera fisiologis (mis: iskemia)
5. Hipervolemia berhubungan dengan ganguan mekanisme regulasi
6. Perfusi perifer tidak efektif berhbungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau vena
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
8. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
9. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan, faktor
psikologis (mis: stress, keengganan untuk makan)
10. Resiko Gangguan integritas kulit

37
38

c. Intervensi Keperawatan

Dx. keperawatan Tujuan dan Intervens


Kriteria i
hasil
1.Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas Setelah dilakukan 1.1 Monitor frekuensi irama, kedalaman
b.d perubahan tindakan dan upaya nafas
membran keperawatan 1.2 Monitor pola nafas
alveolus-kapiler diharapkan 1.3 Monitor kemampuan batuk efektif
pertukaran gas 1.4 Monitor nilai AGD
meningkat. 1.5 Monitor saturasi oksigen
1.6 Auskultasi bunyi nafas
Kriterian hasil 1.7 Dokumentasikan hasil pemantauan
: (Pertukaran 1.8 Jelaskan tujuan dan
gas L.01003) prosedur pemantauan
1.Dipsnea menurun 1.9 Informasikan hasil pemantauan, jika
2.bunyi nafas perlu
tambahan menurun 1.10 Kolaborasi penggunaan oksigen
3.pola nafas saat aktifitas dan/atau tidur
membaik
4. PCO2 dan
O2 membaik
2.Pola nafas Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)
tidak efektif b.d Setelah dilakukan 2.1 Monitor pola nafas
hambatan upaya tindakan (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
nafas (mis: keperawatan 2.2 Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
nyeri saat diharapkan pola gagling, mengi, Wheezing, ronkhi)
bernafas) nafas membaik. 2.3 Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Kriteria hasil : 2.4 Posisikan semi fowler atau fowler
(pola nafas L.01004) 2.5 Ajarkan teknik batuk efektif
1. Frekuensi nafas 2.6 Kolaborasi pemberian
dalam rentang bronkodilato, ekspetoran, mukolitik,
normal jika perlu.
2. Tidak ada
pengguanaan
otot bantu
pernafasan
3. Pasien tidak
menunjukkan
tanda dipsnea

38
39

3.Penurunan Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)


curah jantung setelah dilakukan 3.1 Identifikasi tanda/gejala
b.d perubahan tindakan primer penurunan curah jantung
preload / keperawatan 3.2 Identifikasi tanda/gejala
perubahan diharapkan curah sekunder penurunan curah jantung
afterload / jantung meningkat. 3.3 Monitor intake dan output cairan
perubahan 3.4 Monitor keluhan nyeri dada
kontraktilitas Kriteria hasil 3.5 Berikan terapi terapi relaksasi
: (curah untuk mengurangi strees, jika
jantung perlu
L.02008) 3.6 Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
1.Tanda vital toleransi
dalam rentang 3.7 Anjurkan berakitifitas fisik secara
normal 2.Kekuatan bertahap
nadi perifer 3.8 Kolaborasi pemberian antiaritmia,
meningkat jika perlu
3. Tidak ada edema
4.Nyeri akut Tujuan : setelah (Manajemen nyeri I.08238)
b.d gen dilakukan 4.1 Identifikasi lokasi, karakteristik
penedera tindakan nyeri, durasi, frekuensi, intensitas
fisiologis keperawatan nyeri
(Mis: Iskemia) diharapkan 4.2 Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri 4.3 Identifikasi faktor yang
menurun. memperberat dan memperingan
nyeri
Kriteria hasil 4.4 Berikan terapi non farmakologis
: Tingkat untuk mengurangi rasa nyeri
nyeri 4.5 Kontrol lingkungan yang
(L.08066) memperberat rasa nyeri (mis: suhu
1. Pasien ruangan, pencahayaan,kebisingan)
mengatakan nyeri 4.6 Anjurkan memonitor nyeri secara
berkurang dari skala mandiri
7 menjadi 2 2.Pasien 4.7 Ajarkan teknik non farmakologis
menunjukkan untuk mengurangi nyeri
ekspresi wajah 4.8 Kolaborasi pemberian analgetik,
tenang 3.Pasien jika perlu
dapat beristirahat
dengan nyaman
5.Hipervolemia Tujuan : (Manajemen hipervolemia I.03114)

39
39
b.d setelah dilakukan 5.1 Periksa tanda dan gejala
gangguan tindakan hipervolemia (mis:
mekanisme keperawatan ortopnes,dipsnea,edema, JVP/CVP
regulasi diharapkan meningkat,suara nafas tambahan)
keseimbangan cairan 5.2 Monitor intake dan output cairan
meningkat. 5.3 Monitor efek samping diuretik
(mis : hipotensi ortortostatik,
Kriterian hasil : hipovolemia, hipokalemia,
(keseimbangan hiponatremia)
ciran L. 03020) 5.4 Batasi asupan cairan dan garam
1.Tererbebas 5.5 Anjurkan melapor haluaran urin
dari edema <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
2.Haluaran urin 5.6 Ajarkan cara membatasi cairan
meningkat 5.7 Kolaborasi pemberian diuretik
3. Mampu
mengontrol asupan
cairan menurun

40
40

6.Perfusi Tujuan : (Perawatan sirkulasi I.02079)


perifer tidak setelah dilakukan 6.1 Periksa sirkulasi
efektif b.d tindakan perifer(mis:nadi
penurunan keperawatan perifer,edema,pengisian
aliran arteri diharapkan perfusi kapiler, warna,suhu)
dan/atau vena perifer meningkat. 6.2 Identifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi
Kriteria hasil : 6.3 Lakukan hidrasi
perfusi perifer 6.4 Anjurkan menggunakan obat
(L.02011) 1.Nadi penurun tekanan darah,
perifer teraba kuat antikoagulan, dan penurun
2. Akral teraba hangat kolestrol, jika perlu
3.Warna kulit tidak 6.5 Anjurkan minum obat
pucat pengontrol tekanan darah
secara teratur
6.6 Informasikan tanda dan gejala
darurat
yanng harus dilaporkan.
7.Intoleran Tujuan : (Manajemen energi I.050178)
si aktifitas setelah dilakukan 7.1 Monitor kelelahan fisik dan
b.d tindakan emosional
kelemahan keperawatan 7.2 Monitor pola dan jam tidur
diharapkan 7.3 Sediakan lingkungan yang nyaman
toleransi aktifitas dan rendah stimulus (mis: cahaya,
meningkat. suara, kunjungan)
7.4 Berikan aktifitas distraksi yang
Kriteria hasil : menenangkan
Toleransi 7.5 Anjurkan tirah baring
aktivitas 7.6 Anjurkan melakukan aktifitas secara
(L.05047) bertahap
1. kemampuan 7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
melakukan aktifitas cara meningkatkan asupan makanan
sehari-hari
meningkat 2.Pasien
Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan 3.Pasien
mangatakan dipsnea
saat dan/atau setelah

40
40
aktifitas
8. Ansietas Tujuan : (Terapi reduksi I.09314)
b.d kurang setelah dilakukan 8.1 Identifikasi saat tingkat
terpapar tindakan ansietas berubah
informasi keperawatan 8.2 Pahami situasi yang
diharapkan tingkat membuat ansietas
ansietas menurun. 8.3 Dengarkan dengan penuh perhatian
8.4 Gunakan pendekatan yang teang
Kriterian hasil : dan meyakinkan
(Tingkat ansietas 8.5 Informasikan secara faktual
L.09093) mengenai diagnosis, pengobatan,
1.Pasien dan prognosis
mengatakan telah 8.6 Anjurkan keluarga untuk
memahami tetap menemani pasien, jika perlu
penyakitnya 8.7 Anjurkan mengungkapkan
2.Pasien tampak perasaan dan persepsi
tenang
3.Pasien dapat
beristirahat dengan
nyaman

41
40

9.Defisit nutrisi Tujuan : (Manajemen gangguan makan I.03111)


b.d setelah dilakukan 9.1 Monitor asupan dan keluarnya
ketidakmampua tindakan makanan dan cairan serta
n mencerna keperawatan kebutuhan kalori
makanan, diharapkan status 9.2 Timbang berat badan secara rutin
faktor nutrisi membaik. 9.3 Anjurkan membuat catatan harian
psikologis tentang perasaan dan situasi
(mis:stress,keen Kriteria hasil : pemicu pengeluaran
g ganan untuk (status nutrisi makanan (mis:pengeluaran yang
makan) L.03030) disengaja, muntah, aktivitas
1. Porsi makan yang berlebihan)
dihabiskan 9.4 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
meningkat target berat badan, kebutuhan
2. Perasaan kalori dan pilihan makanan
cepat kenyang
menurun
3. Nafsu makan
membaik
10.Resiko Tujuan : (Edukasi Edema I.12370)
gangguan setelah dilakukan 10.1 Identifikasi kemampuan pasien
integritas kulit tindakan dan keluarga menerima informasi
d.d kelebihan keperawatan 10.2 Persiapkan materi dan media
volume cairan diharapkan integritas edukasi (mis: formulir balance
kulit dan jaringan cairan)
meningkat. 10.3 Berikan kesempatan pasien dan
keluarga bertanya
Kriteria hasil : 10.4 Jelaskan tentang defenisi, tanda,
(integritas kulit dan gejala edema
dan jaringan 10.5 Jelaskan cara penanganan dan
L.14125) 1.Resiko pencegahan edema
kerusakan jaringan 10.6 Intruksikan pasien dan keluarga
integritas kulit untuk menjelaskan kembali
meningkat definisi, penyebab, gejala dan
2. Tidak ada tanda tanda, penanganan dan
kemerahan pencegahan edema.
3..Tidak ada keluhan
nyeri pada daerah

42
40

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1.
Jakarta: EGC

Ibnu Masud, M. S. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC

Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC

Karson, S.KP., Ns. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Medika Nuha:
Yogyakarta

KEMENKES RE. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015

Moorhead, dkk. 2017. Nursing Outcome Classificition. Jakarta: EGC

NANDA Internasional.2017. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi


10.Jakarta: EGC

Robbins & Cortran. 2009. Buku Saku Patologi Edisi 6. Jakarta: EGC

Wedho, dkk. 2013. Buku Ajar Konsep Kebutuhan Dasar Manusia 1. Kupang: Gita
Kasih

LAPORAN PENDAHULUAN
CHF

DISUSUN OLEH
Danang Chairul Imam
NIM PO0220220005

43
40

POLTEKKES KEMENKEN PALU


PRODI D-III KEPERAWATAN POSO

T.A 2021

44

Anda mungkin juga menyukai