OLEH :
Page 1 of 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai berbagai macam penyakit
yangmembahayakan kehidupan manusia, penyakit yang salah satu yang sering kita jumpai yaitu
penyakityang berhubungan dengan jantung manusia. Penyakit yang cukup berbahaya bagi manusia
yaitu salahsatunya penyakit gagal jantung yang merupakan gagalnya fungsi jantung untuk
memompakan darah keseluruh tubuh, penyakit ini sering kita temui pada anak-anak, gagal jantung
harus segera ditangani karena apabila tidak cepat untuk ditangani maka akan berakibat fatal bagi
orang tersebut.
Gagal jantung adalah keadaan patologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan . ciri-ciri yang penting dari definisi ini
adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolic tubuh , kedua penekana arti
gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan . istilah gagal miocardium ditandai
oleh spesifik pada fungsi miokardium , gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung ,
tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan
menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya .
Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum daripada gagal jantung . gagal sirkulasi
menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovascular untuk melakukan perfusi jaringan dengan
memadai , termasuk perubahan dalam volume darah , tonus vaskuler dan jantung . gagal jantung
kongehestif adalah dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
kompenstoriknya . gagal jantung kongehestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu
gagal sirkulasi yang hanya berarti kelebihan beban sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada
gagal jantung atrau sebab-sebab diluar jantung .
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui apa itu congestive heart failure (CHF)
2. Tujuan khusus
a. untuk mengetahui apa itu congestive heart failure (CHF)
b. untuk mengetahui apa yang menyebabkan penyakit congestive heart failure (CHF)
c. untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit congestive heart failure (CHF)
d. untuk mengetahui apa saja pemeriksaan untuk menunjang penyakit congestive heart
failure (CHF)
e. mengetahui apa saja yang dikaji dalam penyakit congestive heart failure (CHF)
f. mengetahui diagnosa keperawatan penyakit congestive heart failure (CHF)
g. mengetahui rencana tindakan apa yang kita harus lakukan jika menemukan pasien
dengan penyakit congestive heart failure (CHF)
Page 2 of 14
C. Rumusan masalah
a. Apa definisi dari penyakit congestive heart failure (CHF)
b. Apa yang menyebabkan penyakit congestive heart failure (CHF)
c. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit congestive heart failure (CHF)
d. Pemeriksaan apa saja yang dapat menunjang dalam penyakit congestive heart
failure (CHF)
e. Hal apa saja yang harus dikaji dalam pasien congestive heart failure (CHF)
f. Apa diagnosa keperawatan penyakit congestive heart failure (CHF)
g. Serta apa saja rencana tindakan dalam menangani pasien dengan congestive heart failure
(CHF).
Page 3 of 14
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah keadaan
dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan
tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darahsecukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,
sedangkantekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.Gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadp oksigen dan nutrien.(Diane C. Baughman dan Jo Ann C.
Hockley, 2000)
Page 4 of 14
gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan
aktivitas
Tabel 1. Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
Page 5 of 14
jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang
terjadi.
D. Patofisiologi
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan
menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion).
Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward
failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada
kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk mempertahankan peredaran darah dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi
pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang
simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin
Page 6 of 14
plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh
jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan
gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda
dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini
disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal
jantung, sehingga menimbulkan manifestasi klinik : (Lucman J. Sorensen 1989)
E. Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi:
Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir
berkurang
Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
Distensi vena paru
Hidrothorak
Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat
b. EKG :
c. Ekokardiografi :
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal
jantung
d. Kateterisasi Jantung:
Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP ) 10 mmHg atau Pulmonary arterial
wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari
2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium
Page 7 of 14
F. Pathway
GAGAL JANTUNG
Masalah keperawatan
Gangguan volume
Oedema Paru terjadi karena cairan gejala klinis :
ascites
Masalah Keperawatan
hepatosplenomegali
Gangguan Pertukaran
gas JVP meningkat
Page 8 of 14
BAB III
A. Pengkajian
1) pengkajian Primer
a. Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,
oksigen, dll
b. Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok
dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi
jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi
juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada
pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
2) Pengkajian Sekunder
a. Aktifitas/istirahat :
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat
atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
b. Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
c. Eliminasi :
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi
d. Makanana/cairan :
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.
Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic
distensi abdomen, oedema umum, dll
e. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f. Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
g. Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
Page 9 of 14
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya tekanan arteri
pulmonal sehingga terjadi oedema paru
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkat vena jugularis
3. Gangguan penurunan curah jantung (CO) berhubungan dengan penurunan
curah jantung.
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya tekanan arteri
pulmonal sehingga terjadi oedema paru
Rencana tindakan Rasional
Auskultasi suara pernafasan, catat Menandakan adanya kongestif
adanya wheezing paru/pengumpulan sekresi
Ajarkan klien untuk batuk secara efektif Membersihkan jalan nafas dan
memudahkan pertukaran oksigen
dan bernafas dalam
Support klien untuk merubah posisi Membantu mencegah atelektasis dan
pneumonia
Page 10 of 14
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan vena jugularis
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994,
dalam Potter & Perry, 1997
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yg menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan Perawat dapat
memonitor kealpaan yg terjadi slm tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan
pelaksanaan tindakan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Page 12 of 14
DAFTAR PUSTAKA :
Soeparman,(1987) Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
Page 13 of 14
LEMBAR KONSUL MAHASISWA
Page 14 of 14