PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
klinis yang ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas)
congestive heart failure ini dapat disebabkan oleh gagal jantung sistolik
Congestive heart failure adalah diet yang tidak sehat, memiliki berat badan
dalam jangka waktu panjang. Dari beberapa faktor tersebut dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi, gula darah meningkat, kadar lemak pada darah juga
tinggi dan obesitas. Jika semua faktor tersebut tidak dapat dicegah maka akan
yang mewakili dari 31% kematian di dunia. Di Amerika Serikat penyakit gagal
jantung hampir terjadi 550.000 kasus pertahun. Sedangkan di negara-negara
yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). dari 58 juta angka
kematian di dunia disebabkan oleh penyakit CHF. Dari seluruh angka tersebut,
dengan jumlah penderita 712,1 ribu jiwa. Sedangkan di Asia Tenggara yaitu
dengan jumlah penderita 376,9 ribu jiwa. Indonesia menduduki tingat kedua di
bertambahnya umur, tertinggi pada umur 65-74 tahun (0.5%), untuk yang
terdiagnosis dokter, sedikit menurun >75 tahun (0,4%) tetapi untuk yang
benar meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi kepada klien
terjadi komplikasi pada penderita CHF yang ada di RSUD Mokopido Tolitoli.
Penanganan pada klien dengan kasus congestive heart failure antara lain
terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan gaya hidup, monitoring dan
control faktor risiko dan terapi farmakologi terapi yang dapat diberikan antara
jantung dan stroke. Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh kasus CHF
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
failure
heart failure
D.Manfaat
2.Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kondisi dimana fungsi janntung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang
fungsi jantung yang berakibat jantung gagal dalam memompakan darah untuk
(Mansoer,2014)
sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat (Udjianti, W J,2010).
2. Etiologi
a. Kelainan otot jantung, gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan
6
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis
menurun.
otot jantung.
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Grade gagal
fungsional :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu :
1) Dispnea
Dispnea (PND)
2) Batuk
Jika gagal jantung terjadi pada pompa bilik kiri jantung, maka darah akan
tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida bisa terisi dengan cairan,
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan
batuk
dengan baik.
penambahan BB.
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
5) Nokturia
6) Kelemahan
4. Patofisiologi
peningkatan volume
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan.
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani. Kerusakan ginjal dari gagal
c. Kerusakan hati
terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkan jaringan
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung
Yaitu penyakit pada katup jantung dimana salah satu atau lebih katup
c. Aritmia
Yaitu masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu
d. Arthritis
Yaitu peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak
e. Disfungsi ginjal
metabolisme.
f. Anemia
g. Diabetes
Yaitu penyakit yang disebakan karena tingginya kadar gula dalam darah
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram (EKG)
c. Ekokardiografi
bersama EKG)
d. Kateterisasi jantung
jantung kanan dan gagal jangtung kiri stenosis katup atau insufisiensi.
e. Radiografi dada
f. Elektrolit
diuretic.
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratori ringan (dini) atau
i. Pemeriksaan tiroid
7. Pencegahan
penting, penyakit jantung tidak selalu dapat dicegah, maka tahap berikutnya
manajemen diet seperti dien rendah garam, rendah lemak atau diet untuk
8. Penatalaksanaan
2) Oksigenasi.
menghilangkan oedema.
b. Terapi Farmakologis :
1) Glikosida jantung.
vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
2) Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui
hipokalemia.
2012).
a. Identitas klien
yang dirasakan saat ini. Dengan adanya dada terasa berat (seperti memakai
tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah, tidak nafsu makan, mual,
e. Riwayat diet
f. Riwayat pengobatan
Oliguria, nokturia.
h. Pola kebiasaan
rales, wheezing)
yang kronis.
7) Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
2. Diagnosa Keperawatan
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual, potensial,
dan resiko) dari individu atau kelompok ketika perawat secara legal
jalan nafas
O2 dalam tubuh
h. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan Ginjal : faktor resiko efek samping
terkait (obat-obatan)
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada pada kasus Congestive heart faiure (Amin &
Hardhi.,2015)
tambahan
dapat bernafas dengan mudah dan menunjukan jalan nafas yang paten.
Lanjutan tabel 2.1
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan pada klien CHF
nafas klien kembali efektif dengan hasil : Klien tidak sesak, Respirasi klien
vital dalam rentang normal, gambaran EKG normal, klien tidak sesak dan
nyeri dada.
ada tanda-tanda infeksi dengan hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (Merah,
h. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan Ginjal : faktor resiko efek samping
terkait (obat-obatan)
Klien tidak merasakan mual dan muntah setelah pemberian obat lewat Intra
vena dan juga oral, BUN dan Creatinin dalam batas normal, produksi urine
normal.
Lanjutan tabel 2.8
Tabel 2.8 Intervensi Keperawatan pada klien CHF
No Intervensi keperawatan Rasional
1. Kaji jika ada mual dan muntah 1. Untuk mengetahui gejala awal
dari ketidak efektifan ginjal
ansietas berkurang dengan hasil klien tenang dan tetap berupaya untuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi perawat diharapakan mampu memahami dan menerapkan falsafah dan para
digma keperawatan dalam praktek lapangan
2. Bagi pendidikan diharapkan perlunya menyediakan buku refrensi yang ada
kaitan dengan judul sehingga bias menambah wawasan yang lebih luas
3. Para pembaca khusunya mahasiswa keperawatan dapa tmengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat mengetahui tentang apa itu
falsafah dan para digma keperawatan dalam perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA