Anda di halaman 1dari 10

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Berikut ini akan di sajikan hasil penelitian hubungan pernikahan dini

dengan kesehatan reproduksi wanita di Desa Mantikole Dusun VI Kecamatan

Dolo Barat, yang di lakukan pada tanggal 23-28 Maret 2018

1. Analisa univariat

Pada penelitian ini hasil analisa univariat akan menggambarkan variabel

independen meliputi pernikahan dini serta variabel dependen yaitu

kesehatan reproduksi wanita.

Adapun hasil penelitian ini dianalisa secara univariat di sajikan dalam

bentuk gambar/diagram sebagai berikut:

a. Pernikahan Dini

Berdasarkan hasil ukur yang sudah ditentukan sebelumnya

pernikahan dini diukur berdasarkan usia responden < 20 tahun dan usia ≥

20 tahun

Berdasarkan kategori yang telah di tentukan tersebut, maka distribusi

responden berdasarkan usia pernikahan dapat di lihat sebagai berikut.

31
Usia Pernikahan Ibu

8,3%
≥ 20 Tahun
< 20 TAHUN

91,7%

Sumber : Data yang di di peroleh pada tahun 2018

Gambar 5.1
Distribus Responden Usia Pernikahan Ibu Di Desa Mantikol
Dusun IV KecamatanDolo Barat Tahun 2018

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa dari 48 responden ibu

yang umur menikah pada usia pernikahan ≥ 20 tahun adalah 4 responden

(8,3%) adalah pernikahan yang baik sedangkan yang menikah di bawah

usia < 20 tahun adalah 44 responden (91,7%) adalah umur pernkahn yang

kurang baik.

b. Kesehatan reproduksi

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan tentang kesehatan

reproduksi kemudian di tetapkan dua kategori berdasarkan nilai median

yaitu 6. Peneliti mengkategorikan kesehatan reproduksi wanita baik bila < 6

dan kategori kesehatan reproduksi kurang baik bila ≥6.

32
Kesehatan Reproduksi
35,4%

baik
kurag baik

64,5%

Sumber : Data primer yang di peroleh pada tahun 2018

Gambar 5.2
Distribusi Responden Berdadarkan Kesehatan ReproduksiIbu
Di Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa dari 48 responden ibu

yang memiliki Kesehatan Reproduksi yang kurang baik 31 responden

(64,5%) sedangkan ibu yang memiliki kesehatan reproduksi baik adalah 17

responden (35,4%).

2. Analisis Bivariat

Dalam penelitian ini, hasil analisis bivariat dilakukan untuk

memberi gambaran hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Pada penelitian ini di gunakan uji stastistik Chi-Square dengan

tingkat kemaknaan 95%. Pada analisis bivariat ini uji kemaknaan untuk

melihat hubungan antara pernikahan dini dengan kesehatan reproduksi

pada wanita sebagai berikut.

33
Tabel 5.2
Hubungan Pernikahan Dini Dengan Kesehatan Reproduksi
Wanita Pada Masyarakat Desa Mantikole Dusun IV
Kecamatan Dolo Barat

kejadian Kesehatan Reproduksi

Pernikahan Baik Kurangbaik Total X2 Rø

Dini N % N % Hitung (95%)

Baik 2 50% 2 50% 4

8,3%

Kurang baik 15 34% 29 66% 44


8,28 2.90
91,7%

Total 17 35,4% 31 64,5% 48

100%

Sember: Data primer yang di peroleh pada tahun 2018

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa responden yang memiliki

usia baik dan kesehatan reproduksi baik adalah 2 ibu (50 % ), sedangkan

usia baik dan kesehatan kurang baik adalah 2 ibu (50%) . Untuk responden

yang memiliki usia kurang baik dan kesehatan reproduksi baik adalah 15

ibu (34%) sedangkan usia kurang baik dan kesehatan reproduksi kurang

baik adalah 29 ib (66%)

Berdasaran Uji Statistic Chi-Square di dapatkan hasil nilai x² hitung yaitu

8,28 sedangkan x² tabel yaitu 3,84 jadi dapat di simpulkan karena x² hitung

(8,28) > x² tabel (3,84) maka Ho di tolak, artinya ada hubungan bermakna

antara pernikahan dini dengan kesehatan reproduksi wanita dengan nilai

R ∅=2,90 ini menunjukkan bahwa pernikahan dini memberi peluang

terhadap kurangnya kesehatan reproduksi sebesar 2,9.

34
B. Pembahasan

1. Pernikahan Dini

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa diusia kurang dari 20

tahun lebih tinggi di bandingkan pernikahan diusia diatas 20 tahun. menurut

asumsi peneliti hal ini terjadi karena mereka belum mengerti atau

memahami usia yang tepat untuk menikah bagi seorang wanita. Hal ini

sesuai teori( AR−Ruzz Media :16) bahwa usia ideal untuk menikah menurut

ilmu kesehatan yaitu perempuan berusia 21 tahun dan pihak laki-laki

berusia 25 tahun namun jika mempertimbangkan kematangan mental dan

emosi usia yang ideal untuk menikah perbandinganya adalah 25 tahun

untuk perempuan dan 30 tahun untuk laki-laki .

Selain itu dari hasil wawancara ada yang mengatakan untuk membantu

mengurangi beban masalah ekonomi wanita harus cepat menikah di usia

dini. Menurut asumsi peneliti bahwa menikah di usia muda sebagian besar

di sebabkan oleh karena paksaan orang tua sehingga biaya ekonomi

keluarga mereka dapat berkurang. Hal ini sesuai dengan teori menurut

Muftahur Rohman, (2014 :19) bahwa Peran orang tua didalam menentukan

perkawinan anaknya harus menikah diusia muda oleh karna beban ekonomi

orang tua, karena orang tua menganggap jika mengawinkan anak gadisnya

maka terdapat dua keuntungan pertama tanggung jawab ekonomi akan

berkurang, dan kedua dengan perkawinan akan diperoleh tenaga kerja

tambahan yaitu menantu. Selanjutnya Perkawinan di usia dini terjadi karena

faktor keluarga yang hidup di garis kemiskinan untuk mengurangi beban

orang tua maka anak di kawinkan dengan yang di anggap mampu. Alasan

lain yaitu orang tua mempunyai dorongan segera mengawinkan anak

35
gadisnya yaitu terdapat dua keuntungan yaitu: pertama tanggung jawab

ekonomi akan berkurang kedua dengan perkawinan akan di peroleh tenaga

kerja tambahan yaitu manantu (Wantania Ginting. 2011). Tingkat

pendapatan keluarga akan mempengaruhi terjadinya pernikahan usia anak.

Hal tersebut di karnakan pada keluarga yang berpendapatan rendah maka

pernikahan anaknya berarti lepasnya beban dari tanggung jawab umtuk

membiayai anaknya.

Kemudian dari hasil penelitian juga, responden mengatakan ketika

mereka menikah di usia muda mereka lebih banyak dirumah untuk

mengurus suami dan anaknya. Menurut asumsi peneliti apabila menikah

diusia dini dapat menyebabkan hubungan sosial mereka kurang baik dengan

orang disekitarnya. Sesuai dengan teori Muftahur Rohman 2014 bahwa

masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri dan membutukan

pergaulan dengan teman-teman sebaya. Perkawinan dini secara sosial akan

menjadi bahan pembicaraan remaja dan masyarakat, kesempatan untuk

bergaul dengan teman semasa remaja hilang, sehingga remaja hilang

sehingga remaja kurang dapat membicarakan masalah-masalah yang di

hadapinya. Pernikahan dini merupakan pengaruh bagi kesejahteraan

keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Wanita yang kurang

berpendidikan dan tidak siap menjalani peranya sebagai ibu akan kurang

mampu untuk mendidik anaknya sehingga anak akan bertumbuh kembang

secara kurang baik.

2. Kesehatan reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa wania di Dusun IV

Desa Mantikole sebagian besar mengalami masalah kesehatan reproduksi

36
menurut asumsi peneliti bahwa menika diusia dini akan dapat

menyebabkan berbagai masalah pada organ reproduksi wanita. Hal ini

sejalan dengan di tulis oleh ( AR- Ruzz Media:34) bahwa Pada usia

belasan, kebanyakan perempuan sudah mengalami menstruasi bahkan

sudah bisa hamil. Akan tetapi sebenarnya organ intim mereka masih dalam

proses pematangan. Maka apabila terlibat dalam pernikahan dini yang

mengharuskan terjadinya perilaku seksual, ini akan merugikan kesehatan

reproduksi mereka. Apalagi jika sampai hamil. Perilaku seksual yang di

paksakan dapat membuat organ reproduksi mereka mengalami trauma,

perobekan yang besar bahkan infeksi yang berbahaya. Terjadinya infeksi

menurut medis di sebabkan oleh perilaku seksual yang mengubah sel

normal (sel yang biasa tumbuh pada anak-anak) menjadi sel ganas yang

akhirya menyebapkan infeksi kandungan bahkan kanker.

Selain itu menurut Muftahor Rohma 2014) ada beberapa resiko

kehamilan yang dapat di alami oleh remaja usia (kurang dari 20 tahun

yaitu:

a. Kurang darah (anemia)

b. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan

perkembangan biologis dan dan kesadaran janin terlambat, sehingga

bayi dapat lahir dengan berat badan rendah.

b. Preeklemsi dan eklamsi, dan lain-lain.

3. Hubungan pernikahan dini dengan kesehatan reproduksi wanita

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan adanya hubungan bermakna

antara usia pernikahan dini dengan kesehatan reproduksi wanita. Menurut

asumsi peneliti hal ini di sebabkan karena Pernikahan dini memberi

37
peluang kepada anak perempuan berusia belasan tahun untuk mengalami

kehamilan beresiko. Dimana bila hamil dibawa usia 16 tahun bahkan 19

tahun memiliki resiko yang besar di banding kehamilan dengan usia di atas

20 tahun. Bahkan bila melahirkan di bawah usia 15 tahun memiliki resiko

meninggal dunia 5 kali lebih besar dari melahirkan. Hal ini sejalan dengan

tingginya anggka kemarian ibu yang salah satunya di sumbang oleh faktor

pernikahan dini( AR- Ruzz Media:34).

Memang bukan hal yang mudah bagi perempuan muda untuk

menjalani kehamilan. Deretan resiko yang mengancamnya pun tidak

main-main. Ia akan mudah terkena anemia, dimana cirinya adalah terus

merasa lelah dan lemah. Hal ini tentu membahayakan kondisi janin dan

juga kesehatan ibu. Belum lagi saat persalinan. Pertumbuhan tulang

panggul yang belum sempurna akan berefek pada keberlangsungan

persalinan. Selain itu mereka juga beresiko terkena preklamsia di mana

ibu mengalami peningkatan protein urine dan tekanan darah tinggi. Jika

sudah terkena eklamsia, maka kesehatan jiwa janin dan juga ibunya

sangat beresiko, karena dapat mengakibatkan kematian. Pada usia

belasan, kebanyakan perempuan sudah mengalami menstruasi bahkan

sudah bisa hamil. Akan tetapi sebenarnya organ intim mereka masih

dalam proses pematangan. Maka apabila terlibat dalam pernikahan dini

yang mengharuskan terjadinya perilaku seksual, ini akan merugikan

kesehatan reproduksi mereka. Apalagi jika sampai hamil. Perilaku

seksual yang di paksakan dapat membuat organ reproduksi mereka

mengalami trauma, perobekan yang besar bahkan infeksi yang

berbahaya. Terjadinya infeksi menurut medis di sebabkan oleh perilaku

38
seksual yang mengubah sel normal (sel yang biasa tumbuh pada anak-

anak) menjadi sel ganas yang akhirya menyebabkan infeksi kandungan

bahkan kanker ( AR- Ruzz Media:34)

39
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagi berilut:

1. Kejadian pernikahan dini di Dusn IV Desa Mantikole Kecamatan Dolo

Barat lebih banyak usia dibawah 20 tahun.

2. Kesehatan reproduksi wanita di Dusun IV Desa Mantikole Kecamatan

Dolo Barat lebih banyak yang mengalami masalah kesehatan reproduksi.

3. Ada hubungan yang bermakna antara pernikahan dini dengan kesehatan

reproduksi wanita.

B. Saran

1. Bagi puskesmas

Diharapkan bagi pihak puskesmas memberikan penyuluhan tentang

usia yang tepat dalam menikah sesuai dengan kesehatan reproduksi bagi

wanita.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

penelitian ini dengan variabel-variabel berbeda.

40

Anda mungkin juga menyukai