PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan
meningkatnya status kesehatan dan gizi dan bayi (Kemenkes 2015). Kesehatan
reproduksi merupakan salah satu program yang ada dalam hal inI sehat secara
fisik mental, dan sosial secarah utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan
perempuan muda di Indonesia dengan interval usia 10-15 tahun sudah menika
usia 15 tahu. Pada interval usia yang lebih tinggi, perempuan muda berusia
15-19 tahun. telah menika ( 11,7%) jau lebuh besar jika dibandingkan dengan
laki-laki muda berusia 15-19 tahun jumlah 1,6 persen.(BKKBN, 2012 : 33).
sangat tinggi pada tahun 2013. Rasio pernikahan usia dini adalah 67 per1.000
2
pernikahan (BKKBN) Menurut beberapa penelitian dahulu ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pernikahan diusia dini diantaranya faktor budaya yang ada
dari keluarga miskin dan dibawah garis kemiskinan hampir 80% anak
usia anak dibawah 15 tahun memiliki tren yang cenderung menurun, tetapi
kelima Provinsi tersebut tetap memiliki angka anak perempuan yang menikah
sebelum umur 15 tahun yang cenderung tinggi: 50,000 per tahun. Prevalensi
juga tinggi dengan persentase di antara 3,8 dan 5,5%. (Suryamin, 2016 : 38)
pada anak dibawah umur. Data Puskemas tahun 2017 menunjukan bahwa dari
355 kepala keluarga dan memiliki anak telah menika dibawah umur. Dimana
abortus masa muda. Dan dari data PBL saat pos yandu banyak wanita yang
datang adalah ibu yang kelihatan muda yang rata-rata di bawah umur 20 tahun.
3
uraian maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Hubungan pernikahan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penilitian
4
1. Puskesmas
2. Bagi peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan Dini
Undang Perkawinan saat ini, persetujuan orang tua dapat diajukan untuk
persetujuan orang tua, perempuan dapat menikah secara sah pada usia 16
tahun dan laki-laki pada usia 19 tahun. Bahkan, orang tua anak perempuan
6
dengan tidak mengizinkan anak-anak untuk berpendapat atas diri mereka
seringkali dikehendaki oleh orang tua, anak perempuan, dan anak laki-laki
untuk mengubah usia anak sehingga mereka dapat menghindari batas usia
2. Aspek biologis
a. Usia
7
namun jika mempertimbangkan kematangan mental danemosi usia
b. Kondisi fisik
seksual. Maka ini berdampak buruk jika kita paksakan. Maka ini
yang ideal. Apakah kita dan calon pasangan sehat tidak menghidap
turunan.
3. Aspek psikologis
tentang gejala dan kegiatan jiwa. Adapun aspek psikologi yang perlu di
8
a. Kepribadian
b. Sifat
sifat dari calon pasangan kita. Apakah sifatnya dapat menyatu dengan
fungsi seksual pada wanita, hal ini telah di kemukakan (Mansur di kutip
menjadi dewasa, secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada
9
penampilan, fisik dan fumgsi fisiologi, terutama yang terkait dengan
6. Seks remaja
tua, juga pendidik, pejabat pemerintah, parah ahli dan sebagainya. Remaja
hubungan seks. Hal itu tidak berarti bahwa remaja yang tidak atau belum
10
adalah karena kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan taraf
c. Tabu-Larangan
11
membutukan pergaulan dengan teman-teman sebaya. Perkawinan dini
tidak siap menjalani peranya sebagai ibu akan kurang mampu untuk
dalam kehidupan seorang dan oleh karna itu mengandung stres. Istri dan
bahwa istri dan suami memulai berahli dari masa hidup sendiri ke masa
2014 :23).
12
seorang remaja. Sebenarnya remaja tersebut belum siap mental untuk
harus menikah di usia muda oleh karna beban ekonomi orang tua
d. Agama
13
e. Desakan ekonomi
anaknya.
f. Kesadaran individu
Tidak terkecuali pada pernikaha dua anak manusia yang masih berusia di
bawah batas umur standar pernikahan. Oleh karena itulah, pernikahan dini
14
berpeluang besar memberikan dampak bologis bagi pelaunya, terlebih bgi
a. Kehamilan beresiko
kali lebih besar dari melahirkan. Hal ini sejalan dengan tingginya
pernikahan dini.
merasa lelah dan lemah. Hal ini tentu membahayakan kondisi janin
tekanan darah tinggi. Jika suda terkena eklamsia, maka kesehatan jiwa
kematian.
15
b. Merugukan sel reproduksi wanita.
sebapkan oleh perilaku seksual yang mengubah sel normal (sel yang
muda beresiko lahir dengan berat badan rendah, caderah saat lahir,
16
B. Kesehatan reproduksi wanita
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan
kesejatraan sosial secarah utuh pada semua hal yang berhubungan dengan
sistem fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
Dalam segi fisik remaja masih belum cukup kuat, tulang panggulnya masih
berusia 10-14 memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar selama
kemungkinan dua kali lebih besar terjadinya resiko saat melahirkan. Mereka
tidak menyadari resiko yang akan terjadi jika melahirkan pada usia muda.
17
Kondisi ini menunjukan betapa lemahnya sisi tawar perempuan tentang
1. Kurang darah (anemia) adalah dalam masa kehamilan dengan akibat bagi
prematur.
3. Preeklemsi dan eklamsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun
bayinya.
pada wanita.
mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu faktor janin terdiri dari
abnormal,faktor plasenta kelainan tali pusat dan bayi kembar. Faktor ibu
terdiri dari usia jumla anak yang di lahirkan (paritis), keadaan panggul,
18
Adapun dampak operasi sectio caesarea Dampak bagi ibu
adalah syok perdarahan, cedera pada organ lain perut dalam rahim,
bayi yang lahir melalui sectio caesarea sebelum usia gestasi 39 munggu,
Banyak hal yang menjadi penyebab atau indikasi seorang ibu harus
dua yaitu medis dan non indikasi. Indikas medis di lakukan sectio
caesarea ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor
ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu besar, kelainan letak, ancaman
gawat janin, janin abnornal faktor plasenta kelainan tali pusat dan bayi
kembar. Faktor ibu terdiri dari usia, jumla anak yangdi lahirkan(paritis),
peghambat jalan lahir, kelainan kontraksi rahim ketuban pecah dini, pre
eklamsia dan keadaan panggul. Adapun indikasi non medis terdiri atas
6. Kondisi inflamasi pada Penyakit ini yang meliputi infeksi pada saluran
19
jaringan di daerah ini memungkinkan timbulnya lingkungan yang
timbulkan oleh infeksi jauh lebih berat karena lokasinya dekat dengan
menyengat, iritasi atau rasa sakit. Jika wanita mengalami rabes vaginanya
servisitis, adanya tanda dan gejalah rebes vagina yang menyatakan bahwa
20
meninggalkan sekolahnya hal ini terlambat atau bahkan mungkin tidak
ovulasi).
menstruasi.
plasentanya keluar.
menyusui.
21
4) Pelayanan rujukan untuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan dan
22
BAB III
OPERASIONAL
A. Kerangka konsep
Independen Dependen
Kesehatan
Pernikahan dini
reproduksi wanita
Gambar3.1
Kerangka konsep
B.Hipotesis
23
C. Definisi Operasional
1. Pernikahan dini
berlangsung.
penelitian berlangsung
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
B.Populasi sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang telah menikah
2. sampel
dari kerakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini sampel
25
a. kriteria inklusi
b. besar sampel
besar sampel pada penelitian ini di hitung berdasarkan rumus Slovin yaitu
sebagai berikut
N
n = 1+ N (d ²)
N = besar populasi
d =10%(0,1)
94 94 94
n ¿ = = =48 responden
1+ 94(0,1) ² 1+ 94 (0,01) 1,94
26
perhitungkan tetapi semata-mata hanya berdasarka kepraktisan belaka
C. Pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
Data ini diperoleh dari data PBL mahasiswa AKPER BK Palu dan
2. Cara pengukuran
1. Editing
2. Coding data
27
Adalah data mengklasifikasikan data dengan cara memberikan kode untuk
3. Entry
4. Cleaning data
5. Describing Data
Merupakan kegiatan menguraikan data yang sudah di cek kembali
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Penelitan analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebi dari dua
vriael.
Uji statistic yang digunakan pada penelitan ini adalah uji statistik dengan
2
X =
(
n ( ad−bc )−
n 2
2 ) ❑
28
Kriteria penerimaan Hipotesis
Tabel 5.1
Baik C D c+d
( A . D−B . C )
R ∅=
√ ( A +B )( C + D )( A+ C ) ( B+ D )
29
G. Etika Penelitian
kepada Kepala Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat dan kepala puskesmas
ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi
(Alimul, 2009):
responden.
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
hasil penelitian.
30