DISUSUN OLEH:
DWI APRILIANI
P13374202I7078
3B
Beban
Disfungsi Miokard Beban diastolik Peningkatan kebutuhan Beban volume
tekanan
(AMI) Miokarditis berlebihan metabolisme berlebihan
berlebihan
Kontraktilitas
menurun
Hambatan pengosongan
ventrikel
Gagal jantung kanan
COP menurun
CHF
Tekanan diastol
Forward failure Backward failure meningkat
LVED naik
Asidosis metabolik
Penurunan Aldosteron
perfusi jaringan Edema paru Beban ventrikel kanan Hepatomegali,
meningkat
Peningkatan asam laktat meningkat Splenomegali
dan ATP menurun
ADH meningkat Ronkhi basah
Mendesak
Hipertropi diafragma
Fatigue ventrikel kanan
Iritasi mukosa
Retensi natrium
Llllllllllllllllllll paru
dan air Sesak napas
llllllllllllllllllll
Intoleransi aktivitas
llllllllllllllllllll
llllllllllllllllllll
llllllllllllllllllll
Penyempitan
llllllllllllllllllll Kelebihan Reflkes batuk
lumen ventrikel Pola napas
menurun
llllllllllllllllllll volume cairan kanan tidak efektif
llllllllllllllllllll vaskuler
llllllllllllllllllll
llllllllllllllllllll Penumpukan
llllm,. sekret
Ketidakefektifanbersihan
jalannafas
8. Pemeriksaan Penujang
a. Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau
polisitemia vera
b. Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain
c. Analisa gas darah (AGD): menilai derajat gangguan keseimbangan
asam basa baik metabolik maupun respiratorik.
d. Fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang
merupakan resiko CAD dan penurunan perfusi jaringan
e. Serum katekolamin: Pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit
adrenal
f. Sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut.
g. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF
terhadap fungsi hepar atau ginjal
h. Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid
i. Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang
jantung, hipertropi ventrikel
j. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung, yang menunjang
penurunan kemampuan kontraksi.
k. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
l. Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
m. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan
disritmia
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan kritis
a. IdentitasPasien :
Nama, Umur, Jenis Kelamin, pekerjaan, agama, tanggal masuk,
No.RM, alasan masuk dll.
b. Pengkajian primer
1) Airway
Kaji apakah ada sumbatan atau obstruksi jalan nafas karena
penumpukan sekret atau lidah jatuh ke belakang, pada pasien CHF
muncul sumbatan atau penumpukan sekret.
2) Breathing
Kaji apakah ada kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tidak teratur, nafas
terdengar ronkhi, wheezing, sonor, stridor/ekspansi dinding dada,
padapasien CHF muncul : Sesak dengan aktifitas ringan atau
istirahat, RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal,
Ronchi, krekles, Ekspansi dada tidak penuh, Penggunaan otot
bantu nafas
3) Circulation
Kaji tekanan drah, takikardia, disritmia, kemungkina hipertensi,
sianosis, kulit dan membrane mukosa pucat. Padapasien CHF
muncul :Nadi lemah , tidak teratur, Takikardi, TD meningkat /
menurun, Edema, Gelisah, dingin, Kulit pucat, sianosis
4) Disability
Meliputi penilaian kesadaran, AVPU maupun GCS
5) Eksposure
Menilai tubuh pasien apakah ada cedera atau tidak
c. Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Anamneis yang digunakan dalam keperawatan kritis meliputi AMPLE,
yaitu:
A = Allergies
Riwayat alergi yang diderita klien dan keluarga klien. Baik alergi
obat-obatan atau makanan minuman.
M = Medication
Pengobatan pada klien sebaiknya yang sesuai dengan kondisi
klien dan tidak mnimbulkan reaksi alergi. Pemberian obat
dilakukan sesuaidengan riwayat pengobatan klien.
P = Post illness
Riwayat pembedahan atau masuk rumah sakit sebelumnya.
L = last meal
Waktu klien terakhir makan atau minum
E = Event
Mengenai apa yang benar-benar terjadi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung 00029 (
hal. 244 ).
b. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung 00200 ( hal. 251 ).
c. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi 00032 ( hal. 243 )
3. Intervensi
NIC :
Intervensi Rasional
2. Evaluasi
a. Penurunan curah jantung pada pasien dapat teratasi.
b. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung pada pasien dapat teratasi.
c. Pola nafas pasien dapat efektif kembali seperti biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Susan C, 2013. Keperawatan medikal bedah brunner & suddarth Edisi 12.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cowie, M.R., Dar, Q. 2008. The Epidemiology and diagnosis of heart failure. In:
Fuster, V., et al., eds. Hurst’s the Heart. 12th ed. Volume 1. USA: McGraw-
Hill
( http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-
kongestif/ diakses pada 19 Februari 2020)