Gagal Jantung
Pokok bahasan
Sasaran
: Pasien/ keluarga
Nama penyuluh
:Kelompok 1
Waktu
: 15 menit
Hari/tanggal
: Jumat, 18/12/2015
Tempat
: Ruang ICCU
Kegiatan Penyuluhan
1)
NO
1
WAKTU
2 Menit
KEGIATAN PENYULUHAN
Pembukaan:
KEGIATAN PESERTA
10 Menit
3 Menit
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
3. Melakukan kontrak waktu.
4.
Menyebutkan
materi
penyuluhan yang akan diberikan.
5.
Menggali pengetahuan tentang
Gagal jantung
Pelaksanaan :
1.
Menjelaskan
tentang
pengertian Gagal jantung
2. Menjelaskan tentang etiologi
Gagal jantung
3. Menjelaskan tentang gejala
Gagal jantung
5.
Menjelaskan
tentang
Pengobatan Gagal jantung
6.
Menjelaskan
tentang
pencegahan Gagal jantung
7. Sesi tanya Jawab
Penutupan :
1. Menanyakan pada peserta
tentang materi yang diberikan
dan
reinforcement
kepada
peserta bila dapat menjawab &
menjelaskan
kembali
pertanyaan/ma-teri
2. Mengucapkan terima kasih
kepada peserta.
3. Mengucapkan salam
1. 1. Menjawab &
menjelaskan pertanyaan.
3. Mendengarkan
3. Menjawab salam
Evaluasi skunder
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama dengan
keluarga.
2)
Evaluasi Proses
(a) Keluarga antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
(b) Keluarga terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3)
Evaluasi hasil
(a) Keluarga memahami materi yang disampaikan pemateri.
(b)
Ada umpan balik positif dari keluarga, dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyuluh.
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
I.
Definisi CHF
Congestive heart failure (CHF) merupakan suatu keadaan patofisiologis
berupa kelainan pada jantung sehingga jantung tidak mampu lagi memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai penggian volume diastolik secara normal (Pudiasti, 2013:158).
Congestive heart failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang insiden
(prevalensinya) terus meningkat. Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar
anatara 5-10%/tahun pada kasus gagal jantung ringan, yang akan meningkat menjadi
30-40% pada gagal jantung berat (Ardiansyah, 2012:11).
Congestive heart failure (CHF) suatu kondisi dimanan jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peragangan ruang jantung
(dilatasi) guna menampung darah banyak untuk di pompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatakan otot jantung kaku dan menebal (Udjianti, 2010:56).
Jadi, gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri -ciri yang
penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap
kebutuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditunjukan pada fungsi
pompa jantung secara keseluruhan.
II.
Etiologi
Menurut Muhammad Ardiansyah, 2012: 21-25 etiologi gagal jantung kongestif
Aterosklerosis Koroner
Kelainan ini mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terajadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukkan
asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
3.
Hipertensi Sistemik Atau Hipertensi Pulmonal
Gangguan ini menyebabkan meningkatnya beban kerja jantung dan pada
gilirannya juga turut mengakibatkan hipeertrofi serabut otot jantung.
4.
Peradangan Atau Penyakit Miokardium Degeneratif
Gangguan kesehatan ini berhubungan dengan gaggal jantung karena kondisi ini
secara langsung dapat merusak serabut jantung dan menyebabkan kontraktilitas
jantung menurun.
5.
Penyakit Jantung Yang Lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara
lansung mempengaruhi organ jantung misalnya stenosis katup semiluner.
III.
Manifestasi Klinis
Menurut Pudiasti (2013:158-159) bagian jantung yang mengalami kegagalan
pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan
gagal jantung kongestif yaitu sebagai berikiut:
1.
Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapat terjadi
meliputi : dispnea, ortopnea, batuk, mudah lelah, takikardia, insomnia.
1)
Dispnea dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi pada saat istirahat atau
dicetuskan oleh gerakan minimal atau sedang.
2)
Ortopnea kesulitan bernafas saat berbaring, beberapa pasien hanya
mengalami ortopnea pada malam hari, hal ini terjadi bila pasien, yang sebelumnya
duduk lama dengan posisi kaki dan tangan di bawah, pergi berbaring ke tempat tidur.
Setelah beberapa jam cairan yang tertimbun diekstremitas yang sebelumnya berada
di bawah mulai diabsorbsi, dan ventrikel kiri yang sudah terganggu, tidak mampu
mengosongkan peningkatan volume dengan adekuat. Akibatnya tekanan dalam
sirkulasi paru meningkat dan lebih lanjut, cairan berpindah ke alveoli.
3)
Batuk yang berhubungan dengan ventrikel kiri bisa kering dan tidak
produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan
sputum berbusa dalam jumlah yang banyak, yang kadang disertai bercak darah.
4)
Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernapas.
5)
Insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
2.
Gagal Jantung Kanan
Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan
perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume
darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasikan semua darah yang
secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak dapat
meliputi edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi
vena leher, asites, anoreksia, mual dan nokturia.
1)
Edema dimulai pada kaki dan tumit juga secara bertahap bertambah ke
tungkai, paha dan akhirnya ke genetalia eksterna serta tubuh bagian bawah.
2)
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam
pembuluh darah portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen,
suatu kondisi yang dinamakan ascites. Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen
ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan distress pernafasan.
3)
Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
4)
Nokturia terjadi karena perfusi renal yang didukung oleh posisi penderita
pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karena curah
jantung membaik saat istirahat.
5)
Kelemahan yang menyertai gagal jantung sisi kanan disebabkan karena
menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah
katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan, respons imun seluler yang baik pula.
(WHO, 1980).
IV.
Pencegahan gagal jantung
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gagal
jantung, di antaranya:
menghindari asupan garam yang berlebihan. Selain dari makanan seperti bayam, zat
besi juga bisa Anda dapatkan dari suplemen.
Berhenti merokok.
menghindari beberapa jenis makanan yang tertentu pula. Pada penderita gagal
jantung kongestif sebaiknya tidak mengkonsumsi garamlebih dari 2 gram per hari
dan mengurangi asupan cairan yang melebihi melebihi 1,5 liter per hari.
Sebaliknya, penderita atau pasien gagal jantung kongestif harus lebih fokus
dalam meningkatkan konsumsi makanan dari sayuran dan buah-buahan segar.
Orang yang didiagnosis dengan gagal jantung kongestif umumnya menderita edema,
kelelahan yang berlebihan dan kesulitan bernapas. Nah dalam rangka meningkatkan
kesehatan pasien gagal jantung kongestif, dokter menyarankan perubahan pola
makan tertentu yang perlu diikuti seumur hidupnya. Beberapa saran dokter mengenai
diet yang tepat pada pasien gagal jantung kongestif dapat dilihat seperti dibawah ini:
Air
Minum banyak air adalah cara untuk tetap fit dan tetap bugar sehingga banyak
ahli kesehatan menyarankan untuk minum air setidaknya 8 gelas perharinya. Namun,
tips kesehatan ini tidak berlaku untuk pasien gagal jantung kongestif.
Alasan untuk mengurangi asupan cairan diatas cukup sederhana, yaitu untuk
mengurangi retensi cairan sebagai penyab umum pembengkakan kaki.
Garam
Meskipun garam (natrium) dapat meningkatkan rasa nikmat pada makanan, tetapi
natrium juga dapat merangsang pembentukan retensi cairan. Terlalu banyak garam
dapat menyebabkan akumulasi cairan di perut, kaki dan paru-paru yang pada
akhirnya menyebabkan masalah pada pernapasan.
Jadi, meminimalkan asupan garam sangat penting untuk mencegah komplikasi yang
terjadi pada penderita gagal jantung kongestif. Selain hanya menambahkan sedikit
garam saat memasak makanan, kita juga harus menghindari makanan yang tinggi
natrium semisal makanan olahan seperti keripik asin.
Lemak Jenuh
Makanan berlemak tinggi seperti daging olahan, makanan goreng, ayam dengan
kulit, kuning telur, kue-kue, es krim dan kue dapat merusak arteri yang pada akhirnya
menyebabkan gagal jantung kongestif.
Alkohol
Anggapan bahwa mengkonsumsi alkohol secara bijaksana dapat mempromosikan
kesehatan jantung tidak berlaku bagi mereka didiagnosis dengan gagal jantung
kongestif. Bahkan konsumsi alkohol cenderung menyebabkan lebih banyak
kerusakan pada otot jantung.
Jadi bagi yang individu yang telah didiagnosa menderita gagal jantung kongestif
sebaiknya perlu memperhatikan diet mereka dan mencari pengobatan yang tepat
sebelum terlambat.