Oleh
Nama
NIM
: 20111660058
Prodi
: S1 Keperawatan
TOPIK
1.
Cara mengajarkan makan dan minun dengan baik dan benar pada klien dengan Defisit perawatan
diri
TUJUAN
2.
Tujuan Umum : Klien dapat menjelaskan kembali tentang cara makan yang baik dan benar
Tujuan Khusus :
3.
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x 60 menit diharapkan klien dengan defisit
perawatan diri mampu makan dan minum secara benar , antara lain :
Klien mampu makan sendiri tanpa dibantu perawat atau orang lain
LATAR BELAKANG
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
5.
Nama Klien
No
6.
Nama Klien
1.
Nn. A
2.
Sdr. B
3.
Sdr C
Sdr. Z
JADWAL KEGIATAN
Tempat Pelaksanaan
Lama Pelaksanaan
: 60 menit
Waktu Pelaksanaan
: 09.00-10.00 WIB
7.
METODE PELAKSANAAN
Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
8.
Leaflet
Lembar balik
Alat Peraga
9.
a.
PENGORGANISASIAN
Leader
Fasilitator
: 1. Heni Kurniawati
2. Hesti Trisnaningrum
Observer
Fungsi
: Handri Novianti
: Mengamati dan memberikan evaluasi terhadap jalannya penkes
: Meja Makan
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
b.
Persiapan
Orientasi
1. Salam Terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Evaluasi dan Validasi
4. Menjelaskan Tujuan
5. Kontrak Waktu
6. Menjelaskan Prosedur Penkes
c.
d.
Kerja
Terminasi
1. Penyuluh melakukan evaluasi subjektif klien
2. Penyuluh melakukan evaluasi objektif klien
3. Penyuluh bersama klien dan keluarga membuat rencana tindak lanjut (RTL) terkait topik penkes
untuk menerapkan dalam aktivitas sehari-hari
12. EVALUASI
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
13. LAMPIRAN I
Materi Penyuluhan
14. LAMPIRAN II
Lembar Evaluasi
Leaflet
LAMPIRAN I
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (
Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
JenisJenis Perawatan Diri
1.
2.
3.
4.
B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah: Gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
2. Psikologis
3. Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang .
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
2. Data obyektif
D. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri, menarik diri
4. Intelektualisasi
2.
3.
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan
tertutup.
LAMPIRAN II
LEMBAR EVALUASI
No
Nama
Memperhatikan
Aktif
Mengikuti
Persentase
Klien
selama penkes
dalam kegiatan
kegiatan sampai
(%)
berlangsung
1.
Nn. A
2.
Sdr. B
3.
Sdr. C
4.
Sdr. Z
selesai