Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN G2P1A0 HAMIL


ATERM BELUM INPARTU DENGAN RIWAYAT 1X SC A/I
PRESBO+ANEMIA DI RSUD Dr.Hi.ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh :
1. DIKY SETIAWAN
2. DINI RISMALA DEWI
3. LINA NURKHOFIVAH
4. SEFTIYANI
5. TUAH JAYA HIDAYATUALLAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah kelompok dapat menyelesaikan makalah
keperawatan ini.Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, kelompok banyak
sekali menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, akhirnya kelompok dapat menyelesaikan asuhan keperawatan
ini.Asuhan keperawatan ini tersusun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini kelompok ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah diberikan


kepada kelompok akan dapat diterima sebagai suatu amal baik dan mendapat
balasan dari Allah SWT. Kelompok menyadari bahwa asuhan keperawatan ini
masih belum sempurna dan banyak kekurangannya, walaupun demikian kelompok
mengharapkan asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan pada kelompok pada khususnya. Kelompok juga mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar kelompok dapat menghasilkan asuhan
keperawatan yang lebih baik lagi. Permohonan maaf kelompok ucapkan jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini.Semoga asuhan keperawatan ini dapat
berguna bagi mahasiswa, para dosen dan pembaca lainnya.

Bandar Lampung, Desember 2019

Kelompok 3 A

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Presentasi Bokong ....................................................................................... 4
B. Anemia ....................................................................................................... 9
C. Sectio Caesarea ............................................................................................ 12

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian ................................................................................................... 16
B. Data Focus ................................................................................................... 23
C. Analisa Data ............................................................................................... 24
D. Prioritas Keperawatan ................................................................................. 25
E. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas ...................................................... 25
F. Rencana Keperawatan ................................................................................. 25
G. Catatan Perkembangan ................................................................................ 28

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 32
B. Saran ............................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>37 minggu),
presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.
Sebelum umur kehamilan 28 minggu kejadian presentasi bokong bekisar
antara 25-30% dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala
setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong
tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko selain prematuritas,
yaitu abnormalitas struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anesefali,
hidrosefalus) dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Prawirohardjo,
2010).

Klasifikasi presentasi bokong yaitu : letak bokong dengan kedua tungkai


terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana letak kaki ada di
samping bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak sungsang di mana
selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut (Purwaningsih,
2010).

Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi


bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian
perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah
prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan
akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada
presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat
persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan
(Manuaba, 2010).

1
Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang memiliki
risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Pada tahun 2011
ditemukan 67 kasus letak sungsang di RSUD Sukoharjo. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu
dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika 2
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu
dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika
dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong
terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang
tidak baik pada Pintu Atas Panggul (Syaifuddin, 2010).

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas adalah:
mengetahuipenatalaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan indikasi
letak sungsang/presentasi bokong

C. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah untuk mengetahui gambaran dan penatalaksanaan
perawatan pada kasus post partum spontan dengan indikasi letak sungsang.
2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien post partum spontan dengan indikasi letak sungsang yang meliputi:
a. Pengkajian pada klien post partum spontan dengan indikasi letak
sungsang.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien post partum
spontan dengan indikasi letak sungsang.
c. Intervensi keperawatan pada klien post partum spontan dengn
indikasi letak sungsang.
d. Implementasi keperawatan pada klien post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang.
e. Evaluasi keperawatan pada klien post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang.

2
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan menambah referensi dalam
mengaplikasikan tindakan keperawatan yang telah dijalankan.
2. Bagi Perawat Membantu menambah referensi dalam hal pemahaman
perkembangan pengetahuan dan penatalaksanaan dapat digunakan untuk
menetapkan strategi yang tepat sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas meliputi bio- psiko- sosial- spritual. Yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang.
3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
4. Bagi Pasien dan Keluarga Memberikan informasi cara perawatan klien
post partum spontan dengan benar dan aktif dalam proses penyembuhan
bagi keluarga dapat memberikan dukungan pada pasien dalam
pembentukan sikap dan konsep diri yang positif bagi pasien.
5. Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi mengenai masalah
keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada pasien dengan post
partum spontan dengan indikasi letak sungsang.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Presentasi Bokong
1. Pengertian
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Presentasi bokong (
breech presentation ) adalah contoh malpresentasi yang paling umum,
terjadi pada 3 % sampai 4 % kelahiran dan 25 % kelahiran
prematur.Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di
mana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah
pintu atas panggul/simfisis)(Sarwono, 2009).Letak sungsang adalah letak
memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi
bokong)(Ai Yeyeh Rukiyah, 2010).Presentasi bokong adalah suatu
keadaan dimana bokong atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah
di dalam panggul ibu(Fadlun, 2012).

2. Etiologi
Menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada
letak longitudinal dngan presentasi puncak kepala.Faktor predis posisi dari
letak sungsang adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong,
2. air ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas
panggul.
4. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,
misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, plasentaprevia, tumor –
tumor pelvis dan lain – lain.
6. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara

4
7. Gemeli (kehamilanganda)
8. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
9. Janin sudah lama mati
10. Sebab yang tidak diketahui

Pathway

Fase Antenatal

Belum cukup bulan Cukup bulan / lebih


(<37 minggu) (≥37 minggu)

Jumlah air ketuban Janin tumbuh cepat


relatif banyak

Jumlah air ketuban


Janin bergerak berkurang
Lebih bebas

Ruang terbatas
Janin dalam
presentasi bokong
Pergerakan kurang
leluasa

Tahanan Penurunan Mal presentasi


jalan lahir janin janin
meningkat Kelainan Presentasi
maternal dan kepala
Risiko cedera fetal
Nyeri Obstruksi Episiotomi Terhadap janin

Krisis situasi

Risiko cedera
Terhadap maternal Koping tidak
efektif

5
3. Penatalaksanaan
1. Persalinan perabdominal: Sectio Caesar
Indikasi :
a. Janin besar
b. Janin “viable” dengan gawat janin
c. Nilai anak sangat tinggi ( high social value baby )
d. Keadaan umum ibu buruk
e. Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak memuaskan (
partus lama, “secondary arrest“ dsbnya)
f. Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul
g. Hiperekstensi kepala
h. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien
masih belum inpartu (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri
kehamilan dengan oksitosin drip)
i. Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri
persalinan dengan oksitosin drip)
j. Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
k. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi
untuk segera mengakhiri kehamilan atau persalinan
l. Gangguan pertumbuhan intrauterine berat
m. Riwayat obstetri buruk
n. Operator tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan
persalinan sungsang spontan pervaginan
4. Pemeriksaan
a. Kepala janin terpalpasi diatas umbilikus.
b. DJJ terdengar paling jelas diatas umbilikus atau apabila terdengar
disuprapubis, bunyi jantung menjadi lebih keras ketika dilanjutkan
kearah fundus uterus.
c. Pergerakan janin terasa kuat jauh dari fundus.
d. Diagnosis diperkuat oleh pemeriksaan USG atau pemeriksaan per
vaginam.

6
e. Pemeriksaan per vaginam : Palpasi bokong yang lunak dan tiga are
yang keras : sakrum janin dan dua tuberositas iskial.

5. Klasifikasi
Presentasi ditentukan oleh posisi ektremitas bawah.Terkadang letaknya
lebih melintang bukan longitudinal.
a. Ekstensi ( Frank ) (gambar a)
Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi pada 75 %
presentasi bokong primigravida dan 50 % multigravida.
Penempelan yang baik terhadap serviks mungkin dilakukan tetapi
tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang menghambat
fleksi lateral tubuh. Pelahiran tungkai memerlukan bantuan.
b. Fleksi ( sempurna atau seluruhnya ) (gambar b)
Terjadi terutama pada ibu multiggravida dengan diameter pelvis
baik atau pada gestasi multipel. Terdapat risiko prolaps tali pusat.
Pelahiran spontan atau pelahiran ekstremitas bawah yang mudah
mungkin dilakukan.
c. Footling atau knee ( tidak sempurna ) (gambar c)
Presentasi ini jarang terjadi. Terdapat penempelan yang buruk pada
serviks, sehingga memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya
prolaps tali pusat. Presentasi ini dapat mengindikasikan kesulitan
dalam penurunan, sehingga direkomendasikan pelahiran dengan
sectio cesaria.

http://akupunturmadura.blogspot.com/2015/05/teknik-akupuntur-pada-kasus-
bayi.html?=1

7
6. Penanganan
Penanganan dalam kehamilan :
a. Knee Chest Position ( KCP )
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan
setelah melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari selama 10 – 15
menit. Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga
terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan
KCP adalah pada usia kehamilan 30 – 32minggu.
Perawatan kolaboratif :
Intervensi yang dilakukan meliputi versi luar (external chepalic
version,ECV), partus percobaan, induksi, amniotomi, dan prosedur
operatif (bantuan forcep, ekstraksi vakum, kelahiran sc)
1) Versi Luar
Versi luar adalah upaya memutar janin dari presentasi bokong ke
presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan
diatas 32 minggu. Pada primigravida 32 – 34 minggu dan pada
multigravida 34 – 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu versi luar
sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban
sudah berkurang.
Syarat-syarat versi luar :
a) Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam
b) Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas
panggul
c) Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin
d) Selaput ketuban masih utuh
2) Partus percobaan
Suatu periode yang bisa diterima (4-6 jam) untuk persalinan aktif.
Periode ini memungkinkan pengkajian kelahiran per vaginam yang
aman untuk ibu dan janin.

8
3) Induksi persalinan
Adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum awitan spontannya
untuk tujuan mempercepat kelahiran. Indikasinya antara lain :
hipertensi akibat kehamilan, DM, dan masalah maternal lain.
4) Amniotomi
Dapat digunakan untuk menstimulasi persalinan bila kondisi serviks
mendukung. Persalinan dimulai 12 jam setelah ketuban ruptur.
5) Prosedur operatif
a) Bantuan forcep
Dua buah instrumen dengan bilah melengkung digunakan untuk
pelahiran kepala janin
b) Ekstraksi vakum
Metode persalinan dengan memasang sebuah mangkuk (cup)
vakum dikepala janin dan tekanan negatif.
c) Sectio caesarea
Kelahiran janin melalui insisi transabdomen pada uterus.

B. Anemia
1. Defenisi
Center for deases control and prevention (CDC) mendefenisikan anemia
sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama
dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua (Leveno,2009).
Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%
(manuaba, 2007)

2. Etiologi
 Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas
(dari perdarahan pervagina, epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/
keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar dapat karena
perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.

9
 Defesiensi gizi (factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam
makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan yang mengandung
serat, rendah vitamin C dan rendah daging)
 Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
 Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
 Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
 Kelainan darah.

3. Patofisiologi
1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan
berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena
peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai anemia fisiologis dan
merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam
makanan sehari-hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi
menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi
diperlukan untuk meningkatkan sel-sel darah ibu dan transfer ke janin
untuk penyimpanan dan produksi sel-sel darah merah. Janin harus
menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai,
hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi
anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi
kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD
mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran
sel- sel darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan
cadangan besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini
disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan
gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum terjadi,

10
keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul
anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency
anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.

4. Penatalaksanaan
1. Medis
Terapi oral
 Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
 Asam folik 15- 30 mg perhari
 Vitamin B12 3x1 tablet perhari
 Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikandextran besi (imferon) atau sorbitol
besi (jectofero)
2. Keperawatan
a. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement
besi dan peningkatan sumber-sumber besi dalam makanan sesuai
indikasi.
b. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut,
beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa
ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi selama
kehamilan.
c. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan
hitung retikulosit: skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling
diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda
infeksi.
d. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam
folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat-
obatan oksidasi.

11
C. Sectio Caesarea
1. Definisi
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2009).

2. Etiologi
Manuaba (2007) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari
janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari
beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab
sectio caesarea sebagai berikut:
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul
merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul
yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir
secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul
patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan
alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis
tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan
ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.

12
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di
bawah 36 minggu
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin
Kelainan pada letak kepala
1) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam
teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
2) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak
paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
3) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
4) Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah

13
kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi
bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki
tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).

3. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr
dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan
lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat
janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami
adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan.
Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari
insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan
antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama
karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat


regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap
janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam
keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa
mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus
uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh
terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan
karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi
saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi
proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk
metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang
menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan
menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat

14
beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu
motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu
konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DENGAN G2P1A0 HAMIL
ATERM BELUM INPARTU DENGAN RIWAYAT 1X SC A/I
PRESBO+ANEMIA

No.Register : 566994 Ruang/Kamar : Obstetri 3A


Tanggal Masuk : 14-11-2019 Tanggal Pengkajian : 15-11-2019
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. M
No. Register : 566994
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Menggala

Indentitas suami
Nama : Tn. S
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
Alamat : Menggala

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan klien
Klien memiliki riwayat penyakit anemia dan jantung, dan klien
mengatakan cemas untuk dilakukan operasi section caesarea karena
pernah di lakukan operasi sectio caesarea 8 tahun yang lalu dan klien
mengatakan lemas.

16
b. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang pernah mengalami hal
seperti yang dialami klien, dan klien mengatakan di keluarga tidak ada
yang mengalami penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes dll.
c. Riwayat psikososial spiritual
Klien sudah menikah, menikah dengan umur 20 tahun dengan lama
perkawinannya 10 tahun, menikah 1 kali seumur hidup
d. Anamnesa khusus
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan mual muntah, klien hamil
belim inpartu dengan persentasi bokong dari hasil pemeriksaan, klien
memiliki riwayat sc 1 kali.
e. Alasan kunjungan : klien datang dari rujukan puskesmas denganalasan
klien hamil aterm belum inpartu dengan presentasi bokong dan
anemia.
f. Keluhan
Klien mengatakan nyeri pada bagian perut, dan klien mengatakan
terasa mulas akan tetapi belum ada pembukaan, klien mengatakan
nyeri dirasakan hilang timbul
g. Riwayat mentruasi klien
Klien pertama kali mentruasi diusia 14 tahun dengan siklus 28 hari,
dan Klien memakai 3 pembalut/ hari, klien mentruasi teratur dengan
lama 7 hari, klien mengalami disminore jika mentruasi, tidak ada
masalah haid dalam metruasinya.
HPHT : 24 februari 2019

3. Riwayat Kehamilan
Temp
Tangga Jenis at
Ana Komp penolon Kea Lakta
l lahir/ persa persal Pb bb l/p
k ke likasi ga d si
Umur linan i
Nan
1 13-03- sc Rs Dokter 50 3,8 L
2011

17
2. Hamil
sekaran
g 36
minggu

5. Riwayat Pemakaian Alat Kontasepsi


Klien mengunakan alat kontrasepsi implant dengan lama pengunaan 2
tahun, tidak ada keluhan dalam penggunaan implant, klien berhenti pada
bulan awal desember 2018 dengan alesan klien ingin mempunyai anak.
Belum ada rencana KB yang akan datang.

6. Riwayat Kehamilan Ini


a. G2P1A0,
b. HPHT : 24 februari 2019
c. keluhan – keluhan pada
1) Trimester I : klien mengalami tidak nabsu makan serta mual-
muntah
2) Trimester II : klien mengalami pusing dan malas untuk melakukan
aktifitas dirumah
3) Trimester III : klien sering merasa letih , lesu dan pusing
d. Pergerakan anak pertama kali : usia 4 bulan
e. Bila pergerakan sudah terasa , pergerakan anak 1 kali dalam 10 menit
Bila ada, 10 x/ dalam 2jam durasinya
f. Imunisai : TT1 : dilakukan saat diketahui hamil 2 minggu
TT2: dikakukan 2 bulan kehamilan
h. Pola kegiatan sehari-hari
1) Diet/ makanan dan miuman
Sebelum sakit : Klien megatakanmakan 3x/hari dan mengemil
makanan ringan dan buah-buahan.
Saat sakit : klien tampak tidak menghabiskan porsi makanan yang
disediakan oleh rs, klien hanya menghabiskan setengah porsi makanan
yang diberikan dari rs.

18
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit: Klien BAK dengan 5-6 kali/ hari, dan BAB 1x/hari
dipagi hari
Saat sakit : klien mengatakan BAK 2-3 x/ hari, dan belum
pernahBAB selama di rs
3) Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur 7-8 jam/ hari dan1x/hari di
siang hari
Saat sakit : klien mengatakan tidur hanya 6 jam dimalam hari
dikarenakan sering terbangun dan siang hari klien tidur 2 jam /hari
4) Personal hygine
Sebelum sakit: klien mngatakan mandi 3x/hari
Saat sakit : klien mengatakan belum pernah mandi dan hanya di wash
lap saja setiap pagi dan sore hari.
5) Aktivitas sehari- hari
Sebelum sakit : klien setiap pagi sering berolahraga dan jalan pagi
disekitar komplek rumah
Saat sakit: klien tidak pernah berolah raga atau pun jalan pagi, klien
hanya berbaring di tempat tidur saja
6) Seksuallitas
Sebelum sakit : klien melakukan hubungan seksualitas sesuai
kebutuhan
Saat sakit: klien tidak pernah melakukan hubungan inti

7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran :Composmentis
c. Tanda- anda vital :TD:110/60 mmhg, N: 80x/menit, S: 36,6 C, RR:
20x/menit.
d. TB : 160cm
BB sekarang : 75 kg
e. LILA : 24 cm

19
f. Wajah
g. Wajah klien tidak nampak edema, konjungvita anemis dengan sclera
aniterikMulut/gigi bersih dan hidung bersih
h. Dada
Dada simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat benjolan pada
mamae, mamae kanan dan kiri kencang, aeola melebar dan berwarna
hitam kecoklatan, keadaan putting menonjol.
i. Punggung
Punggung klien tidak terdapat odema, tidak terasa nyeri.
j. Ektermitas
Tangan dan kaki klien tidak terdapat edema serta tidak ada
pembekangkakan pada betis, tidak terdapat variece pada tungkai kaki,
terdapat reflek patella yang aktif.
k. Abdomen
1) Klien terdapat luka bekas operasi SC setahun yang lalu dan perut
bulat tidak terdapat edema diperut dan tidak terdapat acietes dan
terdapat stretch mark
2) Pemeriksaan obstetric :
Leopold I: Saat dilakukan pemerikasaan di fundus ibu teraba
bulat, keras (kepala)
Leopold II: Saat dilakukan pemeriksaan teraba panjang seperti
papan di bagian kiri (punggung) dan teraba lembut, tidak
beraturan dan bergerak ( jari-jari, tangan dan kaki)
Leopold III: Saat dilakukan pemeriksaan teraba bulat dan lunak (
bokong)
Leopold IV: Saat dilakukan pemeriksaan kepala blm masuk pap ,
leopod III terdapat persentasi bokong .
TFU : 30 cm
Kontraksi :Positif
Frekuensi : 1 kali dalam 10 menit
Kekuatan :baik
Palpasi derah supra public

20
3) Auskultasi
DJJ terdengar di : Leopold 2 (terletak di punggung kiri)
Frekuensi :145 x/menit
l. Genetalia : tidak terdapat pembengkakan labia, tidak terdapat varises,
tidak terdapat pembengkakan kelenjar batolini.

8. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil Nilai Satuan
Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
- Hemoglobin 7 11,7-15,5 g/dl
- Leukosit 18000 3.600-11.000 /µL
- Eritrosit 3,6 3,8-5,2 x10ˆ6/µL
- Hematokrit 28 35-47 %
- Trombosit 254.00 150.000- /µL
- MCV 0 440.000 fL
- MCH 77 80-100 pg
- MCHC 24 26-34 g/dL
- Hitung Jenis 31 32-36
- Basofil %
- Eosinofil 0 0-1 %
- Batang 3 2-4 %
- Segmen 0 3-5 %
- Limfosit 76 50-70 %
- Monosit 14 25-40 %
Imunologi & 7 2-8
Serologi
- Anti HIV
- SD(STD NON
DIAGNOSTIC NON REAKTIF
S) REAK

21
- HbsAg Rapid TIF
NON
Kimia NON REAKTIF
- SGOT REAK U/L
- SGPT TIF U/L
- Albumin 0-35 g/dL
- GDS 27 0-35 mg/dL
- Ureum 20 3,5-5,2 mg/dL
- Creatinine 3,3 <140 mg/dL
- Natrium 103 17-43 mmol/L
11 <0,90
- Kalium 0,58 135-147 mmol/L
140
- Calcium 3,5-5,0 mg/dL
3,8
- Chlorida 8,8-10,0 mmol/L
7,6*
Faal Koagulasi 95-105
- CT 107* menit\

- BT 8-18 menit
12
1-3
2

22
B. Data Fokus
No Data Subjectif Data objective
 Klien mengatakan  Klien tampak pucat
punya riwayat anemia  Klien tampak lemas
 Klien mengatakan  Mukosa bibir kering
lemas  Hb 7 g/dL
 Klien mengatakan  Eritrosit 3,6
nyeri pada bagian  Hematokrit 28
perut  Trombosit 254.000
 Klien mengatakan  Klien tampak meringis menahan
perutnya terasa mulas nyeri
akan tetapi belum ada  Skala nyeri 7
pembukaan  Klien tampak gelisa dan khawatir
 Klien mengatakan  Klien tampak cemas
nyeri dirasakan hilang  TTV :
timbul TD : 110/60 mmHg
 Klien mengatakan Nadi: 80 x/menit
pernah di lakukan RR : 20 x/menit
operasi sectio TT : 36,6 C
caesarea
 Klien mengatakan
cemas untuk dioperasi
lagi

23
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS Ketidakefektifan Penurunan
 Klien mengatakan punya perfusi jaringan hemoglobin
riwayat anemia perifer
 Klien mengatakan lemas
DO
 Klien tampak pucat
 Klien tampak lemas
 Mukosa bibir kering
 Hb 7 g/dL
 Eritrosit 3,6
 Hematokrit 28
 Trombosit 254.000

2. DS Nyeri akut Kontraksi uterus


 Klien mengatakan nyeri
pada bagian perut
 Klien mengatakan perutnya
terasa mulas akan tetapi
belum ada pembukaan
 Klien mengatakan nyeri
dirasakan hilang timbul
DO
 Klien tampak meringis
menahan nyeri
 Skala nyeri 8

3. DS Ansietas Rencana
 Klien mengatakan pernah di pembedahan
lakukan operasi sectio

24
 Klien mengatakan cemas
untuk dioperasi lagi
DO
 Klien tampak gelisah dan
khawatir
 Klien tampak cemas
 TTV
TD : 110/60 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR : 20 x/menit
TT : 36,6 C

D. Prioritas Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Penurunan hemoglobin
2. Nyeri akut b.d Kontraksi uterus
3. Ansientas b.d Rencana pembedahan

E. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Penurunan hemoglobin
2. Nyeri akut b.d Kontraksi uterus
3. Ansientas b.d Rencana pembedahan

F. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ketidakefekti Setelah dilakukan 1. Monitor tanda- 1. Mengupayaka
fan perfusi asuhan keperawatan tanda vital n TTV pasien
jaringan selama 2x24 jam 2. Monitor status tetap stabil
perifer b.d diharapkan pernafasan, nadi, 2. Mengetahui
Penurunan ketidakefektifan suhu, dan td kestabilan
hemoglobin perfusi jaringan 3. Monitor status pernapasan
perifer dapat teratasi hidrasi (misalnya klien

25
dengan KH : : kelembaban 3. Mengetahui
 Mukosa bibir membrane ada tidaknya
lembab mukosa, tanda-tanda
 Hb kecukupan denyut dari dehidrasi
meningkat nadi dan tekanan dari klien
 Integritas darah ortostatik) 4. Menaikkan
kulit baik dengan tepat kadar

 Eritrosit, Kolaborasi : hemoglobin

trombosit, 1. Transfuse darah 5. Menghindari

dan leukosit 2. Berikan therapy kesalahan

dalam batas IV dengan tepat terapi terhadap

normal klien

 Ttv dalam
batas normal

2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengetahui


b.d Kontraksi asuhan keperawatan pengkajian nyeri tingkatan nyeri
uterus selama 2x24 jam secara karena
diharapkan nyeri komprehensif kontraksi
dapat berkurang termasuk lokasi, uterus
dengan kh : karakteristik, 2. Mengetahui
 Mampu durasi, frekuensi, reaksi
mengontrol kualitas dan nonverval dari
nyeri ( tahu factor presipitasi ketidaknyaman
penyebab 2. Observasi reaksi an
nyeri, nonverbal dari 3. Untuk
mampu ketidaknyamanan mengetahui
menggunaka 3. Kaji kultur yang kultur yang
n tehnik mempengaruhi dapat
nonfarmakol respon nyeri mempengaruhi
ogi untuk 4. Bantu pasien dan respon nyeri
mengurangi keluarga untuk 4. Sehingga

26
nyeri, mencari dan pasien mampu
mencari menemukan termotivasi
bantuan) dukungan 5. Untuk
 Melaporkan 5. Pilih dan lakukan mengurangi
bahwa nyeri penanganan nyeri nyeri
berkurang (farmakologi, non 6. Membantu
dengan farmakologi dan relaksasi,
menggunaka interpersonal) meningkatkan
n manajemen 6. Ajarkan tentang kenyamanan
nyeri teknik non
 Mampu farmakologi
mengenali
nyeri (skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
 Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang

3 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. Membina


Rencana asuhan keperawatan pendekatan yang BHSP
pembedahan selama 2x 24 jam menenangkan 2. Kurang
diharapkan cemas 2. Jelaskan semua pengetahuan
teratasi dengan prosedur dan apa dapat
kriteria hasil : yang dirasakan menambah
 klien mampu selama prosedur kecemasan
mengidentifi 3. Pahami presfektif klien
kasi dan pasien terhadap 3. Agar pasien
mengungkap situasi stress tidak
kan gejala 4. Temani pasien mengalami

27
cemas untuk stress
 mengidentifi memberikan 4. Agar pasien
kasi keamanan dan tidak merasa
mengungkap takut sendiri dan
kan dan takut sehingga
menunjukan situasi stress
teknik untuk dapat
mengontrol terkontrol
cemas
 vital sign
dalam batas
normal

G. Catatan Perkembangan

No Dx Hari/tanggal Pukul Implementasi Paraf Evaluasi


1. Sabtu, 10.00 1. Memonitor tanda- S:klien
16-11- 2019 tanda vital mengatakan masih
2. Memonitor status lemas
pernafasan, nadi, O : klien tampak
suhu, dan td pucat, Hb 8,6g/dL
3. Memonitor status A:Ketidakefektifan
hidrasi (misalnya : perfusi jaringan
kelembaban perifer
membrane P : Lanjutkan
mukosa, intervensi
kecukupan denyut
nadi dan tekanan
darah ortostatik)
dengan tepat
Kolaborasi :
1. Melakukan

28
transfuse darah, 1
kolf dengan gol A
2. Memberikan
therapy IV dengan
tepat
2. Sabtu , 10.00 1. Melakukan S:klien
16-11-2019 pengkajian nyeri mengatakan
secara masih merasakan
komprehensif nyeri
termasuk lokasi, O : skala nyeri 6
karakteristik, A : nyeri akut
durasi, frekuensi, P : lanjutkan
kualitas dan factor intervensi
presipitasi
2. Mengobservasi
reaksi nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Mengkaji kultur
yang
mempengaruhi
respon nyeri
4. Membantu pasien
dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan
dukungan
5. Memilih dan
lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan

29
interpersonal)
6. Mengajarkan
tentang teknik non
farmakologi

3. Sabtu, 10.00 1. Mengunakan S : klien


16-11-2019 pendekatan yang mengatakan masih
menenangkan merasa cemas dan
2. Menjelaskan takut dengan
semua prosedur rencana
dan apa yang pembedahan
dirasakan selama O : klien tampak
prosedur gelisah
3. Memahami A : Ansietas b.d
presfektif pasien rencana
terhadap situasi pembedahan
stress P : Lanjutkan
intervensi
4. Menemani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
takut
4. Minggu, 10.00 1. Memonitor tanda- S : klien
17-11-2019 tanda vital mengatakan sudah
2. Memonitor status tidak terlalu lemas
pernafasan, nadi, O : Hb 11
suhu, dan td A :
3. Memonitor status ketidakefektifan
hidrasi (misalnya : perfusi jaringan
kelembaban perifer teratasi
membrane P : hentikan
mukosa, intervensi
kecukupan denyut

30
nadi dan tekanan
darah ortostatik)
dengan tepat
Kolaborasi :
1. Melakukan
transfuse darah
2. Memberikan
therapy IV dengan
tepat
5. Minggu, 10.00 1. Melakukan S : klien
17-11-2019 pengkajian nyeri mengatakan nyeri
secara sedikit berkurang
komprehensif O : skala nyeri 5
termasuk lokasi, A : Nyeri teratasi
karakteristik, P : hentikan
durasi, frekuensi, intervensi
kualitas dan factor
presipitasi
2. Mengobservasi
reaksi nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Mengkaji kultur
yang
mempengaruhi
respon nyeri
4. Membantu pasien
dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan
dukungan
5. Memilih dan

31
lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal)
6. Mengajarkan
tentang teknik non
farmakologi
6. Minggu, 10.00 1. Mengunakan S : klien
17-11-2019 pendekatan yang mengatakan sudah
menenangkan tidak terlalu cemas
2. Menjelaskan dan takut dengan
semua prosedur rencana
dan apa yang pembedahan yang
dirasakan selama akan dilakukan
prosedur O : klien tampak
3. Memahami lebih rileks
presfektif pasien A : Ansietas
terhadap situasi teratasi
stress P : Hentikan
4. menemani pasien Intervensi
untuk memberikan
keamanan dan
takut

32
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny M dengan G2P1A0


Hamil Aterm Belum Inpartu Dengan Riwayat 1x SC Presbo + Anemia di Ruang
Rawat Inap Delima RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tanggal 15
November 2019, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan.

Dalam penerapan asuhan keperawatan tersebut penulis telah berusaha mencoba


menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan G2P1A0 Hamil Aterm Belum
Inpartu dengan Indikasi Presbo dan Anemia sesuai dengan teori- teori yang ada
untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejuah mana
keberhasilan yang dicapai, akan diuraikan sesuai dengan tahap- tahap proses
keperawatan dimulai dari pembahasan , pengkajian, diaqnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Pembahasan
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Presentasi bokong (
breech presentation ) adalah contoh malpresentasi yang paling umum,
terjadi pada 3 % sampai 4 % kelahiran dan 25 % kelahiran
prematur.Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di
mana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah
pintu atas panggul/simfisis)(Sarwono, 2009).Letak sungsang adalah letak
memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi
bokong)(Ai Yeyeh Rukiyah, 2010).Presentasi bokong adalah suatu
keadaan dimana bokong atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah
di dalam panggul ibu(Fadlun, 2012).

33
Dari hasil penelitian (Matricia,2014) didapatkan bahwa persalinan letak
sunsang di bulan Januari 2014, 31 Desember 2014 berjumlah 214 kasus
dari total 3.347 persalinan yaitu sebanyak 6,39%. Persalinan letak sunsang
lebih banyak ditemukan multigravida 72%.
Jenis persalinan yang palinh sering dilakukan pada letak sunsang yaitu
persalinan pervaginam dengan spontan Bracht (47,19%). Persalina letak
sunsang banyak ditemukan pada usia kehamilan 37-41 minggu, dan
didapatkan terbanyak pada jenis persentasi letak bokong kaki, kebanyakan
ibu memilih jenis persainan pervaginam, dan pada penelitian ini persalinan
letak sunsang umumnya tidak mengalami komplikasi.

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Presentasi bokong ( breech
presentation ) adalah contoh malpresentasi yang paling umum, terjadi pada 3
% sampai 4 % kelahiran dan 25 % kelahiran prematur.Persalinan pada bayi
dengan presentasi bokong (sungsang) di mana bayi letaknya sesuai dengan
sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis)
(Sarwono, 2009).

Center for deases control and prevention (CDC) mendefenisikan anemia


sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama
dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua (Leveno,2009).
Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%
(Manuaba, 2007)

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dan pembaca pada umumnya mampu memahami
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien Hamil Aterm Belum Inpartu
Dengan Riwayat 1x Sc A/I Presbo+Anemia dan tindakan keperawatan yang
diberikan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta :


EGC
Eny, Retna. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Fadlun, Achmad Feryanto. 2012.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta :


SalembaMedika

Leveno, Kenneth J. dkk. 2009. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba I, 2010. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan Kb. Jakarta. EGC

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Medication.

Prawirohardjo, Sarwono.2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatus, Jakarta: PT .Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Purwaningsih W, Fatmawati S. 2010 Asuhan Keperawatan Maternitas


Yogyakarta Medika

Sarwono, 2009.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Saiffudin. AB. 2002. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatus .


Jakarta YBP.S

Saiffudin, A.B. 2010. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Bina Pustaka Sarwiono


Prawiroharjdo.

Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita, Jakarta : Trans Info Media

36

Anda mungkin juga menyukai