Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

KOLABORASI PADA KASUS PATOLOGI DAN KOMPLIKASI


KEHAMILAN LETAK SUNGSANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan


Kolaborasi Pada Kasus Patologi dan Komplikasi

Suci Nur Cahyani


NIM P07124519013

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Kolaborasi Pada Kasus Patologi dan Komplikasi ini. Penulisan laporan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan
Kolaborasi Pada Kasus Patologi dan Komplikasi. Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :

1. DR.Yuni Kusmiyati, S.ST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Yogyakarta,
2. Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
3. Yuliantisari Retnaningsih, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa


penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis
berharap semoga Laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Tujuan............................................................................................5
C. Ruang Lingkup..............................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Algoritma Letak Sungsang............................................................6
B. Letak Sungsang..............................................................................7
C. Kewenangan Bidan........................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Presentasi bokong (sungsang) didefinisikan bila janin dalam posisi membujur
dengan bokong berada di uterus bagian bawah sedangkan kepala di bagian atas.
Insidens antara 3-4% dari seluruh proses persalinan dari seluruh dunia. Prosentase
persalinan sungsang menurun sesuai dengan usia kehamilan dari 22-25% pada usia
28 minggu menjadi 7-15% pada usia 32 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm.1
Faktor predisposisi terjadinya presentasi bokong adalah antara lain:
Prematuritas, kelainan bentuk uterus, mioma uteri, polihidramnion, anomali janin
dan kehamilan kembar (gemelli). Kematian perinatal meningkat 2-4 kali pada
persalinan sungsang tidak tergantung dari cara persalinan pervaginam maupun
seksio sesarea. Kematian paling sering terjadi berhubungan dengan malformasi,
prematuritas dan kematian intra uterine.
Pertolongan persalinan sungsang masih menjadi diskusi yang menarik, karena
ada yang berpendapat bahwa operasi seksio sesarea merupakan cara terbaik untuk
melahirkan sungsang sedangkan pendapat lain percaya bahwa melahirkan
pervaginam masih menjadi pilihan pertama yang dilakukan. Dari beberapa
penelitian melaporkan bahwa kematian perinatal pada persalinan sungsang secara
pervaginam lebih tinggi dibanding persalinan melalui operasi bedah Sesar, namun
pada penelitian lain melaporkan bahwa pemilihan operasi seksio sesarea pada letak
sungsang tidak selalu menjamin bahwa bayi yang dilahirkan akan selalu baik
sedangkan di sisi lain risiko dan komplikasi operasi bedah sesar teradap ibu lebih
tinggi dibanding persalinan pervaginam. Sehingga dalam pemilihan tindakan
persalinan pada letak sungsang mesti dipertimbangkan secara bijaksana.
Komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan apakah dilakukan persalinan pervaginam atau seksio sesarea.1,2,3

4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan kajian kasus asuhan kebidanan
kolaborasi pada kasus patologi dan komplikasi kehamilan letak sungsang
menggunakan pola pikir manajemen kebidanan dan mendokumentasikan hasil
asuhan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus patologi dan
komplikasi kehamilan letak sungsang.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus patologi dan
komplikasi kehamilan letak sungsang.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
pada kasus patologi dan komplikasi kehamilan letak sungsang.
d. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada
kasus patologi dan komplikasi kehamilan letak sungsang.
e. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus patologi
dan komplikasi kehamilan letak sungsang.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus patologi
dan komplikasi kehamilan letak sungsang.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini adalah pelaksanaan pelayananan kebidanan yang
berfokus pada masalah kesehatan ibu dan anak berkaitan patologi dan komplikasi
kehamilan letak sungsang.
D. Manfaat
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian hingga pendokumentasian,
meningkatkan pengetahuan, dan dapat menerapkan asuhan kebidanan patologi dan
komplikasi kehamilan letak sungsang.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Algoritma Letak Sungsang

PRESENTASI BOKONG

Pikirkan kemungkinan dilakukan Versi


Luar.
1. Apakah syarat memenuhi ?
2. Tidak ada kontra indikasi?

VERSI LUAR  Versi luar tidak memenuhi


BERHASIL syarat
 Versi luar gagal

PARTUS SUNGSANG
PERVAGINAM

Jumlah Skor Zatuchni Andros :


SPONTAN BRACHT
≤ 4 = Seksio sesarea

Partial Extraction 4 = Evaluasi ulang


(Manual aid):
a. Melahirkan >4 = Pervaginam
bahu:
-Perasat Muller
-Perasat Loevset
-Perasat Klasik
b. Melahirkan
kepala:
-Perasat
Mauriceau

Full Extraction:
- EKSTRAKSI BOKONG
- EKSTRAKSI KAKI

6
B. Letak Sungsang
1. Pengertian
Presentasi bokong (Sungsang) didefinisikan bila janin dalam posisi
membujur dengan bokong berada di uterus bagian bawah sedangkan kepala di
bagian atas. Insidens antara 3-4% dari seluruh proses persalinan dari seluruh
dunia. Prosentase persalinan sungsang menurun sesuai dengan usia kehamilan
dari 22-25% pada usia 28 minggu menjadi 7-15% pada usia 32 minggu dan 3-
4% pada kehamilan aterm.1
2. Etiologi7,8
Faktor –faktor yang berpengaruh terjadinya presentasi bokong adalah:
a. Polihidramnion
b. Multiparitas
c. Oligohidramnion
d. Hidrosefalus
e. Anensefali
f. Presentasi bokong sebelumnya
g. Anomali uterus
h. Tumor pelvis
i. Plasenta previa

3. Klasifikasi7,8,9,10
Ada 3 klasifikasi utama pada presentasi bokong, yaitu:
1) Frank breech (bokong murni) apabila bagian bawah janin adalah bokong
saja tanpa disertai lutut atau kaki. Terjadi ketika kedua paha janin fleksi
dan ekstremitas bawah ekstensi.
2) Complete breech (bokong-kaki) apabila bagian bawah janin adalah
bokong lengkap disertai kedua paha yang tertekuk atau kedua lutut
tertekuk (duduk dalam posisi jongkok).

7
3) Footling (presentasi kaki) apabila bagian bawah janin adalah kaki atau
paha. Bisa satu kaki atau kedua kaki, bisa kaki dan paha atau kedua lutut.

Pada saat aterm 65% adalah Frank breech, 25% complete breech dan 10%
footling.8

Gambar 1. Klasifikasi presentasi bokong


Sumber: Benson & Pernoll’s. Handbook of Obstetrics &Gynecology. Tenth edition. McGraw-Hill
Company. New York 2001.

4. Diagnosis7,8,9,10
Pada pemeriksaan luar :
a. Pemeriksaan Leopold: Di bagian bawah uterus teraba besar bulat lunak,
dan tidak mudah digerakkan. Di bagian fundus teraba bagian besar, bulat,
keras.
b. Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit di atas
umbilikus.
c. Pemeriksaan USG

8
Pada pemeriksaan dalam :
a. Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong yang ditandai adanya
sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus.
b. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki
terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya
tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama
dengan panjang telapak tangan.
c. Untuk membedakan bokong dan muka, jari yang dimasukkan ke dalam
mulut akan meraba tulang rahang.
d. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di
samping bokong, sedangkan pada presntasi bokong kaki tidak sempurna,
hanya teraba satu kaki di samping bokong.
5. Prognosis
a. Prognosa terhadap anak
1) Kematian bayi mencapai 30% karena faktor-faktor sebagai berikut :
2) Prematuritas
3) Penyebab sungsang sendiri (CPD, panggul sempit, placenta previa)
4) Hypoxia (terjadi bila tali pusat tertekan badan dan kepala janin lebih
dari 8 menit)
5) Perdarahan otak karena kompresi kepala terlalu cepat
6) Gangguan dalam persalinan, misal tangan menjungkit, after coming
head
7) Akibat tindakan penolong, misalnya fraktur humerus, kerusakan saraf
leher, plexus brachialis
b. Prognosa terhadap ibu
1) Laserasi cervix karena pembukaan tak bisa sempurna (terutama letak
kaki, lutut)
2) Infeksi karena manipulasi tangan penolong yang masuk ke dalam
vagina

9
3) Perdarahan post partum karena laserasi jalan lahir

6. Pengelolaan dan Manajemen


Dalam memilih metode pertolongan persalinan pada letak sungsang
apakah akan dilakukan operasi seksio sesarea atau akan dilakukan persalinan
normal pervaginam diperlukan beberapa pertimbangan. Tidak semua letak
sungsang dilakukan operasi seksio sesarea karena proses persalinan
pervaginam juga masih aman dengan perencanaan yang baik dan dilakukan
oleh petugas yang kompeten dan terlatih. Seorang bidan dan dokter umum
harus mendapatkan pelatihan agar dapat melakukan pertolongan persalinan
pada letak sungsang, terutama bila menghadapai kasus pasien letak sungsang
dengan inpartu kala II yang datang ke IGD sebuah rumah sakit. Pengelolaan
pasien dengan letak sungsang dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Sebelum inpartu
2) Setelah Inpartu
1) Sebelum Inpartu bisa dilakukan Versi luar (ECV/External Cephalic Version)11
Bila syarat-syarat memenuhi dan tidak ada kontra indikasi maka pada pasien
dengan letak sungsang dilakukan tindakan Versi luar/ECV untuk merubah
posisi presentasi bokong menjadi presentasi kepala, sehingga prognosis
persalinan menjadi lebih baik.
Versi Luar11
a) Pengertian:
Versi luar adalah tindakan untuk merubah letak anak yang dikerjakan
dengan dua tangan dari luar, dan dipergunakan untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala, atau mengubah letak lintang
menjadi presentasi bokong atau presentasi kepala. Bila berhasil
melakukan Versi luar maka insidens dilakukan seksio sesarea menjadi
berkurang.

10
b) Indikasi:
Presentasi bokong pada primigravida dimulai usia kehamilan 36 minggu,
sedangkan pada multigravida dimulai pada kehamilan 37 minggu, letak
lintang pada kehamilan 34 minggu atau lebih.
c) Syarat:
1) Pembukaan 4 cm atau kurang
2) Bagian-bagian janin mudah diraba
3) Kulit ketuban masih utuh
4) Bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
5) Bayi dapat lahir pervaginam
d) Kontra indikasi:
1) Hipertensi, karena dapat terjadi solusio plasenta
2) Adanya jaringan parut dalam rahim (misalnya pada bekas SC atau
enukleasi/miomektomi dari mioma uteri)
3) Kehamilan ganda
4) Hidramnion, karena sukar dilakukan dan posisi janin mudah kembali
ke posisi semula.
5) Hidrosefalus
6) Perdarahan antepartum
7) Preeklampsia atau Eklampsia
e) Persiapan sebelum dilakukan Versi luar:11,12
1) Pastikan bahwa pasien sudah dilakukan konseling tentang tindakan
yang akan dilakukan tentang risiko, manfaat dan hasil yang diperoleh
dari tindakan tersebut. Formulir persetujuan harus ditandatangani
oleh pasien sebelum dilakukan prosedur Versi luar.
2) Periksa kembali tidak ada kontra indikasi melakukan Versi luar.
3) Diperiksa kembali menggunakan USG untuk konfirmasi dan
penilaian presentasi janin, lokasi plasenta, volume cairan ketuban,
ada tidaknya anomali janin.

11
4) Bila memungkinkan perlu pemeriksaan kardiotokografi (CTG).
5) Periksa tanda-tanda vital ibu.
6) Diberikan tokolitik
7) Kandung kencing harus kosong
8) Ibu tidur terlentang
9) Tungkai dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding
perut kendor.
f) Cara mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala:
1) Mobilisasi (penolong berdiri di samping kanan ibu dengan
menghadap kekaki ibu. Tangan kiri dan kanan memegang bokong,
kemudian dikeluarkan dari rongga pelvis).
2) Eksenterasi (setelah bokong bebas, bokong dikesampingkan (ke fossa
iliaka).
3) Rotasi (penolong menghadap ke muka ibu. Janin diputar hingga
kepala terdapat di bawah. Arah pemutaran ke arah yang mudah, yang
sedikit tahanannya ke arah perut janin supaya tidak terjadi defleksi
atau tali pusat menunggang).
4) Fiksasi (setelah kepala berada di bawah,,kepala difiksir).
g) Komplikasi:
1) Kulit ketuban pecah pada waktu melakukan versi
2) Terjadi tali pusat menumbung
3) Solusio plasenta
4) Lilitan tali pusat
5) Ruptura uteri imminens
6) Gawat janin
7) Terjadi defleksi kepala

12
Keberhasilan Versi luar
Secara umum dilaporkan keberhasilan tindakan versi luar adalah sekitar
60% dengan rincian 33%-50% pada nullipara dan 45%-75% pada
multipara.Dari penelitian yang dilakukan oleh Kasam Mahomed dkk. (2014)
dari sekitar 147 wanita yang dilakukan Versi luar sebanyak 79 (53%) berhasil
dan dari jumlah tersebut 34% adalah nullipara dan 69% adalah multipara.
Beberapa penelitian lain dilaporkan di banyak negara keberhasilan Versi luar
adalah sekitar 54% 13,14

Gambar 2. Teknik Versi luar pada presentasi bokong

1. Setelah masuk Inpartu:


Cara pertolongan partus sungsang:
a. Spontan Bracht
b. Partial Extraction/Manual Aid:
1). Melahirkan bahu dengan cara/teknik:
- Muller
- Klasik
- Lovseet

13
2). Melahirkan kepala dengan cara/teknik:
- Mauriceau
c. . Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II) :
1). Ekstraksi bokong
2). Ekstraksi kaki

Perasat Brach

Gambar 3. Menolong Persalinan dengan cara Brach11


1) Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua tangan,
sedemikian hingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal paha dan 4 jari
lainnya menggenggam bokong; disertai ekspressi Kristeller oleh asisten.

2) Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut itu untuk
menambah lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan
dapat menjungkit ke atas. Ekspressi dari luar tetap.
3) Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.
4) Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa
kepala dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.

14
2. Cara melahirkan bahu ada 3 perasat yaitu Perasat Mueller, Perasat Lovset, dan
Perasat Klasik/Deventer.
Cara Lovset
1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua
tangan
2) Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke
arah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada
di bawah simfisis (depan).
3) Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta
menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi
dan lengan depan lahir.
4) Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang berlawanan
ke kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan
depan dan lahir di depan.

Gambar 4. Manuver Lovset11

15
3. Melahirkan kepala (dengan cara Mauriceau Smellie Veit)
- Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-oleh
menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan
kanan).
- Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tengah di
dalam mulut bayi.
- Tangan kanan memegang/mencengkam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah
mendorong oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
- Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala
dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir.

Gambar 5. Melahirkan kepala secara Mauriceau


Sumber: Benson & Pernoll’s. Handbook of Obstetrics &Gynecology. Tenth edition. McGraw-Hill
Company. New York 2001.

Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu dilakukan tindakan
atau manuver-manuver sebagai berikut :
a. Forceps Piper
b. Noujok: Bila kepala masih tinggi
c. Wigand Martin wingkel

16
Melahirkan dengan Forceps piper :

Gambar 6. Melahirkan kepala dengan Cunam Piper


(O'Grady JP, Gimovsky ML, McIlhargie CJ [eds]: Operative Obstetrics. Baltimore, Williams & Wilkins, 1995.)

Kedua kaki janin dipegang oleh seorang pembantu dan diangkat keatas.
Kemudian cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap
panggul. Setelah dengan tarikan pada cunam batas rambut kepala janin tampak di
bawah simfisis, dengan batas tersebut sebagai titik pemutaran, lambat laun muka bayi
dilahirkan melalui perineum, disusul oleh bagian kepala yang berambut.
Indikasi dilakukan Seksio Sesarea:11,14
- Primigravida dengan disertai salah satu faktor X (Ketuban pecah dini,
Serotinus, riwayat infertilitas, usia tua dll)
- Gemelli anak pertama letak sungsang
- Bayi prematur < 34 minggu
- Presentasi kaki
- Riwayat Obstetri jelek
- Taksiran berat janin > 3500 gr
Kriteria dilakukan persalinan pervaginam:14
a. Kriteria Janin:
- Frank breech presentation (diutamakan)
- Berat janin 2000 – 3500 gr
- Usia kehamilan ≥ 34 minggu

17
- Kepala fleksi
b. Kriteria ibu
- Panggul normal
- Tidak ada indikasi dilakukan seksio sesarea
- Tidak ada kontra indikasi
Bila direncanakan dilakukan persalinan pervaginam, ada skoring untuk memprediksi
keberhasilan pada persalinan sungsang yaitu dengan Zatuchni Andros score.

Tabel Zatuchni Andros11

Keterangan 0 1 2
Paritas Primi Multi
Usia Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ ≥ 3630 3629 - 3176 ≤ 3176
Riwayat pres. bokong - 1 kali 2 kali
Station -3 -2 -1/lebih rendah
Pembukaan ≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm
Bila skor > 4 bisa dipertimbangkan untuk dilakukan partus pervaginam.

C. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Peraturan Mentari Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin penyelenggaraan Praktik Bidan,
Kewenangan yang dimiliki bidan pada pasal 13 yaitu bidan yang menjalankan
program pemerintah berwenang untuk melakukan asuhan antenatal terintegrasi
dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah
supervise dokter.
Berdasarkan pasal 13 kewenangan bidan dengan kelainan letak lintang
yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn. Dalam memberikan
pelayanan kebidanan dengan kelainan letak lintang maka bidan perlu
menjelaskan keadaan pasien dan melakukan asuhan dan terapi sesuai dengan
advis dokter.

18
DAFTAR PUSTAKA
1. Umoh A.V, Abah M.G, Umoiyoho A.J. Breech Presentation-An Overview.
Ibon Medical Journal. 27th May 2015.
2. Y. Berhan, A Haileamlak.The risks of planned vaginal breech delivery versus
planned caesarean section for term breech birth: a meta-analysis including
observational studies. BJOG 2016;123:49-57.
3. Hala Phipps, Chistine L. Roberts, Natasha Nassar et al. The management of
breech pregnancies in Australia and New Zealand. Australian and New
Zealand Journal of Obstetrics and Gynecology 2003; 43:294-291
4. Julie E. Hartnack Tharin, Steen Rasmussen & Lone Krebs. Main Research
Article. Consequences of the Term Breech Trial in Denmark. Acta Obstetricia
et Gynecologica Scandinavica 2011 Nordic Federation of Societies of
Obstetrics and Gynecology 90 (2011) 767–771.
5. Joke M Schutte, Eric A.P.Steegers, Job G.Santema et al. Maternal death after
elective cesarean section for breech presentation in the Netherlands. Acta
Obstetricia et Gynecologica. 2007; 86:240-243.
6. Julie E. Hartnack Tharin, Steen Rasmussen & Lone Krebs. Main Research
Article. Consequences of the Term Breech Trial in Denmark. Acta Obstetricia
et Gynecologica Scandinavica 2011 Nordic Federation of Societies of
Obstetrics and Gynecology 90 (2011) 767–771.
7. Sue Ross, Mary Hannah. Interpretation of the Term Breech Trial finding.
American Journal of Obstetrics and Gynaecology (2006) 195, 1873-7.
8. Cunningham F.G, Leveno K.J, Bloom S.L, et al. Williams Obstetrics. 22th
edition.McGraw-Hill Company, New York 2007.
9. Hacker & Moor’s. Essential of Obstetrics & Gynecology. Sixth Edition.
Elesvier. Los Angeles.2016.
10. Benson & Pernoll’s. Handbook of Obstetrics &Gynecology. Tenth edition.
McGraw-Hill Company. New York. 2001.
11. Wiknyosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Edisi
Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1991.
12. Pramana C. Ilmu Phantom Obstetri Dalam Praktik Klinik. Sagung Seto.
Jakarta. 2018
13. OGCCU. External cephalic version. Obstetric and Midwifery Clinical
Guidelines King Edward Memorial Hospital Perth Western. 2015.
14. Kassam Mahomed, Poornima Amaranarayana, Ibinabo Ibiebele. External
Cephalic Version: A Single Center Experience. Open Journal of
Obstetrics and Gynecology, 2014, 4, 294-299.

19

Anda mungkin juga menyukai