Dosen Pengampu:
Hj. Rosmadewi, S.ST.,M.Kes
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karuniannya kami dapat menyelesaikan ini tepat waktu.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ Praktik pemeriksaan dalam untuk
Mengetahui Kelainan Presentasi dan Posisi”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada dosen mata kuliah Kegawatdaruratan Meternal
Neonatal dan Basic Life Suport yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna, Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya, Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapakan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumny a.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
BAB 1............................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................. 1
BAB II.............................................................................................. 2
PEMBAHASAN.............................................................................. 2
2.1 Pengertian pemeriksaan dalam ........................................... 2
2.2 Tujuan pemeriksaan dalam................................................. 2
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi................................................ 2
2.4 Praktik Pemerikssan dalam………………………………. 4
2.5 Persiapan sebelum dan perawatan setelah pertolongan
Persalinan dengan kala 2 lama dengan forcep dan vakum 5
BAB III............................................................................................. 11
PENUTUP........................................................................................ 11
A. Kesimpulan......................................................................... 11
B. Saran.................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan dalam juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat
apakah ketuban ibu hamil telah pecah. Masalah paling umum yang disebabkan oleh
pemeriksaan dalam adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan, dan bagi sebagian orang,
rasa malu. Sebuah studi di Turki yang melibatkan ibu hamil dengan riwayat
persalinan spontan dan yang pernah melahirkan sebelumnya menunjukkan bahwa
pemeriksaan dalam secara rutin saat menjelang melahirkan dapat menyebabkan
sedikit peningkatan rasa sakit dibandingkan dengan USG untuk menilai kemajuan
persalinan. Perlu diperhatikan bahwa pemeriksaan dalam dapat meningkatkan risiko
infeksi, bahkan jika dilakukan dengan hati-hati dan dengan sarung tangan steril.
Pemeriksaan internal dapat mendorong bakteri normal yang ditemukan di vagina ke
arah serviks. Ada juga peningkatan risiko pecahnya selaput ketuban dengan
memberikan terlalu banyak tekanan pada serviks. Selama persalinan, melakukan
pemeriksaan serviks seminimal mungkin adalah cara yang paling aman, terutama jika
selaput ketuban sudah pecah untuk membatasi risiko infeksi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pemeriksaan dalan
2. Mengetahui tujuan dari pemeriksaan dalam
3. Mengetahui kelainan pada presentasi dan posisi saat persalinan
4. Mengetahui persiapan sebelum persalinan dengan kala 2 lama menggunakan
forcep dan vakum
5. Mengetahui perawatan setelah pertolongan persalinan dengan kala 2 lama
menggunakan forcep dan vakum
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu pemeriksaan dalam juga berperan penting dalam persalinan, terutama
untuk menilai keadaan janin serta keadaan serviks. Misalnya untuk menilai
pembukaan servik, atau untuk menilai penurunan kepala janin. Oleh sebab itu dirasa
penting untuk membuat makalah yang membahas tentang pemeriksaan dalam
(vaginal Touche).
2
atau tumor di mulut rahim, yang bisa memengaruhi kehamilan ibu. Maka itu,
pemeriksaan dalam harus dilakukan di awal kehamilan. Bila ada kelainan bisa
diketahui dan ditangani segera.
Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan USG. Ada kalanya, selama tak ada
keluhan, dokter akan melewatkan pemeriksaan dalam dan langsung pada
pemeriksaan USG. Hal ini akan lebih mempercepat, memudahkan
pemeriksaan dan tidak menimbulkan rasa risih pada pasien.
b. Trimester akhir
Tepatnya saat kehamilan usia 36 minggu, pemeriksaan dalam dibutuhkan
untuk mengevaluasi kondisi jalan lahir bila memang direncanakan persalinan
normal. Jadi akan diperiksa apakah mulut rahim sudah siap dan apakah
kapasitas panggul ibu cukup luas untuk dilalui bayi. Jika tak ada masalah
maka per-salinan dapat ditunggu sampai usia maksimal 42 minggu.
Pemeriksaan ini dilakukan pada saat memasuki kala I persalinan, saat ada
gejala mulas-mulas dan ibu mengalami his secara teratur 2 kali dalam 15
menit sebagai tanda akan melahirkan. Pemeriksaan dalam ini dengan
kepentingan untuk menentukan awal dan kemajuan dari persalinan. Khusus
untuk memeriksa kemajuan persalinan, maka pemeriksaan dilakukan setiap 4
jam di fase laten (pembukaan mulut rahim 4 cm) dan setiap 2 jam di fase aktif
(pembukaan mulut rahim 4-10 cm).
Sedangkan penilaiannya meliputi pembukaan jalan lahir, turunnya kepala
janin, apakah sudah memutar atau belum dan sampai mana putaran tersebut,
karena kondisi ini akan menentukan jalannya persalinan. Contoh, bila ubun-
ubun kecil sudah menghadap ke depan, berarti sudah turun mencapai
pembukaan lengkap (10 cm) dan bayi sudah siap untuk dilahirkan. Jika dalam
tenggang waktu 8 jam setelah pemeriksaan dalam kala I bayi belum juga lahir
atau masih tetap segera dilahirkan atau kalau tindakan ini juga "tak mempan"
berarti harus operasi sesar.
o Kontraindikasi
Pemeriksaan dalam tidak dapat dilakukan pada beberapa kasus, seperti:
Perdarahan
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
3
Persalinan preterm
Hymen intake
Infeksi vagina
2.4 Praktik Pemeriksaan Dalam untuk Mengetahui Kelainan Presentasi dan Posisi
Kelainan presentasi janin dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Presentasi puncak kepala
Menurut Marmi dkk (2016) presentasi puncak kepala atau disebut juga
presentasi sinsiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-
ubun besar menjadi bagian terendah. Pada umumnya presentasi puncak kepala
merupakan kedudukan sementara yang kemudian akan berubah menjadi
presentasi belakang kepala. Praktik pemeriksaan dalam untuk menilai kelainan
presentasi dan posisi puncak kepala biasanya melibatkan pemeriksaan fisik dan
menggunakan alat medis seperti ultrasonografi. Pemeriksaan ini membantu
dokter menentukan posisi janin dalam rahim dan memastikan proses kelahiran
berjalan dengan baik.
2. Presentasi dahi
Menurut Rukiyah dan Lia (2010), presentasi dahi adalah keadaan dimana
kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan
bagian terendah. Janin dengan presentasi dahi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu kemiringan anterior uterus, kontraksi pelvis, polihidramnion dan
abnormalitas kongenital misalnya, anensefalus. Pada umumnya presentasi dahi
bersifat sementara untuk kemudian dapat berubah menjadi presentasi belakang
kepala atau presentasi muka, atau tetap menjadi presentasi dahi, oleh karena itu
apabila tidak terdapat gawat janin menunggu kemajuan persalinan dapat
dilakukan. Bila presentasinya tetap presentasi dahi, maka janin tidak dapat
dilahirkan pervaginam karena besarnya diameter oksipitomental yang harus
melewati panggul, maka tindakan seksio sesarea diperlukan untuk melahirkan
janin dengan presentasi dahi (Prawirahardjo Sarwono, 2010).
3. Presentasi muka
Menurut Cunningham, dkk (2012) presentasi muka merupakan presentasi kepala
dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggung dan muka terarah
ke bawah. Penyebab presentasi muka yaitu adanya pembesaran leher yang nyata
atau lilitan tali pusat di sekitar leher dapat menyebabkan ekstensi, janin
anensefalus, panggul sempit, janin sangat besar, paritas tinggi dan perut gantung.
4
kelainan presentasi atau posisi persistent oksipito posterior, dokter mungkin akan
merencanakan tindakan atau intervensi yang diperlukan untuk memastikan
kelahiran berlangsung dengan baik.
2.5 Persiapan Sebelum dan Perawatan Setelah Pertolongan Persalinan dengan Kala
2 lama dengan Menggunakan Alat Forcep dan Vakum.
A. Forcep
Forceps adalah alat bantu melahirkan yang berwujud seperti capit dengan dua
sendok bolong yang besar. Penemunya adalah Peter Chamberlen, orang
Prancis yang bermigrasi ke Inggris. Alat ini disebut-sebut pertama kali
digunakan pada tahun 1600-an. Penggunaan forceps umumnya dilakukan
dalam persalinan normal. Dokter memakai forceps untuk memegangi kepala
bayi dan mengeluarkannya secara perlahan dari saluran rahim.
5
Ruang Persalinan yang Siap: Memastikan ruang persalinan
dilengkapi dengan peralatan dan persediaan yang diperlukan,
termasuk forceps steril, alat bantu lainnya, dan peralatan
kegawatdaruratan.
Persiapan Mental Ibu: Memberikan dukungan psikologis dan
informasi lebih lanjut kepada ibu tentang prosedur ini. Keterlibatan
dan pemahaman ibu dapat membantu mengurangi kecemasan.
Alternatif Lainnya: Menyampaikan opsi alternatif jika diperlukan,
seperti operasi caesar atau metode lain yang mungkin lebih sesuai
dengan kondisi kesehatan ibu dan janin.
Pemantauan Selama Proses: Selama penggunaan forceps,
pemantauan detak jantung janin dan respons ibu terhadap prosedur
dilakukan secara terus-menerus.
Kesiapan untuk Komplikasi: Menyiapkan rencana darurat untuk
menanggapi komplikasi yang mungkin muncul selama atau setelah
penggunaan forceps.
Follow-up Pascapersalinan: Setelah persalinan, melakukan
pemantauan dan perawatan pasca-persalinan yang sesuai, termasuk
penanganan luka dan pemulihan ibu.
6
Antibiotik dan Obat Antiinflamasi: Diberikan antibiotik jika
diperlukan untuk mencegah infeksi. Obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS) juga dapat diresepkan untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
Konseling dan Dukungan Emosional: Memberikan konseling kepada
ibu tentang prosedur persalinan, perubahan fisik, dan perasaan
emosional. Dukungan emosional dari pasangan atau keluarga juga
penting.
Pemulihan Fisik: Merencanakan program pemulihan fisik yang sesuai,
termasuk latihan kegel dan perawatan untuk memperkuat otot-otot
panggul.
Pemantauan Infeksi: Mengawasi tanda-tanda infeksi pada area
perineum dan memberikan perawatan tambahan jika diperlukan.
Konsultasi Lanjutan: Dokter mungkin merencanakan konsultasi
lanjutan untuk memantau pemulihan ibu dan menilai kesehatan janin
secara berkala.
Kontrasepsi Pascapersalinan: Membahas opsi kontrasepsi
pascapersalinan dan memberikan informasi kepada ibu tentang opsi
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Pelibatan Bidan atau Ahli Fisioterapi: Dalam beberapa kasus,
melibatkan bidan atau ahli fisioterapi untuk membantu ibu dalam
pemulihan fisik, terutama jika ada masalah dengan otot panggul.
Perawatan setelah persalinan dengan kala 2 yang lama menggunakan
forceps melibatkan pendekatan holistik untuk memastikan pemulihan ibu
dan bayi secara optimal. Pemantauan yang terus-menerus dan komunikasi
terbuka antara ibu dan tim medis sangat penting selama periode ini.
B. Vakum
7
Bagi ibu dengan masalah kesehatan yang membuatnya sulit mengejan,
vakum bisa dipakai untuk mempersingkat persalinan
Ibu tak lagi punya cukup tenaga karena kelelahan mengejan
8
Konseling dan Dukungan Pasca-Persalinan: Memberikan
konseling kepada ibu setelah persalinan, menjelaskan hasil, dan
memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
Pemantauan Pasca-Persalinan: Melakukan pemantauan pasca-
persalinan yang cermat terhadap kondisi ibu dan bayi untuk
memastikan pemulihan yang optimal.
Pemulihan Fisik Ibu: Memberikan informasi dan panduan untuk
pemulihan fisik ibu, termasuk perawatan luka atau pembengkakan
jika ada.
Konsultasi Lanjutan: Merencanakan konsultasi lanjutan untuk
memantau pemulihan ibu dan janin serta memberikan perawatan
lanjutan yang mungkin diperlukan.
9
Dukungan Emosional dan Konseling: Memberikan dukungan
emosional kepada ibu dan pasangan dengan menjelaskan hasil
persalinan dan memberikan informasi tentang pemulihan.
Konseling juga dapat diberikan untuk membantu mengatasi
pengalaman persalinan.
Perawatan Laktasi dan Perawatan Bayi: Memberikan dukungan
untuk memulai atau menjaga laktasi. Pemeriksaan bayi
dilakukan untuk memastikan kesehatannya dan mendeteksi
potensi masalah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan dalam berguna untuk melihat ada tidaknya suatu kelainan
pada vagina sampai mulut rahim. Selain itu juga berguna untuk memeriksa
dan mengetahui pembukaan pada ibu hamil. Pemeriksaan dalam juga
berguna untuk mengetahui dan mencegah kelainan presentasi dan posisi.
Kelainan presentasi dan posisi diantaranya yaitu presentasi puncak kepala,
presentasi dahi dan presentasi muka/wajah serta persistent oksipito
posterior. Persiapan sebelum dan perawatan setelah pertolongan persalinan
juga perlu dipelajari, dipahami dan dipraktikkan dengan benar apalagi jika
menggunakan alat vakum/forcep yang dikarenakan partus lama.
B. Saran
Lakukan pemeriksaan dengan tepat untuk menghindari adanya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
11
Bagian Obstetri & Ginekologi1983Obstetri Fisiologi, Universitas Padjadjaran Bandung,
ELEMAN, Bandung.
Sulistyawati Ari, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta.
Jones, C. D., & Brown, E. F. (Tahun). "Forceps Delivery: Indications and Complications."
International Journal of Obstetrics and Gynecology, volume (nomor), halaman.
http://sani-sanpig.blogspot.co.id/2013/05/vaginal-toucher.html
http://reproduksiumj.blogspot.co.id/2009/09/kemajuan-persalinan.html
12