Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

DAN BAYI BARU LAHIR


“LAVEMENT”

DISUSUN OLEH:

Asindi K.N (P27824122007)


Aufialingga H.P (P27824122008)
Aulia Dewi P.S (P27824122009)
Aulyanda R. (P27824122010)
Aurelia I. (P27824122011)
Ayaru K.F (P27824122012)

DOSEN PENGAMPU :
Titi Maharrani, SST., M.Keb
NIP : 198503202006042003

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah tugas mata kuliah asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir dengan judul
lavement telah disetujui oleh dosen pengampu pada tanggal 17 Juli 2023.

Dosen pengampu
Mata kuliah,

Titi Maharrani, SST., M.Keb


NIP : 198503202006042003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat, hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa
karena rahmad, karunia, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tugas yang berjudul “Konsep Umum Korupsi” ini dengan baik meskipun demikian
masih banyak kekurangan di dalamnya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada orang yang berjasa dalam
pembuatan makalah ini:

1. Ibu Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Sutomo
2. Ibu Kharisma Kusumaningtyas, SSiT., M.Keb selaku Ketua Program Studi D3
Kebidanan Sutomo sekaligus penanggung jawab mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir
3. Ibu Titi Maharrani, SST., M.Keb selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
4. Ibu Fitria Nurwulansari, SST., M.Keb selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
5. Teman-teman yang saya banggakan
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan di lingkungan Kebidanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan di dalamnya dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang.

Surabaya, 1 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………...……i

KATA PENGANTAR …………………………………………….……………………….ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….......iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..…....1

1.1 Latar Belakang ………………………………………..…………..


……….1
1.2 Rumusan Masalah
………………………………………............................1
1.3 Tujuan Umum………..…………………………………………..……...…
1
1.4 Tujuan Khusus
……………………………………………………….........2
1.5 Manfaat Penulisan ……………………………………………………..….2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………...……………………………………..


…............3

2.1 Evidence Based Midwifery dalam Persalinan……..……………………...


…3
2.2 Praktik yang merugikan dalam persalinan
…………………………………..3
2.3 Pengertian dan jenis jenis larutan laverment ……………….…..…………..4
2.4 Tujuan laverment
…………………………………………………………...4
2.5 Kerugian laverment dalam persalinan……………………………………….5

BAB III PENUTUP …….………………………………………….......................................9

3.1 Kesimpulan …………………………………………..……………………..…


9

3.2 Saran ……………………………………………………..................................9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan (Manuaba,
1998; Wiknjosastro dkk, 2005). Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih
peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan
(Guyton & Hall, 2002).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Saifuddin, 2007: 100).

Enema digunakan selama persalinan dalam pengaturan kebidanan dengan keyakinan


bahwa mereka mengurangi infeksi puerperal dan neonatal, mempersingkat durasi
persalinan, dan membuat persalinan lebih bersih untuk petugas yang hadir. Namun,
tinjauan sistematis literatur menemukan bukti yang tidak cukup untuk mendukung
penggunaan enema. Enema sering digunakan dalam pengaturan kebidanan karena
dianggap mengurangi risiko infeksi puerperal dan neonatal, mempersingkat durasi
persalinan dan membuat persalinan lebih bersih untuk petugas yang merawat . Namun,
penggunaan enema masih kontroversial dan hanya ada sedikit bukti keefektifannya.
Enema membuat malu bagi wanita dalam persalinan dan meningkatkan beban kerja di
bangsal persalinan. Enema menyebabkan tinja berair dan secara teoritis dapat
meningkatkan tingkat kontaminasi dan infeksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian evidence based midwifery dalam persalinan?


2. Apa saja praktik yang merugikan dalam persalinan?
3. Apa pengertian dan jenis jenis larutan evidence based ?
4. Apa tujuan lavement?
5. Apa saja kerugian lavement dalam proses persalinan?

1.3 Tujuan umum

Untuk mengetahui,memahami,dan menambah wawasan mengenai Lavement dalam


persalinan.

1
1.4 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang evidence based dalam


persalinana
2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang praktik yang merugikan
dalam persalinan
3. Untuk mengetahui pengertian dan jenis jenis larutan lavement
4. Untuk mengetahui tujuan lavement
5. Untuk mengetahui kerugian lavement dalam persalinan

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan untuk lebih memahami tentang Lavement.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evidence Based Midwifery dalam Persalinan

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan


pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini
pun tidak sekadar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung
jawabkan.

Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi
berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Jadi, Evidence based Midwifery
(EBM) adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian
yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan
pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para
praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya
kini tidak dianjurkan lagi.

Pada proses persalinan ada beberapa hal yang dahulunya kita lakukan, dan
ternyata setelah di lakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat atau bahkan
dapat merugikan pasien. Adapun hal-hal yang tidak bermanfaat pada persalinan
berdasarkan EBM adalah:

2.2 Praktik yang Merugikan dalam Persalinan

Menurut Conde-Agudelo et al (2008) bahwa ada beberapa praktik tidak efektif yang
masih diterapkan yaitu penggunaan enema 73%,pencukuran rambut pubis 75%, rutin
infus intravena selama persalinan 79%, dan episiotomy pada primipara 70% serta
multipara 20%.

2.3 Pengertian dan Jenis -Jenis Larutan Lavement

3
Enema adalah pemasukan larutan ke dalam rektum dan colon sigmoid untuk
meningkatkan defikasi dengan merangsang peristaltic (Ns. Rochimah, S.Kep, 2011).
Enema telah digunakan selama ratusan tahun dalam berbagai bentuk, termasuk air, busa
sabun, fosfat dan larutan. Namun, bahkan dengan tidak adanya bukti yang baik untuk
kemanjurannya, banyak dokter dan pasien menganggapnya berguna dan efektif baik
untuk pengobatan konstipasi akut atau CC dan sebagai sarana mempersiapkan atau
membersihkan usus distal untuk prosedur endoskopi atau pembedahan.

Jenis-jenis Larutan Laverment :

1. Tap water (air leding): hypotonic dan tekanan osmotic yang lebih rendah dari cairan
di sel pencernaan. Tap water akan bergerak dari dinding usus ke ruang interstisial
sel dan menyebabkan stimulus untuk BAB.
2. Hypertonic solution saline: menarik cairan dari ruang interstisial ke colon
sehingga colon penuh dengan cairan terjadi distensi kemudian terjadi
keinginan untuk defikasi Kontraindikasi pada klien dehidrasi dan bayi.
Jumlah cairan hipertonik yang efektif biasanya 120-180 ml
3. Cairan sabun: ditambahkan dari tap water atau saline untuk men- ciptakan
efek iritasi pada intestinal dan menstimulus peristaltik. Sabun keras dan
detergen dapat menyebabkan inflamasi yang serius di sel cerna. Rekomendasi:
5 ml (1 sendok makan) sabun + 1000 ml air hangat, saline.

2.4 Tujuan Lavement

1. Merangsang peristaltik usus sehingga klien dapat buang air besar.


2. Mengosongkan usus sebagai persiapan bagi tindakan operasi.
3. Sebagai tindakan pengobatan.

2.5 Kerugian Lavement Pada Proses Persalinan

Pemberian enema pada wanita selama persalinan telah menjadi praktik rutin di
bangsal bersalin banyak negara. Kadang- kadang wanita mengeluarkan feses saat
melahirkan dan diperkirakan enema pada awal persalinan akan mengurangi kekotoran
ini, namun akibatnya adalah ketidaknyamanan dan rasa malu bagi wanita. Ada juga
anggapan bahwa mengosongkan kolon akan memberi lebih banyak ruang bagi bayi
untuk dilahirkan, akan mengurangi lama persalinan dan akan mengurangi kemungkinan
infeksi bagi ibu dan bayinya. Tinjauan tersebut berdasarkan penelitian yang melibatkan
443 wanita (Effects of High Volume Saline Enemas vs No Enema during Labor). Studi
ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam hasil yang dinilai baik untuk
wanita atau bayinya.

4
Enema sebaiknya tidak dilakukan berulang karena dapat menyebabkan
keracunan dan circulation overload. Adapun larutan enema memiliki efek
samping diantaranya :

1. Cairan yang dimasukkan menstimulus peristaltik.


2. Hypertonic solution saline: menarik cairan dari ruang interstisial ke colon
sehingga colon penuh dengan cairan terjadi distensi kemudian terjadi
keinginan untuk defikasi Kontraindikasi pada klien dehidrasi dan bayi.
Jumlah cairan hipertonik yang efektif biasanya 120-180 ml
3. Cairan sabun: ditambahkan dari tap water atau saline untuk men- ciptakan
efek iritasi pada intestinal dan menstimulus peristaltik. Sabun keras dan
detergen dapat menyebabkan inflamasi yang serius di sel cerna. Rekomendasi:
5 ml (1 sendok makan) sabun + 1000 ml air hangat, saline.

4. Tap water (air leding): hypotonic dan tekanan osmotic yang lebih rendah dari cairan
di sel pencernaan. Tap water akan bergerak dari dinding usus ke ruang interstisial
sel dan menyebabkan stimulus untuk BAB.

Enema juga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal, ketidakseimbangan elektrolit yang sudah ada sebelumnya, risiko
gangguan elektrolit (hipokalsemia, hiperfosfatemia atau hipernatremia) atau efek
samping serius sekunder akibat salah satu di atas, dehidrasi, penyakit radang usus
kronis, bypass lambung atau operasi stapler. Karena efek iritasi yang merugikan,
enema sabun harus dihindari.

Beberapa peneliti (Cuervo 2006) menentang penggunaan enema atas dasar:

1. Keefektifan yang belum terbukti;

2. Feses encer dapat meningkatkan kontaminasi, berpotensi meningkatkan infeksi


ibu dan bayi baru lahir;

3. Diterima secara luas bahwa intervensi ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi


perempuan dan meningkatkan biaya perawatan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enema adalah prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus.


Enema dapat ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya dapat buang air
besar, membersihkan kolon untuk persiapan pemeriksaan operasi, serta memberikan
sensasi berbeda dalam teknik berhubungan.
Pemberian enema selama persalinan tidak dianjurkan karena alasan berikut.
1 Ketidaknyamanan: Beberapa rumah sakit mendukung penggunaan rutin
enema untuk memberikan obat pencahar untuk buang air besar selama
persalinan, bahkan ketika tidak diperlukan. Jarang, pemberian enema dapat
menyebabkan cedera rektal yang menyebabkan perdarahan rektal. Ini dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian wanita, dan karenanya, tidak
dianjurkan untuk semua.
2 Peningkatan biaya: Enema sebelum persalinan diketahui meningkatkan
biaya secara keseluruhan, yang tidak bisa digunakan oleh seluruh orang
3 Ketidakefektifan: Enema tidak menunjukkan efek apa pun dalam
mengurangi durasi persalinan; karenanya, WHO tidak merekomendasikan
penggunaan enema secara rutin untuk mengurangi durasi persalinan. Tidak
ada bukti yang mendukung penggunaan enema untuk menginduksi
persalinan

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan pembaca. Kami
selalu menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan
membangun makalah ini demi perbaikan dan peneyempurnaan dalam pembuatan
makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia, Rizki, dkk. 2019. STUDI KUALITATIF HAMBATAN IMPLEMENTASI


EVIDENCE-BASED
DUKUNGAN SELAMA PERSALINAN DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN (PMB) WILAYAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2019
2. Gabriel, L. dkk. 2006. Effects of high volume saline enemas vs no enema during labour
3. Jayanti, Ira. 2019. Evidence Based dalam Praktik Kebidanan
4. Reveiz, L. dkk. 2013. Enemas during Labour
5. Rochimah, dkk. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK)
6. Yulizawati, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Anda mungkin juga menyukai