Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLUOR ALBUS PADA

IBU ANTENATAL

MAKALAH

oleh
Dwi Umil Hasanah NIM 152310101271

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLUOR ALBUS PADA
IBU ANTENATAL

MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maternitas dengan
dosen pengampu: Ns.Lantin Setyorini, S.Kep., M.Kes.

oleh
Dwi Umil Hasanah NIM 152310101271

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Fluor
Albus Pada Ibu Antenatal” dengan tepat waktu. Dalam menyelesaikan makalah
ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep.,M.Kes. selaku ketua program studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember, sekaligus dosen pengampu
mata kuliah Keperawatan Maternitas yang selalu memberikan
masukan dalam penulisan makalah ini.
2. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah.
Penulis menyadari didalam penyusunan dan penulisan makalah ini banyak
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Merupakan suatu penghargaan
bagi penulis apabila ada saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Jember, April 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN. ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. .................................................................... 1
1.2 Tujuan. .................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. ............................................................. 3
2.1 Definisi. ................................................................................. 3
2.2 Etiologi. ................................................................................. 3
2.3 Tanda dan Gejala................................................................. 4
2.4 Patofisiologi. ......................................................................... 6
2.5 Penatalaksanaan .................................................................. 7
BAB 3. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN. .................................. 8
3.1 Gambaran Kasus .................................................................. 8
3.2 Pengkajian. ............................................................................ 8
3.3 Analisa Data. ......................................................................... 10
3.4 Diagnosa. ................................................................................ 11
3.5 Intervensi. .............................................................................. 12
3.6 Implementasi. ........................................................................ 15
3.7 Evaluasi. ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN GAMBAR............................................................................

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua
negara baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang sangat
pesat dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Tingginya angka kelahiran di
Indonesia merupakan salah satu masalah besar dan memerlukan perhatian khusus
dalam penanganannya. Salah satu bentuk perhatian khusus pemerintah Indonesia
dalam menanggulangi angka kelahiran yang tinggi dan menekan laju
pertumbuhan, adalah dengan melaksanakan program pembangunan dan keluarga
berencana (KB) secara komprehensif. Dalam hal ini, keluarga berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama
(Saifuddin, 2006).
Menurut data World Health Organization (WHO), lebih dari 100 juta
wanita di dunia memakai metode kontrasepsi yang memiliki efektifitas. Lebih
dari 75% yang memakai metode kontrasepsi hormonal dan 25% memakai
kontrasepsi non hormonal dalam mencegah kehamilan. Data Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dari segi pemakaian metode
kontrasepsi, terdapat pengguna kontrasepsi suntikan 57,12%, pil 24,67%,
IUD/AKDR/spiral 10,46%, strerilisasi wanita 4,86%, AKBK/implant/susuk
2,78%, kondom 2,19%, pantang berkala/kalender 0,78%, senggama terputus
0,47%, kontrasepsi lain 0,59% (BPS, 2013 dalam Listiorini, 2013). Salah satu
kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progesteron Acetat (DMPA) (Sarwono, 2005). Efek samping yang sering
dikeluhkan akseptor suntik adalah gangguan pola menstruasi dan kenaikan berat
badan. Penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch
(UTMB), menyatakan wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 atau 3
bulanan rata-rata mengalami gangguan pola menstruasi dan kenaikan berat badan
sebanyak 5,5 kg dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam
waktu 3 tahun pemakaian.
2

Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan
salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah KB suntik. Suntikan
satu bulanan dan tiga bulanan adalah jenis KB suntik dan merupakan salah satu
alat kontrasepsi yang sangat efektif , tidak mengganggu senggama atau hubungan
suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana,
murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka panjang namun
sampai saat ini belum ada suatu metode kontrasepsi yang benar–benar 100 persen
ideal (Hartanto, 2003).
Penggunaan KB suntik memilik efek samping antara lain perubahan pola
menstruasi, kenaikan berat badan, mual, hipertensi, becak-bercak perdarahan,
sakit kepala, payudara terasa penuh, keputihan dan kegagalan menstruasi
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI),2000). Namun itu
sifatnya hormonal dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama.
Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang
(Fitrilidia, 2012 dalam Arini, 2013). Untuk itu diperlukan gambaran nyata tentang
kejadian peningkatan berat badan yang dialami akseptor kontrasepsi suntik maka
perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
frekuensi kontrasepsi suntik DMPA terhadap peningkatan berat badan pada
akseptor.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi amenore.
b. Untuk mengetahui penyebab amenore pada ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi (KB) suntik.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala amenore pada ibu yang menggunakan
alat kontrasepsi (KB) suntik.
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan amenore pada ibu yang menggunakan
alat kontrasepsi (KB) suntik.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Amenore adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal
yang diiringi penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu
makan tidak sehebat pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik
(Kumala, 2005). Amenore yaitu tidak datang menstruasi pada setiap bulan selama
menjadi akseptor KB suntik tiga bulan berturut-turut. Amenore pada akseptor
kontrasepsi suntik terjadi karena ketidakseimbangan hormon, menyebabkan
endometrium mengalami perubahan histologi berupa degenerasi atau atropi
(Wiknjosastro, 2005). Amenore dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Amenore primer
Amenore primer merupakan masa remaja kurang dari 16 tahun belum pernah
mengalami mens atau belum menampakkan tanda-tanda fisik seksual
sekunder (Varney, 2006).
b. Amenore sekunder
Amenore sekunder merupakan bila tidak mengalami menstruasi dalam waktu
3-6 bulan setelah menstruasi normal pada masa remaja, biasanya disebabkan
oleh gangguan emosional minor yang berhubungan dengan berada jauh dari
rumah, masuk ke perguruan tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab
kedua yang paling umum adalah kehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan
harus dilakukan. (Varney, 2006).

2.2 Etiologi
Penyebab Amenore secara umum adalah :
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone – hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi
haid atau hanya sedikit.
4

a. Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat


badan.
b. Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
c. Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor.
d. Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain : penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan
hepar dan ginjal.
Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium (Depkes, 1999).
Menurut Heffner (2006) penyebab terjadinya pada amenorhea primer dan
sekunder adalah :
1. Amenore primer.
Penyebab amenorrhea primer umumnya lebih berat dan lebih sulit untuk
diketahui, seperti pubertas terlambat, kegagalan dari fungsi indung telur,
gangguan pada sistem saraf pusat, kelainan kongenital, kelainan genetik
dan kelainan anatomik.
2. Amenore sekunder
Penyebab amenorrhea sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang
timbul dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan
metabolisme, penggunaan alat kontrasepsi (KB), stress, obesitas, penyakit
infeksi, proses anovulasi, yang sering termanifestasi sebagai beberapa
penyakit, di antaranya sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary
syndrome, PCOS), kegagalan ovarium prematur (premature ovarian
failure, POF), dan lain-lain.

2.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada amenorrhea ada 2, yakni amenore primer dan
amenore sekunder adalah :
1. Amenore primer
a. Tertundanya menarche (menstruasi pertama).
b. Rambut rontok.
c. Nyeri pada panggul.
5

d. Jerawat.
e. Mengalami kenaikan atau penurunan berat badan.
f. Kekurangan gizi.
g. Penyakit menahun.
h. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
i. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk
tubuh.
2. Amenore sekunder :
a. Tidak terjadi haid selama 3 bulan atau lebih.
b. Wanita usia produktif.
c. Penggunaan alat kontrasepsi (KB) suntik 3 bulan.
d. Produksi hormon esterogen dan progersteron menurun.
e. Nyeri kepala.
f. Merasakan pusing dan badan lemah.
g. Mengalami peningkatan atau penurunan berat badan.
h. Tekanan darah rendah.
i. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
j. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
k. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
l. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
m. Vagina yang kering
n. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
o. Kulit menjadi lebih gelap.
6

2.4 Patofisiologi
Terjadinya ammenorea karena terjadinya perubahan kadar hormon
dibuat dan dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari
kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak yang dikendalikan oleh hormon yang
diproduksi di hipotalamus otak. Gangguan yang mempengaruhi setiap komponen
siklus peraturan dapat menyebabkan amenorhea (Dipiro TJ, 2008).
Pada ibu usia produktif yang menggunakan alat kontrasepsi (KB) suntik 3
bulan, kontrasepsi suntik 3 bulan mengandung Depo Medroxyprogesteron Acetate
(DMPA) 150 mg yang hanya berisi hormon progesterone dan tidak mengandung
hormon estrogen (Handayani, 2010). Pemberian kontrasepsi suntik sering
menimbulkan gangguan haid (amenorrhea) gangguan haid disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan.
Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium. Haid yang normal terjadi
akibat kadar progesteron yang turun, dengan penambahan progesteron sintetik
dalam DMPA, maka progesteron meningkat dan tidak terjadi haid (Hartanto,
2012). Hal ini disebabkan karena tubuh sudah beradaptasi dengan penambahan
hormon yang masuk dari luar. Hal ini sesuai dengan teori di atas bahwa efek
samping paling sering ditimbulkan oleh KB suntik 3 bulan adalah amenore karena
KB suntik 3 bulan hanya berisi hormon progesteron yang dapat membuat
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan
sehingga tidak dapat terjadi haid.
7

Proses terjadinya amenorrhea :

2.5 Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan untuk wanita yang mengalami amenorhea yaitu
dengan terapi non-farmakologi untuk amenorrhea tergantung pada penyebab yang
mendasari. Pada wanita usia muda yang melakukan kegiatan olahraga berlebihan
kemungkinan dapat menjadi penyebab dasar amenore, maka treatmentnya adalah
pengurangan terhadap latihan fisik yang berlebihan, apabila penyebabnya adalah
obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress
(Dipiro TJ, 2008). Selain itu, pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi (KB)
seperti KB suntik 3 bulan dapat memberikan KIE tentang efek samping KB suntik
3 bulan, konseling tentang gangguan menstruasi merupakan pemakaian KB suntik
bukan merupakan suatu tanda kehamilan, memberikan dukungan sosial dan
spiritual, dan dukungan untuk tetap suntik rutin tiap 3 bulan (Saifuddin, 2003).
8

BAB 3. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Seorang perawat A, datang kerumah warga di Jalan Kalimantan 2 untuk
melakukan pengkajian pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi (KB) untuk
mengetahui masalah reproduksi yang dialami ibu tersebut. Perawat bertemu
dengan Ny. N. Ny. N adalah seorang ibu rumah tangga yang berrusia 24 tahun,
tinggal dengan 1 orang suami dan 1 orang anak yang masih berusia 3 tahun. Ny.
N mengatakan dia sudah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 2,5 tahun .
Awalnya Ny. N menggunakan KB spriral, namun setelah sering perdarahan pasien
mengganti menggunakan KB suntik 1 bulan. Kemudian berganti menggunakan
KB suntik 3 bulan hingga sekarang. Pasien mengatakan dampak menggunakan Kb
suntik 3 bulan yaitu tidak bisa kembali menstruasi, terjadi kegemukan, kulit wajah
bintik-bintik hitam seperti flek dan menghitam, sering merasa pusing, mudah lelah
dan punggung terasa sakit. Hal ini membuat pasien merasa cemas dan kurang
percaya diri akibat perubahan yang ada pada tubuhnya.
Pasien mengatakan nyeri (-), sakit kepala (+), tidak pernah menderita infeksi
vagina dan varises (-). Setelah dilakukan pengkajian, pasien tidak memiliki
riwayat abortus, selama hamil pasien mengalami mual hingga 5 bulan, saat
persalinan melakukan SC karena bayinya berukuran besar dan panjang tapi tidak
mengalami panggul sempit dan setelah melahirkan sering menggunakan ganti-
ganti KB. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, BB : 62 kg, TB : 153 cm, TD :
90/70, RR : 20 x/menit, T : 36,50C dan N : 80 x/menit. Riwayat keluarga, ibunya
dulu menggunakan KB suntik 3 bulan, sehingga menyarankan pada Ny. N untuk
menggunakan Kb suntik tersebut.
3.2 Pengkajian
1. Biodata
Nama Klien : Ny. N
No Registrasi :
Umur : 24 tahun
Alamat : Jalan Kalimantan 2 B. 40
9

Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Lama Perkawinan : 4 tahun
2. Riwayat Obstetri
Gravida :1
Anak Hidup :1
Abortus : tidak pernah
Haid Terakhir : 3 tahun lalu (2014)
Usia Anak terkecil : 3 tahun
Masalah dalam kehamilan : tidak ada.
Masalah dalam persalinan : melakukukan SC, karena bayi berukuran
besar dan panjang.
Masalah setelah melahirkan : sering perdarahan saat menggunakan KB
spiral diawal melahirkan kemudian berganti menggunakan KB suntik 3 bulan
tidak mengalami menstruasi, sering pusing, punggung terasa sakit, kulit tapak
lebih ngelap, timbul flek di wajah dan mengalami kenaikan berat badan.
Pernah menggunakan alat KB : pernah, KB spiral.
Apakah ada masalah dalam KB sebelumnya : sering perdarahan.
3. Riwayat Kesehatan
Apakah mempunyai masalah kesehatan lain : tekaanan darah rendah.
Apakah mempunyai varises : tidak ada.
Apakah ada edema pada eksterimitas : tidak ada.
Pernah menderita infeksi pada vagina : tidak pernah.
Pemeriksaan Fisik
TTV :
TD : 90/70 BB : 62 kg.
N : 90 x/menit TB : 153 cm
RR : 20 x/menit
10

4. Riwayat Sosial
Apakah merokok : tidak pernah.
Apakah konsumsi alkohol : tidak pernah.
5. Konseling KB
Apakah mengalami kemandulan : tidak.
Berapa lama mengalami kemandulan : tidak.
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kemandulan : -
Alat kontrasepsi apa yang dipilih : KB suntik 3 bulan
Pengetahuan tentang efeksmping : berat badan bertambah, sering
pusing, kulit semakin menghitam dan tidak mengalami menstruasi.

3.3 Analisa Data

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


DS : Penggunaan Kb suntik 3 Ansietas berhubungan
Pasien mengatakan dengan perubahan pola
bulan
merasa khawatir dengan menstruasi.
penggunaan Kb suntik 3
Adanya efek samping
bulan yang dilakukan.
DO :
Tidak mengalami
1. Wajah pucat
menstrusi
2. N : 90 x/menit
3. Tampak cemas dan
Cemas
gelisah.
DS : Penggunaan KB suntik 3 Gangguan rasa nyaman
Pasien mengatakan berhubungan dengan
bulan
sering sakit kepala, timbul gejala
mudah lelah dan sampingan penggunaan
Ketidaktahuan pasien
punggung terasa sakit. KB..
terhadap proses penyakit
DO :
1. TD : 90/70 mmHg
11

2. Wajah pucat
3. Tampak gelisah dan Efek penggunaan KB
lesu. suntik

Gangguan rasa nyaman


DS : Akseptor KB suntik 3 Gangguan citra tubuh
Pasien mengatakan tidak bulan berhubungan dengan
percaya diri akibat proses adaptasi
perubahan pada tubuhnya Perubahan hormon hormonal.
seperti timbul bintik- esterogen dan progesteron
bintik hitam (flek) di
wajah, kulit semakin Timbul efek samping
gelap dan mengalami
penambahan berat badan Kulit tampak hitam,
sejak menggunakan KB pigmentasi dan kegemukan
suntik.
DO : Gangguan citra tubuh
1. Pasien tampak
murung.
2. Gelisah.
3. Pasien tampak tidak
mau berkomunikasi.

3.4 Diagnosa
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pola menstruasi yang ditandai
dengan pasien mengatakan merasa khawatir dengan penggunaan Kb
suntik 3 bulan yang dilakukan, wajah pucat, N : 90 x/menit, tampak
cemas dan gelisah.
12

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan timbul gejala sampingan


penggunaan KB suntik yang ditandai dengan pasien mengatakan sering
sakit kepala, mudah lelah dan punggung terasa sakit, TD : 90/70 mmHg,
wajah pucat, tampak gelisah dan lesu.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses adaptasi hormonal
yang ditandai dengan pasien mengatakan tidak percaya diri akibat
perubahan pada tubuhnya seperti timbul bintik-bintik hitam (flek) di
wajah, kulit semakin gelap dan mengalami penambahan berat badan sejak
menggunakan KB suntik, pasien tampak murung dan gelisah.

3.5 Intervensi

No. Dx KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1. Setelah diberi 1. Kaji tingkatan 1. Untuk mengetahui
penjelasan cemas. tingkat kecemasan
kecemasan 2. Lakukan teknik pasien.
dapat penyuntikan yang 2. Dengan menggunakan
berkurang/terko steril dan tepat. tehnik penyuntikan
ntrol. 3. Jelaskan pada yang steril dan tepat
Kriteria hasil : pasien tentang efek membuat pasien tidak
a. Pasien samping dari merasa cemas dan
tampak kontrasepsi (KB) takut ketika disuntik.
tenang suntik 3 bulan. 3. Sebagai pengetahuan
b. Pasien dapat 4. Berikan dukungan pasien, supaya pasien
memahami psikososial kepada dapat memilih salah
efek samping pasien terhadap satu alat kontrasepsi
penggunaan penggunaan alat yang sesuai dengan
alat kontrasepsi (KB) kondisinya
kontrasepsi. suntik 3 buan. 4. Supaya pasien dapat
c. Pasien 5. Ajak pasien beradaftasi terhadap
13

kooperatif berkomunikasi saat pemasangan alat


dan mau dilakukan kontrasepsi pada
bekerjasama penyuntikan. minggu awal
dalam 6. Jelaskan kepada pemasangan.
pemasangan pasien bahwa 5. Komunikasi dengan
alat dengan KB pasien diharapkan
kontrasepsi suntikan dapat mengalihkan
(KB) suntik. merupakan metode perhatian klien dari
yang paling efektif rasa sakit yang akan
untuk dirinya. dirasakannya.
6. Dengan
mendiskusikan hal-hal
yang dapat membuat
pasien ragu tentang
alat kontrasepsi, pasien
dapat memilih alat
kontrasepsi yang
efektif
2. Pasien merasa 1. Berikan penjelasan 1. Pasien mengerti
nyaman tentang efek tentang efek samping
Kriteria hasil : samping dari KB dari KB suntik yaitu
a. TD normal suntik 3 bulan menyebabkan sakit
b. Sakit kepala yang menyebabkan kepala, merasa lesu
berkurang. sakit kepala dan dan TD menurun.
c. Tidak pucat TD menurun. 2. Dengan berkolaborasi
dan tidak 2. Kolaborasi dengan dengan dokter tentang
lesu. dokter tentang pemberian obat
d. Tidak gelisah. pemberian obat analgetik,
e. Sakit di analgetik, anti antihiportensi ,
daerah hipotensi dan penambah darah dan
punggung berikan KB suntik suntik KB yang
14

berkurang. yang mengandung mengandung estrogen


f. Semangat estrogen lebih lebih rendah, sakit
dalam rendah. kepala dan TD teratasi.
beraktivitas. 3. Kolaborasi dengan 3. Dengan
mengkonsumsi mengkonsumsi
makanan atau makanan penambah
nutrisi yang dapat darah dapat
menambah darah meningkatkan darah
seperti sayur pasien agar tidak
bayam, sate merasa pusing.
kambing dll. 4. Agar terhindar dari
4. Jelaskan pada stres.
pasien tentang KB
suntik untuk
menghindari stres.
3. Pasien tidak 1. Jelaskan efek 1. Menambah wawasan
merasa malu dan samping dari KB /pengetahuan bagi
timbul percaya suntik 3 bulan. pasien.
diri. 2. Anjurkan pasien 2. Untuk mempercepat
Kriteria hasil : untuk konsultasi informasi lebih untuk
1. Tidak malu dengan spesialis menntukan intervensi
untuk kulit. selanjutnya.
bergaul. 3. Anjurkan pasien 3. Untuk memantau berat
2. Percaya diri untuk melakukan badan pasien agar
dengan diet atau menjaga tetap normal.
perubahan asupan nutrisi 4. Agar status kesehatan
tubuh akibat adekuat. pasien tidak terganggu
penggunaan 4. Anjurkan pasien (normal).
KB suntik. untuk
3. Psien tidak meningkatkan
gelisah, tidak kesehatan tubuh.
15

murung.
4. Menerima
perubahan
tubuh yang
terjadi.

3.6 Implementasi
1. Meggunakan komunikasi terapeutik yang baik pada pasien.
2. Melakukan teknik penyuntikan yang steril dan tepat.
3. Menjelaskan pada pasien tentang efek samping dari kontrasepsi (KB)
suntik 3 bulan.
4. Memberikan dukungan psikososial kepada pasien terhadap penggunaan
alat kontrasepsi (KB) suntik 3 buan.
5. Mengajak pasien berkomunikasi saat dilakukan penyuntikan.
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa dengan KB suntikan merupakan
metode yang paling efektif untuk dirinya.
7. Mengkolaborasikan dengan dokter tentang pemberian obat analgetik, anti
hipotensi dan berikan KB suntik yang mengandung estrogen lebih rendah.
8. Menganjurkan pasien untuk konsultasi dengan spesialis kulit.
9. Menganjurkan pasien untuk menjaga asupan nutrisi adekuat.
10. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
11. Mengkolaborasikan dengan mengkonsumsi makanan atau nutrisi yang
dapat menambah darah seperti sayur bayam, sate kambing dll.
12. Menjelaskan pada pasien tentang KB suntik untuk menghindari stres.
16

3.7 Evaluasi
1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi pasien dengan amenore
pada ibu KB.
2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah
terpenuhi.
3. Mengintepretasi dan meringkas data pasien.
4. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis.
5. Menghentikan, meneruskan atau merevisi rencana perawatan pasien
engan amenore pada ibu KB.
17

Anda mungkin juga menyukai