IBU ANTENATAL
MAKALAH
oleh
Dwi Umil Hasanah NIM 152310101271
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maternitas dengan
dosen pengampu: Ns.Lantin Setyorini, S.Kep., M.Kes.
oleh
Dwi Umil Hasanah NIM 152310101271
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN. ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. .................................................................... 1
1.2 Tujuan. .................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. ............................................................. 3
2.1 Definisi. ................................................................................. 3
2.2 Etiologi. ................................................................................. 3
2.3 Tanda dan Gejala................................................................. 4
2.4 Patofisiologi. ......................................................................... 6
2.5 Penatalaksanaan .................................................................. 7
BAB 3. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN. .................................. 8
3.1 Gambaran Kasus .................................................................. 8
3.2 Pengkajian. ............................................................................ 8
3.3 Analisa Data. ......................................................................... 10
3.4 Diagnosa. ................................................................................ 11
3.5 Intervensi. .............................................................................. 12
3.6 Implementasi. ........................................................................ 15
3.7 Evaluasi. ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN GAMBAR............................................................................
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan
salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah KB suntik. Suntikan
satu bulanan dan tiga bulanan adalah jenis KB suntik dan merupakan salah satu
alat kontrasepsi yang sangat efektif , tidak mengganggu senggama atau hubungan
suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana,
murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka panjang namun
sampai saat ini belum ada suatu metode kontrasepsi yang benar–benar 100 persen
ideal (Hartanto, 2003).
Penggunaan KB suntik memilik efek samping antara lain perubahan pola
menstruasi, kenaikan berat badan, mual, hipertensi, becak-bercak perdarahan,
sakit kepala, payudara terasa penuh, keputihan dan kegagalan menstruasi
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI),2000). Namun itu
sifatnya hormonal dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama.
Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang
(Fitrilidia, 2012 dalam Arini, 2013). Untuk itu diperlukan gambaran nyata tentang
kejadian peningkatan berat badan yang dialami akseptor kontrasepsi suntik maka
perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
frekuensi kontrasepsi suntik DMPA terhadap peningkatan berat badan pada
akseptor.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi amenore.
b. Untuk mengetahui penyebab amenore pada ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi (KB) suntik.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala amenore pada ibu yang menggunakan
alat kontrasepsi (KB) suntik.
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan amenore pada ibu yang menggunakan
alat kontrasepsi (KB) suntik.
3
2.1 Definisi
Amenore adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal
yang diiringi penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu
makan tidak sehebat pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik
(Kumala, 2005). Amenore yaitu tidak datang menstruasi pada setiap bulan selama
menjadi akseptor KB suntik tiga bulan berturut-turut. Amenore pada akseptor
kontrasepsi suntik terjadi karena ketidakseimbangan hormon, menyebabkan
endometrium mengalami perubahan histologi berupa degenerasi atau atropi
(Wiknjosastro, 2005). Amenore dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Amenore primer
Amenore primer merupakan masa remaja kurang dari 16 tahun belum pernah
mengalami mens atau belum menampakkan tanda-tanda fisik seksual
sekunder (Varney, 2006).
b. Amenore sekunder
Amenore sekunder merupakan bila tidak mengalami menstruasi dalam waktu
3-6 bulan setelah menstruasi normal pada masa remaja, biasanya disebabkan
oleh gangguan emosional minor yang berhubungan dengan berada jauh dari
rumah, masuk ke perguruan tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab
kedua yang paling umum adalah kehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan
harus dilakukan. (Varney, 2006).
2.2 Etiologi
Penyebab Amenore secara umum adalah :
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone – hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi
haid atau hanya sedikit.
4
d. Jerawat.
e. Mengalami kenaikan atau penurunan berat badan.
f. Kekurangan gizi.
g. Penyakit menahun.
h. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
i. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk
tubuh.
2. Amenore sekunder :
a. Tidak terjadi haid selama 3 bulan atau lebih.
b. Wanita usia produktif.
c. Penggunaan alat kontrasepsi (KB) suntik 3 bulan.
d. Produksi hormon esterogen dan progersteron menurun.
e. Nyeri kepala.
f. Merasakan pusing dan badan lemah.
g. Mengalami peningkatan atau penurunan berat badan.
h. Tekanan darah rendah.
i. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
j. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
k. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
l. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
m. Vagina yang kering
n. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
o. Kulit menjadi lebih gelap.
6
2.4 Patofisiologi
Terjadinya ammenorea karena terjadinya perubahan kadar hormon
dibuat dan dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari
kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak yang dikendalikan oleh hormon yang
diproduksi di hipotalamus otak. Gangguan yang mempengaruhi setiap komponen
siklus peraturan dapat menyebabkan amenorhea (Dipiro TJ, 2008).
Pada ibu usia produktif yang menggunakan alat kontrasepsi (KB) suntik 3
bulan, kontrasepsi suntik 3 bulan mengandung Depo Medroxyprogesteron Acetate
(DMPA) 150 mg yang hanya berisi hormon progesterone dan tidak mengandung
hormon estrogen (Handayani, 2010). Pemberian kontrasepsi suntik sering
menimbulkan gangguan haid (amenorrhea) gangguan haid disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan.
Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium. Haid yang normal terjadi
akibat kadar progesteron yang turun, dengan penambahan progesteron sintetik
dalam DMPA, maka progesteron meningkat dan tidak terjadi haid (Hartanto,
2012). Hal ini disebabkan karena tubuh sudah beradaptasi dengan penambahan
hormon yang masuk dari luar. Hal ini sesuai dengan teori di atas bahwa efek
samping paling sering ditimbulkan oleh KB suntik 3 bulan adalah amenore karena
KB suntik 3 bulan hanya berisi hormon progesteron yang dapat membuat
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan
sehingga tidak dapat terjadi haid.
7
2.5 Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan untuk wanita yang mengalami amenorhea yaitu
dengan terapi non-farmakologi untuk amenorrhea tergantung pada penyebab yang
mendasari. Pada wanita usia muda yang melakukan kegiatan olahraga berlebihan
kemungkinan dapat menjadi penyebab dasar amenore, maka treatmentnya adalah
pengurangan terhadap latihan fisik yang berlebihan, apabila penyebabnya adalah
obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress
(Dipiro TJ, 2008). Selain itu, pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi (KB)
seperti KB suntik 3 bulan dapat memberikan KIE tentang efek samping KB suntik
3 bulan, konseling tentang gangguan menstruasi merupakan pemakaian KB suntik
bukan merupakan suatu tanda kehamilan, memberikan dukungan sosial dan
spiritual, dan dukungan untuk tetap suntik rutin tiap 3 bulan (Saifuddin, 2003).
8
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Lama Perkawinan : 4 tahun
2. Riwayat Obstetri
Gravida :1
Anak Hidup :1
Abortus : tidak pernah
Haid Terakhir : 3 tahun lalu (2014)
Usia Anak terkecil : 3 tahun
Masalah dalam kehamilan : tidak ada.
Masalah dalam persalinan : melakukukan SC, karena bayi berukuran
besar dan panjang.
Masalah setelah melahirkan : sering perdarahan saat menggunakan KB
spiral diawal melahirkan kemudian berganti menggunakan KB suntik 3 bulan
tidak mengalami menstruasi, sering pusing, punggung terasa sakit, kulit tapak
lebih ngelap, timbul flek di wajah dan mengalami kenaikan berat badan.
Pernah menggunakan alat KB : pernah, KB spiral.
Apakah ada masalah dalam KB sebelumnya : sering perdarahan.
3. Riwayat Kesehatan
Apakah mempunyai masalah kesehatan lain : tekaanan darah rendah.
Apakah mempunyai varises : tidak ada.
Apakah ada edema pada eksterimitas : tidak ada.
Pernah menderita infeksi pada vagina : tidak pernah.
Pemeriksaan Fisik
TTV :
TD : 90/70 BB : 62 kg.
N : 90 x/menit TB : 153 cm
RR : 20 x/menit
10
4. Riwayat Sosial
Apakah merokok : tidak pernah.
Apakah konsumsi alkohol : tidak pernah.
5. Konseling KB
Apakah mengalami kemandulan : tidak.
Berapa lama mengalami kemandulan : tidak.
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kemandulan : -
Alat kontrasepsi apa yang dipilih : KB suntik 3 bulan
Pengetahuan tentang efeksmping : berat badan bertambah, sering
pusing, kulit semakin menghitam dan tidak mengalami menstruasi.
2. Wajah pucat
3. Tampak gelisah dan Efek penggunaan KB
lesu. suntik
3.4 Diagnosa
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pola menstruasi yang ditandai
dengan pasien mengatakan merasa khawatir dengan penggunaan Kb
suntik 3 bulan yang dilakukan, wajah pucat, N : 90 x/menit, tampak
cemas dan gelisah.
12
3.5 Intervensi
murung.
4. Menerima
perubahan
tubuh yang
terjadi.
3.6 Implementasi
1. Meggunakan komunikasi terapeutik yang baik pada pasien.
2. Melakukan teknik penyuntikan yang steril dan tepat.
3. Menjelaskan pada pasien tentang efek samping dari kontrasepsi (KB)
suntik 3 bulan.
4. Memberikan dukungan psikososial kepada pasien terhadap penggunaan
alat kontrasepsi (KB) suntik 3 buan.
5. Mengajak pasien berkomunikasi saat dilakukan penyuntikan.
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa dengan KB suntikan merupakan
metode yang paling efektif untuk dirinya.
7. Mengkolaborasikan dengan dokter tentang pemberian obat analgetik, anti
hipotensi dan berikan KB suntik yang mengandung estrogen lebih rendah.
8. Menganjurkan pasien untuk konsultasi dengan spesialis kulit.
9. Menganjurkan pasien untuk menjaga asupan nutrisi adekuat.
10. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
11. Mengkolaborasikan dengan mengkonsumsi makanan atau nutrisi yang
dapat menambah darah seperti sayur bayam, sate kambing dll.
12. Menjelaskan pada pasien tentang KB suntik untuk menghindari stres.
16
3.7 Evaluasi
1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi pasien dengan amenore
pada ibu KB.
2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah
terpenuhi.
3. Mengintepretasi dan meringkas data pasien.
4. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis.
5. Menghentikan, meneruskan atau merevisi rencana perawatan pasien
engan amenore pada ibu KB.
17