Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI GENETALIS TRACT MATERNAL

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosem Pembimbing : Ns. ., Anindita Paramastuti Azuma., S.Kep., MMR.

Disusun oleh:

Bunga Mahsa Daffa 202027009

Kel. 13 kelas 2A

PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH
WONOSOBO
2022
Jl. KH. Hasyim Asy’ari Km.03, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah,

Indonesia.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul. “ Asuhan Keperawatan Infeksi Genetalis Tract Maternal “ Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
Maternis”. Saya menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca
makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

Wonosobo,10 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

2.1 Anatomi Fisiologi................................................................................................. 6


2.2 Konsep dasar dan pathways................................................................................. 6
2.3 Asuhan keperawatan............................................................................................ 7
2.4 Pengkajiam .......................................................................................................... 7
2.5 Diagnosa .............................................................................................................. 7
2.6 Intervensi dan evaluasi ........................................................................................ 8

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kelamin ( veneral disease ) sudah lama di kenal dan beberapa di antaranya sangat
populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonorrea. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan ,dan semakin banyaknya penyakit–penyakit baru, sehingga istilah tersebut tidak
sesuai lagi dan diubah menjadi Sexually Transmitted Diseases ( STD ) atau Penyakit
Menular Seksual (PMS). Kemudian sejak 1998, istilah Sexually Transmitted Diseases (STD)
mulai berubah menjadi Infeksi menular seksual (IMS) agar dapat menjangkau penderitaan
asimptomatik. Infeksi menular Seksual ( IMS ) adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan seksual
baik lewat vagina, dubur, atau mulut baik berlawanan jenis kelamin maupun dengan sesama
jenis kelamin bisa menjadi sarana penularan penyakit kelamin. Sehingga kelainan
ditimbulkan tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi dapat juga di daerah ekstra
genital. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular IMS adalah
kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia (15-24 tahun). Kesehatan reproduksi pada
keluarga menggambarkan masyarakat yang sehat, keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Ruang lingkup
kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai mati.
Agar kesehatan reproduksi dapat terjaga dengan baik, dapat menggunakan pendekatan siklus
hidup sehingga diperoleh sasaran terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak
reproduksi perorangan yang sesuai dengan program pelayanan tersedia. Peningkatan jumlah
wanita yang hidup dalam kemiskinan, kehamilan remaja, jumlah tenaga kerja wanita,
peningkatan jumlah wanita pengidap AIDS, efek imigrasi dan perpindahan penduduk dan
semakin maju teknologi reproduksi sangat mempengaruhi keluarga dalam pemecahan
masalah yang sangat kritis. Kondisi masyarakat terkini menimbulkan tantangan bagi para
profesional kesehatan dan bagian yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan
sebagai upaya mengembangkan strategi yang bermanfaat pada abad ke 21. Kesehatan,
kesejahteraan dan keamanan setiap ibu, ayah dan bayi baru lahir harus dilindungi, sehingga
kesejahteraan biopsiko sosial setiap keluarga dalam menanti kelahiran bayi sangat

1
diharapkan, dengan demikian keluarga dalam masyarakat harus mengerti tentang perilaku
reproduktif dan kesehatan keluarga dalam menanti kelahiran bayi, terutama di era teknologi
yang sangat kompleks ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini
1 Analisa gangguan saluran reproduksi pada wanita hamil
2 Keputihan pada ibu hamil
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah
1 Untuk pengertian gangguan keputihan pada wanita
2 Untuk megetahui bagaimana mengatasi,menghindari gangguan keputihan reproduksi
pada wanita
3 Untuk mngetahui kondisi normal vagina

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi fisiologi
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem
organ tubuhnya. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat
mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologissistem reproduksi meliputi perubahan pada vagina dan vulva. Dilaporkan hormon
estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan
pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi
peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos.
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem
organ tubuhnya. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat
mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis
sistem reproduksi meliputi perubahan pada vagina dan vulva. Dilaporkan hormon estrogen
mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina
yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. (surur, 2019)
a. Gangguan Keputihan
Keputihan pada ibu hamil disebabkan oleh jamur dan Bacterial Vaginosis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan organ reproduksi dengan
kejadian keputihan. Desain penelitian pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah
ibu hamil di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Jumlah
subjek 46 Responden, subjek diambil dengan purposive sampling, variabel independen
yaitu perawatan organ reproduksi, variabel dependen ialah kejadian keputihan. cara
mengambil data dengan kuesioner, data di analisa menggunakan uji Mann-Whitney
dengan nilai signifikansi α <0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan organ
reproduksi dilakukan dalam kategori cukup (100%), kejadian keputihan patologis
(85,4%). Hasil analisis menunjukan bahwa tidak ada hubungan perawatan organ
reproduksi dengan kejadian keputihan pada ibu hamil di Poliklinik Kandungan dan

3
Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri (p =1,000). Kesimpulan perawatan organ
reproduksi tidak ada hubungan dengan kejadian keputihan pada ibu hamil di Poliklinik
Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Perawatan organ reproduksi
cukup pada ibu hamil tetap mengalami keputihan patologis.
Penyebab dan Gejala Keputihan Saat Hamil
1. Penyebab Keputihan Saat Hamil
Agar keputihan yang disebabkan infeksi ini tidak menimbulkan masalah
kesehatan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin, sebaiknya Ibu
mengenal penyebab dan gejalanya.
Penyebab keputihan karena infeksi:

a. Penggunaan panty-liner yang tidak sering diganti.

b. Pakaian dalam tidak dicuci bersih.

c. Pada saat buang air besar, pembilasan dilakukan dari arah anus ke depan vagina.

d. Bertukar pakaian dalam atau handuk dengan orang lain.

e. Sering berganti pasangan untuk berhubungan seks.

f. Tinggal dilingkungan dengan sanitasi yang kurang bersih.

g. Menderita diabetes.

h. Terdapat tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip, mioma uteri, kista

atau dapat berupa tumor ganas (kanker serviks).

i. Iritasi dari benda asing yang dapat disebabkan oleh iritasi khemis/ iritasi vagina
atau karena adanya benda asing seperti tampon, pesarium atau IUD.
2. Gejala keputihan karena infeksi:
a. Cairan yang keluar berwana hijau, kuning pekat atau kecoklatan, keruh, kental
atau terlalu encer.
b. Pada beberapa kasus, cairan keputihan keluar disertai dengan darah.
c. Berbau tidak sedap.
d. Terasa gatal dan panas yang berlebihan.

4
e. Rasa sakit ketika buang air kecil.
f. Terdapat luka di areavaginadan lubang vagina terasa nyeri bila ditekan.
g. Nyeri pinggul, perut terasa sakit, terutama bila ditekan.

Beberapa gejala lain yang secara ekstrim mungkin terjadi karena penularan
yang membawa jamur, virus, bakteri, dan parasit. Dalam beberapa kasus, gejala
keputihan karena infeksi ini dapat diakibatkan juga oleh adanya kista dan miom pada
kandungan.

3. Kondisi normal vagina


Vagina dilapisi oleh epitel baelapis gepeng , bersama dengan flora normal
vagina, lapisan tersebut bertanggung jawab dalam mempertahankan kelembaban
vagina, dan berperan dalam mekanisme pertahankan nonspesifik vagina terhadap
infeksi mikroorganisme. Vagina dapat mensekresiglikogen yang kemudian diubah
oleh flora normal menjadi asam laknat. Mekanisme ini menyebabkan keasaman
vagina stabil pda pH 3,8-4,5. Keasaman vagina tersebut merupakan salah satu
mekanisme proteksi terhadap infeksi, karena menyebabkan mikroorganisme
pathogen tidak dapat hidup dengan lingkungan tersebut. Flora normal vagina
didominasi oleh lactobacillus sp. Kebanyakan bakteri ini memproduksi hydrogen
peroksida yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lainny, selain lactocillus sp,
beberapa bakteri lainnya juga merupakan flora normal vagina seperti streptococcus
sp, beberapa bakteri anaerob dan beberapa bakteri gram negative.
4. Keputihan Karena Infeksi dan Pengaruhnya Pada Janin
Selama masih berada dalam kandungan, janin terlindungi selaput dan air
ketuban yang steril, sehingga tidak ada efek langsung infeksi vagina yang
berdampak pada janin. Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi
kemungkinan bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut. Berikut ini
beberapa jenis penyebab infeksi pada vagina dan akibatnya pada janin:
a. Bakteri Chlamydia dapat menyebabkan keguguran hingga persalinan sebelum
waktunya.
b. Infeksi virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi
(ensefalitis).

5
c. Infeksi jamur kandida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi.
d. Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang
menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga
kematian.
e. Infeksi bakteri Neisserea Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata
bayi hingga terjadi kebutaan.
Cegah penularan penyakit akibat infeksi pada vagina, dengan menjaga
kebersihan dan jangan meremehkan gejala keputihan karena infeksi, Ibu harus
memeriksakan pada dokter kondisi tersebut. Kurangi risiko terjadinya gangguan di
masa kehamilan, dengan memenuhi kebutuhan nutrisi harian Ibu. (nutriclub)
Sebaliknya, Bumil perlu waspada terhadap bahaya keputihan jika disertai dengan
keluhan tertentu, karena keputihan seperti ini bisa disebabkan oleh infeksi vagina,
seperti:
5. Vaginosis bakterialis
Dalam kondisi normal, di dalam vagina terdapat mikroorganisme, seperti
bakteri dan jamur, yang berfungsi untuk mencegah masuknya kuman penyebab
infeksi. Mikroorganisme normal yang tumbuh di vagina ini disebut flora normal
vagina. Jika jumlah flora normal tersebut berkurang, vagina bisa lebih mudah
terkena infeksi. Contohnya adalah infeksi vaginosis bakterialis akibat bakteri jahat
Streptococcus Grup B. Gejala yang bisa Bumil alami ketika terkena vaginosis
bakterialis antara lain:
a. Gatal atau perih di vagina dan sekitarnya
b. Keluarnya cairan berwarna abu-abu keputihan
c. Nyeri saat buang air kecil
d. Nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual
Terkadang vaginosis bakterialis dapat mereda dengan sendirinya. Namun,
Bumil tidak boleh ambil risiko jika mengalami gejalanya dan sebaiknya periksakan
diri ke dokter. Pasalnya, jika tidak sembuh, infeksi ini dapat menyebar dan menjadi
penyakit radang panggul. Pada ibu hamil, vaginosis bakterialis juga berisiko
menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.

6
6. Infeksi jamur
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan juga
dapat meningkatkan pertumbuhan jamur Candida, yaitu jamur yang tumbuh alami
pada vagina. Jika hal ini terjadi, Bumil bisa lebih berisiko mengalami infeksi jamur.
Infeksi jamur di vagina bisa menyebabkan beberapa gejala, seperti:
a. Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau gumpalan mirip keju di vagina
b. Keputihan berbau asam.
c. Kemerahan dan bengkak pada vagina atau bibir vagina (vulva)
d. Gatal atau nyeri pada vagina
e. Nyeri saat melakukan hubungan seksual
f. Rasa perih saat buang air kecil
Penyebab keputihan saat hamil ini umumnya perlu diobati dengan pemberian
obat antijamur, baik berupa krim atau tablet yang dimasukkan di vagina. Jika Bumil
mengalami keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur, sebaiknya konsultasikan
ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
7. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
parasit Trichomonas vaginalis. Ketika mengalami trikomoniasis, Bumil mungkin
akan merasakan beberapa gejala, seperti muncul cairan berbusa berwarna kuning
kehijauan dan berbau busuk, serta sensasi rasa gatal dan terbakar saat melakukan
hubungan seksual. Penyakit ini perlu diobati dengan obat antibiotik sesuai resep
dokter. Jika tidak ditangani dengan baik, penyebab keputihan saat hamil ini berisiko
menimbulkan masalah dalam kehamilan, seperti kelainan pada janin, kelahiran
prematur, atau janin terlahir dengan berat badan rendah.
2.2 Konsep dasar dan pathways
Keputihan merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan produksi sekret oleh
serviks uteri, sehingga kemudian keluar melalui vagina.

7
Gambar 1. pathways

2.3 Asuhan keperawatan


Guna mencegah terjadinya keputihan saat hamil yang disebabkan oleh infeksi, ada
beberapa hal yang bisa Bumil lakukan, di antaranya:
1. Bersihkan vagina secara rutin dengan cara yang benar, yaitu dari arah vagina menuju anus
setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar. Langkah ini penting dilakukan guna
mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
2. Segera ganti pakaian setelah tubuh banyak berkeringat atau basah, misalnya karena
olahraga atau berenang.
3. Gunakan kondom saat berhubungan seksual dan hindari berganti pasangan seksual.
4. Hindari menggunakan pembalut, tisu, dan sabun yang mengandung pewangi untuk
membersihkan vagina.

8
5. Hindari mengenakan celana yang terlalu ketat, terutama yang berbahan nilon. Biar lebih
nyaman, gunakanlah celana yang dapat menyerap keringat, misalnya yang berbahan
katun.
6. Perbanyak beristirahat dan kurangi stres guna menjaga daya tahan tubuh tetap kuat. Hal
ini berguna untuk menjaga imunitas tubuh agar lebih kuat melawan kuman penyebab
infeksi.
7. Penting untuk diingat bahwa keputihan saat hamil yang bersifat normal, yaitu yang
berwarna putih atau jernih serta tidak berbau, bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika hal ini membuat Bumil merasa kurang nyaman, coba gunakan pantyliner atau
alas mirip pembalut yang dapat menyerap kelebihan cairan vagina.

Sebaliknya, jika Bumil mengalami keputihan yang mengarah ke tanda atau gejala
infeksi vagina seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke
dokter agar kondisi tersebut bisa ditangani dengan tepat. Waspadai juga jika usia kehamilan
Bumil belum mencapai 37 minggu tapi terdapat perubahan bentuk dan warna cairan yang
keluar dari vagina, misalnya menjadi cair, berdarah, berubah warna menjadi cokelat atau
merah muda. Pasalnya, kondisi ini dapat menjadi gejala kelahiran prematur. (andrian, 2021)

2.4 Pengkajian
Berdasarkan teori diatas dan hasil pengkajian didapatkan sebagai berikut, Pemeriksaan
fisik juga dilakukan dalam memperoleh data pasien. Melalui pemeriksaan diperoleh data
yang valid dan sesuai kenyataan yang ada pada pasien saat itu. Sedangkan wawancara bila
tidak terarah dan tidak fokus membutuhkan waktu yang lama dan bisa saja mengatakan yang
tidak sebenarnya. Pengkajian pasien juga diperoleh dengan melihat status perkembangan
kesehatan di ruangan. Data yang diambil adalah pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan
laboratorium.
2.5 Diagnosa
Pada pemeriksaan pH,akan ditemukan peningkatan pH vagina menjadi >4,5.
Pemeriksaan menggunakan larutan KOH 10% menyebabkan secret vagina akan
mengeluarkan bau amis akibat produksi amin oleh Gardnerella vaginalis. Diagnosa vaginosis
bakterial ditegakkan berdasarkan pH vagina, bau amis (whiff test) dan ditemukannya clue

9
cells pada pemeriksaan mikroskopik. Clue cells merupakan sel-sel epitel vagina yang
diselubungi oleh biofilm bakteri.
2.6 Intervensi dan Evaluasi
Berdasarkan teori diatas, keputihan selama hamil tetaplah normal. Meski begitu, tetap
waspadai tiap gejala yang terjadi karena ada beberapa ciri-ciri keputihan abnormal berikut
ini:
1. Cairannya kental dan berbau busuk;
2. Muncul rasa panas pada vagina;
3. Timbul rasa gatal di sekitar vagina;
4. Keluar cairan berlebihan seperti menstruasi;
5. Warnanya kuning, hijau, cokelat, dan disertai darah;
6. Keluar cairannya berlebihan seperti menstruasi;
7. Disertai nyeri panggul atau perdarahan.
Ibu hamil juga biasanya dapat menjaga kesehatan vagina selama kehamilan dengan
melakukan hal berikut:

1. Menghindari penggunaan tampon.

2. Menghindari douching.

3. Memilih produk perawatan pribadi tanpa pewangi dan barang-barang kebersihan


kewanitaan, termasuk kertas toilet dan sabun tanpa pewangi.

4. Mengenakan panty liner untuk menyerap kelebihan cairan.

5. Menyeka daerah genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar.

6. Mengeringkan alat kelamin secara menyeluruh setelah mandi atau berenang.

7. Mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari kain yang menyerap keringat.

8. Menghindari mengenakan celana ketat jenis apapun yang bisa meningkatkan risiko
infeksi.

9. Makan makanan yang sehat dan menghindari terlalu banyak gula, yang dapat mendorong
infeksi jamur.

10
10. Mencoba makanan dan suplemen probiotik yang aman dikonsumsi selama kehamilan,
yang dapat mencegah ketidakseimbangan bakteri di vagina.

11
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan
Keputihan pada ibu hamil adalah hal yang wajar, karena selama proses kehamilan
terjadi peningkatan hormon progresteron dan estrogen. Jika keputihan tidak segera di atasi
akan menjadi keputihan patologis yang bisa berakibat buruk pada janin misalnya perlunakan
pada leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. Perubahan kadar estrogen
dan progesteron selama kehamilan memicu peningkatan sekresi kelenjar serviks, yang
mengakibatkan terjadinya keputihan. Keputihan pada ibu hamil digolongkan sebagai
keputihan fisiologis, yang dapat berubah menjadi patologis bila terjadi infeksi
mikroorganisme patogen. Keputihan patologis dapat menimbulkan berbagai komplikasi
dalam kehamilan. Perilaku hygiene organ genitalia eksterna dapat mempengaruhi komposisi
flora vagina, sehingga diperkirakan berhubungan dengan perubahan keputihan fisiologis
menjadi patologis. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan bertujuan untuk
mengetahui hubungan perilaku hygiene organ genitalia eksterna dengan jenis keputihan pada
ibu hamil usia gestasi 11-24 minggu. Hasil penelitian menggunakan 23 sampel menunjukkan
14 dan 9 responden memiliki perilaku buruk dan baik. Terdapat 16 responden yang
mengalami keputihan patologis dan 7 responden mengalami keputihan fisiologis. Penelitian
ini memperlihatkan hubungan bermakna (p=0,005) antara perilaku hygiene organ genitalia
eksterna dengan jenis keputihan pada ibu hamil usia gestasi 11-24 minggu.

12
DAFTAR PUSTAKA

andrian, D. k. (2021, Agustus 8). google . Retrieved from alodokter: https://www.alodokter.com/apakah-


keputihan-saat-hamil-berbahaya#:~:text=Keputihan%20saat%20hamil%20bisa%20terjadi,sel
%20mati%20dari%20dinding%20vagina.

nutriclub. (n.d.). Retrieved from


https://www.nutriclub.co.id/article-kehamilan/kesehatan/penyakit/keputihan-karena-infeksi-di-
masa-kehamilan

surur, l. (2019). https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=19839&keywords=.


semarang: repository. Retrieved from https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=19839&keywords=

13

Anda mungkin juga menyukai