Anda di halaman 1dari 16

Program pembinaan

kesehatan komunitas
DEFINISI
Menurut Spradly ( 1985 ),Logan dan Dawkin ( 1987 ). Keperawatan
kesehatan komunitas adalah pelayanan perawatan professional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan pendekatan kepada kelompok
resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan pendekatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanaan kesehatan yang
dibutuhkan dalam melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KOMUNITAS

Program kesehatan masyarakat, meliputi:

01 Pembinaan gizi masyarakat


02 Pembinaan kesehatan keluarga
03 Pembinaan upaya kesehatan kerja dann olahraga

04 Dukungan manajemen
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
05
06 Penyehatan lingkungan
Program Pembinaan Gizi Masyarakat
Program pembinaan kesehatan komunitas adalah untuk membimbing
masyarakat untuk lebih mandiri dalam bidang kesehatan Pemberdayaan
masyarakat. Dan macam – macam pemberdayaan gizi masyarakat antara lain :

1. Edukasi Gizi : yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan


perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS)dan sesuai
dengan risiko/masalah gizi. Yang ditujukan untuk kelompok dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas. Dan lokasi untuk edukasi gizi ini bisa dilakukan di
Posyandu, Pusling, Institusi Pendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu,
Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dan lain-lain .
Program Pembinaan Gizi Masyarakat

2. Konseling ASI Eksklusif : yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,


sikap dan perilaku keluarga sehingga bayibaru lahir segera diberikan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan meneruskan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Sejak usia 6 bulan disamping meneruskan ASI mulai diperkenalkan Makanan
pendamping ASI(MP-ASI), selanjutnya tetap meneruskan ASI dan MP-ASI
sesuai kelompok usia sampai usia 24 bulan. Dan konseling ASI ini ditujukan untuk
ibu hamil dan keluarga atau ibu yang mempunyai anak usia 0-24 bulan .
Program Pembinaan Gizi Masyarakat
3. Konseling Gizi melalui Pos pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular : yang
bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan factor risiko PTM berbasis
masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyrakat agar masyarakat
dapat mawas diri (awareness) terhadap factor risiko PTM. Dan ditujukan untuk
masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia > 15 tahun. Konseling gizi
dilakukan dengan tahapan :
• Menyiapkan materi konseling gizi yang akan disampaikan kepada masyarakat
seputar Penyakit Tidak Menular (seperti diet untuk penyakit yang tergolong PTM)
• Menyediakan media yang akan digunakan saat konseling gizi
• Menyediakan form atau catatan asuhan gizi pasien
• Mengisi form atau catatan asuhan gizi pasien
• Melakukan konseling gizi sesuai dengan materi atau topik permasalahan pasien
dengan menggunakan alat bantu media penyuluhan
• Membuka sesi diskusi atau tanya jawab untuk pasien
Program Pembinaan Gizi Masyarakat
4. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) : Pemulihan gizi
berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan masyarakat
untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantuoleh
tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya. Yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi balita. Yang ditujukan untuk balita BGM dan
balita gizi buruk tanpa komplikasi . Target dalam kegiatan Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat adalah Semua Balita Gizi Buruk mendapatkan
penanganan dan perawatan melalui program Pemulihan Gizi Berbasis
Masyarakat sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan status gizi
balita.
Program Pembinaan Gizi Masyarakat
5. Surveilans Gizi : Kegiatan surveilens gizi meliputi kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data yang dilakukan secara terus menerus, penyajian serta
diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas serta lintas program dan lintas
sector terkait di tingkat kecamatan. Yang bertujuan untuk Tersedianya informasi
berkala dan terus menerus untuk mengetahui masalah gizi dan perkembangan di
masyarakat, Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan factor terkait. Surveilans gizi ini ditujukan untuk bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja serta
lansia.
Lingkup data surveilens gizi antara lain :
• Data status gizi
• Data konsumsi makanan
• Data cakupan program gizi
Contoh kegiatan dalam surveilens gizi antara lain :
1. Pemantauan Status Gizi (PSG): yang bertujuan untuk mengetahui status gizi
masyarakat sebagai bahan perencanaan yang ditujukan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan setempat (bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu
hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia).
2. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) : yang bertujuan untuk tersedianya
informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan
tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, selain
itu bertujuan untuk memantau situasi pangan dan gizi antar desa atau kelurahan
dalam 1 kecamatan, yang ditujukan untuk lintas program dan lintas sectoral di
tingkat kecamatan di wilayah kerja Puskesmas.
3. System kewaspadaan Dini –Kejadian Luar Biasa/SKD KLB Gizi Buruka) :
yang bertujuan untuk mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu dan ditujukan untuk balita dan keluarga,
posyandu
Program Pengembangan Kota Sehat

Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan
mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung
melalui koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sector terkaitdan
sinkron dengan perencanaan masing –masing desa.melalui terselenggaranya
beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati oleh
masyarakat dan pemerintah daerahnya.
Program Pengembangan Kota Sehat
Tujuan dari pengembangan kota sehat yaitu Tercapainya kondisi Kabupaten untuk
hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja
Sasaran dari pengembangan kota sehat adalah :
• Terlaksananya program kesehatan
• Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama
• Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas
Program Pengembangan Kota Sehat
Ciri – ciri kota sehat meliputi :
• Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi
• Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat.sedangkan
pemerintah sebagai fasilitator
• Mengutamakan pendekatan proses daripada target
• Kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat
• Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
• Pemkab merupakan partner
• Kegiatan dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah
• Harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan budaya
Program Pengembangan Kota Sehat
Pola pelaksanaan kegiatan kota sehat diantaranya :

• Pelibatan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi
• Pemberian dana stimulun untuk pembangunan sarana prasarana yang didukung
oleh dana partisipasi masyarakat
• Dana stimulun diserahkan langsung kepada masyarakat melalui forum dan
kelompok kerja (pokmas) yang telah dibentuk
• Pelaksanaan program atau kegiatan didampingi oleh tim pendamping dari dinas
atau sektor terkait sebagai tim teknis serta TPM
Program Pengembangan Kota Sehat
Macam – macam program dalam pengembangan kota sehat yaitu :
• Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari
program kota sehat dengan melibatkan dinas pendidikanyang berupa
pengmbangan kurikulum dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan
pendidikan lingkungan sekolah
• Program keluarga mandiri kelola sampah merupakan program unggulan
yang sudah disosialisasikan sampai tingkat RTatau RW, program ini juga membuat
tempat percontohan pengelolaan sampah rumah tangga, dan bekerjasama dengan
kantor lingkungan hidupmeberikan stimulantberupa tempat sampah dan grobag
sampah.
Program Pengembangan Kota Sehat
• Program konservasi air dan penghijauan. Melalui program ini melakukan
kegiatan penanaman pohon di, seminar air dan urbanisasi, sepeda sehat
kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang
dikonsumsi masyarakat
• Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi di
masyarakat sampai ketingkat RTatau RW, kegiatan PSN bersama, dan
penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasam auntuk mewujudkan kota
yang bebas jentik.
• Program pengendalian merokok ditempat kerja yang telah dilakukan sosialisasi
program dengan lintas sector, perusahaan swasta, kelurahan dan kecamatan, di
pindok pesantren dan surat edaran SKPD tentang pengendalian merokok.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai