Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI UNTUK PENGENALAN FASILITAS


KONSELING HIV/AIDS
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV Aids dan TB”
Dosen Pembimbing : M.Sahli, S.KM.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 8/kelas 2A
1. Dea Puspita Dewi 2020270001
2. Arifana Mahdaviki 2020270004
3. Risna Nur Ducha 2020270025

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
WONOSOBO

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadiraat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan laporan pendahuluan praktikum ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Strategi untuk Pengenalan Fasilitas Konseling HIV/Aids”.

Laporan pendahuluan disusun guna memenuhi tugas bapak M.Sahli,


S.KM.,M.Kes pada mata kuliah Keperawatan HIV/Aids dan TB di Universitas
Sains Al-Quran. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan khususnya bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak M.Sahli,


S.KM.,M.Kes selaku pembimbing dari mata kuliah Kep. HIV/Aids dan TB ini
Tugas makalah yang di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait Konseling pada klien HIV/Aids.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan pembuatan makalah ini. Kami menyadari masih
kurang baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Wonosobo, 12 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi............................................................................................. 6
B. Macam-macam Konseling HIV/Aids............................................... 7
1. Voluntary Counseling and Testing (VCT) ............................... 7
2. Provider-Initiated Testing and counseling (PITC) Provider
Initiated Testing and Counseling (PITC) .................................. 10
3. Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT)............ 12
C. Manfaat Konseling HIV Aids........................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan
manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan gagasan
dan mentransferkan pesannya kepada khalayak luas dengan tujuan
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mengambil keputusan tertentu.
Komunikasi dalam bidang ini berfungsi untuk mendorong individu
maupun kelompok masyarakat agar dapat mengambil keputusan tepat
demi mendapatkan kondisi yang sehat fisik, mental dan sosial.
Di Indonesia, kasus HIV/AIDS yang terjadi diibaratkan seperti
fenomena gunung es. sebab apa yang terlihat diatas itu hanya tampak
kecil, sementara kondisi dibawah yang lebih besar justru tidak terdeteksi.
Membangun kedekatan dengan pasien HIV mutlak diperlukan agar suatu
hubungan tumbuh dan berkembang yang dilakukan dengan jalan
menanmkan kepercayaan pada diri oasien HIV kepada dokter/konselor
sampai timbul keterbukaan dalam proses komunikasi.
Konseling HIV/Aids adalah konseling yang secara khusus memberikan
perhatian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan infeksi terhadap
virus HIV/Aids, baik terhadap orang dengan HIV/Aids atau Odha, maupun
terhadap lingkungan yang terpengaruh. Berdasarkan jenisnya, konseling
HIV terdiri dari Voluntary Counseling and Testing (VCT), Provider-
Initiatied Testing and counseling (PITC) dan Prevention Mother to Child
Transmission (PMTCT).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV Aids?
2. Apa yang dimaksud dengan Konseling HIV/Aids dan macam
macamnya?

4
3. Bagaimana strategi pelaksanaan terkait dengan pelayanan konseling
pada klien dengan HIV/Aids?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar HIV dan Konseling HIV/Aids
2. Mengetahui prosedur dalam konseling HIV Aids
3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan tindakan konseling
HIV/Aids dengan klien sesuai dengan prosedur yang ada.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
a. Definisi HIV/Aids
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya
kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Cara
penularan HIV diantaranya ;
1. Hubungan seks baik melalui vagina, oral, maupun anal dengan pengidap
tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau
cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh
pasangannya.
2. Kontak langsung dengan darah atau produk dasar/jarum suntik
3. Transfusi darah/produk darah yang sudah terkena HIV.
4. Pemakaian jarum suntik tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pecandu narkotika suntik.
5. Penularan lewat kecelakaan, tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
6. Secara vertikal, dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya
selama masa kehamilan, waktu persalinan atau waktu menyusui.
b. Definisi Konseling HIV/Aids
Konseling adalah proses dialog antara konselor (petugas
kesehatan) dengan pasien/klien yang bertujuan untuk memberikan
informasi yang jelas dan dapat dimengerti oleh pasien atau klien..
Konseling HIV/Aids adalah konseling yang secara khusus memberikan
perhatian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan infeksi
terhadap virus HIV/Aids, baik terhadap orang dengan HIV/Aids atau
ODHA, maupun terhadap lingkungan yang terpengaruh.

6
Berdasarkan jenisnya, konseling HIV terdiri dari Voluntary
Counseling and Testing (VCT), Provider-Initiatied Testing and
counseling (PITC) dan Prevention Mother to Child Transmission
(PMTCT). VCT merupakan pemeriksaan dan konseling atas dasar
inisiatif individu yang berisiko, PITC adalah pemeriksaan dan
konseling atas inisiatif tenaga kesehatan yang memeriksa, sedangkan
PMTCT adalah konseling untuk mengurangi kemungkinan penularan
ibu-anak.

B. Macam-macam Konseling HIV/Aids


1. Voluntary Counseling and Testing (VCT)
a. Definisi Voluntary Counseling and Testing (VCT)
Adalah proses konseling suka rela dan tes HIV atas inisiatif
individu yang bersangkutan. Voluntary Counseling and Testing
(VCT) merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan
perawatan HIV. Proses konseling VCT ini terdiri dari konseling
pra-testing, testing HIV dan post-testing secara sukarela dan
bersifat confidensial dan lebih dini membantu orang mengetahui
status HIV.
b. Tujuan Konseling HIV/Aids
1. Menyediakan dukungan psikologis
2. Mencegah penularan HIV
3. Menyediakan informasi tentang perilaku berisiko tinggi HIV
4. Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan
untuk mendukung perilaku hidup sehat
5. Memastkan pengobatan yang efektif sedini mungkin termasuk
alternatif pemecahan berbagai masalah
c. Prinsip Voluntary Counseling and Testing (VCT)
a. Informed Consent
Adalah persetujuan akan suatu tindakan pemeriksaan
laboratorium HIV yang diberikan oleh pasien/klien atau wali

7
setelah mendapatkan dan memahami penjelasan yang
diberikan secara lengkap oleh petugas kesehatan tentang
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien/klien
tersebut.
b. Sukarela
Pemeriksaan VCT ini hanyadapat dilaksanakan atas
persetuuan klien, tanpa paksaan dan tanpa tekanan.
c. Terjamin kerahasiaannya
Semua informasi yang disampaikan klien harus terjaga
kerahasiaannya oleh konselor dan petugas kesehatan, tidak
diperkenankan didiskusikan di luar konteks kunjungan klien.
d. Hubungan konselor-klien yang efektif
Konselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil
testing HIV dan mengikuti konseling pasca-testing,
membantu klien untuk menerima kondisi dirinya apabila hasil
tesnya positif.
e. Testing & Konseling
WHO dan Kementrian Kesehatan RI telah memberikan
pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan testing HIV.
Konseling pasca-testing dilakukan pada saat yang bersamaan
dengan saat penerimaan hasil testing dengan didampingi oleh
konselor yang disetujui oleh klien (Setiawan, 2011).
d. Sasaran Konseling VCT
1. Kelompok tertular atau terinfeksi HIV positif (Infected
people)
2. Kelompok beresiko tertular (High-risk people) HIV seperti
kelompok pekerja seks dan pelangannya, kelompok penguna
narkoba, kelompok waria dan sebagainya.
3. Kelompok Renta (Vulnerable people): kelompok pengungsi,
kelompok narapidana, ibu hamil, penerima transfusi darah,
dan petugas pelayanan kesehatan.

8
4. Kelompok pelajar dan mahasiswa (Studend people) edukasi
ditujukan kepada anak sekolah dan mahasiswa guna terhindar
dari perilaku beresiko tertular HIV positif.
5. Kelompok umum (General population)
e. Proses konseling VCT
1. Konseling pra-Testing
Konseling awal (konseling pra testing) pada VCT meliputi:
alasan datang untuk konseling, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, apakah memiliki masalah kesehatan
sebelumnya, Identifikasi faktor risiko, Informasi mengenai
HIV/AIDS, termasuk prosedur pemeriksaan dan
penularannya, alternatif pemecahan masalah, dampak yang
mungkin muncul setelah dinyatakan positif HIV dan upaya
menanggulangi dampak tersebut Keuntungan dan kerugian
jika menjalani test HIV, dukungan yang akan diberikan untuk
yang positif HIV, cara mengeliminasi faktor pemicu di masa
sebelumnya.
2. Konseling hasil test
1. Hasil tes HIV negatif
Konseling untuk individu/pasangan suami isteri
tentang pencegahan HIV, promosi mengenai kondom,
pelayanan jarum suntik steril dan harm reduction untuk
pengguna narkoba suntik, profilaksis setelah paparan, tes
ulangan setelah 3 bulan.
2. Hasil tes HIV positif
Konseling pasca testing mengenai pencegahan
penularan, perawatan, dan terapi HIV/AIDS, dukungan
untuk keluarga dan konseling suami isteri, seks yang aman
dengan penggunaan kondom, pelayanan jarum suntik
steril dan harm reduction untuk pengguna Narkoba suntik,

9
pencegahan penularan dari ibu hamil ke janinnya,
pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
3. Konseling setelah hasil pemeriksaan diketahui (konseling
pasca testing)
Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan empati,
membiarkan pasien mengekspresikan perasaannya setelah
mengetahui hasil pemeriksaan HIV, mendiskusikan masalah
yang mungkin muncul dan membantu menyelesaikan
masalah tersebut, menyampaikan informasi yang diperlukan
pasien (pemeriksaan lanjutan atau pengobatan) ,
mendiskusikan pola hidup yang dianjurkan.
2. Provider-Initiated Testing and counseling (PITC) Provider Initiated
Testing and Counseling (PITC)
a. Definisi PITC
Adalah pemeriksaan dan konseling HIV yang
direkomendasikan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini biasanya
dianjurkan untuk orang yang datang ke fasilitas kesehatan dengan
tanda dan gejala yang dicurigai terinfeksi HIV. PITC banyak
dilakukan di klinik ANC (Antenatal Care), Klinik TB
(Tuberkulosis), dan klinik PMS (Penyakit menular Seksual).
b. Dalam PITC terdapat prinsip “3C” yaitu Counselling, Consent, dan
Confident yang bertujuan agar tidak mengarah pada tes yang
dipaksa.
a. Counselling
Konseling dalam PITC bertujuan memberikan informasi
dan untuk menentukan diagnosis dan intervensi yang tepat
untuk pasien. Selain itu juga menyediakan dukungan sosial dan
psikologis pada orang dengan HIV/AIDS dan keluarga.
b. Consent

10
Consent atau persetujuan bertujuan untuk menghormati
otonomi pasien sehingga pasien dapat menerima atau menolak
dilakukan tes.
c. Confidentiality
Menyatakan bahwa kerahasiaan hasil tes dan identitas tidak
akan diungkapkan kepada orang lain yang tidak terkait dan
tanpa seizin pasien.
c. Strategi Pelayanan konseling PITC
1. Pelayanan dilaksanakan oleh tim PITC
2. Pelayanan berisi pemberian informasi tentang HIV, penawaran
tes HIV, penyampaian hasil tes dan konseling serta rujukan ke
PDP (perawatan, dukungan dan pengobatan) jika hasil HIV
positif
3. Tes HIV dilakukan dengan pendekatan optional out, pasien
boleh menolak.
4. Jika pasien menolak, akan ditawarkan lagi pada kunjungan
berikutnya.
5. Kesediaan tes tetap bersifat sukarela dan disertai informed
consent.
6. Layanan one service one day
7. Hasil tes harus disampaikan ke pasien. Jika hasil tes HIV positif
tetapi pasien tidak menerima hasil karena berbagai sebab, maka
tidak dilaporkan sebagai pasien HIV positif.
8. Pada ibu hamil, include dalam ANC (10 T), tetapi bumil tetap
diberi informasi bahwa diantara tes darah yang akan dilakukan
adalah tes HIV. Bumil boleh menolak tes HIV dan akan
ditawarkan kembali pada ANC berikutnya.
9. Pada anak dan pasien yang tidak sadar, persetujuan tes
dilakukan oleh orangtua/keluarga pasien
10. Jika pasien telah ditawarkan tes hingga 3 kali dan tetap
menolak, pasien dirujuk ke konselor ahli di Klinik VCT.

11
11. Integrasi layanan PITC bersama layanan IVA dan IMS dalam
satu kali pemeriksaan.
d. Sasaran Konseling PITC berdasarkan daerah epidemi HIV/AIDS
1. Epidemi HIV derajat rendah ( prevalensi HIV < 5%) , dan HIV
derajat terkonsentrasi (prevalensi HIV > 5%, termasuk di
dalamnya < 1% terdapat pada wanita)
Konseling PITC dapat dipertimbangkan untuk pelayanan
beriku; Pelayanan kesehatan untuk infeksi menular seksual,
pelayanan kesehatan pada populasi berisiko, pelayanan ANC,
persalinan dan postpartum , serta elayanan untuk TB.
2. Epidemi HIV general (prevalensi HIV > 5%, termasuk di
dalamnya > 1% terdapat wanita hamil).
Pada daerah epidemi HIV general, PITC diprioritaskan
pada pasien berikut; pasien yang menunjukkan tanda dan
gejala imunodefisiensi, termasuk yang menunjukkan klinis TB,
pasien antenatal, persalinan dan post partum, pasien infeksi
menular seksual , pelayanan kesehatan pada populasi berisiko,
pelayanan kesehatan untuk anak usia < 10 tahun terutama yang
memiliki tanda dan gejala imunodefisiensi, tindakan bedah ,
pelayanan kesehatan remaja (10-19 tahun), terutama yang terka
pergaulan bebas, serta pelayanan kesehatan reproduksi
termasuk KB.
3. Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT)
a. Definisi PMTCT (Prevention of Mother to Child HIV
Transmission)
PMTCT merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi PMTCT yaitu :
1. Faktor Bayi ;Prematuritas, nutrisi fetus, fungsi
pencernaan, dan respon Imun neonatus .
2. Faktor Ibu ; Antepartum, Intrapartum, dan air susu Ibu

12
b. Strategi Pelayanan Konseling PMTCT (Prevention Of Mother to
Child HIV Transmission)
Terdapat 4 strategi pelayanan PMTCT dalam pencegahan
penularan HIV dari Ibu ke bayi (BKKBN, 2007, p:25, diantaranya
adalah :
1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif
dengan konseling pranikah, mendapatkan informasi HIV dan
AIDS dan seks bebas.
2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV
positif. Dengan mendapatkan layanan konseling dan tes HIV
sukarela dan Pemakaian kontrasepsi yang aman dan efektif
3. Pencegahan penularan HIV dari hamil HIV positif ke janin yang
dikandungnya.
a. Ibu mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
terpadu
b. Pemberian obat anti retroviral (ARV) untuk mengoptimalkan
kesehatan ibu dan mengurangi risiko penularan HIV ke bayi
dengan cara menurunkan kadar virus HIV serendah mungkin.
c. Ibu menjalani persalinan dengan cara seksio Caesar d) Ibu
memberikan susu formula kepada banyinya.
4. Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada
ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya yang meliputi :
a. Pemberian ARV jangka panjang
b. Merujuk ke fasilitas pelayanan
c. Pengobatan dan perawatan
d. Dukungan operasi SC
e. Dukungan pemberian susu formula
f. Dukungan dari suami dan keluarga

13
C. Manfaat Konseling HIV/Aids
1. Memberikan kesempatan klien mengenali dan mengekspresikan
perasaan mereka
2. Memberi informasi tentang narasumber atau lembaga, baik pemerintah
maupun LSM yang dapat membantu kesulitan dalam herbagai aspek
3. Membantu klien memperoleh dukungan dari sosial, keluarga, dan
teman
4. Membantu klien mengatasi kesedihan dan kehilangan
5. Memberikan advokasi pada klien untuk mencegah penyebaran infeksi
6. Mengingatkan klien atas hak hukumnya
7. Membantu klien memelihara kendali atas hidupnya dan membantu
klien menemukan arti hidupnya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya
kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
Konseling HIV/Aids adalah konseling yang secara khusus memberikan
perhatian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan infeksi
terhadap virus HIV/Aids. Konseling HIV terbagi menjadi 3, yaitu VCT
merupakan pemeriksaan dan konseling atas dasar inisiatif individu
yang berisiko, PITC adalah pemeriksaan dan konseling atas inisiatif
tenaga kesehatan yang memeriksa, sedangkan PMTCT adalah
konseling untuk mengurangi kemungkinan penularan ibu-anak.
B. Saran
Dengan adanya konseling HIV/Aids ini diharapkan untuk
masyarakat agar mengetahui pentingnya melakukan deteksi dini terkait
HIV agar dapat segera ditangani dan dapat dicegah sedini mungkin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, N.(2018). Gambaran Pelaksanaan Tes HIV dengan Pendekatan


Provider Initiated Testing And Conseling (PITC) oleh Bidan di Puskesmas
Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2018. [Skripsi]. Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Yogyakarta.

M.Husni A.S., Sofwan.(2018). Manajemen Program Pelayanan Voluntary


Counseling And Testing (VCT). HIGEIA Journal Of Public Health
Research And Development 2 (2).

Setiawan, B. (2011). Determinan Pemanfaatan Pelayanan Klinik Voluntary


Counseling and Testing (VCT) keliling bagi Wanita Pekerja Seks (WPS) di
kabupaten Pelalawan-Propinsi Riau tahun 2011.[Tesis].Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Indonesia Jakarta.

Sriatmi,A., Imaroh, KR., Suryoputro,A.(2018).Analisis Implementasi Pelayanan


Voluntary Counseling And Testing (VCT) di Puskesmas Kota Salatiga.
Jurnal Kesehatan Masyarakat 6 (1) 71-80.

Sudrani, S.(2018).Provider Initiative Test and Counseling (PITC) sebagai Upaya


Perluasan tes HIV pada populasi khusus (studi kasus di Kota Kendari,
Sultra).Public Health UGM.

Yusuf, Y., Mubin H R.(2016).Pegangan Instruktur Manual Keterampilan Klinik


Kedokteran Tropis Konseling HIV. Fakulitas Ilmu Kedokteran Universitas
Hasanuddin

16

Anda mungkin juga menyukai