FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA TAHUN 2023/2024 Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud konseling dan manfaanya? 2. Apa yang dimaksud tes HIIV dan manfaanya? 3. Apa yang dimaksud Voluntary, Couselling, And Testing (VCT) C. Tujuan 1. Mengetathui konseling dan manfaatnya. 2. Mengetahui tes HIV dan manfaatnya. 3. Mengetahui VCT dan manfaatnya. BAB II PEMBAHASAN A. Konseling HIV Konseling HIV & AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia(membangun kepercayaan) antara klien dan konselor bertujuanmeningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil keputusanberkaitan dengan HIV & AIDS. Proses konseling termasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasipenyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil tes positif.Konseling HIV & AIDS memiliki perbedaan dengan konselingsecara umum dalam hal: 1. Membantu klien melakukan informed consent (persetujuan) untuktes HIV, CD4, atau Viral load. 2. Layanan konseling pra dan pasca tesPenilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV(baik menularkan atau tertular) 3. Penggalian riwayat perilaku seks dan kesehatan klien 4. Memfasilitatsi perubahan perilaku. 5.Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigmadan diskriminasi 6. Menjangkau kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjajaseks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerjamigran, suku asli, dan pengungsi) menghadapi isu diskriiminasiganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang dikucilkanmasyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisikoterhadap atau telah terinfeksi HIV. B. Tujuan Konseling HIV/AIDS 1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yangberkaitan dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial danspiritual seseorang yang mengidap virus HIV atau virus lainnya. 2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentangperilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarumbersama) dan membantu orang dalam mengembangkanketerampilan pribadi yang diperlukan untuk perubahan perilakudan negosiasi praktek lebih aman. 3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatantermasuk pemecahan masalah kepatuhan berobat. Prinsip Konseling dan Tes HIV (KTHIV)KTHIV harus mengikuti prinsip yang telah disepakati secara globalyaitu 5 komponen dasar yang disebut "5 C" yaitu: 1. Informed consent: orang yang diperiksa HIV harus dimintaipersetujuan untuk pemeriksaan laboratorium setelah diberiinformasi yang benar. 2. Confidentiality: semua isi diskusi antara klien dan konselor ataupetugas pemeriksa dan hasil tes laboratorium tidak akan diungkapkepada pihak lain tanpa persetujuan klien. 3. Counseling: Layanan pemeriksaan harus dilengkapi denganinformasi pra tes dan konseling pasca tes yang berkualitas baik. 4. Correct testing: penyampaian hasil yang akurat. Pemeriksaan harusdilaksanakan dengan jaminan mutu laboratorium sesuai denganstrategi tes, normal dan standar yang diakui secara intemasional. 5. Connection/linkage to prevention, care, and treatment services:klien harus dihubungkan atau dirujuk ke layana pencegahan,perawatan, dukungan, dan pengobatan HIV yang didukung dengansistem rujukan yang baik dan terpantau