HIV/AIDS
Tentang
Disusun Oleh:
S1 Kebidanan
TA 2019/2020
PEMBAHASAN
Tujuan dari VCT ini merupakan suatu langkah awal yang penting menuju program
pelayanan HIV lainnya yaitu pencegahan penularan HIV, pencegahan dan
manajemen klinis penyakit – penyakit yang berhubungan dengan HIV, pengendalian
penyakit TBC (tuberculosis) serta dukungan psikologis dan hukum (Anastasya,
2010).
a. Layanan VCT dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan klien pada saat klien
mencari pertolongan medik dan testing yaitu dengan memberikan layanan yang
memadai baik kepada mereka dengan HIV positif maupun negatif. Layanan ini
termasuk konseling dukungan akses untuk terapi suportif, terapi infeksi oportunistik,
dan ART.
c. Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tekanan, segera setelah
klien memahami berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko.
d. Konseling dan tes HIV sukarela yang dikenal sebagai Voluntary Counseling and
Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat sebagai pintu
masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV dan AIDS berkelanjutan.
4. Konsep VCT konseling HIV
c. Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tekanan, segera setelah
klien memahami berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko.
VCT ada dua kegiatan utama yakni konseling dan tes HIV. Konseling dilakukan oleh
seorang konselor khusus yang telah dilatih untuk memberikan konseling VCT. Tidak
semua konselor bisa dan oleh memberikan konseling VCT. Oleh karena itu, seorang
konselor VCT adalah orang yang telah mendapat pelatihan khusus dengan standar
pelatihan nasional. Konseling dalam rangka VCT utamanya dilakukan sebelum dan
sesudah tes HIV.
Konseling setelah tes HIV dapat dibedakan menjadi dua yakni konseling untuk hasil
tes positif dan konseling untuk hasil tes negatif. Namum demikian sebenarnya masih
banyak jenis konseling lain yang sebenarnya perlu diberikan kepada pasien berkaitan
dengan hasil VCT yang positif seperti konseling pencegahan, konseling kepatuhan
berobat, konseling keluarga, konseling berkelanjutan, konseling menghadapi
kematian, dan konseling untuk. masalah psikiatris yang menyertai klien/keluarga
dengan HIV.
5. Proses konseling pada VCT
Konseling adalah komunikasi informasi untuk membantu klien/pasien agar dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dan bertindak sesuai keputusan yang
dipilihnya. Proses konseling dalam VCT meliputi:
1.) Konseling pra-tes
Dalam konseling pra-tes harus seimbang antara pemberian informasi, penilaian risiko
dan respon kebutuhan emosi klien. Masalah emosi yang menonjol adalah rasa takut
melakukan tes HIV karena berbagai alasan seperti ketidaksiapan menerima hasil tes,
perlakuan diskriminasi, dan stigmatisasi masyarakat dan keluarga. Ruang lingkup
konseling pra-tes meliputi alasan kunjungan, informasi dasar dan klarifikasi fakta dan
mitos HIV, penilaian risiko untuk membantu klien memahami faktor risiko,
menyiapkan klien untuk tes HIV, memberikan pengetahuan tentang implikasi
terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi cara menyesuaikan diri dengan status HIV,
menilai sistem dukungan termasuk kondisi kejiwaan, meminta informed consent
sebelum dilakukan tes HIV, dan menjelaskan pentingnya menyingkap status untuk
kepentingan pencegahan, pengobatan, dan perawatan.
2.) Konseling pasca tes HIV
Konseling pasca tes HIV adalah konseling untuk menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada klien secara individual guna memastikan klien/pasien mendapat tindakan
sesuai hasil tes terkait dengan pengobatan dan perawatan selanjutnya. Proses ini
membantu klien/pasien memahami penyesuaian diri dengan hasil pemeriksaan.