Anda di halaman 1dari 61

1

2
DAFTAR ISI

Hal
COVER…………………………………………………………………………………………....………………………………….. 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………..………………………….... 3

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi …………………………………………………………………………………………….…………….. 4
B. Petunjuk Belajar ………………………..…………………………………………..,………………………………….… 5
C. Capaian Pembelajaran …………………………..……………………………..………….………………………….. 5

KB 1. Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi


A. Pokok-Pokok Materi ………………………...………………………………………………………………………..…. 7
B. Uraian Materi …………………………..………………………………………..…….………………………………….. 8
C. Soal dan Pembahasan ……………………………………………………………...….…………………………….. 23

KB 2. Deteksi Dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi


A. Pokok-Pokok Materi ……………….……………………………..…………………………………………………… 26
B. Uraian Materi ………………………………………………………….……………………………………………….... 26
C. Soal dan Pembahasan ………………………………………………..……………………………………………….. 44

KB 3. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB


A. Pokok-Pokok Materi …………………………………………….……………………………………………………… 48
B. Uraian Materi …………………………………………………………………………………..…...…….…………….. 48
C. Soal dan Pembahasan ………………………………………………………………………………....…………….. 55

Ringkasan …………………………………………………………………………….…………….…………………….….….. 58
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..…..……………………………………… 60

3
PENDAHULUAN

Materi Kespro Perempuan dan KB diperlukan untuk memenuhi kompetensi lulusan


Bidan, agar mampu memberikan Asuhan Kebidanan (Askeb) pada pasien/ klien.
Pembekalan kompetensi ini sesuai dengan tugas dan wewenang Bidan yang tercantum
dalam Undang-undang No. 4 tentang Kebidanan tahun 2019 pasal 49 yang berbunyi (1)
Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan
yang meliputi: a. Pelayanan Kesehatan ibu; b. Pelayanan Kesehatan Anak; c. Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Perempuan dan KB; d. Pelaksanaan Tugas Berdasarkan
Pelimpahan Wewenang; dan/atau e. Pelaksanaan Tugas dalam Keadaan Keterbatasan
Tertentu.

Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara
bersama atau sendiri. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel. Berperan penting dan strategis
sebagai pendamping perempuan dalam menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
agar dapat berlangsung aman, memuaskan, anak yang dilahirkan dapat bertumbuh serta
berkembang mewujudkan generasi unggul dan berkualitas.

Memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebagai akibat dari ketimpangan gender. Oleh karena itu, Bidan
tidak hanya mampu memberikan pelayanan kebidanan namun harus mampu
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat terutama dalam peningkatan kespro
perempuan dengan tugas utama memberikan pelayanan promotive- preventif,
kolaborasi dan rujukan.

A. Deskripsi Materi
Modul ini membahas materi Kespro Perempuan dan KB, meliputi: KB 1. Pengaturan
Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi, KB 2. Deteksi Dini dan Tindakan pada
Gangguan Reproduksi serta KB 3. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro

4
dan KB. Kegiatan belajar ini akan memberikan pemahaman peserta untuk menguasai
materi dan mampu menjelaskan kepada pasien/ klien agar pasien/ klien dapat
memahami apa yang sedang dialami atau akan dialami, serta dapat memutuskan terkait
Kespro Perempuan dan KB.

B. Petunjuk Belajar
Agar memperoleh hasil yang baik, berikut beberapa petunjuk yang perlu Anda ikuti
dalam mempelajari bahan ajar ini:
1. Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara
tuntas, tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya.
2. Pahami garis besar materi-materi yang dipelajari atau dibahas secara seksama dan
apa yang akan dicapai.
3. Gunakan sumber-sumber lain yang relevan untuk menambah wawasan Anda,
menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang.
4. Yakinkan anda paham tentang isi materi yang ada di dalam modul dan dapat
mengaplikasikan sesuai dengan capaian pembelajaran.

C. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami:
1. Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi,
2. Deteksi Dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
3. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

Bidan akan mampu mewujudkan peningkatan kemandirian wanita dalam


memutuskan peran dan fungsi reproduksinya, peningkatan hak dan tanggung jawab
sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan serta
peningkatan peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual
dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak- anaknya.

5
Kompetensi ini menunjang kompetensi Bidan untuk mampu memutuskan dengan tepat
dan melakukan penanganan secara cepat, sesuai dengan kewenangan.

6
KB 1
Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi

A. Pokok- Pokok Materi


Setelah mempelajari KB 1, Anda diharapkan dapat memahami perencanaan jumlah
anak, penundaan konsepsi melalui pengaturan kehamilan dengan penggunaan
kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi ini bertujuan menghindari “empat terlalu”, yaitu
Kehamilan Terlalu Muda, Kehamilan Terlalu Dekat, Kehamilan Terlalu Banyak, Kehamilan
Terlalu Tua (Aplikasi Panduan KB)

Klik Link Aplikasi Buku Saku KB dibawah ini (Panduan KB)


https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rohimat.bkkbn&hl=in

Klik Link Aplikasi Buku Saku


Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan dibawah ini
https://drive.google.com/file/d/1TOAZa1-JWzgBvICuhGNzuEX1Od8m3TCA/view?usp=sharing

Penting diperhatikan bahwa kesuburan seorang perempuan berlangsung sejak


perempuan mendapat haid pertama (menarche) hingga berhentinya haid (menopause).
Menarche, periode menstruasi pertama, adalah biomarker penting dalam kehidupan reproduksi
perempuan. Hal ini berhubungan dengan tingkat status kesehatan yang mempengaruhi
kesejahteraan perempuan ditahap kehidupan selanjutnya. Menurut Kemenkes RI (2018) umur
kejadian menarche di Indonesia rata-rata terjadi pada umur 12,4 tahun dengan prevalensi 60%,
pada usia 9-10 tahun sebanyak 2,6%, usia 11-12 tahun sebanyak 30,3%, dan pada usia 13 tahun
sebanyak 30%. Sisanya mengalami menarche di atas umur 13 tahun.

Widyastuti (2011) menyatakan terdapat dua faktor terjadinya menarche yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal berupa status menarche ibu, berhubungan dengan
percepatan atau perlambatan kejadian menarche yaitu status menarche ibu dengan kejadian
menarche putrinya, faktor eksternal berupa lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, keterpaparan
media masa pornografi, dan gaya hidup. Pada anak wanita yang mendapat kelainan tertentu

7
selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia lebih muda dari usia rata- rata.
Sebaliknya anak wanita yang menderita cacat mental dan monologisme akan mendapat
menarche pada usia yang lebih tua atau mengalami keterlambatan. Terjadinya penurunan usia
dalam mendapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi (Juliyatmi
dkk, 2015). Menurut Marmi (2013) usia terjadinya menarche dikategorikan menjadi : 1) Menarche
cepat : usia <11 tahun 2) Menarche normal : usia 11-13 tahun 3) Menarche lambat : usia > 13
tahun

Sebelum terjadi menoupause terjadi perubahan kesuburan yang dikenal dengan


istilah klimakterium, pada masa ini perempuan masih memungkinkan untuk mengalami
kehamilan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan jumlah anak, penundaan konsepsi
melalui pengaturan kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi untuk dapat mewujudkan
ibu serta anak yang unggul dan berkualitas.

Adapun Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan kontrasepsi mencakup: Alat,


Obat dan Metode Kontrasepsi.

Klik Link Aplikasi Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (KLOP) KB dibawah ini
https://play.google.com/store/apps/details?id=info.android.materialdesignwhoversiRelease&hl=in

B. Uraian Materi
Alat, Obat dan Metode Kontrasepsi

Klik Link Aplikasi KLIK KB dibawah ini


https://play.google.com/store/apps/details?id=id.co.klikkb

Akseptor KB menurut sasaran, meliputi:


1. Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya
belum mencapai usia 20 tahun. Usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya
menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya

8
kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini
pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang
cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4
tahun. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi
karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi. Kontrasepsi dapat dipakai 3-
4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
3. Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun
tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di
samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi,
kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik
KB dan pil KB (Pinem, 2009).

Pelayanan KB yang bermutu meliputi hal-hal antara lain:


1. Pelayanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien
2. Klien harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar pelayanan
3. Kerahasiaan dan privasi perlu dipertahankan
4. Upayakan agar klien tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani
5. Petugas harus memberi informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia
6. Petugas harus menjelaskan kepada klien tentang kemampuan fasilitas Kesehatan
dalam melayani berbagai pilihan kontrasepsi
7. Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
8. Fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang ditentukan dan nyaman bagi klien
9. Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup
10. Terdapat mekanisme supervisi yang dinamis dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah yang mungkin timbul dalam pelayanan.
11. Ada mekanisme umpan balik yang relatif dari klien

9
Pemilihan Kontrasepsi
Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian pada ibu dan
pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan berperan sebagai
konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah di bawah ini.
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang identitas
dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilai kebutuhan dan kondisi ibu
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan
metode tertentu.
Tabel 1.1
Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaian
Urutan prioritas Fase menunda Fase menjarangkan Fase tidak hamil lagi
kehamilan kehamilan (anak < 2) (anak > 3)
1 Pil AKDR Steril
2 AKDR Suntikan AKDR
3 Kondom Minipil Implan
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

Tanyakan status kesehatan dan kondisi medis yang dimiliki Ibu. Perhatikan persyaratan
medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu dalam tabel diatas.
Keterangan 1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang
lebih sesuai atau dapat diterima
4 = Metode tidak boleh digunakan

Beri informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan Ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-upaya
untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk
sistem rujukan).

10
Tabel 1.2
Metode Kontrasepsi dan Penjabaran
METODE KONTRASEPSI KETERANGAN
Metode Alamiah
Metode Amenorea Mekanisme:
Laktasi (MAL) Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan
ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
• Ibu belum mengalami haid lagi
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Efektivitas:
Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar. Bila dilakukan
secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah
persalinan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui dan tidak perlu biaya.

Metode Kalender Mekanisme:


Metode kalender adalah metode alamiah dengan menghindari sanggama pada masa
subur.
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar antara 1 hingga 9 di antara 100
ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti
tubuhnya, dan sesuai bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit diterapkan pada ibu yang siklus
haidnya tidak teratur.

Senggama Terputus Mekanisme:


Metode KB tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti
tubuhnya, dan sesuai bagi pasangan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Kurang efektif.

Penghalang
Kondom Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara

11
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker
serviks).
Risiko bagi kesehatan:
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi lateks.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode
sementara atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat
mencegah penularan penyakit menular seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum
berhubungan seksual.

Diafragma Mekanisme:
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks sehingga sperma
tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).
Dapat pula digunakan dengan spermisida.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko kehamilan adalah 6 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan kanker serviks.
Risiko bagi kesehatan:
Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis, sindroma syok toksik.
Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan dan
dapat dipasang sebelum berhubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan
tergantung cara pemakaian.

Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi Mekanisme:
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma dan mengganggu pergerakan tuba sehingga
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker ovarium, penyakit radang panggul
simptomatik. Dapat mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi besi.
Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut
pada wajah dan tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru (sangat jarang), stroke dan
serangan jantung (amat sangat jarang).
Efek samping:*

12
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid
jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat
badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi
biasanya membaik) dan peningkatan tekanan darah.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu
bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari. *) Beberapa efek samping tidak berbahaya
dan akan menghilang setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur

Suntikan Kombinasi Mekanisme:


Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi
sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi.
Risiko bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid
memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan
berat badan.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, ibu dapat menggunakanya tanpa diketahui siapapun,
suntikan dapat dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.

Suntikan Progestin Mekanisme:


Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi
sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat
transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun. Kesuburan tidak langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam waktu
beberapa bulan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko
penyakit radang paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala
endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel sabit.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid
jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat
badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan dan
penurunan hasrat seksual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat
menggunakannya tanpa diketahui siapapun, menghilangkan haid dan membantu
meningkatkan berat badan.

13
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.

Pil Progestin (Minipil) Mekanisme:


Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium,
endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah
motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.

Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur,
haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat
dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Harus diminum tiap hari.

Implan Mekanisme
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput
rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di
bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko
anemia defisiesi besi.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak
teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan
singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana
perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri
payudara, nyeri perut dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif
mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


AKDR Mekanisme:
AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri,
mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.

14
Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum pemasangan dan
AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang
panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
Efek samping:
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak,
haid tidak teratur dan nyeri haid).
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya
tambahan setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung
dipasang setelah persalinan atau keguguran.

Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:


Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

AKDR dengan Progestin Mekanisme:


AKDR dengan progestin membuat endometrium mengalami transformasi yang ireguler,
epitel atrofi sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya pembuahan dengan
memblok bersatunya ovum dengan sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopii; dan mengaktifkan sperma
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko anemia defisiensi besi. Dapat mengurangi risiko penyakit radang
panggul. Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid jarang, haid
memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual,
kenaikan berat badan, perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mencegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya
tambahan setelah pemasangan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

Kontrasepsi Mantap
Tubektomi Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker
endometrium
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:

15
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

Vasektomi Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko kehamilan
kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan
hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempengaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria,
ataupun maskulinitasnya.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman,
efek samping lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut
mengambil peran dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

Bantu ibu menentukan pilihan


Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Beri
kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila ingin mendapat
penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau dirujuk pada konselor
atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.

Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai:
• Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
• Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
• Cara mengenali efek samping/komplikasi
• Lokasi klinik (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang bila diperlukan
• Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Informasi-informasi tersebut tidak dijelaskan di dalam modul ini, namun dapat diperoleh
di Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BKKBN, 2011).

Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu


juga,
lakukan penapisan kehamilan.
16
KONTRASEPSI DARURAT
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan
setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan
konsisten sebelumnya. Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat, seperti:
1. Perkosaan
2. Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
3. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
a. Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
b. Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
c. Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau
genitalia eksterna
d. Salah hitung masa subur
e. AKDR ekspulsi (terlepas)
f. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
g. Terlambat suntik progesti lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi
lebih dari 7 hari.
Tabel 1.3
Jenis Kontrasepsi Darurat
Cara Komposisi Merk Dagang Dosis Waktu Pemberian
AKDR-Cu - Copper T Satu kali Dalam waktu 5 hari pascasanggama
Multiload pemasangan
Nova T
Pil 0,05 mg Etinil- Microgynon 50 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari pascasanggama,
Kombinasi estradiol + 0,25 Ovral dosis kedua 12 jam kemudian
dosis tinggi mg Neogynon
Levo-norgestrel Norgiol
Eugynon
Pil 0,03 mg Etinil- Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam waktu 5 hari pascasanggama,
Kombinasi estradiol + 0,15 mg Mikrodiol dosis kedua 12 jam kemudian
dosis rendah Levo-norgestrel Nordette

Progestin 1,5 mg Levo- Postinor 2 x 1 tablet Dalam waktu 5 hari pascasanggama,


norgestrel dosis kedua 12 jam kemudian
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

Perlu diingat kontrasepsi darurat ini bersifat sementara


dan tidak untuk digunakan secara rutin!

17
KONTRASEPSI PASCASALIN
Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan setelah persalian
karena tidak mengganggu proses menyusui. Berikut penjelasan mengenai pilihan
metode tersebut.

1. METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)


MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
a. Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding) dan sering; lebih efektif bila
pemberian ≥ 8 kali sehari
b. Ibu belum haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL optimal:
a. Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya sesekali diberi
1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
b. Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum dianggap haid)
c. Bayi menghisap payudara secara langsung
d. Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
e. Kolostrum diberikan kepada bayi
f. Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi membutuhkan) dan dari
kedua payudara
g. Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
h. Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka ibu perlu mengerti cara
menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif.

2. KONTRASEPSI MANTAP
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan untuk yang tidak ingin mempunyai anak
lagi. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di Tabel 1.2

18
3. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan efektif untuk ibu
yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang segera
setelah bersalin ataupun dalam jangka waktu tertentu.

Tabel 1.4
Angka Ekspulsi AKDR Berdasarkan Waktu Pemasangan
Waktu Pemasangan AKDR Definisi Angka Ekspulsi Keterangan
Pascaplasenta Dalam 10 menit setelah 9,5 – 12,5% Ideal; angka
melahirkan plasenta ekspulsi rendah
Segera Pascasalin Setelah 10 menit hingga 25-37% Masih aman
(lmmediate Postpartum) 48 jam Pascasalin
Pascasalin Tertunda (late Setelah 48 jam – 4 Tidak dianjurkan Risiko perforasi dan
Postpartum) minggu Pascasalin ekspulsi meningkat
Interval - Pascasalin Setelah 4 minggu 3-13% Aman
(Extended Postpartum) Pascasalin
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pasca plasenta) antara lain:
a. Biaya lebih efektif dan terjangkau.
b. Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan setelah
beberapa hari/minggu.
c. Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama menyusui dan
AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan ibu yang menyusui.
d. Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.

Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus diwaspadai saat
pemasangan, antara lain:
a. Dapat terjadi robekan dinding rahim .
b. Ada kemungkinan kegagalan pemasangan.
c. Kemungkinan mengalami nyeri setelah melahirkan hingga beberapa hari
kemudian.
d. Kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus kembali
jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit perut terus
menerus).

19
4. IMPLAN
a. Implan berisi progestin, dan tidak mengganggu produksi ASI.
a. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin, pemasangan implan
dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain bila menyusui penuh (full
breastfeeding).
b. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid, pemasangan dapat
dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
c. Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5 tahun
(levonogestrel).

5. SUNTIK PROGESTIN
a. Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
a. Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.
b. Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu pasca salin.
c. Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.
d. Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin, atau sudah
dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan.
e. Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3 bulan
(medroxiprogesteron asetat).

6. MINIPIL
a. Minipil berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI
b. Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan.

7. KONDOM
a. Pilihan kontrasepsi untuk pria.
b. Sebagai kontrasepsi sementara.

20
Gambar 3a. Metode

Gambar 3b. Memilih Metode

Gambar 3c. Pil Kombinasi (BPPKB Pangkep, 2014) Gambar 3d. Minipil (think stock, health.detik.com)

21
Tabel 1.5 IMPLAN
NO JENIS KETERANGAN GAMBAR SUMBER
1 Norplant Terdiri dari enam batang silastik (sciencesource.com)
lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
levonogestrel dengan lama kerja lima
tahun

2 Jadena Terdiri dua batang silastik lembut (picdove.com)


dan berongga dengan panjang 4,3 cm,
indoplant, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja tiga
tahun.

3 Implanon Terdiri satu batang silastik lembut (picswe.net)


berongga dengan panjang kira-kira
4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg
3-keto-desogestrel dengan lama kerja
tiga tahun.

(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

Tabel 1.6 AKDR


NO JENIS KETERANGAN GAMBAR SUMBER
1 AKDR Kecil, kerangka dari plastiK yang (orang.wikipedia.org)
CuT-380A fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang
terbuat dari tembaga (Cu)

2 AKDR Mempunyai 200 mm2 kawat halus (sciencedirect.com)


Nova T tembaga dengan bagian lengan
(Schering) fleksibel dan ujung tumpul sehingga
tidak menimbulkan luka pada jaringan
setempat pada saat dipasang

3 Mirena Terbuat dari plastik, berukuran kecil, (fpnsw. org.au)


lembut, fleksibel, yang melepaskan
sejumlah kecil levonogestrel dalam
rahim dan mengandung hormon
progesteron (Meilani dkk, 2012).

(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)

22
C. Soal dan Pembahasan
Soal
1. Seorang perempuan, umur 14 tahun, diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
belum menarche. Hasil anamnesis: bulu pubis dan buah dada belum tumbuh, jarang
bergaul, nafsu makan kurang. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 100/70 mmHg, S
36.5oC, N 80 x/menit, P 18x/menit, BB 40 kg, TB 156 cm, IMT 10.25.
Apakah penyebab terlambat haid paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Pertumbuhan payudara
B. Kelainan organ tubuh
C. Kurang nutrisi
D. Keturunan
E. Stress

2. Seorang perempuan, umur 25 tahun, P1A0 datang ke PMB ingin menggunakan


kontrasepsi suntik. Hasil anamnesis: bayi umur 6 bulan, menyusui eksklusif, sedang
haid hari ke-2 dan belum pernah menggunakan kontrasepsi. Hasil pemeriksaan: KU
baik, TD 110/70 mmhg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36.8 oC, BB 54 Kg.
Kapan waktu yang paling tepat untuk pemberian kontrasepsi pada kasus tersebut?
A. Haid yang akan datang
B. Pada kunjungan saat ini
C. 1 minggu yang akan datang
D. 2 minggu yang akan datang
E. 3 minggu yang akan datang

3. Seorang perempuan, umur 27 tahun, P2A0, nifas hari ke-40, datang ke PMB untuk
konsultasi KB. Hasil anamnesis: belum pernah menggunakan kontrasepsi dan belum
haid. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 140/90 mmhg, N 80x/menit, P 24 x/menit, S
36.6oC, terdapat varises pada tungkai.
Metode kontrasepsi apa yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Suntikan Kombinasi
B. Pil Kombinasi
C. Implant

23
D. AKDR
E. MOW

4. Seorang perempuan, umur 26 tahun, datang ke PMB ingin menggunakan AKDR.


Hasil anamnesis: menstruasi hari ke-3. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/70 mmHg,
N 80x/menit, P 20x/menit, S 36.8oC, BB 55 Kg.
Langkah awal apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Melakukan penapisan
B. Mempersiapkan peralatan
C. Meminta informed concent
D. Melakukan informed choice
E. Memberikan informasi tentang metode kontrasepsi

5. Bidan melakukan kunjungan kerumah seorang perempuan, umur 35 tahun, P3A0


nifas hari ke 14. Hasil anamnesis: tidak ada keluhan, bayi menyusu eksklusif, ibu
belum mau menggunakan alat dan obat kontrasepsi. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
110/80 mmHg, N 76x/menit, P 20x/menit, S 36.8oC, BB 57 Kg, uterus tidak teraba.
Metode kontrasepsi apa yang paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Suntikan kombinasi
B. Pil Kombinasi
C. Kondom
D. AKDR
E. MAL

Pembahasan
1. Jawaban: C (Kurang Nutrisi)
Anak perempuan yang kurang nutrisi akan mengalami BB yang kurang yang
menyebabkan keterlambatan menarche.
2. Jawaban: B (Pada kunjungan saat ini)
Saat ini ibu sedang haid hari ke-2, pemberian KB suntik dilakukan pada hari pertama
sampai dengan hari ke 7 siklus menstruasi.

24
3. Jawaban: D (AKDR)
Ibu dengan hipertensi dan Varices merupakan kontra indikasi pemberian
kontrasepsi hormonal (pil kombinasi, suntikan kombinasi dan Implan) dan MOW
belum merupakan indikasi, mengingat usia ibu masih <35 tahun dan memiliki anak
<4 orang.
4. Jawaban: A (Melakukan penapisan)
Sebelum melakukan pemasangan AKDR, harus dipastikan apakah pasien sudah
memenuhi persyaratan pemasangan AKDR, misalnya kondisi cerviks, kondisi
abdomen dan sebagainya.
5. Jawaban: E (MAL/Metode Amenore Laktasi)
MAL adalah metode amenore laktasi. Metode ini tidak menggunakan alat maupun
obat.

25
KB 2
Deteksi dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi

A. Pokok- Pokok Materi


Setelah mempelajari KB 2, Anda diharapkan dapat memahami:
1. Konsep Deteksi dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
a. Anatomi Alat Reproduksi Perempuan
b. Anatomi Payudara
2. Kanker Servik
a. Metode Inspeksi Visual Asetat (IVA): Konsep Dasar Pemeriksaan IVA,
Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan IVA
b. Metode Pap Smear: Konsep Dasar Pemeriksaan Pap Smear, Pemeriksaan dan
Teknik Pemeriksaan Pap Smear
3. Kanker Payudara
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari): Konsep Dasar Pemeriksaan Sadari,
Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan Sadari.

B. Uraian Materi

Anatomi Fisiologi, Bab V Sistem Reproduksi Klik link dibawah ini


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-DAN-ANATOMI-
FISIOLOGI.pdf

Sebagai Acuan:
Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk
Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-
pdf/Rights_Based%20Family%20Planning%20Indonesia.pdf

26
1. Konsep Deteksi dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi wanita yang menjadi penyebab kematian wanita, salah satunya
adalah kanker, baik kanker leher rahim maupun kanker payudara. Selain kedua kanker
tersebut, gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi,
kanker genitalia, endometriosis, infeksi vagina dan sebagainya.

Gangguan reproduksi tersebut dapat terjadi karena keturunan/ genetik, infeksi, virus
dan sebagainya. Kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita antara lain sebagai
berikut.
▪ Gangguan menstruasi.
Gangguan menstruasi dapat berupa disminorhe (sakit pada saat menstruasi),
gangguan pada lama dan banyaknya menstruasi seperti amenorhe yang terdiri
dari amenorhe primer dan sekunder. Amenore primer merupakan kelainan tidak
terjadi menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual sekunder. Amenore sekunder adalah kelainan berupa tidak menstruasi
selama 3 sampai 6 bulan atau lebih pada seorang wanita yang telah mengalami
siklus menstruasi.
▪ Endometriosis.
Endometriosis merupakan kelainan yang ditandai dengan adanya jaringan
endometrium diluar rahim.
▪ Kanker organ reproduksi, merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal.
▪ Kelainan bentuk dan ukuran yang didapat secara kongenital.
▪ Infeksi organ genetalia interna dan eksterna.

Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan


prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar
0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku
Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu
sebesar 1,5‰, sedangkan prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat pada
Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4‰. Berdasarkan estimasi jumlah
penderita kanker serviks dan kanker payudara terbanyak terdapat pada Provinsi
Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah.

27
a. Anatomi Alat Reproduksi Perempuan
Secara anatomi alat reproduksi perempuan terdiri dari :
1) Alat reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi
klitoris dan lubang vagina.
2) Alat reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).

Labia mayora merupakan pembungkus dan pelindung dari labia minora dan
vestibula. Dibagian ujung depan dari vestibula terdapat klitoris yang terdiri atas
batang pendek yang menyokong sebuah gland atau kepala, yang bundar dan
ditutupi oleh tudung kulit kecil yang disebut preputium. Selama proses
perangsangan seksual, klitoris, vagina dan labia minora dipenuhi dengan darah
dan membesar. Sebagian besar dari tubuh klitoris terdiri dari jaringan erektil.
Klitoris merupakan salah satu titik paling sensitif dalam perangsangan seksual
dan diperkaya oleh saraf. Selama proses perangsangan seksual, kelenjar
Bartholin yang terletak dilubang vagina, mensekresikan mukus ke dalam
vestibula yang menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan
kelamin.

Gambar 2a. Uterus dan serviks normal

28
Gambar 2b. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan

OVARIUM terletak di dalam rongga abdomen, menggantung dan bertautan


melalui mesenterium ke uterus. Setiap ovarium terbungkus dalam kapsul
pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Tiap folikel mengandung
satu sel telur dan dikelilingi oleh satu atau lebih sel-sel folikel, yang memberikan
makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang. Seorang
perempuan memiliki kira-kira 400.000 buah folikel yang dibawa sejak lahir dan
folikel ini sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah folikel tersebut,
hanya beberapa, ratus ribu saja yang dapat membebaskan sel telur selama
tahun-tahun reproduksi seorang perempuan, mulai dari pubertas sampai
tercapainya masa menopause.

Umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan


sel telurnya setiap satu siklus menstruasi.

Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks utama yaitu ; estrogen. Ovulasi
terjadi apabila sel telur yang matang didorong keluar dari folikel, sedangkan sisa
jaringan folikel akan berkembang di dalam ovarium membentuk massa yang padat yang
disebut korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan
progesteron yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama kehamilan.

29
Apabila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan selama siklus berikutnya.

Sistem reproduksi wanita tidak sepenuhnya tertutup, sel telur dilepaskan


kedalam rongga abdomen dekat pembukaan oviduk atau saluran telur atau tuba
falofi. Oviduk mempunyai pembukaan yang mirip corong dan silia yang terdapat
pada epitelium bagian dalam yang melapisi duktus akan membantu menarik sel
telur dengan cara menarik cairan dari rongga tubuh kedalam duktus tersebut.
Silia (rambut getar) juga mengirimkan sel telur tersebut menuruni duktus
tersebut sampai ke uterus atau rahim.

Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama
kehamilan untuk menampung fetus dengan bobot 4 kg. Lapisan bagian dalam
uterus yang disebut endometrium dialiri oleh pembuluh darah yang sangat
banyak.

Leher uterus disebut serviks, yang membuka ke dalam vagina. Vagina


merupakan ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang
dilalui bayi saat lahir dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama
kopulasi. Himen merupakan membran bervaskuler yang menutupi sebagian
lubang vagina mulai saat kelahiran dan umumnya sampai pada saat pertama kali
hubungan kelamin atau kegiatan fisik yang dapat merobeknya.

b. Anatomi Payudara
Struktur Anatomi Payudara.
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.

30
Gambar 2c. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan

Struktur Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1) Korpus, yaitu bagian yang membesar.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15- 20 lobus pada
tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran
yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran- saluran terdapat otot polos yang
bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).

Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar


yang bertanggung jawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah
bersalin. Setiap payudara terdiri dari sekitar 15- 25 lobus berkelompok yang

31
disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah bentukan seperti kantung-kantung
yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk mengalirkan air susu ke puting
susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju bagian gelap yang
melingkar di sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan
air susu (ampullae) sebelum keluar ke permukaan.

Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama.
Bentuk payudara mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah
menstruasi pertamakali. Hamil dan menyusui akan menyebabkan payudara
bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah menopause.

Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi


oleh tulang selangka (klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara
bisa mencapai ke daerah ketiak dan otot yang berada pada punggung bawah
sampai lengan atas (latissimus dorsi).

Tahap Perkembangan Payudara


Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang rumit dan luar biasa.
Payudara wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring
dengan fluktuasi hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia
40-an. Seperti apa kondisi payudara payudara dalam setiap tahapan usia?
1) Usia 20- an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama
menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan
berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem
kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan saraf. Secara
bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk
gumpalan kelenjar payudara. Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya
gravitasi. Untuk mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga "aset"
Anda ini dengan sempurna.

32
2) Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi
bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram.
Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa
mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara
menjadi kendur, terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan
payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki
riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
3) Usia 40-an
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar
penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur.
Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat
kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa
menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
4) Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi
selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan
semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara
menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause.

2. Kanker Servik
Kanker serviks merupakan kanker mulut rahim yang disebabkan oleh virus
Human Papilloma Virus (HPV). Sekitar 26.169 perempuan di Indonesia yang terkena
kanker serviks. Kanker ini merupakan penyebab kematian perempuan No.1 di
Indonesia. Sampai saat ini, metode yang sering digunakan untuk mendeteksi
terjadinya kanker serviks yakni dengan melakukan pap smear. Tetapi, ada metode
selain pap smear yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks.
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau yang lebih dikenal dengan IVA. Pemeriksaan
IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari pap smear karena biaya murah,
praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dengan peralatan sederhana.

33
a. Metode Inspeksi Visual Asetat (IVA)
Konsep Dasar Pemeriksaan IVA, Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan IVA
IVA merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker servik sedini mungkin.
IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) setelah servik dipoles dengan larutan Asam Asetat 3%- 5%.

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi


lesi tingkat prakanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas
sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive
predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-
masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya, 2010).

Tabel 2.1 Konsep Dasar, Cara Penggunaan Alat


dan Teknik Pemeriksaan IVA
KETERANGAN
Tujuan pemeriksaan IVA Deteksi dini kanker serviks/ skrining.

Mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan


pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang diketemukan.

Indikasi Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20
tahun.

Memiliki banyak pasangan seksual.

Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual).

Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks.

Hasil Pap Smear sebelumnya yang tidak normal.

Wanita yang terlalu sering melahirkan.

Wanita perokok (Rasjidi, 2008).

Keunggulan Pemeriksaan IVA Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.

Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah.

Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi.


Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi,
dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan
ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.

Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan dengan Metode


skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana.

Kinerja tes sama dengan tes lain.

34
Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya.

Siapa yang harus melakukan Wanita yang telah melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun.
Pemeriksaan IVA ?
Mereka yang memiliki banyak pasangan dan saling bergonta-ganti
dalam melakukan hubungan seks.

Mereka yang memiliki gangguan infeksi kelamin yang ditularkan


melalui hubungan seksual.

Berhubungan dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan.

Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker leher rahim.

Perokok aktif maupun pasif.

Hasil pemeriksaan IVA sebelumnya dinyatakan abnormal.

Penurunan kekebalan tubuh ataupun penggunaan kortikosteroid


dalam jangka.

Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan


mengenai penatalaksanaannya.

Syarat mengikuti tes IVA Sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Tidak sedang datang bulan/haid.

Tidak sedang hamil.

24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual.

Penilaian Hasil Pemeriksaan IVA negatif Serviks normal.


IVA
IVA radang Serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks).

IVA positif ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).


Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining
kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini
mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang berat atau kanker serviks in
situ).

IVA Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya


penurunan temuan stadium kanker serviks, masih
akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium
invasif dini.

Persiapan Pemeriksaan IVA Persiapan Tersedia ruangan tertutup


Ruangan
Ruangan mempunyai penerangan yang mampu
memfasilitasi proses pemeriksaan IVA

Bila ruangan digunakan dengan pemeriksaan lain


harus ada penyekat antar ruangan yang dapat
memberikan rasa nyaman dan menghindarkan rasa
malu dari klien.

35
Persiapan Klien telah diberikan penjelasan tentang prosedur
Klien pemeriksaan IVA.

Klien sudah menanda tangan persetujuan tindakan


(Inform Consent).

Klien dipersilahkan untuk mengosongkan kandung


kencingnya terlebih dahulu.

Klien menyiapkan diri dengan membuka pakaian


bawahnya.

Klien dipersilahkan naik diatas meja pemeriksaan


(meja gynecologie) dengan litotomi.

Persiapan Rak atau tempat untuk meletakkan semua peralatan


alat dan dan bahan.
bahan
Sumber cahaya/lampu sorot /senter.

Tampon tank untuk membersihkan vulva .

Handscoon

Speculum cocor bebek

Kapas lembab Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk


membersihkan vulva

Kapas lidi besar untuk mengoleskan asam asetat ke


mulut rahim.

Asam Asetat 3-5% pada tempatnya.

Larutan Chlorine 0,5% pada tempatnya untuk


dekontaminasi alat dan Handscoon.

Cara membuat larutan asam Bahan Asam cuka 25% (yang tersedia di pasaran)
asetat
Aqua

Cara 3%/25% x 500 cc = 60 cc25%


membuat Keterangan: untuk mendapatkan asam asetat 3%
asam asetat sebanyak 500 cc dicampurkan 60cc asam cuka 25%
5% ditambah dengan aqua 440 cc.

Cara 5%/25% x 500 cc = 100 cc


membuat Keterangan: untuk mendapatkan asam asetat 5%
asam asetat sebanyak 500 cc dicampurkan 500 cc dicampurkan
3% 100 cc asam cuka 25% dengan aqua 400 cc.

Langkah- Langkah Persetujuan Perkenalkan diri anda sebagai petugas yang akan
Pemeriksaan IVA tindakan melakukan tindakan.

Jelaskan tindakan dan tujuan tes IVA.

Buat persetujuan tindakan dan dokumentasikan


dalam status klien.

Persiapan Tempat tidur ginekologi.


Alat
Lampu sorot.

36
Spekulum cocor bebek

Asam asetat (3-5%).

Swab- kapas lidi

Handscoon.

Tempat berisi larutan dekontaminasi (chlorine 0,5%).

Tempat sampah infeksi.

Kapas dan cairan DTT untuk vulva hygiene.

Prosedur Mencuci tangan dengan benar.


Tindakan
Mempersilahkan pasien untuk tidur diatas meja
ginekologi dalam posisi litotomi.

Masukkan speculum ke dalam vagina sampai portio.

Kunci speculum.

Celupkan swab- lidi kapas ke dalam cairan asam


asetat.

Usap seluruh permukaan porsio searah jarum jam


dengan menggunakan swab- lidi kapas tersebut.

Lakukan inspeksi seluruh permukaan porsio secara


teliti dengan bantuan lampu sorot.

Lepaskan kunci speculum.

Keluarkan speculum dari vagina.

Masukan speculum ke dalam larutan chlorine 0,5%.

Masukan swab- lidi kapas ke dalam wadah terinfeksi

Cuci Handscoon, lepaskan dan rendam dalam larutan


chlorine 0,5%.

Dokumentasikan hasil tes IVA, bila perlu buat surat


rujukan/ konsultasi bila ada kelainan.

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)

SPO (Standart Prosedure Operating)


Keterampilan Pemeriksaan IVA, Halaman 46 - 47

Klik Link dibawah ini


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-dan-KB-
Komprehensif-1.pdf

37
b. Metode Pap Smear
Konsep Dasar Pemeriksaan Pap Smear, Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan
Pap Smear
Pap smear merupakan suatu cara deteksi dini kanker serviks sederhana yang paling
populer dan merupakan standar pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks.
Meskipun cara ini cukup sederhana, di negara berkembang pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya masih banyak kendala untuk bisa melakukan pemeriksaan ini.

Kesadaran/ pengetahuan wanita yang masih rendah tentang deteksi dini, keadaan
sosial, ekonomi dan pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya kanker
serviks. Hal ini merupakan masalah yang sulit di negara kita, apalagi ditambah kultur
yang mempersulit untuk bisa melakukan pemeriksaan serviks. Sebagian besar penderita
baru memeriksakan diri bila sudah ada rasa nyeri atau perdarahan yang cukup banyak,
yang tentunya sudah ada pada stadium lanjut.

Tabel 2.2 Konsep Dasar, Cara Penggunaan Alat


dan Teknik Pemeriksaan Pap Smear
KETERANGAN
Tujuan test Pap Smear Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat
berkembang menjadi kanker serviks.

Alat untuk mendeteksi adanya gejala prakanker leher rahim bagi


seseorang yang belum menderita kanker.

Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker


leher rahim.

Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks.

Manfaat Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker


leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)

Memantau hasil terapi

Faktor- faktor yang Umur


mempengaruhi
Sosial ekonomi

Paritas

Usia wanita saat menikah

38
Wanita yang dianjurkan tes Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah
atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.

Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual
atau pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin.

Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.

Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.

Pap tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.

Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan
bahwa wanita risiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear.

Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal,


sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker
maupun kanker serviks.

Syarat pengambilan bahan Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu di luar masa


haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa
pramenstruasi.

Apabila klien mengalami gejala perdarahan di luar masa haid dan


dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus
dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.

Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai


pengobatan.

Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan


vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau
melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48
jam.

Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.

Pengelompokkan Pap Smear Kelas I Pada kelas I identik dengan normal smear,
pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.

Kelas II Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan


nonspesifik, terkadang disertai dengan kuman atau
virus tertentu, disertai pula dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi.
Pengobatannya disesuaikan dengan penyebabnya.
Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan
pemeriksaan ulang setelah pengobatan.

Kelas III Kelas III dapat ditemukan sel diagnostik sedang


keradangan berat, periksa ulang dilakukan setelah
pengobatan.

Kelas IV Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah


mencurigakan dan ganas.

Kelas V Ditemukan sel-sel ganas.

Alat- alat yang diperlukan Handscoon

Spekulum/Ccor bebek

39
Bahan pemeriksaan Bahan pemeriksaan Pap smear terdiri atas sekret vagina, sekret
servikal (ektoserviks), sekret endoservikal (endoserviks), secret
endometrial dan forniks posterior.
Setiap sekret mempunyai manfaat penggunaan yang khas, di mana
untuk pemeriksaan tertentu sediaan Pap Smear yang dibaca harus
berasal dan lokasi tertentu pula.
Misalnya untuk memeriksa interpretasi hormonal maka bahan sediaan
yang diperiksa haruslah berasal dan dinding lateral vagina sepertiga
bagian atas karena bagian tersebut paling sensitif terhadap pengaruh
hormon. Begitu pula untuk deteksi dini kanker leher rahim maka
bahan sediaan diambil pada permukaan mukosa endoserviks dan
daerah squamo-columnar junction. Dalam sesi pembelajaran ini bahan
pemeriksaan yang diajarkan adalah sekret endoservikal, yang diambil
dengan menghapus permukaan mukosa endoserviks dan daerah
squamocolumnar junction (SCJ).

Siapkan peralatan dan bahan.

Cuci tangan aseptik

Pasang sarung tangan steril.

Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke


aspekus genitalis.

Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum

Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri


pada introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum
dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang
terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.

Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat


hingga tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan
membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing
bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).

Pengambilan Sampel dan Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak
Pembuatan Pap Smear jelas (perhatikan ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina
dan forniks).

Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati


(supaya pengambilan epitel tidak terganggu).

Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan


di daerah squamo-columnair junction. Sampel diambil dengan
menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.

Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu


tebal/terlalu tipis.

Sampel segera di fiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat


menggunakan spray yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau
dengan merendam pada wadah yang mengandung etil alkohol 95%
selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian
diberi label.

Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak


bilah, kemudian keluarkan spekulum.

40
Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan
pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk
mengambil tempat duduk.

Masukkan tangan yang masih bersarung tangan ke dalam baskom


berisi larutan klorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk
membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung
tangan.

Lepaskan sarung tangan.

Menyiapkan pasien Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri,
serta tanyakan keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.

Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang


pengambilan Pap Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.

Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang Anda lakukan


serta jaminan tentang kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada
pasien atau keluarganya.

Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun


barengi dengan penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya,
misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan Pap Smear
tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.

Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas


pakaian dalam.

Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan


mengatur pasien pada posisi litotomi.

Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar

Pengiriman Spesimen Tanggal pengiriman.


Dalam melakukan pengiriman
spesimen Pap Smear, Tanggal dan jam pengambilan spesimen.
pengirim harus menuliskan
secara lengkap surat Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam
pengantar pemeriksaan medik).
laboratorium
Identitas pengirim.

Jenis spesimen: Pap Smear.

Pemeriksaan laboratorium yang diminta.

Transport media/pengawet yang digunakan: Alkohol 95%

Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan.

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)

SPO (Standart Prosedure Operating)


Keterampilan Pemeriksaan Pap Smear
Klik Link dibawah ini
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-
dan-KB-Komprehensif-1.pdf

41
3. Kanker Payudara

Klik link dibawah ini


https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf

Patologi Anatomi Tumor/ Kanker Payudara


Patologi anatomi atau kelainan anatomi payudara yang paling sering terjadi
disebabkan oleh tumor. Tumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
memiliki karakter sel yang sangat mirip dengan jaringan asalnya dan relatif tidak
berbahaya karena umumnya tumor jinak tetap dilokalisasi, tidak dapat menyebar ke
tempat lain, dan mudah untuk dilakukan pengangkatan tumor dengan pembedahan
lokal.

Tumor dikatakan ganas apabila dapat menembus dan menghancurkan struktur


yang berdekatan dan menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) dan umumnya
dapat menyebabkan kematian. Sifat ini sesuai dengan penamaannya kanker yang
berasal dari bahasa Latin yang berarti kepiting, melekat pada setiap bagian dan
mencengkeram dengan erat seperti kepiting.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)


Konsep Dasar Pemeriksaan Sadari, Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan Sadari
Sadari adalah cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin. Para wanita
disarankan untuk melakukannya sendiri karena mereka sendiri yang benar-benar
mengenal struktur payudara normalnya.
Tabel 2.3 Konsep Dasar, Cara Penggunaan Alat
dan Teknik Pemeriksaan Sadari
KETERANGAN
Pengertian Pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya pemeriksaan sendiri ini
dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali.

Tujuan Mendeteksi secara dini gejala kanker payudara secara individu


(Nurcahyo, 2010).

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker


leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/ invasif)

42
Memantau hasil terapi

Faktor- faktor yang Umur


mempengaruhi
Sosial ekonomi

Paritas

Usia wanita saat menikah

Siapa yang harus melakukan Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia
SADARI 20 tahun, dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit.

Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita yang berumur ≥20 tahun


dapat di lakukan setiap tiga bulan sekali (Saryono, 2008).

Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah


menstruasi selesai

Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita usia


20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar
kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal
yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter.

Usia 35-40 tahun melakukan mamografi.

Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli.

Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.

Jadwal pemeriksaan SADARI Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.

Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.

Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai


menstruasi.

Manfaat pemeriksaan SADARI Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.

Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.

Dapat mencegah penyakit kanker payudara.

Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.

Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara.

Tahap- tahap pemeriksaan Mulai dari posisi berdiri untuk mengetahui posisi payudara dan
SADARI perhatikan adanya rabas dari puting susu, kemudian dilanjutkan
berdiri di depan cermin sambil mengangkat kedua tangan keatas
sambil diperhatikan adanya retraksi atau tarikan pada payudara.

Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan
agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu anda dan
siku anda ke arah depan, perhatikan setiap kontur payudara anda.

Kemudian angkat tangan kiri anda gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan
anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati dan
menyeluruh.

43
Mulai pada tepi terluar, tekan bagian datar dari tangan anda dalam
lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar
payudara secara bertahap lakukan ke arah puting susu.

Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara, beri perhatian


khusus di area antara payudara dan di bawah lengan termasuk
bagian di bawah lengan itu sendiri.

Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)

Tahap- tahap

https://pitapink-ykpi.or.id/sadari-periksa-payudara-sendiri/

Klik Link dibawah ini


https://www.youtube.com/watch?v=Ou52YY-szcU&t=9s

C. Soal dan Pembahasan


Soal
1. Seorang perempuan, umur, 37 tahun, P3A0, datang ke puskesmas dengan keluhan
keputihan sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: tidak gatal dan tidak berbau,
anak terkecil usia 10 tahun, menggunakan KB Pil sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat
penyakit radang panggul (-), perdarahan pervaginam (-), keputihan (-), tumor
payudara (-). Hasil pemeriksaan: TD 130/80 mmHg, N 80x/menit, S 36.7 oC, P
20x/menit. BB 59 Kg, porsio licin warna merah muda, keputihan (+), kental, warna
putih tidak berbau.

44
Pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. VDRL
B. Usap vagina
C. Urine lengkap
D. Darah lengkap
E. Inspeksi Visual Asetat

2. Seorang perempuan, umur 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan


keputihan encer dan tidak berbau sejak 2 minggu yang lalu. Hasil anamnesis:
kemaluan tidak gatal, amenorea 2 tahun terakhir, ibu kandung meninggal karena
kanker serviks. Hasil pemeriksaan: TD 130/80 mmHg, N 84 x/menit, S 36.8°C,
abdomen tidak teraba massa dan tidak merasakan nyeri tekan.
Jenis pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Pap smear
B. Darah
C. Urin
D. IVA
E. USG

3. Seorang perempuan, umur 55 tahun, datang ke RS untuk melakukan Pap smear.


Hasil anamnesis: nyeri saat berhubungan seksual, nyeri berkemih, spotting,
keputihan banyak dan berbau. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 130/80 mmHg, N 84
x/menit, S 36.8°C, abdomen teraba massa dan nyeri tekan. Bidan melakukan fiksasi
terhadap spesimen yang berasal dari forniks posterior. Berapakah konsentrasi
larutan alkohol yang paling tepat digunakan pada kasus tersebut?
A. 75%
B. 80%
C. 85%
D. 90%
E. 95%

45
4. Seorang perempuan, umur 55 tahun, datang ke puskesmas untuk dilakukan IVA
test. Hasil anamnesis: nyeri saat berhubungan seksual, nyeri berkemih, sering
spotting dan keputihan. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 130/80 mmHg, N 84
x/menit, S 36.8°C, abdomen teraba massa dan nyeri tekan. Hasil IVA (high-Grade
Precanceraus Lesions)
Pemeriksaan lanjutan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Micro Kuret
B. Kolposkopi
C. Papsmear
D. USG
E. HSG

5. Seorang remaja perempuan, umur 17 tahun, datang ke RS dengan keluhan benjolan


dan nyeri pada payudara kiri sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: menstruasi
teratur, lama 6 hari, payudara membesar sebelum dan saat haid. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 22x/menit, S 36,4°C. Bidan
mengajarkan cara memeriksa adanya kemerahan dan bengkak dipayudara.
Langkah lanjutan apakah yang paling tepat diajarkan pada kasus tersebut?
A. Meletakkan tangan di pinggang dan periksa payudara
B. Menekan kembali payudara secara melingkar dalam posisi baring.
C. Menekan payudara dari atas ke bawah, rasakan apakah ada benjolan
D. Menekan payudara secara melingkar dan rasakan apakah ada benjolan
E. Menekan payudara kearah putting dan lihat apakah ada cairan yang keluar

Pembahasan
1. Jawaban: B (usap vagina)
Untuk memastikan kuman penyebab keputihan dapat dilakukan pemeriksaan usap
vagina. Pemeriksaan IVA, VDRL belum merupakan indikasi pemeriksaan.
Pemeriksaan Urine dan darah lengkap belum diperlukan.
2. Jawaban: D (IVA)
Pemeriksaan IVA dilakukan untuk dapat mengetahui apakah pasien mengalami
kanker serviks, mengingat usia ibu sudah 50 tahun dan riwayat ibu kandung

46
meninggal akibat kanker Serviks. Pemeriksaan urin, darah, tidak tepat dilakukan.
Pemeriksaan USG bukan kewenangannya bidan, pemeriksaan Pap Smear
merupakan pemeriksaan lanjutan setelah pemeriksaan IVA.
3. Jawaban: E (95%)
Konsentrasi larutan alkohol yang digunakan untuk memfiksasi spesimen adalah
95%.
4. Jawaban: C (Papsmear)
Papsmear adalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya dugaan CA
Serviks
5. Jawaban: A (Letakkan tangan di pinggang dan periksa payudara)
Langkah ini merupakan langkah kedua dari pemeriksan sadari.

47
KB 3
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

A. Pokok- Pokok Materi


Setelah mempelajari KB 3, Anda diharapkan dapat memahami:
1. Konsep Dasar Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB
2. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB
3. Strategi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

B. Uraian Materi

Kespro dan KB
Bab II Komunikasi, Informasi, Edukasi Dalam Kespro dan KB

Klik Link dibawah ini


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-dan-KB-Komprehensif.pdf

1. Konsep Dasar Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB


Tabel 3.1
Konsep Dasar Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

Ringkasan Konsep Dasar KIE dalam Kespro dan KB

Pengertian Kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN, 2011).

Tujuan Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

Prinsip Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah

Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya

Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari

Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu

Jenis- jenis KIE Massa, KIE Kelompok, KIE Perorangan

48
Teknik Gather, Satu Tuju

Sasaran Individu, keluarga, masyarakat

Komponen 1. Pemberi KIE/Penyuluhan (Penyuluh, Toma, Toga, atau Kader)


2. Penerima KIE/Penyuluhan (Individu, Keluarga, Masyarakat)
3. Isi KIE/Penyuluhan
4. Cara/ Metode menyampaikan KIE/Penyuluhan
5. Media penyampaian KIE/Penyuluhan
6. Hasil KIE/Penyuluhan

Bentuk KIE Tatap Muka, KIE Penyuluhan, KIE Media Massa

Media Media Komunikasi Audial, Media Komunikasi Visual, Media Komunikasi Audio-visual

Berdasar Media Meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi langsung
kan personal secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya,
penggun menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih efektif
aanya karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan
penyampaian pesan dan umpan balik.

Media Dalam saluran komunikasi non personal atau media massa


non- mempunyai karakteristik, sebagai berikut:
personal. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media
melibatkan banyak
individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
Kedua, bersifat satu arah.
Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki
kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan
kecepatan dari segi waktu. Juga, bergerak secara luas dan
simultan di mana dalam waktu bersamaan informasi yang
disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.
Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa
saja tanpa membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin,
usia, suku bangsa dan bahkan tingkat pendidikan.
Kelima, dalam penyampaian pesan media massa memakai
peralatan teknis dan mekanis.

Berdasar Media Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya


kan cetak atau mengklipingnya.
bentuk
Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar
mengerti.

Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat


karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita
yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun
cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita yang telah
disebarluaskan oleh media lainnya.

Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang


tentu saja tidak dapat didengar.

Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan


visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak


harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati
masyarakat.

49
Media Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam
elektronik menyebarkan berita ke masyarakat luas.

Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual


yang memudahkan para audiens untuk memahami berita
(khusus televisi)

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)

2. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB


Tabel 3.2
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

Ringkasan KIE dalam Kespro dan KB

Tujuh aspek Keterpaduan Kegiatan KIE dilaksanakan secara terpadu oleh semua Petugas
penting yang Kesehatan yang menangani program-program terkait
perlu
diperhatikan Contoh: pada saat seorang Bidan
dalam menghadapi Ibu Hamil, maka tidak hanya memberikan KIE tentang
melaksanaka kehamilannya saja tetapi juga memberikan KIE tentang KB dan KIE
n setiap tentang Penyakit Menular Seksual.
kegiatan KIE
Bidan harus:
a. Mengetahui, materi KIE dan pesan-pesan utama Kespro yang perlu
disampaikan, terutama pesan yang terkait erat dengan tugas pokok.
b. Mampu menyampaikan pesan-pesan pada setiap kesempatan
berhadapan dengan klien atau masyarakat, baik di dalam maupun di
luar klinik, berkoordinasi baik dengan semua petugas terkait dan
mengupayakan adanya kesepakatan/komitmen antar semua petugas
terkait untuk mendukung terlaksananya kegiatan KlE ini.
c. Berkoordinasi dalam penggunaan materi dan pesan-pesan utama
yang standar, agar kilen/ masyarakat memperoleh informasi yang
sama, dan manapun asalnya.
d. Berkoordinasi dalam memanfaatkan semua forum yang ada untuk
menyampaikan maleri KIE/pesan-pesan utama.
e. Berkoordinasj dalam mengembangkan materi dan pesan-pesan
Kespro tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan kelompok
sasaran.

Mutu Materi KIE Kesehatan Reproduksi haruslah bermutu.

Selalu didasarkan pada informasi ilmiah terbaru.

Kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Jujur serta seimbang (mencakup keuntungan & kerugian bagi sasaran.

Sesuai dengan media dan jalur yang dipergunakan untuk


menyampaikannya.

Jelas dan terarah pada Kelompok Sasaran secara tajam (lokasi, tingkat
sosial-ekonomi.

Tepat guna dan tepat sasaran Untuk itu Petugas perlu menggali
informasi yang lengkap tentang kelompok sasaran agar kegiatan KIE dan
penyampaian materi Kespro benar-benar tepat guna, tepat sasaran dan

50
mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu peningkatan pengetahuan
perubahan dan perilaku kelompok sasaran.

Media dan Kegiatan KIE Kespro dapat dilaksanakan melalui berbagai media (tatap
Jalur muka, media tertulis, elektronik, tradisional dll) dan jalur (formal,
informal, institusional, dll) sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Pemilihan media dan jalur ni dilakukan dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahan masing-masing media
dan jalur sesual dengan kondisi kelompok sasaran dan pesan yang ingin
disampaikan.
Materi dan pesan disampaikan dengan tema yang sama dan konsisten
agar tercapai sinergi.

Efektif Kegiatan KIE yang efektif akan memberi dua hasil, yaltu:
(Berorientasi 1. Penambahan pengetahuan
pada 2. Perubahan perilaku kelompok sasaran.
Penambahan Pesan-pesan KIE Kespro harus berisi informasi yang jelas tentang
Pengetahuan pengetahuan dan perilaku apa yang diharapkan akan mampu diiakukan
dan Perubahan oleh kelompok sasaran.
Perilaku
Kelompok
Sasaran)
Dilaksanakan Penyampaian materi dan pesan-pesan harus diberikan secara bertahap,
Bertahap, berulangulang dan bervariasi, sesuai dengan daya serap dan
Berulang dan kemampuan kelompok sasaran untuk melaksanakan perilaku yang
Memperhatikan diharapkan. Materi dan pesan yang bervariasi tidak membosankan,
Kepuasan sehingga penerima pesan tertarik dan senang dengan informasi yang
Sasaran diterima. Maka perlu dioiah sedemikian rupa agarakrab dengan kondisi
dan Iingkungan kelompok sasaran melaiui pemilihan bahasa, media,
jalur dan metoda yang sesual.

Menyenangkan Perkembangan terakhir dunia komunikasi menunjukkan bahwa kegiatan


KIE paling berhasil jika dilaksanakan dengan cara penyampaian yang
kreatif dan inovatif sehingga membuat kelompok sasaran merasa
senang atau terhibur. Penyampaian yang kreatif dan inovatif ini
dilakukan melalui pendekatan “pendidikan yang menghibur”
(edutainment) yang merupakan kombinasi dan education (pendidikan)
dan entertainment (hiburan) dimana kelompok sasaran diajak berfikir
melalui rangsangan rasional sehingga mendapat informasi yang
bermanfaat (sebagai hasil kegiatan pendidikan) sekaligus diberi
rangsangan emosional berupa hiburan menarik yang membuat mereka
merasa senang (terhibur). Bentuk-“edu-tainment” yang dapat dilakukan
dalam pelaksanaan KIE Kespro ini antara lain berupa donqen, humor.
lagu, drama, komik. lomba. kuis dan lain- lain.

Berkesinambu Semua kegiatan KIE tidak berhenti pada penyampaian pesan-pesan saja,
ngan akan tetapi harus diikuti dengan tindak lanjut yang berkesinambungan.
Artinya setelah kegiatan KIE dilaksanakan perlu selalu diikuti penilaian
atas proses (apakah telah dilaksanakan sesuai rencana?) dan penilaian
atas hasil (apakah pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran telah
berubah?) untuk menyiapkan kegiatan berikutnya.

Hal-hal yang Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik ramah.


harus
diperhatikan Memahami, menghargai dan menerima keadaan sasaran (status pendidikan, social
dalam ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya.
pelaksanaan
Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari.

Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki sasaran.

51
Pokok-pokok Analisis.
pengelolaan Kegiatan analisis meliputi analisis khalayak, analisis kebutuhan program, analisis isi pesan
KIE/ dan analisis potensi pendukung.
Penyuluhan
KKB Nasional Penetapan strategi.
Penetapan strategi meliputi penetapan tahapan, penetapan tujuan/sasaran/ target,
pemilihan media KIE/Penyuluhan, perumusan isi pesan dan pengaturan pendayagunaan
sumber dukungan (tenaga, dana, sarana) termasuk penyiapan sumber daya manusia.

Penyusunan isi pesan.


Penyusunan isi pesan merupakan penjabaran dari program yang ingin disampaikan dalam
bentuk tulisan, suara atau gambar yang dapat dimengerti sasaran.

Pemilihan media.
Pemilihan media harus sesuai dengan isi pesan dari program yang akan disampaikan kepada
sasaran. Contoh media untuk KIE/Penyuluhan KB bisa berupa leaflet tentang alokon, lembar
balik tentang alokon serta alat dan obat kontrasepsi.

Pelaksanaan.
Isi pesan dan media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi sasaran dan
tujuan dari KIE yang ingin dicapai. Demikian juga penentuan waktu dan tempatnya haruslah
sesuai dengan karakteristik wilayah.

Monitoring dan Evaluasi.


Monitoring dilakukan mengacu kepada rencana KIE/Penyuluhan yang telah disusun,
sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala untuk melihat proses, hasil ataupun dampak
dari KIE yang dilakukan.

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan,
Kemenkes, 2013)

3. Strategi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB


Tabel 3.3
Strategi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB

Ringkasan Strategi KIE Dalam Kespro dan KB

Upaya Komunikasi, Informasi dan Peningkatan pengetahuan


Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi
memiliki dua tujuan Perubahan perilaku kelompok sasaran tentang semua aspek Kespro.

3 strategi yang biasa digunakan Advokasi Mencari dukungan dan para pengambil keputusan
sebagai dasar melaksanakan untuk melakukan perubahan tata nilai atau peraturan
Kegiatan KIE yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan
Kespro, sehingga tujuan KIE (peningkatan
pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku) dapat
tercapai.
Kelompok sasaran untuk strategi advokasi tnt biasa
dikenal dengan istilah “kelompok sasaran tersier”.
Bentuk operasional dan strategi advokasi mi biasanya
berupa pendekatan kepada pimpinan/institusi
tertinggi setempat dengan memanfaatkan cara
komunikasi modern dan formal, misalnya Dokter
Puskesmas menghadap Bapak Camat untuk mendapat
dukungan terhadap peiayanan Kespro Remaja berupa
kesediaan Camat memberi bantuan anggaran dan
mencanangkan program “Puskesmas Peduli Remaja”.

52
Bina Membuat lingkungan sekitar bersikap positif terhadap
suasana tujuan KIE yang ingin dicapai yaitu peningkatan
pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku.
Strategi ini biasanya digunakan untuk kelompok
sasaran para pimpinan masyarakat dan/atau orang-
orang yang mempunyal pengaruh besar terhadap
pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran utama.
Kelompok sasaran untuk strategi bina suasana itu
biasa dikenal dengan istilah “kelompok sasaran
sekunder”. Bentuk operasional dan strategi ini
biasanya berupa pelatihan, sosialisasi program,
pertemuan- pertemuan, yang dapat memanfaatkan
metode komunikasi modern dan formal maupun
metode sederhana (tatap muka) dan informal,
misalnya pertemuan antara Pimpinan RS setempat
untuk menjalin kemitraan dalam meningkatkan mutu
pelayanan Kespro Esensial.

Gerakan Membuat pengetahuan kelompok sasaran utama


Masyaraka (yaitu mereka yang memiliki masalah) pengetahuan
t meningkat yang diikuti dengan perubahan perilaku
mereka sehingga dapat mengatasi masalah yang
dihadapi.
Kelompok sasaran untuk strategi Gerakan Masyarakat
ini umumnya merupakan kelompok sasaran utama
dan dikenal dengan istilah “kelompok sasaran
primer”, yaitu mereka yang pengetahuan dan
perilakunya hendak diubah. Bentuk operasional dan
strategi ini biasanya berupa tatap muka langsung,
atau penyuluhan kelompok dan lebih sering
memanfaatkan metode komunikasi yang lebih
sederhana dan informal, misalnya melakukan latihan
bagi kader-kader PKK sehingga mereka menjadi tahu
tentang Kespro atau pelayanan Kespro yang tersedia
sehingga dapat memberitahu masyarakat di
lingkungannya untuk memanfaatkan pelayanan
tersebut.
Kegiatan KIE Kespro Petugas Kesehatan pada tingkat
pelayanan kesehatan dasar adalah kelompok sasaran
primer dan sekunder. Karena itu strategi yang Iebih
tepat untuk dipilih dalam melaksanakan kegiatan KIE
Kespro di tingkat pelayanan dasar adalah strategi
Gerakan Masyarakat dan Bina Suasana.

5 aspek yang perlu diperhatikan Pesan inti yang ingin disampaikan


dalam melaksanakan strategi
Gerakan Masyarakat dan Bina Kelompok yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan tersebut
Suasana
Pengetahuan yang diharapkan diketahui oleh kelompok sasaran

Perilaku yang diharapkan ‘pesan’ diterima dan dilakukan kelompok


sasaran

Cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran


tersebut

Kegiatan operasional KIE Kespro Kegiatan KIE di dalam gedung Penyampaian pesan secara
Puskesmas atau Rumah Sakit langsung (tatap muka).

Penyampaian pesan secara tidak


langsung.

53
Kegiatan KIE di luar gedung Penyampaian pesan untuk
Puskesmas atau Rumah Sakit kelompok kecil (tatap muka).
Penyampaian pesan untuk
kelompok besar.

Langkah- langkah Analisis masalah Kespro di tingkat Puskesmas

Menetapkan sasaran Sasaran primer dan sasaran


sekunder

Menetapkan strategi Advokasi, gerakan masyarakat,


dukungan social

Menetapkan pesan pokok

Langkah- Langkah analisis masalah Mengenal masalah Kespro


Kespro di tingkat Puskesmas
Mengenal penyebab masalah Kespro

Mengenal sifatnya masalah Kespro

Mengenal epidemiologi masalah Kespro

Sasaran Individu atau kelompok yang dituju oleh program KIE Kespro.
Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
dan perilaku.
Agar lebih efektif, KIE Kesehatan Reproduksi haruslah ditujukan
kepada sasaran yang spesifik yaitu sasaran yang mempunyai ciri
yang serupa dan berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan
melalui KIE.
Sasaran yang spesifik disebut segmen sasaran dan tindakan kita
membagi-bagi sasaran menjadi segmen-segmen sasaran disebut
segmentasi sasaran.

Segmentasi Sasaran Primer, yaitu individu atau kelompok yang:


sasaran terkena masalah, diharapkan akan berperilaku seperti
yang diharapkan, akan memperoleh manfaat paling
besar dari hasil perubahan perilaku.

Sasaran sekunder, adalah individu atau kelompok


individu yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran
primer.
Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung
pesan- pesan yang disampaikan kepada sasaran
primer.

Sasaran tersier, mencakup para pengambil keputusan,


para penyandang dana dan lain-lain pihak yang
berpengaruh. Sasaran tersier juga masih bisa dibagi
lagi dalam segmen-segmen yang lebih kecil.

Pendekatan yang dapat dilakukan Pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan (Advocacy)

Dukungan lingkungan (Social support), dapat berbentuk:


1. Perilaku hidup sehat dalam Kespro dianggap sebagai bagian dari
norma masyarakat;
2. Adanya anjuran dan contoh positif dari pemuka masyarakat;
3. Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan;
4. Opini masyarakat dan anjuran media massa agar melaksanakan
perilaku hidup sehat dalam Kespro sebagai hal yang terpuji;

54
5. Kesiapan pelayanan Kespro yang bermutu dan simpatik dari
sarana sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta.

5 aspek yang perlu diperhatikan Pesan inti yang ingin disampaikan (APA).

Kelompok yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan tersebut


(SIAPA).

Pengetahuan yang diharapkan diketahui oleh kelompok sasaran

Perilaku yang diharapkan MAU diterima dan dilakukan kelompok


sasaran.

Cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran


tersebut (jalur dan media).

(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)

C. Soal dan Pembahasan


Soal
1. Seorang perempuan, umur 24 tahun, datang ke PMB untuk diskusi perencanaan
kehamilan. Hasil anamnesis: menikah 2 bulan, siklus haid 37 hari, tinggal serumah
dengan suami, berhubungan intim setiap hari. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
110/70 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36.5°C, BB 75 kg, TB 150 cm, tidak
teraba massa di abdomen.
Teknik KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Tatap muka
B. Ceramah
C. Zoom meeting
D. Whatsapp
E. Instagram

2. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G2P0A0 hamil 38 minggu, inpartu kala I di


PMB. Hasil anamnesis: riwayat melahirkan di dukun dan diberi minyak kelapa
vagina yang diyakini dapat digunakan untuk mengurut perineum sehingga
persalinan lebih cepat dan tidak ada robekan.
Materi KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Manfaat herbal dalam persalinan
B. Fisiologi persalinan dan kelahiran

55
C. Tanda- tanda bahaya
D. Pengaruh budaya
E. Mitos

3. Seorang bidan melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil, umur 24 tahun,
G1P0A0 hamil 10 minggu. Hasil anamnesis: mengeluh mual muntah di pagi hari
sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/80 mmHg, N 88
x/menit, S 36.5°C, P 20 x/menit, TFU belum teraba, HCG urin test (+).
Materi KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Nutrisi dan hidrasi
B. Tanda- tanda bahaya
C. Penggunaan obat dan herbal
D. Kehamilan dan mitos
E. Pencegahan covid- 19

4. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, hamil 39 minggu, datang ke PMB


dengan keluhan keluar darah lendir. Hasil anamnesis: mulas sejak 6 jam yang lalu,
belum keluar air, merasa tidak nyaman diperut bagian bawah. Hasil Pemeriksaan:
KU baik, TD 120/80 mmHg, S 36.6°C, N 80x/menit, P 18x/menit, kontraksi
3x/10’/45”, DJJ (+) 144x/menit, pembukaan 4 cm, ketuban positif, kepala H 3 (+).
Bidan mengajarkan Ibu teknik relaksasi.
Teknik KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Bed side teaching
B. Ceramah
C. Advokasi
D. Pemberdayaan
E. Penyuluhan

5. Seorang perempuan, umur 24 tahun, P1A0, nifas hari-1 di PMB. Hasil anamnesis:
cemas, ASI belum keluar, bayi menangis terus, tidak mau menghisap putting susu.
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/70 mmHg, S 36.8°C, N 80X/menit, P 20x/menit,
mammae lembek, kolostrum (+), TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras.

56
Strategi KIE apakah yang paling paling tepat pada kasus tersebut?
A. Konseling
B. Advokasi
C. Curah pendapat
D. Penyuluhan
E. Wawancara

Pembahasan
1. Jawaban A (Tatap muka)
Tatap muka adalah teknik yang paling tepat karena kerahasiaan klien/ pasien
perlu diperhatikan dan memberikan kesempatan kepada klien/ pasien untuk
terbuka.
2. Jawaban : B (Fisiologi persalinan dan kelahiran)
Pemahaman yang baik tentang fisiologi persalinan dan kelahiran akan
mempermudah proses persalinan dan kelahiran.
3. Jawaban: A (Nutrisi dan hidrasi)
Keluhan mual muntah pada Ibu hamil dapat diatasi dengan makan porsi kecil dan
sering. Jumlah cairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi.
4. Jawaban: A
Mengajarkan Ibu secara langsung didekat tempat tidur sangat efektif karena Ibu
dapat sambil mempraktekkannya.
5. Jawaban: A (Konseling)
Konseling adalah strategi yang terbaik untuk memberikan kesempatan
klien/pasien mengemukakan pendapat, sedangkan Bidan terbuka untuk
mendengarkan semua keluhan klien/pasien.

57
Ringkasan
1. Kespro menurut WHO (World Health Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho, 2010, p.4)
2. Prinsip dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB adalah:
a. Ketepatan pengkajian data subjektif dan objektif, karena ini menentukan apakah
akseptor memenuhi syarat menggunakan KB atau tidak.
b. Prinsip 5 benar dalam menyuntikkan obat adalah Benar Obat, Benar Pasien, Benar
Dosis, Benar Cara dan Benar Waktunya.
c. Konseling pada akseptor sebelum dan sesudah pemberian obat KB perlu dilakukan,
sehingga akseptor benar-benar paham terhadap kontrasepsi yang digunakan.
d. Waktu kunjungan ulang untuk suntik berikutnya perlu dijelaskan kepada akseptor.
3. Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan, yang dapat di sebabkan
oleh adanya penyakit dan juga kelainan. Reproduksi yang sehat dibutuhkan dalam rangka
mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasa. Salah satu cara
untuk mencegah kelainan- kelainan yang mungkin dapat mengganggu proses reproduksi
adalah dengan deteksi dini masalah kespro.
4. Proses terjadinya kanker serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia
(Rasjidi, 2010). Masuknya bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik
atau mutagen pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi
ganas. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kanker serviks adalah Pemeriksaan IVA
dan Pemeriksaan Pap Smear.
5. Kanker Payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Adapun kemungkinan
timbulnya benjolan pada payudara dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri (SADARI), yang dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Pemeriksaan
payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia 20 tahun yaitu dapat dilakukan
secara teratur sebulan sekali selama 10 menit, sedangkan pada wanita yang berumur ≥

58
20 tahun dapat di lakukan setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan payudara sendiri
sebaiknya dilakukan setelah menstruasi selesai.
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian
informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku individu, keluarga dan
masyarakat.
7. Tujuan dilaksanakannya program KIE, yaitu untuk mendorong terjadinya proses
perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik
masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap
sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
8. Dalam mempelajari Komunikasi Informasi Edukasi/Penyuluhan, maka kita harus
mengetahui pula komponen dari KIE/Penyuluhan, yaitu: Pemberi KIE/Penyuluhan
(Penyuluh, Toma, Toga, atau Kader), Penerima KIE/Penyuluhan (Individu, Keluarga,
Masyarakat), Isi KIE/Penyuluhan, Cara/Metode menyampaikan KIE/Penyuluhan, Media
penyampaian KIE/Penyuluhan dan Hasil KIE/Penyuluhan.
9. Materi dalam KIE dibagi menjadi dua yaitu materi utama dan materi penunjang.
10. Materi utama terdiri darip rinsip-prinsip dasar Kespro dan pendekatan siklus hidup,
pelayanan Kespro esensial, Kespro pada usia lanjut, hak reproduksi, kesetaraan dan
keadilan gender dalam Kespro.
11. Materi penunjang terdiri dari kekerasan pada perempuan, peran laki-laki dalam
kesehatan reproduksi, keguguran, prolaps uteri, fistula vesiko vaginal, rekto vaginal,
infertilitas dan kanker sistem reproduksi.
12. Dalam melakukan KIE/ penyuluhan Kespro ada tujuh aspek penting yang perlu
diperhatikan petugas, yaitu keterpaduan, mutu materi, media yang digunakan, efektif,
bertahap, menyenangkan dan berkesinambungan.
13. Salah satu tujuan dari kegiatan pelayanan Kespro, yaitu meningkatkan derajat Kesehatan
Reproduksi masyarakat.
14. Ada tiga strategi yang biasa digunakan sebagai dasar melaksanakan kegiatan Komunikasi
Informasi dan Edukasi yaitu advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat.

59
Daftar Pustaka

1. Baziad, A. (2002). Kontrasepsi HormonaL., Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
2. BKKBN. (2014). Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
Konseling. Jakarta: BKKBN.
3. BKKBN. (2017). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Lebih Aman dan Pasti.
Dilihat 23 April 2019 dari https://keluargaindonesia.id/infografik/metode-kontrasepsi-
jangka-panjang-mkjp-lebih-aman-dan-pasti
4. Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
5. Hariadini, AL, Wijayati, AI, Pramestutie, HR, & Ratna KI. (2017). Gambaran Kejadian Efek
Samping dan Angka Kunjungan Ulang Akseptor Kontrasepsi Oral kepada Teanaga
Kesehatan (Studi Pendahuluan Guna Pembuatan Alat Bantu Konseling Berupa Aplikasi
computer “Sukses Ber-KB” di Apotek Kota Malang. vol. 3 (1). hh. 17-23.
6. Hartanto, H (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
7. Harum Putranto, GS, Wahyuni, ES, & Dina N. (2018). Peran Laki-Laki dalam Perencanaan
Keluarga (Kasus Kampung KB Lestari Jaya, Desa Sumerjaya, Kecamatan Tambun Selata,
Kabupaten Bekasi). Dilihat 22 April 2019 dari
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92253
8. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/cara-bkkbn-cegah-kehamilan-tidak-diinginkan-di-
tengah-pandemi-covid-19-dan-cegah-odha-tertular-covid-19
9. http://kesga.kemkes.go.id/berita-lengkap.php?id=38
10. http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/ABPK%20Final.pdf
11. Indarini, N. (2016). Khawatir Pil KB bikin Rahim Kering? Simak Penjelasan Doker. Dilihat
23 April 2019 dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3196151/khawatir-pil-
kb-bikin-rahim-kering-simak-dulu-penjelasan-dokter
12. Leavell, HR dan Clark. (1965). Preventive Medicine for Doctor in His Community. New
York: McGraw-Hill Book Company.
13. Meilani, N, Setiyawati, N, Estiwidani, D & Suherni. (2012). Pelayanan Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
14. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
15. Pinem saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, Trans Info Media. Jakarta
16. Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
17. Saifuddin, AB, Affandi, B, Baharuddin, M, Soekaemi Soekir. (2006). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
18. Speroff, L & Fritz, MA. (2005). Female Infertility Clinical Gynelcologic Endocrinology &
Infertility, Lippincott Williams and Wilkins 7th Edition.
19. Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses
terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi
dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia,
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-
pdf/Rights_Based%20Family%20Planning%20Indonesia.pdf
20. Tautan: Aplikasi Buku Saku KB dibawah ini (Panduan KB)
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rohimat.bkkbn&hl=in
21. Tautan: Aplikasi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan https://drive.google.com/file/d/1TOAZa1-
JWzgBvICuhGNzuEX1Od8m3TCA/view?usp=sharing

60
22. Tautan: Aplikasi Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (KLOP) KB
https://play.google.com/store/apps/details?id=info.android.materialdesignwhoversiRel
ease&hl=in
23. Tautan: Aplikasi KLIK KB dibawah ini
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.co.klikkb
24. Tautan: SPO (Standart Prosedure Operating) Keterampilan Pemeriksaan Pap Smear
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-dan-
KB-Komprehensif-1.pdf
25. Tautan: Youtube Sadari – Kemenkes https://www.youtube.com/watch?v=Ou52YY-
szcU&t=9s
26. Tedjo, LIK. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang: Universitas Diponegoro.
27. Widyastuti, Yani. Dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya : Jakarta
28. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
29. World Health Organization. (2018). Family Planning/Contraception. Dilihat 11 April 2019
dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-contraception

61

Anda mungkin juga menyukai