2
DAFTAR ISI
Hal
COVER…………………………………………………………………………………………....………………………………….. 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………..………………………….... 3
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi …………………………………………………………………………………………….…………….. 4
B. Petunjuk Belajar ………………………..…………………………………………..,………………………………….… 5
C. Capaian Pembelajaran …………………………..……………………………..………….………………………….. 5
Ringkasan …………………………………………………………………………….…………….…………………….….….. 58
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..…..……………………………………… 60
3
PENDAHULUAN
Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara
bersama atau sendiri. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel. Berperan penting dan strategis
sebagai pendamping perempuan dalam menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
agar dapat berlangsung aman, memuaskan, anak yang dilahirkan dapat bertumbuh serta
berkembang mewujudkan generasi unggul dan berkualitas.
Memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebagai akibat dari ketimpangan gender. Oleh karena itu, Bidan
tidak hanya mampu memberikan pelayanan kebidanan namun harus mampu
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat terutama dalam peningkatan kespro
perempuan dengan tugas utama memberikan pelayanan promotive- preventif,
kolaborasi dan rujukan.
A. Deskripsi Materi
Modul ini membahas materi Kespro Perempuan dan KB, meliputi: KB 1. Pengaturan
Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi, KB 2. Deteksi Dini dan Tindakan pada
Gangguan Reproduksi serta KB 3. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro
4
dan KB. Kegiatan belajar ini akan memberikan pemahaman peserta untuk menguasai
materi dan mampu menjelaskan kepada pasien/ klien agar pasien/ klien dapat
memahami apa yang sedang dialami atau akan dialami, serta dapat memutuskan terkait
Kespro Perempuan dan KB.
B. Petunjuk Belajar
Agar memperoleh hasil yang baik, berikut beberapa petunjuk yang perlu Anda ikuti
dalam mempelajari bahan ajar ini:
1. Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara
tuntas, tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya.
2. Pahami garis besar materi-materi yang dipelajari atau dibahas secara seksama dan
apa yang akan dicapai.
3. Gunakan sumber-sumber lain yang relevan untuk menambah wawasan Anda,
menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang.
4. Yakinkan anda paham tentang isi materi yang ada di dalam modul dan dapat
mengaplikasikan sesuai dengan capaian pembelajaran.
C. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami:
1. Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi,
2. Deteksi Dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
3. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB
5
Kompetensi ini menunjang kompetensi Bidan untuk mampu memutuskan dengan tepat
dan melakukan penanganan secara cepat, sesuai dengan kewenangan.
6
KB 1
Pengaturan Kehamilan dengan Penggunaan Kontrasepsi
Widyastuti (2011) menyatakan terdapat dua faktor terjadinya menarche yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal berupa status menarche ibu, berhubungan dengan
percepatan atau perlambatan kejadian menarche yaitu status menarche ibu dengan kejadian
menarche putrinya, faktor eksternal berupa lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, keterpaparan
media masa pornografi, dan gaya hidup. Pada anak wanita yang mendapat kelainan tertentu
7
selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia lebih muda dari usia rata- rata.
Sebaliknya anak wanita yang menderita cacat mental dan monologisme akan mendapat
menarche pada usia yang lebih tua atau mengalami keterlambatan. Terjadinya penurunan usia
dalam mendapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi (Juliyatmi
dkk, 2015). Menurut Marmi (2013) usia terjadinya menarche dikategorikan menjadi : 1) Menarche
cepat : usia <11 tahun 2) Menarche normal : usia 11-13 tahun 3) Menarche lambat : usia > 13
tahun
Klik Link Aplikasi Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (KLOP) KB dibawah ini
https://play.google.com/store/apps/details?id=info.android.materialdesignwhoversiRelease&hl=in
B. Uraian Materi
Alat, Obat dan Metode Kontrasepsi
8
kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini
pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang
cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4
tahun. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi
karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi. Kontrasepsi dapat dipakai 3-
4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
3. Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun
tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di
samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi,
kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik
KB dan pil KB (Pinem, 2009).
9
Pemilihan Kontrasepsi
Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian pada ibu dan
pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan berperan sebagai
konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah di bawah ini.
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang identitas
dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilai kebutuhan dan kondisi ibu
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan
metode tertentu.
Tabel 1.1
Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaian
Urutan prioritas Fase menunda Fase menjarangkan Fase tidak hamil lagi
kehamilan kehamilan (anak < 2) (anak > 3)
1 Pil AKDR Steril
2 AKDR Suntikan AKDR
3 Kondom Minipil Implan
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)
Tanyakan status kesehatan dan kondisi medis yang dimiliki Ibu. Perhatikan persyaratan
medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu dalam tabel diatas.
Keterangan 1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang
lebih sesuai atau dapat diterima
4 = Metode tidak boleh digunakan
Beri informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan Ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-upaya
untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk
sistem rujukan).
10
Tabel 1.2
Metode Kontrasepsi dan Penjabaran
METODE KONTRASEPSI KETERANGAN
Metode Alamiah
Metode Amenorea Mekanisme:
Laktasi (MAL) Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan
ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
• Ibu belum mengalami haid lagi
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Efektivitas:
Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar. Bila dilakukan
secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah
persalinan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui dan tidak perlu biaya.
Penghalang
Kondom Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
11
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker
serviks).
Risiko bagi kesehatan:
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi lateks.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode
sementara atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat
mencegah penularan penyakit menular seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum
berhubungan seksual.
Diafragma Mekanisme:
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks sehingga sperma
tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).
Dapat pula digunakan dengan spermisida.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko kehamilan adalah 6 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan kanker serviks.
Risiko bagi kesehatan:
Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis, sindroma syok toksik.
Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan dan
dapat dipasang sebelum berhubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan
tergantung cara pemakaian.
Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi Mekanisme:
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma dan mengganggu pergerakan tuba sehingga
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker ovarium, penyakit radang panggul
simptomatik. Dapat mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi besi.
Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut
pada wajah dan tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru (sangat jarang), stroke dan
serangan jantung (amat sangat jarang).
Efek samping:*
12
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid
jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat
badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi
biasanya membaik) dan peningkatan tekanan darah.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu
bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari. *) Beberapa efek samping tidak berbahaya
dan akan menghilang setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur
13
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.
Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur,
haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat
dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Harus diminum tiap hari.
Implan Mekanisme
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput
rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di
bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko
anemia defisiesi besi.
Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak
teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan
singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana
perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri
payudara, nyeri perut dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif
mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
14
Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum pemasangan dan
AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang
panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
Efek samping:
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak,
haid tidak teratur dan nyeri haid).
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya
tambahan setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung
dipasang setelah persalinan atau keguguran.
Kontrasepsi Mantap
Tubektomi Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker
endometrium
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
15
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
Vasektomi Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko kehamilan
kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan
hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempengaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria,
ataupun maskulinitasnya.
Efek samping: Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman,
efek samping lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut
mengambil peran dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)
Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai:
• Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
• Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
• Cara mengenali efek samping/komplikasi
• Lokasi klinik (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang bila diperlukan
• Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Informasi-informasi tersebut tidak dijelaskan di dalam modul ini, namun dapat diperoleh
di Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BKKBN, 2011).
17
KONTRASEPSI PASCASALIN
Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan setelah persalian
karena tidak mengganggu proses menyusui. Berikut penjelasan mengenai pilihan
metode tersebut.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL optimal:
a. Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya sesekali diberi
1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
b. Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum dianggap haid)
c. Bayi menghisap payudara secara langsung
d. Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
e. Kolostrum diberikan kepada bayi
f. Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi membutuhkan) dan dari
kedua payudara
g. Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
h. Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka ibu perlu mengerti cara
menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif.
2. KONTRASEPSI MANTAP
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan untuk yang tidak ingin mempunyai anak
lagi. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di Tabel 1.2
18
3. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan efektif untuk ibu
yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang segera
setelah bersalin ataupun dalam jangka waktu tertentu.
Tabel 1.4
Angka Ekspulsi AKDR Berdasarkan Waktu Pemasangan
Waktu Pemasangan AKDR Definisi Angka Ekspulsi Keterangan
Pascaplasenta Dalam 10 menit setelah 9,5 – 12,5% Ideal; angka
melahirkan plasenta ekspulsi rendah
Segera Pascasalin Setelah 10 menit hingga 25-37% Masih aman
(lmmediate Postpartum) 48 jam Pascasalin
Pascasalin Tertunda (late Setelah 48 jam – 4 Tidak dianjurkan Risiko perforasi dan
Postpartum) minggu Pascasalin ekspulsi meningkat
Interval - Pascasalin Setelah 4 minggu 3-13% Aman
(Extended Postpartum) Pascasalin
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)
Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pasca plasenta) antara lain:
a. Biaya lebih efektif dan terjangkau.
b. Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan setelah
beberapa hari/minggu.
c. Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama menyusui dan
AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan ibu yang menyusui.
d. Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.
Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus diwaspadai saat
pemasangan, antara lain:
a. Dapat terjadi robekan dinding rahim .
b. Ada kemungkinan kegagalan pemasangan.
c. Kemungkinan mengalami nyeri setelah melahirkan hingga beberapa hari
kemudian.
d. Kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus kembali
jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit perut terus
menerus).
19
4. IMPLAN
a. Implan berisi progestin, dan tidak mengganggu produksi ASI.
a. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin, pemasangan implan
dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain bila menyusui penuh (full
breastfeeding).
b. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid, pemasangan dapat
dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
c. Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5 tahun
(levonogestrel).
5. SUNTIK PROGESTIN
a. Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
a. Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.
b. Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu pasca salin.
c. Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.
d. Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin, atau sudah
dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan.
e. Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3 bulan
(medroxiprogesteron asetat).
6. MINIPIL
a. Minipil berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI
b. Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan.
7. KONDOM
a. Pilihan kontrasepsi untuk pria.
b. Sebagai kontrasepsi sementara.
20
Gambar 3a. Metode
Gambar 3c. Pil Kombinasi (BPPKB Pangkep, 2014) Gambar 3d. Minipil (think stock, health.detik.com)
21
Tabel 1.5 IMPLAN
NO JENIS KETERANGAN GAMBAR SUMBER
1 Norplant Terdiri dari enam batang silastik (sciencesource.com)
lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
levonogestrel dengan lama kerja lima
tahun
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)
(Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kemenkes, 2013)
22
C. Soal dan Pembahasan
Soal
1. Seorang perempuan, umur 14 tahun, diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
belum menarche. Hasil anamnesis: bulu pubis dan buah dada belum tumbuh, jarang
bergaul, nafsu makan kurang. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 100/70 mmHg, S
36.5oC, N 80 x/menit, P 18x/menit, BB 40 kg, TB 156 cm, IMT 10.25.
Apakah penyebab terlambat haid paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Pertumbuhan payudara
B. Kelainan organ tubuh
C. Kurang nutrisi
D. Keturunan
E. Stress
3. Seorang perempuan, umur 27 tahun, P2A0, nifas hari ke-40, datang ke PMB untuk
konsultasi KB. Hasil anamnesis: belum pernah menggunakan kontrasepsi dan belum
haid. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 140/90 mmhg, N 80x/menit, P 24 x/menit, S
36.6oC, terdapat varises pada tungkai.
Metode kontrasepsi apa yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Suntikan Kombinasi
B. Pil Kombinasi
C. Implant
23
D. AKDR
E. MOW
Pembahasan
1. Jawaban: C (Kurang Nutrisi)
Anak perempuan yang kurang nutrisi akan mengalami BB yang kurang yang
menyebabkan keterlambatan menarche.
2. Jawaban: B (Pada kunjungan saat ini)
Saat ini ibu sedang haid hari ke-2, pemberian KB suntik dilakukan pada hari pertama
sampai dengan hari ke 7 siklus menstruasi.
24
3. Jawaban: D (AKDR)
Ibu dengan hipertensi dan Varices merupakan kontra indikasi pemberian
kontrasepsi hormonal (pil kombinasi, suntikan kombinasi dan Implan) dan MOW
belum merupakan indikasi, mengingat usia ibu masih <35 tahun dan memiliki anak
<4 orang.
4. Jawaban: A (Melakukan penapisan)
Sebelum melakukan pemasangan AKDR, harus dipastikan apakah pasien sudah
memenuhi persyaratan pemasangan AKDR, misalnya kondisi cerviks, kondisi
abdomen dan sebagainya.
5. Jawaban: E (MAL/Metode Amenore Laktasi)
MAL adalah metode amenore laktasi. Metode ini tidak menggunakan alat maupun
obat.
25
KB 2
Deteksi dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
B. Uraian Materi
Sebagai Acuan:
Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk
Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-
pdf/Rights_Based%20Family%20Planning%20Indonesia.pdf
26
1. Konsep Deteksi dini dan Tindakan pada Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi wanita yang menjadi penyebab kematian wanita, salah satunya
adalah kanker, baik kanker leher rahim maupun kanker payudara. Selain kedua kanker
tersebut, gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi,
kanker genitalia, endometriosis, infeksi vagina dan sebagainya.
Gangguan reproduksi tersebut dapat terjadi karena keturunan/ genetik, infeksi, virus
dan sebagainya. Kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita antara lain sebagai
berikut.
▪ Gangguan menstruasi.
Gangguan menstruasi dapat berupa disminorhe (sakit pada saat menstruasi),
gangguan pada lama dan banyaknya menstruasi seperti amenorhe yang terdiri
dari amenorhe primer dan sekunder. Amenore primer merupakan kelainan tidak
terjadi menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual sekunder. Amenore sekunder adalah kelainan berupa tidak menstruasi
selama 3 sampai 6 bulan atau lebih pada seorang wanita yang telah mengalami
siklus menstruasi.
▪ Endometriosis.
Endometriosis merupakan kelainan yang ditandai dengan adanya jaringan
endometrium diluar rahim.
▪ Kanker organ reproduksi, merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal.
▪ Kelainan bentuk dan ukuran yang didapat secara kongenital.
▪ Infeksi organ genetalia interna dan eksterna.
27
a. Anatomi Alat Reproduksi Perempuan
Secara anatomi alat reproduksi perempuan terdiri dari :
1) Alat reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi
klitoris dan lubang vagina.
2) Alat reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).
Labia mayora merupakan pembungkus dan pelindung dari labia minora dan
vestibula. Dibagian ujung depan dari vestibula terdapat klitoris yang terdiri atas
batang pendek yang menyokong sebuah gland atau kepala, yang bundar dan
ditutupi oleh tudung kulit kecil yang disebut preputium. Selama proses
perangsangan seksual, klitoris, vagina dan labia minora dipenuhi dengan darah
dan membesar. Sebagian besar dari tubuh klitoris terdiri dari jaringan erektil.
Klitoris merupakan salah satu titik paling sensitif dalam perangsangan seksual
dan diperkaya oleh saraf. Selama proses perangsangan seksual, kelenjar
Bartholin yang terletak dilubang vagina, mensekresikan mukus ke dalam
vestibula yang menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan
kelamin.
28
Gambar 2b. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan
Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks utama yaitu ; estrogen. Ovulasi
terjadi apabila sel telur yang matang didorong keluar dari folikel, sedangkan sisa
jaringan folikel akan berkembang di dalam ovarium membentuk massa yang padat yang
disebut korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan
progesteron yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama kehamilan.
29
Apabila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan selama siklus berikutnya.
Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama
kehamilan untuk menampung fetus dengan bobot 4 kg. Lapisan bagian dalam
uterus yang disebut endometrium dialiri oleh pembuluh darah yang sangat
banyak.
b. Anatomi Payudara
Struktur Anatomi Payudara.
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.
30
Gambar 2c. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan
Struktur Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1) Korpus, yaitu bagian yang membesar.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15- 20 lobus pada
tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran
yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran- saluran terdapat otot polos yang
bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
31
disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah bentukan seperti kantung-kantung
yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk mengalirkan air susu ke puting
susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju bagian gelap yang
melingkar di sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan
air susu (ampullae) sebelum keluar ke permukaan.
Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama.
Bentuk payudara mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah
menstruasi pertamakali. Hamil dan menyusui akan menyebabkan payudara
bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah menopause.
32
2) Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi
bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram.
Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa
mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara
menjadi kendur, terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan
payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki
riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
3) Usia 40-an
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar
penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur.
Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat
kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa
menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
4) Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi
selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan
semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara
menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause.
2. Kanker Servik
Kanker serviks merupakan kanker mulut rahim yang disebabkan oleh virus
Human Papilloma Virus (HPV). Sekitar 26.169 perempuan di Indonesia yang terkena
kanker serviks. Kanker ini merupakan penyebab kematian perempuan No.1 di
Indonesia. Sampai saat ini, metode yang sering digunakan untuk mendeteksi
terjadinya kanker serviks yakni dengan melakukan pap smear. Tetapi, ada metode
selain pap smear yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks.
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau yang lebih dikenal dengan IVA. Pemeriksaan
IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari pap smear karena biaya murah,
praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dengan peralatan sederhana.
33
a. Metode Inspeksi Visual Asetat (IVA)
Konsep Dasar Pemeriksaan IVA, Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan IVA
IVA merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker servik sedini mungkin.
IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) setelah servik dipoles dengan larutan Asam Asetat 3%- 5%.
Indikasi Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20
tahun.
34
Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya.
Siapa yang harus melakukan Wanita yang telah melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun.
Pemeriksaan IVA ?
Mereka yang memiliki banyak pasangan dan saling bergonta-ganti
dalam melakukan hubungan seks.
35
Persiapan Klien telah diberikan penjelasan tentang prosedur
Klien pemeriksaan IVA.
Handscoon
Cara membuat larutan asam Bahan Asam cuka 25% (yang tersedia di pasaran)
asetat
Aqua
Langkah- Langkah Persetujuan Perkenalkan diri anda sebagai petugas yang akan
Pemeriksaan IVA tindakan melakukan tindakan.
36
Spekulum cocor bebek
Handscoon.
Kunci speculum.
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)
37
b. Metode Pap Smear
Konsep Dasar Pemeriksaan Pap Smear, Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan
Pap Smear
Pap smear merupakan suatu cara deteksi dini kanker serviks sederhana yang paling
populer dan merupakan standar pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks.
Meskipun cara ini cukup sederhana, di negara berkembang pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya masih banyak kendala untuk bisa melakukan pemeriksaan ini.
Kesadaran/ pengetahuan wanita yang masih rendah tentang deteksi dini, keadaan
sosial, ekonomi dan pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya kanker
serviks. Hal ini merupakan masalah yang sulit di negara kita, apalagi ditambah kultur
yang mempersulit untuk bisa melakukan pemeriksaan serviks. Sebagian besar penderita
baru memeriksakan diri bila sudah ada rasa nyeri atau perdarahan yang cukup banyak,
yang tentunya sudah ada pada stadium lanjut.
Mendiagnosis peradangan
Paritas
38
Wanita yang dianjurkan tes Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah
atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual
atau pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin.
Pap tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.
Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan
bahwa wanita risiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear.
Syarat pengambilan bahan Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.
Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
Pengelompokkan Pap Smear Kelas I Pada kelas I identik dengan normal smear,
pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
Spekulum/Ccor bebek
39
Bahan pemeriksaan Bahan pemeriksaan Pap smear terdiri atas sekret vagina, sekret
servikal (ektoserviks), sekret endoservikal (endoserviks), secret
endometrial dan forniks posterior.
Setiap sekret mempunyai manfaat penggunaan yang khas, di mana
untuk pemeriksaan tertentu sediaan Pap Smear yang dibaca harus
berasal dan lokasi tertentu pula.
Misalnya untuk memeriksa interpretasi hormonal maka bahan sediaan
yang diperiksa haruslah berasal dan dinding lateral vagina sepertiga
bagian atas karena bagian tersebut paling sensitif terhadap pengaruh
hormon. Begitu pula untuk deteksi dini kanker leher rahim maka
bahan sediaan diambil pada permukaan mukosa endoserviks dan
daerah squamo-columnar junction. Dalam sesi pembelajaran ini bahan
pemeriksaan yang diajarkan adalah sekret endoservikal, yang diambil
dengan menghapus permukaan mukosa endoserviks dan daerah
squamocolumnar junction (SCJ).
Pengambilan Sampel dan Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak
Pembuatan Pap Smear jelas (perhatikan ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina
dan forniks).
40
Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan
pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk
mengambil tempat duduk.
Menyiapkan pasien Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri,
serta tanyakan keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)
41
3. Kanker Payudara
Mendiagnosis peradangan
42
Memantau hasil terapi
Paritas
Siapa yang harus melakukan Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia
SADARI 20 tahun, dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit.
Jadwal pemeriksaan SADARI Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.
Manfaat pemeriksaan SADARI Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.
Tahap- tahap pemeriksaan Mulai dari posisi berdiri untuk mengetahui posisi payudara dan
SADARI perhatikan adanya rabas dari puting susu, kemudian dilanjutkan
berdiri di depan cermin sambil mengangkat kedua tangan keatas
sambil diperhatikan adanya retraksi atau tarikan pada payudara.
Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan
agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu anda dan
siku anda ke arah depan, perhatikan setiap kontur payudara anda.
Kemudian angkat tangan kiri anda gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan
anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati dan
menyeluruh.
43
Mulai pada tepi terluar, tekan bagian datar dari tangan anda dalam
lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar
payudara secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar
Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)
Tahap- tahap
https://pitapink-ykpi.or.id/sadari-periksa-payudara-sendiri/
44
Pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. VDRL
B. Usap vagina
C. Urine lengkap
D. Darah lengkap
E. Inspeksi Visual Asetat
45
4. Seorang perempuan, umur 55 tahun, datang ke puskesmas untuk dilakukan IVA
test. Hasil anamnesis: nyeri saat berhubungan seksual, nyeri berkemih, sering
spotting dan keputihan. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 130/80 mmHg, N 84
x/menit, S 36.8°C, abdomen teraba massa dan nyeri tekan. Hasil IVA (high-Grade
Precanceraus Lesions)
Pemeriksaan lanjutan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Micro Kuret
B. Kolposkopi
C. Papsmear
D. USG
E. HSG
Pembahasan
1. Jawaban: B (usap vagina)
Untuk memastikan kuman penyebab keputihan dapat dilakukan pemeriksaan usap
vagina. Pemeriksaan IVA, VDRL belum merupakan indikasi pemeriksaan.
Pemeriksaan Urine dan darah lengkap belum diperlukan.
2. Jawaban: D (IVA)
Pemeriksaan IVA dilakukan untuk dapat mengetahui apakah pasien mengalami
kanker serviks, mengingat usia ibu sudah 50 tahun dan riwayat ibu kandung
46
meninggal akibat kanker Serviks. Pemeriksaan urin, darah, tidak tepat dilakukan.
Pemeriksaan USG bukan kewenangannya bidan, pemeriksaan Pap Smear
merupakan pemeriksaan lanjutan setelah pemeriksaan IVA.
3. Jawaban: E (95%)
Konsentrasi larutan alkohol yang digunakan untuk memfiksasi spesimen adalah
95%.
4. Jawaban: C (Papsmear)
Papsmear adalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya dugaan CA
Serviks
5. Jawaban: A (Letakkan tangan di pinggang dan periksa payudara)
Langkah ini merupakan langkah kedua dari pemeriksan sadari.
47
KB 3
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dalam Kespro dan KB
B. Uraian Materi
Kespro dan KB
Bab II Komunikasi, Informasi, Edukasi Dalam Kespro dan KB
Pengertian Kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN, 2011).
Tujuan Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu
48
Teknik Gather, Satu Tuju
Media Media Komunikasi Audial, Media Komunikasi Visual, Media Komunikasi Audio-visual
Berdasar Media Meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi langsung
kan personal secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya,
penggun menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih efektif
aanya karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan
penyampaian pesan dan umpan balik.
49
Media Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam
elektronik menyebarkan berita ke masyarakat luas.
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)
Tujuh aspek Keterpaduan Kegiatan KIE dilaksanakan secara terpadu oleh semua Petugas
penting yang Kesehatan yang menangani program-program terkait
perlu
diperhatikan Contoh: pada saat seorang Bidan
dalam menghadapi Ibu Hamil, maka tidak hanya memberikan KIE tentang
melaksanaka kehamilannya saja tetapi juga memberikan KIE tentang KB dan KIE
n setiap tentang Penyakit Menular Seksual.
kegiatan KIE
Bidan harus:
a. Mengetahui, materi KIE dan pesan-pesan utama Kespro yang perlu
disampaikan, terutama pesan yang terkait erat dengan tugas pokok.
b. Mampu menyampaikan pesan-pesan pada setiap kesempatan
berhadapan dengan klien atau masyarakat, baik di dalam maupun di
luar klinik, berkoordinasi baik dengan semua petugas terkait dan
mengupayakan adanya kesepakatan/komitmen antar semua petugas
terkait untuk mendukung terlaksananya kegiatan KlE ini.
c. Berkoordinasi dalam penggunaan materi dan pesan-pesan utama
yang standar, agar kilen/ masyarakat memperoleh informasi yang
sama, dan manapun asalnya.
d. Berkoordinasi dalam memanfaatkan semua forum yang ada untuk
menyampaikan maleri KIE/pesan-pesan utama.
e. Berkoordinasj dalam mengembangkan materi dan pesan-pesan
Kespro tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan kelompok
sasaran.
Jelas dan terarah pada Kelompok Sasaran secara tajam (lokasi, tingkat
sosial-ekonomi.
Tepat guna dan tepat sasaran Untuk itu Petugas perlu menggali
informasi yang lengkap tentang kelompok sasaran agar kegiatan KIE dan
penyampaian materi Kespro benar-benar tepat guna, tepat sasaran dan
50
mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu peningkatan pengetahuan
perubahan dan perilaku kelompok sasaran.
Media dan Kegiatan KIE Kespro dapat dilaksanakan melalui berbagai media (tatap
Jalur muka, media tertulis, elektronik, tradisional dll) dan jalur (formal,
informal, institusional, dll) sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Pemilihan media dan jalur ni dilakukan dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahan masing-masing media
dan jalur sesual dengan kondisi kelompok sasaran dan pesan yang ingin
disampaikan.
Materi dan pesan disampaikan dengan tema yang sama dan konsisten
agar tercapai sinergi.
Efektif Kegiatan KIE yang efektif akan memberi dua hasil, yaltu:
(Berorientasi 1. Penambahan pengetahuan
pada 2. Perubahan perilaku kelompok sasaran.
Penambahan Pesan-pesan KIE Kespro harus berisi informasi yang jelas tentang
Pengetahuan pengetahuan dan perilaku apa yang diharapkan akan mampu diiakukan
dan Perubahan oleh kelompok sasaran.
Perilaku
Kelompok
Sasaran)
Dilaksanakan Penyampaian materi dan pesan-pesan harus diberikan secara bertahap,
Bertahap, berulangulang dan bervariasi, sesuai dengan daya serap dan
Berulang dan kemampuan kelompok sasaran untuk melaksanakan perilaku yang
Memperhatikan diharapkan. Materi dan pesan yang bervariasi tidak membosankan,
Kepuasan sehingga penerima pesan tertarik dan senang dengan informasi yang
Sasaran diterima. Maka perlu dioiah sedemikian rupa agarakrab dengan kondisi
dan Iingkungan kelompok sasaran melaiui pemilihan bahasa, media,
jalur dan metoda yang sesual.
Berkesinambu Semua kegiatan KIE tidak berhenti pada penyampaian pesan-pesan saja,
ngan akan tetapi harus diikuti dengan tindak lanjut yang berkesinambungan.
Artinya setelah kegiatan KIE dilaksanakan perlu selalu diikuti penilaian
atas proses (apakah telah dilaksanakan sesuai rencana?) dan penilaian
atas hasil (apakah pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran telah
berubah?) untuk menyiapkan kegiatan berikutnya.
Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari.
Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki sasaran.
51
Pokok-pokok Analisis.
pengelolaan Kegiatan analisis meliputi analisis khalayak, analisis kebutuhan program, analisis isi pesan
KIE/ dan analisis potensi pendukung.
Penyuluhan
KKB Nasional Penetapan strategi.
Penetapan strategi meliputi penetapan tahapan, penetapan tujuan/sasaran/ target,
pemilihan media KIE/Penyuluhan, perumusan isi pesan dan pengaturan pendayagunaan
sumber dukungan (tenaga, dana, sarana) termasuk penyiapan sumber daya manusia.
Pemilihan media.
Pemilihan media harus sesuai dengan isi pesan dari program yang akan disampaikan kepada
sasaran. Contoh media untuk KIE/Penyuluhan KB bisa berupa leaflet tentang alokon, lembar
balik tentang alokon serta alat dan obat kontrasepsi.
Pelaksanaan.
Isi pesan dan media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi sasaran dan
tujuan dari KIE yang ingin dicapai. Demikian juga penentuan waktu dan tempatnya haruslah
sesuai dengan karakteristik wilayah.
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan,
Kemenkes, 2013)
3 strategi yang biasa digunakan Advokasi Mencari dukungan dan para pengambil keputusan
sebagai dasar melaksanakan untuk melakukan perubahan tata nilai atau peraturan
Kegiatan KIE yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan
Kespro, sehingga tujuan KIE (peningkatan
pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku) dapat
tercapai.
Kelompok sasaran untuk strategi advokasi tnt biasa
dikenal dengan istilah “kelompok sasaran tersier”.
Bentuk operasional dan strategi advokasi mi biasanya
berupa pendekatan kepada pimpinan/institusi
tertinggi setempat dengan memanfaatkan cara
komunikasi modern dan formal, misalnya Dokter
Puskesmas menghadap Bapak Camat untuk mendapat
dukungan terhadap peiayanan Kespro Remaja berupa
kesediaan Camat memberi bantuan anggaran dan
mencanangkan program “Puskesmas Peduli Remaja”.
52
Bina Membuat lingkungan sekitar bersikap positif terhadap
suasana tujuan KIE yang ingin dicapai yaitu peningkatan
pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku.
Strategi ini biasanya digunakan untuk kelompok
sasaran para pimpinan masyarakat dan/atau orang-
orang yang mempunyal pengaruh besar terhadap
pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran utama.
Kelompok sasaran untuk strategi bina suasana itu
biasa dikenal dengan istilah “kelompok sasaran
sekunder”. Bentuk operasional dan strategi ini
biasanya berupa pelatihan, sosialisasi program,
pertemuan- pertemuan, yang dapat memanfaatkan
metode komunikasi modern dan formal maupun
metode sederhana (tatap muka) dan informal,
misalnya pertemuan antara Pimpinan RS setempat
untuk menjalin kemitraan dalam meningkatkan mutu
pelayanan Kespro Esensial.
Kegiatan operasional KIE Kespro Kegiatan KIE di dalam gedung Penyampaian pesan secara
Puskesmas atau Rumah Sakit langsung (tatap muka).
53
Kegiatan KIE di luar gedung Penyampaian pesan untuk
Puskesmas atau Rumah Sakit kelompok kecil (tatap muka).
Penyampaian pesan untuk
kelompok besar.
Sasaran Individu atau kelompok yang dituju oleh program KIE Kespro.
Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
dan perilaku.
Agar lebih efektif, KIE Kesehatan Reproduksi haruslah ditujukan
kepada sasaran yang spesifik yaitu sasaran yang mempunyai ciri
yang serupa dan berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan
melalui KIE.
Sasaran yang spesifik disebut segmen sasaran dan tindakan kita
membagi-bagi sasaran menjadi segmen-segmen sasaran disebut
segmentasi sasaran.
Pendekatan yang dapat dilakukan Pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan (Advocacy)
54
5. Kesiapan pelayanan Kespro yang bermutu dan simpatik dari
sarana sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta.
5 aspek yang perlu diperhatikan Pesan inti yang ingin disampaikan (APA).
(Sumber: Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan, Kemenkes, 2013)
55
C. Tanda- tanda bahaya
D. Pengaruh budaya
E. Mitos
3. Seorang bidan melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil, umur 24 tahun,
G1P0A0 hamil 10 minggu. Hasil anamnesis: mengeluh mual muntah di pagi hari
sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/80 mmHg, N 88
x/menit, S 36.5°C, P 20 x/menit, TFU belum teraba, HCG urin test (+).
Materi KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Nutrisi dan hidrasi
B. Tanda- tanda bahaya
C. Penggunaan obat dan herbal
D. Kehamilan dan mitos
E. Pencegahan covid- 19
5. Seorang perempuan, umur 24 tahun, P1A0, nifas hari-1 di PMB. Hasil anamnesis:
cemas, ASI belum keluar, bayi menangis terus, tidak mau menghisap putting susu.
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/70 mmHg, S 36.8°C, N 80X/menit, P 20x/menit,
mammae lembek, kolostrum (+), TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras.
56
Strategi KIE apakah yang paling paling tepat pada kasus tersebut?
A. Konseling
B. Advokasi
C. Curah pendapat
D. Penyuluhan
E. Wawancara
Pembahasan
1. Jawaban A (Tatap muka)
Tatap muka adalah teknik yang paling tepat karena kerahasiaan klien/ pasien
perlu diperhatikan dan memberikan kesempatan kepada klien/ pasien untuk
terbuka.
2. Jawaban : B (Fisiologi persalinan dan kelahiran)
Pemahaman yang baik tentang fisiologi persalinan dan kelahiran akan
mempermudah proses persalinan dan kelahiran.
3. Jawaban: A (Nutrisi dan hidrasi)
Keluhan mual muntah pada Ibu hamil dapat diatasi dengan makan porsi kecil dan
sering. Jumlah cairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi.
4. Jawaban: A
Mengajarkan Ibu secara langsung didekat tempat tidur sangat efektif karena Ibu
dapat sambil mempraktekkannya.
5. Jawaban: A (Konseling)
Konseling adalah strategi yang terbaik untuk memberikan kesempatan
klien/pasien mengemukakan pendapat, sedangkan Bidan terbuka untuk
mendengarkan semua keluhan klien/pasien.
57
Ringkasan
1. Kespro menurut WHO (World Health Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho, 2010, p.4)
2. Prinsip dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB adalah:
a. Ketepatan pengkajian data subjektif dan objektif, karena ini menentukan apakah
akseptor memenuhi syarat menggunakan KB atau tidak.
b. Prinsip 5 benar dalam menyuntikkan obat adalah Benar Obat, Benar Pasien, Benar
Dosis, Benar Cara dan Benar Waktunya.
c. Konseling pada akseptor sebelum dan sesudah pemberian obat KB perlu dilakukan,
sehingga akseptor benar-benar paham terhadap kontrasepsi yang digunakan.
d. Waktu kunjungan ulang untuk suntik berikutnya perlu dijelaskan kepada akseptor.
3. Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan, yang dapat di sebabkan
oleh adanya penyakit dan juga kelainan. Reproduksi yang sehat dibutuhkan dalam rangka
mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasa. Salah satu cara
untuk mencegah kelainan- kelainan yang mungkin dapat mengganggu proses reproduksi
adalah dengan deteksi dini masalah kespro.
4. Proses terjadinya kanker serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia
(Rasjidi, 2010). Masuknya bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik
atau mutagen pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi
ganas. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kanker serviks adalah Pemeriksaan IVA
dan Pemeriksaan Pap Smear.
5. Kanker Payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Adapun kemungkinan
timbulnya benjolan pada payudara dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri (SADARI), yang dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Pemeriksaan
payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia 20 tahun yaitu dapat dilakukan
secara teratur sebulan sekali selama 10 menit, sedangkan pada wanita yang berumur ≥
58
20 tahun dapat di lakukan setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan payudara sendiri
sebaiknya dilakukan setelah menstruasi selesai.
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian
informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku individu, keluarga dan
masyarakat.
7. Tujuan dilaksanakannya program KIE, yaitu untuk mendorong terjadinya proses
perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik
masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap
sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
8. Dalam mempelajari Komunikasi Informasi Edukasi/Penyuluhan, maka kita harus
mengetahui pula komponen dari KIE/Penyuluhan, yaitu: Pemberi KIE/Penyuluhan
(Penyuluh, Toma, Toga, atau Kader), Penerima KIE/Penyuluhan (Individu, Keluarga,
Masyarakat), Isi KIE/Penyuluhan, Cara/Metode menyampaikan KIE/Penyuluhan, Media
penyampaian KIE/Penyuluhan dan Hasil KIE/Penyuluhan.
9. Materi dalam KIE dibagi menjadi dua yaitu materi utama dan materi penunjang.
10. Materi utama terdiri darip rinsip-prinsip dasar Kespro dan pendekatan siklus hidup,
pelayanan Kespro esensial, Kespro pada usia lanjut, hak reproduksi, kesetaraan dan
keadilan gender dalam Kespro.
11. Materi penunjang terdiri dari kekerasan pada perempuan, peran laki-laki dalam
kesehatan reproduksi, keguguran, prolaps uteri, fistula vesiko vaginal, rekto vaginal,
infertilitas dan kanker sistem reproduksi.
12. Dalam melakukan KIE/ penyuluhan Kespro ada tujuh aspek penting yang perlu
diperhatikan petugas, yaitu keterpaduan, mutu materi, media yang digunakan, efektif,
bertahap, menyenangkan dan berkesinambungan.
13. Salah satu tujuan dari kegiatan pelayanan Kespro, yaitu meningkatkan derajat Kesehatan
Reproduksi masyarakat.
14. Ada tiga strategi yang biasa digunakan sebagai dasar melaksanakan kegiatan Komunikasi
Informasi dan Edukasi yaitu advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat.
59
Daftar Pustaka
60
22. Tautan: Aplikasi Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (KLOP) KB
https://play.google.com/store/apps/details?id=info.android.materialdesignwhoversiRel
ease&hl=in
23. Tautan: Aplikasi KLIK KB dibawah ini
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.co.klikkb
24. Tautan: SPO (Standart Prosedure Operating) Keterampilan Pemeriksaan Pap Smear
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-dan-
KB-Komprehensif-1.pdf
25. Tautan: Youtube Sadari – Kemenkes https://www.youtube.com/watch?v=Ou52YY-
szcU&t=9s
26. Tedjo, LIK. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang: Universitas Diponegoro.
27. Widyastuti, Yani. Dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya : Jakarta
28. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
29. World Health Organization. (2018). Family Planning/Contraception. Dilihat 11 April 2019
dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-contraception
61