Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN


KEBIDAN
Tentang
Pengembangan Komptensi dan Profesionalisme Kebidanan

DI SUSUN OLEH

EKA SANTINI (113418001 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIkes) HAMZAR

PRODI SI KEBIDANAN

TP 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis diberi
kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Pengembangan Komptensi dan Profesionalisme
Kebidanan” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen dan
Kepemimpinan dalam pelayan kebidan , Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis

01 Agustus 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi bidan?


2. Apa saja dimensi pada kompetensi asuhan kebidanan?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep kompetensi bidan?
4. Apa saja standar kompetensi bidan?
5. Apa hubungan standar kompetensi bidan dengan wewenang bidan?
6. Fakta-fakta standar kompetensi bidan apa saja yang ditemukan di lahan praktek?
7. Apa yang dimaksud dengan praktek kebidanan?
8. .Apa yang dimaksud dengan profesional?
9. Apa saja ciri-ciri jabatan profesional?
10. Apakah bidan merupakan jabatan profesional?
11. Apa saja kewajiban bidan terhadap profesinya?
12. Apa fungsi dari organisasi profesi?

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesian Demographic and Health Survey (2013) mengungkapkan bahwa
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup,
sedangkan dunia memproyeksikan target penekanan AKI menjadi 102/100.000
kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan merupakan mitra
perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI
dan AKB, terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak
mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang
merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa. Pelayanan kebidanan
mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mempromosikan kesehatan perempuan,
terutama membantu perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar
perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood)
dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. & Picombe, J.,
1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara mandiri juga bekerja
sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam mengupayakan
pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara paripurna dan berkesinambungan.
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan
akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman
aspek-aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan.
Asuhan kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan
terkini, sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas yang
dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil
keputusan untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya
sejalan dengan perkembangan obstetrik, namun masing – masing mempunyai lingkup
praktik tersendiri. Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti
perkembangan di era ini. Oleh karena itu bidan harus berpartisipasi mengembangkan diri
mengikuti permainan global. Partisipasi ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan organisasi profesi. Profesionalisme
berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja apapun sering
dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang
pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.

B. Rumusan Masalah

a). Apa yang dimaksud dengan kompetensi bidan?


b). Apa saja dimensi pada kompetensi asuhan kebidanan?
c). Apa yang dimaksud dengan konsep kompetensi bidan?
d). Apa saja standar kompetensi bidan?
e). Apa hubungan standar kompetensi bidan dengan wewenang bidan?
f).Fakta-fakta standar kompetensi bidan apa saja yang ditemukan di lahan praktek?
g).Apa yang dimaksud dengan praktek kebidanan?
h).Apa yang dimaksud dengan profesional?
i).Apa saja ciri-ciri jabatan profesional?
j).Apakah bidan merupakan jabatan profesional?
k).Apa saja kewajiban bidan terhadap profesinya?
l)Apa fungsi dari organisasi profesi?

C. Tujuan

a) Untuk mengetahui definisi kompetensi bidan

b) Untuk mengetahui dimensi kompetensi asuhan kebidanan

c) Untuk mengetahui konsep kompetensi bidan

d) Untuk mengetahui standar kompetensi bidan

e) Untuk mengetahui hubungan standar kompetensi bidan dengan wewenang bidan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kompetensi Bidan


Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM)yang dianut dan
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan
Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut
secara berkala direview dalam pertemuan Internasional/Kongres ICM. Definisi terakhir
disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia
ditetapkan sebagai berikut yaitu bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan.
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas
kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki indivindu sebagai
syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan
criteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan
bertanggung jawab sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat (Elfindri,2011 dan PP IBI, 2004).
Menurut (Sujianti, 2009 dan Mufdlilah, 2009) kompetensi bidan adalah kemampuan dan
karakteristik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki
oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan bertanggung
jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar kompetensi adalah rumusan
suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Standar kompetensi bidan adalah rumusan suatu kemampuan bidan yang
dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menurut Hasibuan (2000) dan Wibowo (2008), faktor yang mempengaruhi kompetensi
seseorang yaitu pendidikan, keyakinan, keterampilan, pengalaman, karakteristik pibadi,
motivasi dan isue emosional. Pendapat Siagian, (2000) dan Gibson (1997) hal yang
berperan mempengaruhi kompetensi adalah pendidikan, minat, motivasi dan
social ekonomi, masa kerja.
Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu:
1. Kompetensi inti atau dasar: kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.
2. Kompetensi tambahan atau lanjutan: pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukungtugas bidan dalam memenuhi
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.
B. Lima Dimensi Kompetensi Asuhan Kebidanan,5 dimensi kompetensi asuhan kebidanan:
1. Task Skill
Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan fisik ibu hamil.
2. Task Management Skill
Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal &kegawatdaruratan dengan
intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat
3. Contingency Management Skill
mampu memimpin persalinan dalam kondisi bersih,aman & menangani situasi
kegawatdaruratan bersama tim kebidanan.
4. Job/Role Environment Skill
menangani K3. keadaan diruang bersalin pasca persalinan ibu,agar tetap bersih dan
tidak membahayakan dirinya& rekan sekerja.
5. Transfer Skills
memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu & anak.
C. Konsep Kompetensi Bidan
Konsep standar kompetensi bidan yang disusun berdasarkan pada kesepakatan bersama
dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, Kolegium Bidan Indonesia, Praktisi bidan,
Kementerian Kesehatan, Kementrian Pendidikan Nasional, pihak penyelenggara
pendidikan dan perempuan sebagai penerima Layanan. Kesepakatan ini selanjutnya
akan disahkan oleh PP-IBI bersama Kolegium Bidan Indonesia. Standar
Kompetensi disusun melalui pengorganisasian kompetensi berdasarkan pendekatan
yang bersifat umum ke yang bersifat khusus/ spesifik yaitu profil, kompetensi utama,
kompetensi penunjang dan kriteria kinerja
D. Standar Kompetensi Bidan Berdasarkan Kepmenkes 900 tahun 2002 tentang
registrasi dan praktik bidan dan memperhatikan draft ke VI kompetensi inti bidan
yang disusun oleh ICM Februari 1999,
kompetensi bidan sebagai berikut:
1. Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif
pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun). Maksudnya ialah bidan tidak hanya
menangani dan memberi asuhan kepada bayi yang baru lahir tetapi juga terhadap bayi
dan balita seperti dalam hal menangani panyakit atau kelainan pada saat masa
pertumbuhan bayi dan anak.
a. Pengetahuan Dasar
1) Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi: angka kesakitan, angka
kematian, penyebab kesakitan dan kematian.
2) Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak.
3) Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
4) Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
5) Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak. Prinsip-prinsip komunikasi pada
bayi dan anak.
6) Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
7)Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya pemberian immunisasi.
8) Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal seperti: gumoh/regurgitasi,
diaper rash, dll serta penatalaksanaannya.
9) Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.
10) Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
11) Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan luar rumah
serta upaya pencegahannya.
12) Kegawat daruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
Kompetensi ke-8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
Maksudnya ialah bidan juga memberikan asuhan kesehatan terhadap
keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan kebudayaan yang ada di daerah
setempat dengan cara memberi penyuluhan kepada suatu kelompok atau masyarakat
setempat.
a. Pengetahuan Dasar
1) Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
2) Masalah kebidanan komunitas.
3) Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dari masyarakat.
4) Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
5) Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.

E. Hubungan antara Standar Kompetensi Bidan dengan Wewenang Bidan


1. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bulan-5 tahun). Kompetensi ini terdapat pada keterkaitan dengan wewenang
bidan yakni seorang bidan memberikan asuhan yang komprehensif pada bayi baru
lahir dan komprehensif pada bayi umur 1 bulan sampai dengan lima tahun.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat.
Kompetensi ini tidak ada kaitannya dengan wewenang bidan karena didalam
wewenang bidan hanya berisikan tentang pelayanan kebiidanan, pelayanan keluarga
berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak ada keterkaitannya dengan
budaya yang ada di daerah setempat dan juga hanya berisikan masalah ibu dan bayi.
3. Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi.
Kompetensi ini ada kaitannya dengan wewenang bidan yakni dimana seorang bidan
melaksanakan asuhan kebidanan yang terbaik yakni mulai dari awal keluhan yang
dialami wanita/ibu mengenai alat reproduksi sampai dengan wanita/ibu
merasakan solusi untuk menanganinya dan juga bidan menjadi konsultan
untuk wanita/ibu dengan gangguan reproduksi.
F. Fakta tentang Standar Kompetensi Bidan di Lahan Praktek
 Standar Kompetensi 7
a. Teori: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi dan
balita sehat (1 bulan-5 tahun).
b. Fakta: Fakta dilahan praktek masih banyak bidan yang tidak melengkapi pengisian
buku KMS sehingga orang tua tidak bisa memantau perkembangan bayinya.
 Standar Kompetensi 8
a. Teori: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
b. Fakta: Fakta di lahan bidan belum banyak aktif di masyarakat misalnya dalam
kegiatan yang telah diprogramkan Pemerintah seperti dalam posyandu lansia.
 Standar Kompetensi 9
a. Teori: Melaksanakan asuhan kebidanan pada perempuan/ ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
b. Fakta: Fakta di lahan bidan belum banyak aktif dalam pemberian pendidikan
kesehatan reproduksi dini kepada remaja.
G. Pengertian praktek Kebidanan
Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya,
masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam
hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya. Praktek kebidanan berdasarkan
prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan
pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari
pengalaman reproduksinya. Praktek kebidanan bertujuan menurunkan/menekan
mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,
medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan
janin/bayinya. Lingkup praktik bervariasi, berdasarkan:
1. Pedoman nasional & regional.
2. Kode praktik professional.
3. Praktik-praktik & keyakinan cultural.
4. Mutu pendidikan & pelatihan kebidanan.
5.Kerjasama dari komunitas medis.
6. Lingkup praktik kebidanan
H. Profesional
Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya. Pengertian jabatan
profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi
lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung
dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai warisan
orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan dari
seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam
unjuk kerja yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan
masalah-masalah teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional
dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan
filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni,1980).
I. Ciri-ciri Jabatan Profesional
Ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut:
1.Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai
dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke
spesialisasi).
2. Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara
secara efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya terstandar.
3.Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini
mendorong pekeria profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan
(menyempurnakan) diri serta karyanya orang tersebut secara nyata mencintai profesinya
dan memiliki endos yg tinggi
.

J. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung
jawab sosial pekerja professional tersebut. Persyaratan umum jabatan profesional sebagai
berikut:
1.Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga professional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5.Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
6.Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur.
7.Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8.Memiliki etika profesi.
9.Memiliki standar pelayanan.
10.Memiliki praktek.
11.Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi
sesuaidengan kebutuhan pelayanan.
12.Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.
Bidan Merupakan Jabatan Profesional Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka bidan
telah memiliki persyaratan dari bidan sebagai jabatan professional, yaitu:
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga professional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5. Memiliki peran dan fungsi yang jelas.
6. Memiliki peran dan fungsi yang jelas.
7. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur.
8. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
9. Memiliki kode etik kebidanan.
10. Memiliki standar pelayanan.
11.Memiliki standar praktek.
12.Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai
kebutuhan pelayanan.
13. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan
merupakan jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Jabatan struktural.
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi.
2.Jabatan fungsional.
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang
vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang vital dalam
kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks
ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah
wajar jika bidan mendapatkan tunjangan fungsional.Bidan sebagai profesi memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a) Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat.
b) Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang
ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan.
c) Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
d) Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang
belaku.
e) Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
f) Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
g) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.

K. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya


1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada
masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog
L. Fungsi Organisasi Profesi
Sesuai dengan peran itu maka organisasi profesi mempunyai fungsi antara lain:
1. Bidang pendidikan: menetapkan standar pendidikan dan pendidikan
berkelanjutan (continuing education).
2. Bidang pelayanan: menetapkan standar profesi, ijin praktik. registrasi anggota
serta menyusun dan memberlakukan kode etik profesi.
3. Bidang IPTEK: merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset dan
perkembangan
IPTEK dalam profesi tersebut..
4. Bidang kehidupan profesi: membina operasionalisasi organisasi profesi.
Membina kerjasama dengan pemerintah. masyarakat. Profesi lain bahkan dengan
organisasi profesi sejenis dinegara lain, serta mengupayakan kesejahteraan
anggotanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 9 standar kompetensi bidan tetapi dimakalh ini hanya ada 7, 8, 9 standar kompetensi
bidan asuhan pada bayi dan balita, kebidanan komunitas dan asuhan pada ibu/wanita
dengan gangguan reproduksi. Fakta di lahan praktek terjadi banyak kesenjangan antara
teori dengan kenyataan. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat
dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Praktek Kebidanan adalah asuhan
yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses
reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek
kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk
keluarga dan komunitasnya.
B. Saran
Sebaiknya bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kompetensi dan
standar pelayanan bidan. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahannya baik dari segi isi maupun teknis penulisannya.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan dalam penulisan makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak, terutama mata kuliah etikolegal.
DAFTAR PUSTAKA

http://kompetensibidandanpraktekprofesional.blogspot.com/
http://intanman.blogspot.com/2015/03/standar-kompetensi-bidan.html

Anda mungkin juga menyukai