Anda di halaman 1dari 71

1

DAFTAR ISI

Halaman
COVER....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
A. Deskripsi Materi......................................................................................... 3
B. Petunjuk Belajar......................................................................................... 4
C. Capaian Pembelajaran ............................................................................... 4

KB-1 TUMBUH KEMBANG BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH


A. Pokok-Pokok Materi .................................................................................. 5
B. Uraian Materi ............................................................................................ 5
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 15

KB-2 BUKU KIA


A. Pokok-Pokok Materi .................................................................................. 18
B. Uraian Materi ............................................................................................ 18
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 23

KB-3 POLA NUTRISI


A. Pokok-pokok Materi .................................................................................. 25
B. Uraian Materi ............................................................................................ 25
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 46

KB-4 SUPLEMENTASI VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA


A. Pokok-pokok Materi .................................................................................. 52
B. Uraian Materi ............................................................................................ 52
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 52

KB-5 PENCATATAN DAN PELAPORAN PWS KIA


A. Pokok-pokok Materi .................................................................................. 53
B. Uraian Materi ............................................................................................ 53
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 57

KB 6: DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN MASALAH PADA BAYI DAN BALITA... 61


A. Pokok-pokok Materi .................................................................................. 61
B. Uraian Materi ............................................................................................ 61
C. Soal dan Pembahasan ............................................................................... 67

RINGKASAN............................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

2
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah


Penurunan angka kematian bayi dan balita (AKB & AKABA) merupakan
tantangan dunia terutama negera berkembang seperti Indonesia. Indonesia
masih memiliki AKB & AKABA yang tinggi di dunia. Diilustrasikan bahwa dalam
setiap 3 menit terdapat 1 balita meninggal di Indonesia. Data Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan angka kematian bayi 24
kematian per 1000 kelahiran hidup dan AKABA 32 per 1000 kelahiran hidup.
Angka ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan data SDKI tahun 2012
dimana terdapat AKB 32 kematian dan AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Namun tren penurunan ini masih perlu
mendapatkan perhatian serius dari semua pihak untuk mencapai target
Sustainable Development Goals pada tahun 2030.

Faktor penyebab kematian bayi dan balita harus menjadi fokus dalam
pelayanan kebidanan pada bayi dan balita. Salah satu upaya pemerintah untuk
penurunan AKB & AKABA yaitu dengan menyiapkan kompetensi sumber daya
manusia, salah satunya adalah bidan. Kompetensi bidan sebagai ujung tombak
pelaksana kegiatan kesehatan ibu dan anak di masyarakat sangat utama dan
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam penurunan AKB &
AKABA di Indonesia. Gambaran diatas menunjukkan perlunya kesiapan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu dan profesional di
masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi bidan dalam memahami materi
kebidanan pada bayi, balita dan anak prasekolah yang nantinya dapat
diimplementasikan pada pelayanan kebidanan di masyarakat.

3
Materi yang dijelaskan dalam modul ini meliputi :
1. Tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah
2. Buku KIA Tahun 2020
3. Pola nutrisi
4. Suplementasi Vit A pada bayi dan balita
5. Pencatatan dan pelaporan PWS KIA
6. Deteksi dini komplikasi dan masalah pada bayi dan balita.

B. Petunjuk Belajar
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut
beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda
memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
2. Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas secara
seksama apa yang akan dicapai.
3. 3Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan
dalam modul ini masih dianggap kurang.
4. Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen

C. Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami materi
kebidanan pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
1. Mampu memahami tumbuh kembang bayi (28 hari – 1 tahun), balita, dan
anak prasekolah sehat
2. Mampu memahami buku KIA tahun 2020
3. Mampu memahami pola nutrisi
4. Mampu memahami suplementasi vitamin A pada bayi dan balita

4
5. Mampu memahani pencatatan dan pelaporan PWS KIA
6. Mampu memahami deteksi dini komplikasi dan masalah pada bayi dan balita

Kegiatan Belajar (KB) 1.


Tumbuh Kembang Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

A. Pokok-Pokok Materi
Setelah mempelajari KB I, Anda diharapkan dapat memahami tentang
Tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah. Secara khusus anda
diharapkan dapat menjelaskan tentang (1) definisi stimulasi tumbuh kembang (2)
capaian tumbuh kembang normal pada masa bayi, balita dan anak prasekolah
sesuai periode umurnya (3) prinsip dasar dalam melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak (4) kemampuan dasar anak (5) stimulasi tumbuh kembang anak
(6) deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan (7) skrining
pemerikasaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP).
Pernahkah Anda melakukan stimulasi tumbuh kembang? Bagaimana capaian
tumbuh kembang normal pada masa bayi, balita dan anak prasekolah?
Bagaimana stimulasi tumbuh kembang anak? Atau anda pernah mendengar orang
tua mengeluh tentang masalah tumbuh kembang? Barangkali bisa menjelaskan,
sekarang tuliskan penjelasan singkat tentang stimulasi tumbuh kembang bayi,
balita dan anak prasekolah yang Anda temui. Bagaimana, apakah Anda sudah
selesai menuliskannya, jika sudah sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian
berikut ini.

B. Uraian Materi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

5
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

1. Definisi Stimulasi tumbuh kembang


Stimulasi tumbuh kembang adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).

2. Capaian tumbuh kembang normal pada masa bayi, balita dan anak
prasekolah sesuai periode umurnya:
a. Masa bayi (1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat cepat.
Umur 5 bulan berat badan bayi 2x berat badan lahir dan umur 1 tahun
sudah 3x berat badan saat lahir. Sedangkan untuk panjang badannya
pada 1 tahun sudah satu setengah kali panjang badan saat lahir.
Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama,
pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%.
b. Masa anak balita (12-59 bulan)
Pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan daripada masa bayi tetapi
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Masa anak prasekolah (60-72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah.

6
7
8
3. Prinsip dasar dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak:
a. stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang
b. selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya
c. berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak
d. lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
e. lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak
f. gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar
anak
g. berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
h. anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

4. Kemampuan dasar anak


Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah:
a. Kemampuan gerak kasar. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan
sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dsb.
Contoh alat permainan: sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik
atau didorong

9
b. Kemampuan gerak halus. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis dsb. Contoh alat permainan: gunting, pensil,
bola, balok, lilin.
c. Kemampuan bicara dan bahasa. Kemampuan bicara dan bahasa adalah
aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dsb. Contoh alat permainan: puzzle, lego, buku bergambar dsb.
d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Sosialisasi dan kemandirian
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan
ibu/pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dsb.
Contoh alat permainan: kotak pasir, congklak gelas/piring plastik dsb.

5. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh:


a. Ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak
b. Pengganti ibu/ pengasuh anak
c. Anggota keluarga lain
d. Kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan
dalam kehidupan sehari-hari

10
6. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining
Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak Prasekolah

11
7. Skrining pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP)
a. Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan
b. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas
PAUD terlatih jadwal skrining/pemeriksaan KSP rutin adalah: setiap 3 bulan
pada anak < 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24 – 72 bulan
(umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan).

12
c. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan
dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya.

8. Alat/instrumen yang digunakan adalah:


a. Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9 – 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
b. Alat bantu pemeriksaan berupa (lihat KPSP setiap periode 3 bulan): pensil,
kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5
– 1 cm

9. Cara menggunakan KPSP:


a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak
d. KPSP terdiri 2 macam pertanyaan yaitu
1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: Dapatkah
bayi makan kue sendiri?
2) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh: ‘Pada posisi bayi anda telentang,
tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke
posisi duduk’.
e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.

13
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

10. Interpretasi hasil KPSP


a. Hitunglah berapa jumlah jawaban YA
1) Jawaban YA, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
2) Jawaban TIDAK, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu
b. Jumlah jawaban YA = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
c. Jumlah jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
d. Jumlah jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
e. Untuk jawaban TIDAK, perlu dirinci jumlah jawaban TIDAK menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).

11. Intervensi hasil KPSP


a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
1) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
2) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak
4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72

14
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak
b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin
2) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan
lakukan pengobatan
4) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak
5) Jika hasil KPSP ulang jawaban YA tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P)
c. Bila tahapan perembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan
berikut: merujuk ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

Untuk materi terkait, peserta dapat melihat Materi Tumbuh Kembang Bayi,
Balita dan Anak pra-sekolah pada tautan video berikut:

https://youtu.be/8FuO_PbJc2g

https://youtu.be/TnWjAElipjI

https://youtu.be/wMfjqsenjA0

15
C. Latihan Soal
1. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke PMB untuk
timbang. Hasil anamnesis: BBL 3000 g, PB 48 cm, ASI eksklusif selama 6 bulan.
Saat ini bayi sudah mendapatkan makanan pendamping ASI. Hasil
pemeriksaan: KU baik, FJ 110x/menit, S 36,8 0C, P 46x/menit.
Berapakah perkiraan berat badan yang tepat pada kasus tersebut?
A. 4 kg
B. 5 kg
C. 6 kg
D. 9 kg
E. 12 kg

2. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke PMB untuk


pemeriksaan tumbuh kembang. Hasil anamnesis: lahir normal, BBL 3100 g,
PB 50 cm. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 115x/menit, S 36,8 C, P 38x/menit,
BB 9,5 kg, PB 75 cm.
Tahapan tumbuh kembang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Mencorat coret pensil pada kertas
B. Bertepuk tangan, melambai-lambai
C. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
D. Menggelindingkan bola kearah sasaran
E. Dapat berjalan dengan dituntun

3. Seorang bayi perempuan, umur 2 bulan, dibawa ibunya ke PMB untuk


imunisasi. Hasil anamnesis: lahir normal, BBL 3100 g, PB 50 cm. Hasil
pemeriksaan: KU baik, FJ 115x/menit, S 36,8 C, P 38x/menit.
Tahapan perkembangan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Mengangkat kepala setinggi 450
B. Mengangkat kepala setinggi 900
C. Berbalik dari telungkup keterlentang

16
D. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
E. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

4. Seorang bayi perempuan, dibawa ibunya ke PMB untuk pemeriksaan tumbuh


kembang. Hasil anamnesis: lahir normal, BBL 3300 g, PB 49 cm. Hasil
pemeriksaan: KU baik, FJ 112x/menit, S 36,7C, P 40x/menit, bayi sudah dapat
berdiri tanpa pegangan dan berjalan 5 langkah.
Berapakah perkiraan usia yang tepat pada kasus tersebut?
A. 9 bulan
B. 12 bulan
C. 15 bulan
D. 18 bulan
E. 21 bulan

5. Seorang bayi perempuan, umur 21 bulan dibawa ibunya ke PMB untuk


pemeriksaan tumbuh kembang. Hasil anamnesis: lahir normal, BBL 3300 g,
PB 49 cm. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 112x/menit, S 36,9C, P 49x/menit,
skrining menggunakan KPSP Meragukan (M).
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Melakukan rujukan ke Puskesmas
B. Menjadwalkan kunjungan ulang 3 bulan lagi
C. Memberi KIE stimulasi tumbuh kembang pada Ibu
D. Menyarankan memasukkan anak ke PAUD
E. Melanjutkan pola asuh

Pembahasan
1. D. 9 Kg
Karena dalam berat badan normal bayi usia 1 tahun adalah 3 kali berat saat
berat lahir. Berat saat lahir 3000gr x 3 = 9000 gr = 9 Kg.

17
2. E. Dapat berjalan dengan di tuntun
Karena pada masa bayi usia 1-12 bulan normalnya bayi dapat melakukan
diantaranya dapat berjalan dengan dituntun
3. A. Mengangkat kepala setinggi 450
Karena pada masa bayi usia 0-3 bulan normalnya bayi dapat melakukan
diantaranya Mengangkat kepala setinggi 450
4. B. 12 bulan
Karena jadwal skrining/pemeriksaan KSP rutin adalah: setiap 3 bulan pada anak <
24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24 – 72 bulan, diantaranya yaitu saat
umur 12 bulan.
5. C. Memberi KIE stimulasi tumbuh kembang pada ibu
Karena jika perkembangan anak meragukan (M), maka tindakan yang dilakukan
yaitu memberi petunjuk pada Ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering yang dapat dilakukan sementara di rumah agar anak
terstimulasi dan berkembang sesuai dengan umurnya.

Kegiatan Belajar (KB) 2: Buku KIA

A. Pokok-Pokok Materi
Selamat Anda telah mempelajari materi tumbuh kembang bayi, balita dan anak
prasekolah di Topik 1. Pada bahan ajar berikut ini Anda juga akan mempelajari
tentang Buku KIA, yaitu (1) pencatatan yang harus diisi oleh tenaga kesehatan
pada buku KIA untuk bagian kesehatan anak. (2). Informasi untuk ibu tentang
pentingnya ASI bagi bayi dan ibu. (3). Cara memerah dan menyimpan ASI. (4).
Tahapan pemberian MP-ASI pada anak. Ketika Anda bertemu dengan ibu bayi
dan balita, apakah yang Anda pikirkan pada kebutuhan bayi dan balitanya? Kita
dapat memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi dan ibu,
termasuk bagaimana cara menyusui yang benar. Bagaimana cara memerah dan
menyimpan ASI yang benar termasuk tahapan pemberian MP-ASI pada anak?

18
Dapatkah Anda menjelaskan, bila ya, coba jelaskan secara singkat tentang hal
tersebut.

B. Uraian Materi
Didalam Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
ibu dan bagian anak (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a; Kementerian
Kesehatan RI, 2020).
1. Pencatatan yang harus diisi oleh tenaga kesehatan pada buku KIA untuk bagian
kesehatan anak meliputi:
a. Catatan tentang Isian identitas anak, pelayanan kesehatan anak yang sudah
diterima, lembar pengesahan keterangan lahir, riwayat kelahiran, pelayanan
kesehatan neonatus, pelayanan imunisasi, pelayanan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), kurva pertumbuhan, grafik
berat badan menurut umur anak perempuan dan laki laki 0 – 5 tahun, grafik
panjang badan/ tinggi badan menurut umur anak perempuan dan anak laki
laki umur 0 – 5 tahun, grafik lingkar kepala, grafik IMT menurut umur,
pemberian makan bayi dan anak (PMBA), Vitamin A, Obat cacing, ringkasan
pelayanan MTBS, ringkasan pelayanan dokter, rujukan.
b. Informasi tentang bayi baru lahir, pola asuh, neonatus, kondisi balita, KMS,
gizi anak 0 – 24 bulan, kelas ibu balita, perawatan bayi/anak balita, gizi dan
perawatan anak 2 – 5 tahun, kesehatan lingkungan, keselamatan
lingkungan, perlindungan anak, anak dengan disabilitas, perawatan anak
sakit, kesiapsiagaan situasi bencana, catatan.

2. Informasi untuk ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi dan ibu
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi karena
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun
hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. ASI memberikan manfaat untuk

19
ibu dan bayi. Manfaat untuk bayi salah satunya karena adanya zat protektif
dalam ASI sehingga bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit. Zat protektif yang
terdapat pada ASI meliputi lactobacillus bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen
C3 dan C4, kolostrum mengandung Immunoglobulin (IgA), imunitas seluler,
tidak menimbulkan alergi, mempunyai efek psikologis yang menguntungkan,
mengupayakan pertumbuhan yang baik, mengurangi kejadian dentis dan
maloklusi (Setiyani, A; Sukesi; Esyuananik, 2016a).

Gambar Cara menyusui yang benar

20
3. Cara memerah dan menyimpan ASI

Bayi disusui secara on demand – jadwal karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat, ASI dalam lambungnya akan kosong dalam

21
waktu 2 jam dan bayi akan mempunyai pola tertentu dalam menyusui setelah 1 –
2 minggu kemudian.

Kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan bisa terpenuhi dari ASI saja. Susu
formula bisa diberikan karena alasan medis. ASI sebaiknya terus diberikan sampai
anak usia 2 tahun, namun pada saat bayi usia 6 bulan haus mulai diberikan
makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan
tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang
diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

4. Tahapan pemberian MP-ASI pada anak

Dalam website IDAI, Indonesia telah mengadopsi “Global strategy for infant and
young child feeding 2003” dengan mencanangkan strategi nasional pemberian
makanan bayi dan anak (PMBA). PMBA juga direkomendasikan pada beberapa
keadaan khusus seperti HIV, situasi sulit dan darurat. WHO mengajukan kriteria
AFASS untuk pemberian PASI pada bayi yang lahir pada ibu penderita HIV positif,
yaitu (IDAI, 2013):
a. Acceptable (diterima)
Ibu tidak mempunyai hambatan sosial budaya untuk memilih makanan
alternatif atau tidak ada rasa takut akan stigma dan diskriminasi.

22
b. Feasible (terlaksanakan)
Ibu atau keluarga punya cukup waktu, pengetahuan, ketrampilan dan
lainnya untuk menyiapkan dan memberikan makan pada bayinya. Ibu
mendapat dukungan bila ada tekanan keluarga, masyarakat dan sosial.
c. Affordable (terjangkau)
Ibu dan keluarga mampu melakukan pembelian, pembuatan, dan
penyiapan makanan pilihan, termasuk bahan makanan, bahan bakar dan
air bersih. Tidak menggunakan dana untuk kesehatan dan gizi keluarga.
d. Sustainable (bersinambungan)
Makanan pengganti yang diberikan kepada bayi harus setiap hari dan
atau malam (tiap 3 jam) dan dalam bentuk segar. Distribusi makanan
tersebut harus berkelanjutan sepanjang bayi membutuhkan.
e. Safe (aman, bersih berkualitas)
Makanan pengganti harus disimpan secara benar, hygienis dengan
kuantitas nutrisi yang adekuat.

Secara umum, pemberian makanan pada bayi yang berasal dari ibu
penderita HIV positif dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bila ibu memilih tetap memberikan ASI, maka ASI diberikan hanya
selama 6 bulan dan kemudian dihentikan. ASI diperah dan dihangatkan
56C selama 30 menit.
b. Bila ibu memilih untuk memberikan susu formula, maka susu formula
harus diberikan dengan memenuhi 5 kriteria AFASS
c. Tidak boleh memberikan ASI secara bersamaan dengan susu formula

Untuk materi terkait, peserta dapat melihat Materi Buku KIA berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=Jrcg-1sPIxI

https://youtu.be/dITlCzvF_J0

23
C. Latihan Soal
1. Seorang bayi perempuan baru saja dilahirkan 7 jam yang lalu di PMB. Hasil
anamnesis: anak pertama, cukup bulan, menangis kuat, ibu masih lelah
belum mau menyusu bayinya. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 110x/menit, S
36,8C, P 49x/menit, BB 2800 g, PB 49 cm.
KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. ASI pada bayi 0-6 bulan secara on demand
B. Perawatan tali pusat
C. Makanan pendamping ASI
D. Tumbuh kembang bayi
E. Jadwal imunisasi

2. Seorang bayi perempuan dilahirkan 3 hari yang lalu di PMB. Hasil anamnesis:
anak pertama, cukup bulan, menangis kuat, ibu ingin memberikan susu
formula kepada bayinya karena ASI sedikit. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ
112x/menit, S 36,9C, P 49x/menit, BB 3000 g, PB 48 cm.
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Mengompres payudara dengan air hangat
B. Menganjurkan Ibu untuk menyusui sesering mungkin
C. Memberikan nutrisi tinggi protein
D. Melakukan breast care
E. Melakukan konseling

3. Seorang perempuan datang ke PMB untuk konsultasi tentang pemberian


ASI. Hasil anamnesis: Ibu akan segera bekerja, berencana tetap memberikan
ASI, dan akan menyimpan ASI perahnya dalam kulkas 2 pintu. Ibu masih
bingung mencari wadah yang digunakan untuk menyimpan ASI.
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan ibu menggunakan botol kaca
B. Menjelaskan tentang memerah susu

24
C. Memfasilitasi alat pemompa
D. Mengajarkan cara pemberian minum
E. Menjelaskan perawatan alat minum

4. Seorang bayi perempuan baru saja dilahirkan 3 jam yang lalu di PMB. Hasil
anamnesis: anak pertama, cukup bulan, menangis kuat, ibu bingung
memposisikan bayi menyusu. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 116x/menit, S
36,7C, P 50x/menit.
KIE apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Cara memperbanyak ASI
B. Manajemen laktasi
C. Cara menyusui yang benar
D. Waktu pemberian makanan pendamping ASI
E. Lama masa penyimpanan ASI

Pembahasan
1. A. Pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan secara on demand
Karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat, ASI dalam
lambungnya akan kosong dalam waktu 2 jam dan bayi akan mempunyai pola
tertentu dalam menyusui setelah 1 – 2 minggu kemudian.
2. B. Menganjurkan Ibu untuk menyusui sesering mungkin
ASI adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi karena mengandung
semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
serta baik untuk terjadinya involusi uteri.
3. A. Menganjurkan ibu menggunakan botol kaca
Karena ASI jika disimpan dalam kulkas 2 pintu dengan suhu -18 sampai -20
derajat celcius akan bertahan 3-6 bulan.
4. C. Cara menyusui yang benar
Karena asuhan pada ibu setelah melahirkan yaitu salah satunya memberikan
KIE cara menyusui yang benar.

25
Kegiatan Belajar (KB) 3: Pola Nutrisi

A. Pokok-Pokok Materi
Selanjutnya Kegiatan Belajar 3 ini, Anda akan belajar tentang Pola Nutrisi pada
bayi dan balita termasuk tentang Imunisasi.

B. Uraian Materi
1. Nutrisi pada bayi dan pemberian makanan tambahan
Nutrisi merupakan hal penting bagi pertumbuhan dan perkembangan.
Nutrisi pada anak diberikan secara seimbang dengan kandungan zat
esensial yang dibutuhkan anak sesuai tingkat usia. Nutrisi bayi berusia 0 – 6
bulan cukup terpenuhi dari ASI saja. Pada bayi usia 6 bulan seterusnya,
pemberian ASI diteruskan sampai usia 24 bulan disertai pemberian
makanan tambahan sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Setiyani, A;
Sukesi; Esyuananik, 2016).

26
2. Imunisasi
Selain pemberian nutrisi, imunisasi penting diberikan kepada bayi, balita dan anak
prasekolah untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu
dengan tujuan menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Anak diimunisasi berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

27
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin adalah antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi
tertentu (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014).

3. Jadwal pemberian imunisasi dasar (Peraturan Menteri Kesehatan, 2017).

28
4. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak bawah dua tahun (Peraturan Menteri
Kesehatan, 2017).

5. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar (Peraturan Menteri
Kesehatan, 2017).

29
6. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) (Kementerian
Kesehatan RI & Gavi, 2014).

30
31
7. Sistem kekebalan tubuh
Imunologi adalah ilmu yang sangat kompleks mempelajari tentang sistem
kekebalan tubuh. Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan
dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Sistem
kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang bertujuan
utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus
atau bakteri yang hidup atau yang sudah diinaktifkan. Jenis kekebalan
terbagi menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif (Kementerian
Kesehatan RI & Gavi, 2014).

32
Skema sistem kekebalan (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014).

8. Klasifikasi Vaksin(Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014).

33
9. Penggolongan vaksin (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014).

10. Jenis imunisasi dasar dan termasuk kontraindikasi (Kementerian Kesehatan


RI & Gavi, 2014):

34
35
36
37
11. Pengelolaan Vaksin
a. Cara penyimpanan vaksin

38
b. Suhu penyimpanan vaksin

c. Yang harus diperhatikan dalam pemakaian vaksin


Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program imunisasi
adalah rantai dingin penyimpanan vaksin. Vaksin adalah produk biologis
yang harus disimpan pada suhu dingin agar potensi vaksin tidak
mengalami penurunan pada saat digunakan. Vaccine Vial Monitor
(VVM) adalah alat pemantau paparan suhu panas yang berfungsi untuk
memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam
penyimpan (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014). VVM berupa label
bergambar yang dilekatkan pada botol vaksin untuk mencatat paparan
panas kumulatif yang berlebihan. Pengaruh gabungan dari waktu dan
suhu menyebabkan monitor berubah warna secara berangsur-angsur
dan tidak akan berubah lagi pada suhu tinggi.

Simbol VVM dalam kemasan vaksin Hepatitis B

39
Alat pemantau vaksin (VVM) yang menunjukkan kondisi yang berbeda
Selain itu masa kadaluwarsa vaksin. Apabila kondisi vaksin sama, maka
digunakan vaksin yang lebih pendek masa kadaluwarsanya (Early
Expire First Out/EEFO).

d. Sebelum pelaksanaan imunisasi (Kementerian Kesehatan RI & Gavi,


2014):
1) Memeriksa label vaksin dan pelarut
2) Memeriksa tanggal kadaluwarsa
3) Memeriksa VVM
4) Jangan gunakan jika vaksin tanpa label, kadaluwarsa dan dengan
status VVM telah C atau D.

40
e. Menyiapkan vaksin yang akan digunakan untuk imunisasi –
melarutkan vaksin dengan pelarut

Proses pemberian imunisasi harus memperhatikan (Peraturan Menteri


Kesehatan, 2017):
f. Keamanan, mutu dan khasiat vaksin yang digunakan
g. Penyuntikan yang aman (safety injection) agar tidak terjadi penularan
penyakit terhadap tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan
imunisasi dan masyarakat serta menghindari terjadinya kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI).

12. Penyuntikan yang aman (safety injection) (Kementerian Kesehatan RI &


Gavi, 2014):
a. Menggunakan alat suntik Auto-Disable (AD) – alat suntik yang setelah
satu kali digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat
digunakan lagi.
b. Cara penggunaan alat suntik Prefilled injection Device (PID) – jenis alat
suntik yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin
dosis tunggal dari pabriknya.
c. Syringe sekali buang (disposible)

41
13. Uji Kocok (Shake test)(Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014):
Pembekuan merusak potensi vaksin dari DT, TT, Hepatitis B dan DPT/HB.
Apabila dicurigai bahwa vaksin pernah beku, perlu dilakukan uji kocok
(shake test) untuk menentukan apakah vaksin tersebut layak dipakai atau
tidak.

14. Vaksin yang telah digunakan


a. Menangani sisa vaksin – vaksin yang sudah dibuka masih dapat
digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) vaksin tidak melewati tanggal kadaluwarsa
2) tetap disimpan dalam suhu +2 C s.d 8C
3) kemasan vaksin tidak pernah tercampur/terendam dengan air
4) VVM masih berada pada kondisi A atau B
5) Pada label agar ditulis tanggal dan jam saat pertama kali
dipakai/dibuka.

b. Membuang alat-alat suntik bekas


1) alat suntik bekas harus dibuang ke dalam kotak pengamanan (safety
box) tanpa menutup kembali (no recapping)
2) Kotak pengaman hanya boleh diisi ¾ bagian
3) Kotak pengaman harus ditutup dan disimpan di tempat yang aman
sampai dimusnahkan.

42
4) Vial/ampul bekas serta sampah lainnya, sebaiknya dibuang
ditempat yang terpisah.
5) Hasil imunisasi setiap bulan dilaporkan ke Puskesmas tempat UPS
berada.

15. Pengelolaan limbah imunisasi (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014):


a. Pengelolaan limbah medis infeksius tajam

43
b. Limbah infeksius non-tajam
Pemusnahan limbah farmasi (sisa vaksin) dapat dilakukan dengan cairan
vaksin tersebut didesinfeksi terlebih dahulu dalam killing tank (tangki
desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang terlibat dalam
produksi.
c. Pengelolaan limbah non-infeksius
Limbah non-infeksius seperti kertas dan kardus dimasukkan kedalam
kantong plastik berwarna hitam dan dapat disalurkan ke pemanfaat
atau dibuang ke tempat pembuangan akhir

44
16. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) (Kementerian Kesehatan RI & Gavi,
2014):
KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa
reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur,
koinsiden atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. KIPI serius
merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang
menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang
menetap atau signifikan dan kematian serta menimbulkan keresahan di
masyarakat (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014).

C. Latihan Soal
1. Bayi perempuan, umur 6,5 bulan dibawa ibunya ke PMB. Hasil anamnesis:
bayi hanya diberikan ASI saja. Ibu berencana ingin memberikan Makanan
Pendamping ASI. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 120x/menit, S 36,8C, P
52x/menit.
Jenis makanan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Bubur susu
B. Nasi lembek
C. Bubur ayam
D. Tepung jagung
E. Biskuit crakers

2. Anak laki-laki, umur 1,5 tahun dibawa ibunya ke PMB untuk konsultasi
tentang kecukupan nutrisi. Hasil anamnesis: anak masih minum ASI dan
makan makanan keluarga. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 122x/menit, S
36,9C, P 52x/menit.
Berapakah kebutuhan kalori yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. 750 Kkal
B. 900 Kkal
C. 1200 Kkal

45
D. 1500 Kkal
E. 1700 Kkal

3. Seorang bayi perempuan, umur 1 hari di PMB. Hasil anamnesis: Bayi lahir
cukup bulan, menangis kuat, BBL 3100 g, PB 50 cm. Hasil pemeriksaan: KU
baik, FJ 112x/menit, S 36,8C, P 48x/menit. Sebelum pulang Bidan akan
memberikan imunisasi Hb0.
Bagaimanakah cara pemberian imunisasi yang paling tepat pada kasus
tersebut?
A. Sub Cutan
B. Intra Cutan
C. Intra Muscular
D. Inta Vena
E. Per Oral

4. Bidan Puskesmas hari ini akan melakukan pelayanan imunisasi di salah satu
Posyandu. Bidan mempersiapkan vaksin yang akan dibawa dengan teliti.
Jenis vaksin apakah yang paling tepat dibawa oleh Bidan pada kasus
tersebut?
A. VVM A & B
B. VVM B & C
C. VVM C & D
D. VVM D & E
E. VVM E & A

5. Seorang bayi perempuan, umur 10 bulan dibawa ibunya ke PMB untuk


imunisasi. Hasil anamnesis: bayi masih mendapat ASI disertai makanan
pendamping ASI. Riwayat imunisasi sebelumnya BCG, Polio 1-4, DPT 1-3,
Hepatitis 0-3. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 118x/menit, S 36,9C, P
50x/menit, BB 9 Kg, PB 73 cm.

46
Apakah imunisasi yang tepat pada kasus tersebut?
A. Polio
B. Campak
C. DPT
D. Hepatitis B
E. BCG

6. Seorang bayi perempuan, umur 3 bulan dibawa ibunya ke PMB untuk


imunisasi Hasi anamnesis: bayi sudah mendapatkan imunisasi DPT 1 dan
polio 2. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 118x/menit, S 36,8C, P 48x/menit.
Apakah imunisasi yang tepat diberikan pada bayi tersebut ?
A. BCG , Polio 1
B. DPT 1, Polio 1
C. DPT 2, Polio 3
D. DPT 1, Polio 2
E. DPT 3, Polio 2

Pembahasan
1. A. Bubur susu
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan Setiyani, A; Sukesi; Esyuananik, 2016

2. C. 1200 Kkal
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Setiyani, A; Sukesi; Esyuananik,
2016).

47
3. C. Intra Muscular
Jenis imunisasi dasar dan termasuk kontraindikasi Kementerian Kesehatan
RI & Gavi, 2014

4. A. VVM A & B
Vaccine Vial Monitor (VVM) adalah alat pemantau paparan suhu panas yang
berfungsi untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun
dalam penyimpan (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014). VVM berupa
label bergambar yang dilekatkan pada botol vaksin untuk mencatat paparan

48
panas kumulatif yang berlebihan. Pengaruh gabungan dari waktu dan suhu
menyebabkan monitor berubah warna secara berangsur-angsur dan tidak
akan berubah lagi pada suhu tinggi.

5. B. Campak
Jenis imunisasi dasar dan termasuk kontraindikasi (Kementerian Kesehatan
RI & Gavi, 2014):

49
6. C. DPT 2, Polio 3
Jadwal pemberian imunisasi dasar (Peraturan Menteri Kesehatan, 2017).

Kegiatan Belajar (KB) 4: Suplementasi vitamin A pada bayi dan balita

A. Pokok-Pokok Materi
Setelah mempelajari KB 3, Anda diharapkan dapat memahami tentang
Suplementasi Vitamin A pada bayi dan balita

B. Uraian Materi
VitaminA/ retinol padabayi dan balita terlibat dalam pembentukan, produksi
dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi juga integritas sel epitel
pelapis tubuh.Kurang Vitamin A pada anak biasanya terjadi pada anak yang
menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat
gizi yang sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak
yang kekurangan vitamin A bisa menjadi rentan terserang penyakit infeksi
seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, infeksi lain karena
daya tahan tubuh anak menurun dan diare. Bulan Februari dan Agustus adalah
bulan vitamin A. Di kedua bulan ini anak bisa mendapatkan berupa suplementasi

50
vitamin A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan 1 kali dan
Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan setahun dua kali
(Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a, Kementerian Kesehatan Direktorat
Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat RI, 2020).

C. Latihan Soal
1. Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 7 bulan datang ke posyandu.
Hasil anamnesis: Lahir normal, selalu timbang tiap bulan, kenaikan BB di
KMS normal. Hasil pemeriksaan: Ku baik, FJ 110x/ menit, S 36.7°C, P 48x/
menit, BB 6,5 kg, PB 68 cm. Bayi akan diberikan suplementasi vitamin A.
Berapakah dosis pemberian yang tepat pada kasus tersebut?
A. 1. 000 IU
B. 5.000 IU
C. 10.000 IU
D. 100.000 IU
E. 200.000 IU

2. Bidan puskesmas bersama kader melakukan posyandu keliling untuk


membagikan Vitamin A untuk bayi dan balita. Bidan menjadwalkan
pemberian suplemen bersama kader.
Berapakah frekwensi pemberian suplemen pada kasus tersebut?
A. Setiap 3 bulan
B. Setiap 4 bulan
C. Setiap 5 bulan
D. Setiap 6 bulan
E. Setiap 12 bulan

51
Pembahasan
1. D. 100.000 IU
Bayi mendapatkan berupa suplementasi vitamin A Kapsul Biru (dosis
100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan 1 kali. (Kementerian Kesehatan RI &
Gavi, 2014a, Kementerian Kesehatan Direktorat Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat RI, 2020).
2. A. Setiap 6 bulan
Bayi mendapatkan berupa suplementasi vitamin A Kapsul Merah (dosis
200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan setahun dua kali. (Kementerian
Kesehatan RI & Gavi, 2014a, Kementerian Kesehatan Direktorat Promkes dan
Pemberdayaan Masyarakat RI, 2020).

Kegiatan Belajar (KB) 5. Pencatatan dan pelaporan Pemantauan


Wilayah Setempat – Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)

A. Pokok – Pokok Materi


Pada KB 5 akan dibahas 4 topik yaitu (1) definisi pencatatan dan pelaporan untuk
bayi dan balita pada PWS KIA, (2) sumber data (3) bentuk akhir dari pelaporan (4)
menghitung kebutuhan vaksin di suatu wilayah binaan.

B. Uraian Materi
1. Definisi Pencatatan dan pelaporan untuk bayi dan balita pada PWS KIA
Pencatatan dan pelaporan untuk bayi dan balita pada PWS KIA yaitu sebagai
berikut (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a):
a. Jumlah seluruh bayi
b. Jumlah seluruh anak balita

52
2. Sumber data untuk penyusunan PWS KIA
Sumber data untuk penyusunan PWS KIA untuk bayi dan balita yaitu register
kohort bayi dan register kohort anak balita.
3. Bentuk akhir dari pelaporan
Bentuk akhir dari pelaporan dapat dibuat berdasarkan:
a. Narasi: dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah
kerja, misalnya dalam laporan PWS KIA yang diserahkan kepada instansi
terkait
b. Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk lampiran
c. Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam membandingkan keadaan
antar waktu, antar tempat dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan
dalam bentuk grafik
d. Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan gambaran
geografis

Analisis grafik pelayanan dalam PWS KIA dikategorikan menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1. Status baik adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target yang ditetapkan
pada bulan tersebut dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
2. Status kurang yaitu desa/kelurahan dengan cakupan diatas target pada bulan
tersebut namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
3. Status cukup yaitu desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target pada bulan
tersebut namun mempunyai kecenderungan cakupan bulan yang meningkat jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
4. Status jelek yaitu adalah desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target pada
bulan tersebut dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun
dibandingkan dengan bulan lalu.

53
Interpretasi dari grafik PWS KIA didasarkan atas dua hal yaitu cakupan kumulatif
terhadap target dan cakupan bulan ini terhadap cakupan bulan lalu.

Menghitung indeks pemakaian (IP) pemakaian vaksin (Kementerian Kesehatan RI &


Gavi, 2014)

4. Menghitung kebutuhan vaksin di suatu wilayah binaan (Kementerian Kesehatan


RI & Gavi, 2014)
a. Setelah menghitung jumlah sasaran, menentukan target dan menghitung IP
vaksin maka data-data tersebut dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan vaksin
b. Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke kabupaten/kota
untuk dilakukan kompilasi, kemudian diteruskan ke provinsi dan ke pusat
(perencanaan secara bottom up)

54
55
C. Latihan Soal
1. Seorang bidan bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
pelayanan yang dilakukan dan situasi kesehatan ibu dan anak melalui PWS-
KIA. Hasil pencatatan PWS-KIA tersebut disajikan dalam bentuk grafik untuk
kebutuhan pelaporan. Saat ini bidan sedang membuat grafik cakupan
kunjungan neonatal oleh petugas.
Apakah grafik yang akan dibuat bidan pada kasus tersebut?
A. K1
B. K4

56
C. KF
D. KN I
E. KNL

2. Seorang bidan desa bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan melalui


PWS-KIA. Dalam pencatatan tersebut diketahui data cakupan K1 bulan ini
adalah 85%, data cakupan K1 bulan lalu 75%. Target K1 di wilayah tersebut
adalah 60%.
Apakah kesimpulan terhadap status cakupan K1 pada kasus tersebut?
A. Baik
B. Jelek
C. Cukup
D. Kurang
E. Meningkat

3. Seorang bayi perempuan, umur 7 bulan, dibawa ibunya ke PMB karena tidak
mau menyusu. Hasil anamnesis: ASI berkurang, bayi tidak mau makan. Hasil
pemeriksaan: KU baik, FJ 112x/menit, S 36,5 C, P 42x/menit, BB bayi jatuh
pada grafik berwarna merah.
Apakah simbol yang tepat pada kasus tersebut?
A. N
B. T
C. K
D. B
E. O

4. Puskesmas A sedang membutuhkan pasokan vaksin BCG, dan untuk


mengetahui kebutuhan tersebut, puskesmas A membuat rencana
kebutuhan. Diketahui target cakupan vaksin BCG sebesar 95%, Indeks
Pemakaian Vaksin BCG yaitu 10 dengan jumlah sasaran sebanyak 519.

57
Berapakah kebutuhan vaksin yang tepat pada kasus tersebut?
A. 47
B. 48
C. 49
D. 59
E. 69

Pembahasan
1. D. KN I
Terdapat 13 macam grafikdalam PWS KIA
1) Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1)
2) Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4)
3) Grafik persalinan oleh Nakes (Pn)
4) Grafik kunjungan nifas (KF)
5) Grafik Resti Masyarakat
6) Grafik Komplikasi yang ditangani (PK)
7) Grafik cakupan kunjungan neonatal (KN I)
8) Grafik cakupan kunjungan neonatal Lengkap (KNL)
9) Grafik komplikasi Neonatus yang ditangani (NK)
10) Grafik cakupan Bayi Lengkap (KBy)
11) Grafik cakupan Pelayanan Anak balita Lengkap (KBal)
12) Grafik cakupan pelayanan anak Balita Sakit (BS)
13) Grafik cakupan pelayanan KB (CPR)
2. A. baik
Analisis grafik PWS KIA terdapat beberapa jenis:
1) Status baik adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target yang
ditetapkan pada bulan tersebut dan mempunyai kecenderungan cakupan
bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan
lalu

58
2) Status kurang yaitu desa/kelurahan dengan cakupan diatas target pada bulan
tersebut namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
3) Status cukup yaitu desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target pada
bulan tersebut namun mempunyai kecenderungan cakupan bulan yang
meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
4) Status jelek yaitu adalah desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target
pada bulan tersebut dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
menurun dibandingkan dengan bulan lalu.
3. B. T
Status gizi bayi :
N : Jika berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
T : Jika tidak naik berat badannya, tetap atau kenaikan berat badannya tidak
dapat mengikuti garis pertumbuhan
O : Jika tidak ditimbang pada bulan lalu
B : Jika baru pertama kali ditimbang
4. C. 49
Menghitung kebutuhan vaksin di suatu wilayah binaan (Kementerian Kesehatan
RI & Gavi, 2014)
1) Setelah menghitung jumlah sasaran, menentukan target dan menghitung IP
vaksin maka data-data tersebut dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan vaksin
2) Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin kekabupaten/kota untuk
dilakukan kompilasi, kemudian diteruskan keprovinsi dan kepusat
(perencanaan secara bottom up)

59
Kegiatan Belajar (KB) 6. Deteksi Dini Komplikasi dan Masalah
Pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

A. Pokok - Pokok Materi


Setelah Anda mempelajari materi ini diharapkan Anda memahami deteksi dini
komplikasi dan masalah pada bayi, balita dan anak prasekolah, termasuk Alur
Rujukan secara umum. Secara khusus, apakah Anda memahami definisi
manajemen terpadu bayi muda (MTBM), memahami definisi manajemen
terpadu balita sakit berbasis masyarakat (MTBS-M) dan definisi manajemen
terpadu balita sakit (MTBS). Menyadari bahwa sebenarnya deteksi dini
komplikasi dan masalah pada bayi, balita dan anak prasekolah membutuhkan
tindakan dan pertolongan yang cepat dan tepat. Mengingat manifestasi klinik
kasus kegawatdaruratan yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas,
penatalaksanaan yang tepat sangat dibutuhkan dalam kasus kegawatdaruratan.
Hal itu bergantung pada pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya analisis,
serta pengalaman dari Anda semua. Kesalahan ataupun kelambatan Anda dalam
menentukan tindakan, dapat berakibat fatal. Oleh karena itu keterampilan yang
optimal untuk mengatasi masalah kesehatan yang berdaya guna dan berhasil
guna sangatlah diperlukan.

B. Uraian Materi
1. Definisi ManajemenTerpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan
yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat
maupun yang sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang
dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.

60
2. Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) adalah
pendekatan pelayanan kesehatan bayi dan anak balita terintegrasi dengan
melibatkan masyarakat sesuai standar Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) (Peraturan Menteri Kesehatan, 2013).
3. Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan
yang terintegrasi dan terpadu dalam tata laksana balita sakit sesuai standar
di fasilitas pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada penyebab utama
kematian (Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a).

Dalam penerapan MTBS, bidan dan perawat dibantu dengan menggunakan form
yang menentukan langkah-langkah yang harus mereka kerjakan. Setiap bayi
muda (termasuk kunjungan neonatal) dan bayi umur 2 bulan sampai 5 tahun
menggunakan form sesuai peruntukannya setiap mendapatkan pelayanan. Form
ini merupakan salah satu tanda bukti bahwa bidan dan perawat menjalankan
tata laksana balita sakit dan pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar.
Formulir pencatatan untuk bayi umur 2 bulan sampai 5 tahun meliputi
(Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a):

61
a. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau
menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar
b. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare,
demam atau masalah telinga
c. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
d. Memeriksa dan klasifikasi anemia
e. Memeriksa status HIV
f. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A
g. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak
4. Formulir Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) (Kementerian Kesehatan RI,
2019)

62
63
64
Pelayanan MTBS-M dilakukan oleh kader setempat yang telah mendapatkan
pelatihan sebagai pelaksana. Dalam melakukan pelayanannya, kader pelaksana
MTBS-M harus dibawah pengawasan tenaga kesehatan yang berasal dari
Puskesmas pelaksana MTBS setempat. Tenaga kesehatan ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai supervisor. Puskesmas pelaksana
MTBS setempat dan dinas kesehatan kabupaten/kota harus melakukan supervisi
secara berkala terhadap pelaksanaan MTBS-M (Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, 2014).

65
C. Latihan Soal
1. Seorang bayi perempuan, umur 6 bulan 24 hari, dibawa Ibunya ke
Puskesmas karena bayi mencret > 10 kali. Hasisl anamnesis: bayi rewel,
gelisah, haus terus. Hasil pemeriksaan: KU lemah, pucat, mata cekung, FJ
120x/menit, S 37.7°C, P 48 x/menit, BB 5000 gr, PB 75 cm, turgor kembali < 2
menit.
Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Kolera
B. Disentri
C. Meteorismus
D. Infeksi saluran cerna
E. Diare dengan dehidrasi ringan

66
2. Seorang anak laki- laki, umur 1 tahun, dibawa Ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan BAB cair sudah > 6 kali. Hasil anamnesis: demam 1 hari yang lalu,
tidak mau makan, masih menyusu dan minum susu formula. Hasil
pemeriksaan: KU lemah, pucat, turgor kulit kembali cepat, FJ 120x/menit, S
37,5°C, P 45x/menit.
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Berikan ASI saja
B. Susu formula stop sementara
C. Beri makan cair
D. Kompres air hangat
E. Berikan oralit setiap kali diare

3. Seorang anak perempuan, umur 1 tahun, dibawa Ibunya ke puskesmas


dengan keluhan anak kurus sekali. Hasil anamnesis: cengeng, rewel, kulit
keriput, sulit makan. Hasil pemeriksaan: KU lemah, FJ 117x/menit, S 36.8°C,
P 48 x/menit, BB sekarang 5 kg, PB 65 cm, rambut tipis seperti jagung warna
kemerahan.
Diagnosis apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Kwashiorkor
B. Maramus
C. Gizi buruk
D. Stunting
E. Mal Nutrisi

4. Seorang bayi perempuan, umur 11 bulan dibawa Ibunya ke Puskesmas


dengan keluhan bayi kejang. Hasil anamnesis: bayi tidak dapat menyusu,
mulut kaku, setiap kali makan muntah. Hasil pemeriksaan: KU lemah, FJ
117x/menit, S 37.2° C, P 60 x/menit, mulut kotor, perut agak kembung.
Tindakan awal apakah yang paling penting pada kasus tersebut?
A. Segera rujuk ke fasilias yang memadai

67
B. Kolaborasi pemberian antibiotik
C. Pasang oksigen
D. Pasang infus Ringer Laktat
E. Berikan parasetamol
5. Seorang bayi laki- laki, umur 7 bulan, dibawa Ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan sulit buang air besar. Hasil anamnesis: bayi BAB tidak teratur, tinja
keras, kadang- kadang keluar darah. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ
115x/menit, S 37° C, P 40x/menit, perut kembung.
Masalah apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Obstipasi
B. Mal absorbsi
C. Konstipasi
D. hiperperistaltik
E. hipoperistaltik

Pembahasan
1. E. Diare dengan dehidrasi ringan
Ada 3 derajat dehidrasi diare yang penting untuk diketahui;
1. Diare Tanpa Dehidrasi, ciri-cirinya jika pada Bayi, ia tetap aktif, memiliki
keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor
kembali segera. Namun, Bayi akan kehilangan cairan <5% dari berat
badan.
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya Bayi mengalami gelisah atau
rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan
kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.
3. Diare Dehidrasi Berat, ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas
minum, turgor kembali sangat lambat> 2 detik, dan kehilangan cairan
>10% dari berat badan.

68
2. E. Berikan oralit setiap kali diare
Jika diare terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan, maka perlu untuk tetap
memberi air susu ibu (ASI). Sementara, jika bayi sudah di atas 6 bulan,
sangat dibutuhkan untuk mencukupi asupan air putih dan cairan yang
mengandung elektrolit (oralit). Hal ini sangat penting untuk menghindari
dehidrasi.
3. B. Marasmus
Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini paling
banyak ditemukan pada anak berusia di bawah 2 tahun.
Ciri-ciri fisik penderita marasmus:
 Kekurangan berat badan.
 Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak.
 Pertumbuhan terhambat.
 Kulit kering dan rambut rapuh.
 Terlihat lebih tua dari usianya.
 Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu.
 Wajah menjadi bulat seperti orang tua.
 Diare kronis.
Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut seperti infeksi
saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis sepert itu
berkulosis.
4. C. Pasang oksigen
Penyakit atau kondisi tertentu, seperti gangguan pernapasan, dapat
membuat tubuh mengalami kekurangan oksigen. Maka dari itu, terapi
oksigenasi penting diberikan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam
tubuh dan memperbaiki keadaan tanda-tanda vital.

69
5. C. Konstipasi
Gejala utama konstipasi adalah frekuensi buang air besar lebih jarang dari
biasanya atau kurang dari tiga kali dalam seminggu. Gejala konstipasi lainnya
meliputi:
a. Tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal.
b. Terasa ada yang mengganjal pada rektum atau bagian paling akhir dari
usus besar.
c. Perut kembung
d. Sakit perut
e. Lesu, gampang marah, gelisah, serta terdapat bercak kotoran bahkan
darah di celana

RINGKASAN
SELAMAT, dengan selesainya mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu
memahami inti materi sebagai berikut:
1. Tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
2. Buku KIA
3. Pola nutrisi
4. Suplementasi vitamin A pada bayi dan balita
5. Pencatatan dan pelaporan PWS KIA
6. Deteksi dini komplikasi dan masalah pada bayi dan balita

DAFTAR PUSTAKA
- IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), 2013. Air Susu Ibu dan Hak Bayi.
Jakarta. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-hak-bayi
- Peraturan Menteri Kesehatan, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 70
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Berbasis Masyarakat. Menteri Kesehatan RI. Jakarta
- Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014. Buku Ajar Imunisasi. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta
- Kementerian Kesehatan RI & Gavi, 2014a. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta

70
- Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2014. Pedoman
Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
(MTBS-M). Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta.
- Setiyani, A; Sukesi; Esyuananik, 2016a. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.
- Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI No
12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Menteri Kesehatan RI.
Jakarta
- Kementerian Kesehatan RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI, 2019. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS). Jakarta
- Kementerian Kesehatan RI, 2020. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat
RI, 2020. Manfaat Pemberian Vitamin A untuk Anak.
http://promkes.kemkes.go.id/manfaat-pemberian-vitamin-a-untuk-anak

71

Anda mungkin juga menyukai