DISUSUN OLEH :
DICKY ARDIANSYAH
NIM : P17240214065
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
(...................................................) (.............................................)
(....................................................)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Kebutuhan Gizi Pada
Bayi dan Balita” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Gizi dan Diit. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui
gizi pada bayi dan balita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
KONSEP TEORI...........................................................................................................7
2.1 Pengertian Bayi dan Balita...................................................................................7
2.2 Gizi Pada Bayi dan Balita....................................................................................7
2.3 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi Pada Bayi dan Balita.......................10
BAB III........................................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Kurangnya edukasi pada orang tua menjadi hal yang cukup berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Ibu biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya
tanpa mengetahui apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup untuk
anak atau tidak, dan kurang mengimbanginya dengan makanan sehat yang
mengandung banyak gizi. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi gizi pada bayi
dan balita adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal menyangkut
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang dimiliki keluarga tidak cukup
untuk membeli makanan. Sedangkan pada faktor internal adalah faktor yang terdapat
di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai masalah makan pada anak.
Bayi adalah anak yang baru lahir atau sebutan untuk anak usia 0 – 1 tahun dan
makhluk hidup yang baru saja dilahirkan dari Rahim ibu. Pada masa ini,
perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama. Baik ibu maupun
bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta
memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
Balita adalah satu sebutan untuk anak yang berusia di bawah lima tahun, yang
mana pada masa ini anak sudah bisa berjalan,sudah mulai bisa masa yang sangat baik
dalam pengembangan tumbuh kembang anak. Lima tahun pertama dari kehidupan
seorang manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya
manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun intelegensianya berawal dari
balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4
tahun 11 bulan.
Gizi adalah asupan yang sangat penting bagi perkembangan anak. Kecukupan
gizi untuk anak akan mendorong perkembangan anak secara optimal. Sedangkan
kekurangan gizi akan menimbulkan berbagai risiko kesehatan anak.
A. Bayi
Makanan terbaik yang banyak mengandung gizi dan baik bagi bayi adalah
ASI. Di usia 0 hingga 6 bulan, sumber gizi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
mengandung gizi yang sangat lengkap sehingga sudah mencukupi standar kebutuhan
gizi bayi. Ada dua jenis tekstur ASI yang mesti diketahui ibu, yaitu :
Hindmilk
adalah ASI dengan tekstur kental yang biasanya keluar saat akhir menyusui.
Semakin banyak jumlah hindmilk yang diperah, akan semakin banyak pula
kandungan lemak di dalam ASI.
foremilk
adalah ASI yang keluar di awal menyusu. Foremilk yang ada di dalam ASI
menandakan kandungan lemak yang rendah.
Selain itu manfaat pemberian ASI secara Eksklusif juga mempunyai manfaat bagi
bayi,diantaranya :
MPASI lengkap, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
dan buah.
MPASI sederhana, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan
sayur atau buah.
Dan perlu dketahui juga untuk tujuan dari pemberian MP ASI diantaranya:
Memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai
macam makanan dengan berbagai rasa dan tekstur yang pada
akhirnya mampu menerima makanan keluarga.
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan
menelan.
Menanggulangi dan mecegah terjadinya gizi buruk dan gizi
kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi
dan anak.
B. Balita
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya
relatif lebih kecil.
Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
2.3 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi Pada Bayi dan Balita
1. Pada Bayi
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi
mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama
akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh.
Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat
menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga
terjadi marasmus (gizi kurang/buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan
defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis
(kekurangan vit.D). Berikut adalah beberapa contoh kekurangan dan kelebihan gizi
pada bayi :
2. Pada Balita
Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang
disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan
tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi
sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting.
Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya
walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
Berikut adalah contoh kelebihan dan kekurangan gizi pada balita :
Marasmus : kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya
seperti orang tua. Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
Kwashiorkor : Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan
cairan di sela- sela sel dalam jaringan.
Marasmik-kwashiorkor : Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus
dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang
meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
Obesitas : faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
sesuai keinginan orangtua.
BAB III
KESIMPULAN
Pada umur bayi 0-6 bulan makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun,
dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan
zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Untuk itu bayi yang berumur 6 bulan keatas di
anjurkan untuk mengkonsumsi MP ASI (Makanan Pendamping ASI).
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan seimbang
pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa
sampai lanjut.
Karena itu sebagai orangtua khususya ibu harus belajar tentang kebutuhan gizi
pada bayi dan balita karena akan berpengaruh untuk tumbuh kembang anak ketika
dewasa nantinya, agar memiliki tumbuh kembang dan kesehatan yang baik.