Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GIZI DAN DIET

Dr. Annasari M., SKM,MSc

GIZI UNTUK BAYI

DISUSUN OLEH :

1. AMALIA IMPIAN DEWI ( 191126 )


2. AMALIA NUR KHANIFAH ( 191127 )
3. APRILINA SULISTYA ANDARI ( 191130 )
4. FARIDA AYUNI RATNASARI ( 191143 )
5. JAZILAH NUR RAFIKA ( 191151 )
6. MEILA EKA TIAWATI ( 191152 )
7. NOVEMA RARA ANGGRAENI ( 191158 )
8. OTINIA MENDOFA ( 191163 )
9. PUTRI LORA R.Y.R ( 191164 )
10. ROHANA IKA FITRIA. W ( 191167 )
11. STEFANUS XIMENES VIEGAS TEDES ( 191172 )
12. TRI AYUNING RATU WASTI ( 191175 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI....................................................................................................................................6
2.1 Konsep Gizi Bayi.........................................................................................................................6
2.2 Prinsip Gizi Seimbang.................................................................................................................9
2.3 Peranan Dan Pentingnya Pemberian Asi......................................................................................9
2.4 Kebutuhan Gizi Bayi.................................................................................................................10
2.5 Jenis-Jenis MP-ASI...................................................................................................................12
2.6 Tujuan Pemberian Mp-Asi.........................................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Gizi Untuk Bayi”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata ajar Gizi Dan Diet.

Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Malang, 7 Februari 2020

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian
dan Gregar 1985). Dengan kata lain gizi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
tubuh menggunakannya. Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode
kritis karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan.

Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu


memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia
24 bulan atau lebih. Bayi membutuhkan diet yang cukup berbeda dengan anak-anak dan
dewasa. Kecilnya tubuh dan pertumbuhan yang cepat merupakan faktor utama yang
ii
mempengaruhi kebutuhan energi dan gizi bagi bayi. Imaturitas dari fisiologi dan
perkembangan menyebabkan bayi membutuhkan bentuk makanan yang berbeda.

Bayi berada didalam masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat dalam siklus
kehidupan manusia. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai
pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Supaya
bayi tumbuh dengan baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan adalah protein, kalsium,
vitamin D, vitamin A dan K, Fe (zat besi). Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut
sudah terkandung dalam ASI (Air Susu Ibu). Oleh sebab itu, apabila gizi makan ibu cukup
baik, dan anak diberi ASI pada umur 0-6 bulan, zat-zat gizi tersebut sudah dapat mencukupi
(Notoatmodjo, 2011).

4
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi dan kemadirian (Depkes RI, 2005).
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi perlu di
berikan asupan gizi sesuai dengan usianya. Bayi yang usianya >6 bulan perlu tambahan
makanan pendamping ASI, karena semakin bertambahnya usia, perkembangan bayi juga
bertambah. Oleh karena itu gizi perlu ditambahkan dengan pemberian MP-ASI. Pemberian
MP-ASI juga disesuaikan dengan usianya, mengingat penyerapan makanan oleh
pencernaan bayi belum sempurna, makanan tersebut akan mempengaruhi status gizi nya.
Secara umum, masalah gizi di Indonesia banyak disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara kebutuhan asupan energi dan protein yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang
lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja kebutuhan gizi pada bayi?
2. Apa saja kebutuhan gizi pada bayi?
3. Apa pentingnya ASI bagi bayi?
4. Apa saja makanan Pendamping ASI (MP-ASI)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan gizii pada bayi
2. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada bayi
3. Untuk mengetahui pentingnya ASI bagi bayi
4. Untuk mengetahui makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

1.4 Manfaat
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kebutuhan gizi pada bayi.

5
6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Gizi Bayi


Peranan gizi dalam siklus hidup manusia sudah tidak diragukan lagi. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak terpenuhi
dan tidak diatasi secara dini. Gangguan ini dapat berlanjut hingga dewasa. Bahkan
kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Status
gizi ibu sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (Rosemary, 1997).

Gizi dan kesehatan balita merupakan salah satu hak asasi anak. Janin sejak dalam kandungan
ibu, mempunyai hak untuk hidup dan tumbuh kembang menjadi anak yang mampu
mengekspresikan diri. Kehidupan awal anak berawal dari bertemunya sel mani dan sel telur
dalam rahim ibu. Otak tumbuh sejak awal gestasi dan terus tumbuh dan berkembang pesat
ketika usia mencapai 2 tahun. Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan
apabila pada masa ini bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal. Sebaliknya apabila bayi pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan
gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu
tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Untuk
mencapai tumbuh kembang optimal, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting
yang harus dilakukan yaitu;

1. Memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
2. Memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak
lahir sampai bayi berusia 6 bulan
3. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan
4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (WHO, 2003)

7
Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 ayat 1
menyatakan bahwa, “setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis”. Kebutuhan energi bayi yang cukup
selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran
kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu masa pertumbuhan cepat, adalah 120 kkal/kg
BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar
kira-kira 115-120 kkal/Kg/hari, yang kemudian berkurang sampai sekitar 105 – 110 energi
pasokan karbohidrat diperkirakan sebesar 40-50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa
(Arisman, 2007) Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuh-
kembang dan jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja dan kulit. Mutu protein
bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap (digestibility dan absorpability)
serta komposisi asam amino didalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan
jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh. Air susu
ibu yang sehat dan cukup makan dianggap mengandung elemen kelumit kecuali vitamin D
dan dibeberapa daerah tertentu, flour. Widya Karya Pangan dan Gizi (WNPG)
merekomendasikan AKG Vitamin larut lemak, vitamin larut air dan mineral yaitu:

Zat Gizi AKG 0-6 bulan AKG 7-11 bulan

Vitamin A (RE) 375 400


Vitamin D 5 5
Vitamin E 4 5
Vitamin K 5 10
Tiamin 0,3 0,4
Riboflavin 0,3 0,4
Niasin 2 4
Asam folat 65
Piridoksin 0,1 0,3
Vitamin B12 0,4 0,5
Vitamin C 40 40
Kalsium 200 400
Fosfor 100 225
Magnesium 25 55
Besi 0,5 7
Yodium 90 90
Seng 1,3 7.5
Selenium 5 10
Mangan 0,003 0.6
Flour 0,01 0.4
Sumber: AKG 2004 bagi orang Indonesia

8
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan energi, suhu lingkungan, kegiatan fisik,
kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat badan
pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12 bulan.
Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi (dan anak) lebih besar 50% dibanding kebutuhan orang
dewasa. Rasio cairan: energi adalah 1,5cc/ 1 kkal (rasio orang dewasa = 1cc/kkal) (Arisman,
2007). Selain tergantung suhu dan kelembaban udara, serta berat badan dan aktivitas bayi,
rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 80-100 ml/kg dalam minggu pertama
usianya hingga 140-160 ml/kg pada usia 3-6 bulan. Jumlah ini dapat dipenuhi cukup dari ASI
saja jika dilakukan pemberian ASI eksklusif dan tidak dibatasi (sesuai ‘permintaan’ bayi,
siang dan malam), karena dua sebab:

ASI terdiri dari 88% air.

Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah
mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru lahir yang
hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum — cairan kental kekuningan), tidak
memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya.
ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan ‘keluar’ pada hari ketiga atau
keempat. ASI mempunyai kandungan bahan larut yang rendah.

Pemberian ASI selalu diakui sebagai cara yang optimal untuk memberi makan bayi,
kendati rekomendasi mengenai praktik pemberian ASI telah berubah seiring semakin
banyaknya informasi yang tersedia. Pada tahun 1991, pertemuan bersama antara perwakilan
WHO dan UNICEF yang puncaknya dalam bentuk Deklarasi Innocenti tentang Perlindungan,
Promosi dan Dukungan pada Pemberian ASI yang mendefinisikan pemberian makanan bayi
yang optimal adalah pemerian ASI ekslusif mulai saat lahir hingga usia 4-6 bulan dan terus
berlanjut hingga tahun kedua kehidupan, maka tambahan yang sesuai baru diberikan ketika
bayi berusia sekitar 6 bulan. Selanjutnya WHO menyelenggarakan konvensi Expert Panel
Meeting yang meninjau lebih dari 3000 makalah riset dan menyimpulkan sebagai
rekomendasi populasi bahwa periode 6 bulan merupakan usia bayi yang optimal untuk
pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah suatu keadaan dimana bayi hanya menerima
ASI saja tanpa makanan lainnya baik berupa cairan maupun makanan padat, bahkan air
sekalipun, dengan pengecualian drops atau sirup yang terdiri dari vitamin, suplemen mineral
atau obat-obatan (WHO, 2003)

9
2.2 Prinsip Gizi Seimbang
Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan
yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4
– 5 % dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukna 58% dari kalori total dalam
susu matur. Mineral yang diperlukan dalam masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor,
kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Sedangkan
untuk vitamin bervariasi sesuai dengan diet ibu. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi
membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang disebut dengan Makanan Pendamping Asi
(MP–ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP–ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Pada keadaan biasa, MP-ASI dibuat
dari makanan pokok yang disiapkan secara khusus untuk bayi, dan diberikan 2-3 kali sehari
sebelum anak berusia 12 bulan. MP-ASI harus bergizi tinggi dan mempunyai bentuk yang
sesuai dengan umur bayi. Sementara itu ASI harus tetap diberikan secara teratur dan sering.

2.3 Peranan Dan Pentingnya Pemberian Asi


Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal yang tiada bandingnya untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi karena mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk membangun dan
penyediaan energi, pengaruh biologis dan emosional antara ibu dan bayi, serta meningkatkan
sistem kekebalan pada bayi. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi sangat bermanfaat
dalam memenuhi kecukupan gizi anak balita. ASI merupakan sumber gizi terbaik bagi bayi
karena kandungan gizinya lengkap dan seimbang, selain itu komposisinya sangat ideal bagi
proses tumbu kembang anak. Penelitian telah membuktikan bahwa peningkatan pemberian
ASI dapat menurunkan insiden penyakit pada anak dalam kelompok tersebut, menurunkan
risiko penyakit diare dan infeksi pernafasan akut

Keuntungan Pemberian Asi

ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrien
selama periode 6 bulan, kecuali jika ibu mengalami keadaan gizi kurang yang berat.
Komposisi ASI akan berubah sejalan dengan kebutuhan bayi. Kolostrum adalah cairan yang
pertama kali keluar dari payudara setelah bayi dilahirkan. Meski jumlahnya sedikit, namun
kolostrum mengandung lemak dan karbohidrat yang rendah, tetapi protein tinggi. Kolostrum
juga mengandung immunoglobulin dan berbagai zat lainnya yang melindungi bayi dari
infeksi.

10
2.4 Kebutuhan Gizi Bayi
Energi

Kebutuhan energi pada usia 6 – 12 bulan adalah 650 kkal per hari. Fungsi energi ialah untuk
menunjang keseluruhan proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Lemak

Lemak berperan penting dalam prose tumbuh kembang sel-sel saraf otak untu kecerdasan
anak. Lemak yang diperlukan adalah asam lemak esensial (asam linoleat/omega 6, asam
linolenat/omega 3) serta asam lemak non-esensial (asam oleat/omega 9, EPA, DHA, AA).

Protein

Komponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi sebagai pembentuk
struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin
merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampaipesan
(neurotransmitter).

Vitamin A

Berperan untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit, membantu daya tahan
tubuh, dan membuat pertumbuhan optimal bagi anak.

Vitamin B Kompleks

Beberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah ,vitamin B1,
vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan
timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem saraf.

Vitamin C

Berfungsi untuk pembentukan kolagen (tulang rawan), meningkatkan daya tahan tubuh, dan
menyerap kalsium yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat.

Kalsium

Penting dalam pembentukan tulang dan gigi, kontraksi otot, membantu penyerapan vitamin
B12.

Asam Folat

11
Penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah merah, dan sel darah putih
dalam sumsum tulang, berperan dalam pematangan sel darah merah dan mencegah anemia.

Kholin

Senyawa ini merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Kholin
juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu fosfolipid yang banyak terdapat di otak
sebagai pembentuk membran (dinding) sel saraf.

Yodium, Zat Besi, dan Zink

Yodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin (sejenis hormon yang diperlukan
dalam pembentukan protein yang membantu proses tumbuh kembang otak). Zat besi
dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan
otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian darai sekitar 300 jenis
enzim yang membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di dalam otak dapat
menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactive
Disorder).

Gizi Bayi Setiap Hari

ASI merupakan gizi bayi terbaik, sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia
0-6 bulan. ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan
tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu
berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI.
Setelah masa tersebut, bayi harus diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI.
Contohnya bubur susu, bubur saring, dan nasi tim.

Pada usia 6 – 12 bulan kapasitas pencernaan, enzim pencernaan, dan kemampuan


metabolisme bayi sudah siap untuk menerima makanan lain selain ASI. Kebutuhan gizi bayi
tidak tercukupi dari ASI saja. Sekitar 70% kebutuhan gizi bayi tercukupi dari ASI dan 30%
dari makanan pendamping ASI.

Agar bayi memiliki memori yang memudahkan dia mengonsumsi aneka bahan makanan
bergizi, maka perlu dikenalkan tekstur dan rasa sejak dini. Pendisiplinan pemberian makan
secara teratur juga membentuk kebiasaan yang baik Disiplin ini penting untuk pertumbuhan
fisik dan pembentukan pola hidupnya kelak.

12
Standar kebutuhan gizi bayi setiap hari adalah sebagai berikut:

Energi : 100-120 per kilogram berat badan

Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya:

8 x 100 /120 = 800/960 kkal

Protein: 1,5-2 gram per kilogram berat badan

Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya:

8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram

Karbohidrat: 50-60 persen dari total kebutuhan energi sehari

Bila kebutuhan energi sehari 800 kkal, maka:

50%-nya = 400 : 4 = 100 gram

Lemak: 20 persen dari total energi

Bila kebutuhan energi sehari 800 kkal, maka:

20%-nya = 160 : 40 = 40 gram

2.5 Jenis-Jenis MP-ASI


Jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) baik tekstur, frekuensi, dan porsi makan
harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi. Kebutuhan energi dari
makanan adalah sekitar 200 kkal per hari untuk bayi usia 6-8 bulan dan 300 kkal per hari
untuk bayi usia 9-11 bulan (Depkes dan Kessos, 2000). MP-ASI pertama sebaiknya adalah
golongan beras dan serealia, karena berdaya alergi rendah. Secara berangsur-angsur,
diperkenalkan sayuran yang dikukus dan dihaluskan, buah yang dihaluskan, kecuali pisang
dan alpukat matang dan yang harus diingat adalah jangan berikan buah atau sayuran mentah.
Setelah bayi dapat menerima beras atau sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan sumber
protein (tahu, tempe, daging ayam, hati ayam, dan daging sapi) yang dikukus dan dihaluskan.
Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya dengan lebih baik, secara bertahap bubur
dibuat lebih kental (kurangi campuran air), kemudian menjadi lebih kasar (disaring kemudian
cincang halus), lalu menjadi kasar (cincang kasar), dan akhirnya bayi siap menerima

13
makanan yang dikonsumsi keluarga. Menyapih anak harus bertahap, dilakukan tidak secara
tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit (Depkes dan Kessos, 2000)

1. Tahap Pemberian MP-ASI

Menurut Depkes, 2009 dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak, pemberian makanan pada bayi
yang baik dan benar adalah sebagai berikut:

 Umur 0 – 6 bulan

Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)

Berikan hanya ASI (ASI eksklusif)

Jangan berikan makanan/minuman selain ASI

Susui bayi sesering mungkin

Susui setiap bayi menginkan, paling sedikit 8 kali sehari

Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui

Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya.

 Umur 6 – 9 bulan ⁽Tahapan Pemberian Makanan Bayi)


Terus berikan ASI

Mulai berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Contohnya bubur susu dan bubur
tim yang dilumat

Berikan MP-ASI secara bertahap sesuai umur

Contoh MP-ASI:

6 bulan = Pagi : bubur susu 3 sendok makan

Sore : bubur susu 3 sendok makan

7 bulan= Pagi : bubur susu 3 ½ sendok makan

Sore : bubur susu 3 ½ sendok makan

8 bulan= Pagi : bubur tim lumat 2 sendok makan

14
Siang : bubur tim lumat 3 sendok makan

Malam : bubur tim lumat 3 sendok makan

Jenis Asi Buah Serelia Sayur Daging


0-6 bln
Sering (8x/ lebih sehari)
10-20 menit/kali

6-8 bln 5x/lebih sesuai Pisang, Lebih 3-4 sdm, telur, ikan
keinginan bayi (on pepaya dan bervariasi, disaring.
demand) apel 120 ml/kali Mulai
dikerok/ atau lebih dengan
dijus, 60- sesuai sayuran
120 ml/hari kemampuan hijau, lalu
tanpa diberi bayi, 1-2 kuning.
gula. kali/hari (hindari
Untuk jus jagung)
gunakan Variasi lebih
cangkir/ banyak,
gelas. mulai tekstur
Hindarkan kasar.
jeruk dan Jumlah
tomat. sampai ½
gelas sesuai
kemampuan
bayi
Tingkatkan
jumlah dan
jenis sesuai
selera bayi
8-10 bln Sesuai Pisang, Lebih 3-4 sdm, Daging/ ikan,
keinginan bayi pepaya dan bervariasi, disaring.
disaring/
apel 120 ml/kali Mulai
dikerok/ atau lebih dengan diblender, 2-4
dijus, 60- sesuai sayuran
sdm, kuning
120 ml/hari kemampuan hijau, lalu
tanpa diberi bayi, 2-3 kuning. telur, tempe,
gula. kali/hari (hindari
tahu, biji-
Untuk jus jagung)
gunakan Variasi lebih bijian/ kacang-
cangkir/ banyak,
gelas. mulai tekstur
Hindarkan kasar.
jeruk dan Jumlah
tomat. sampai ½
gelas sesuai
kemampuan
bayi
Tingkatkan
jumlah dan
jenis sesuai
selera bayi
10-12 Sesuai Pisang, Lebih 3-4 sdm, Daging/ ikan,
keinginan bayi pepaya dan bervariasi, disaring.
bln dicincang/

15
apel 120 ml/kali Mulai dipotong tipis,
dikerok/ atau lebih dengan
2-4 sdm, telur,
dijus, 60- sesuai sayuran
120 ml/hari kemampuan hijau, lalu tempe, tahu,
tanpa diberi bayi, 3 kuning.
gula. kali/hari (hindari
Untuk jus jagung)
gunakan Variasi lebih
cangkir/ banyak,
gelas. mulai tekstur
Hindarkan kasar.
jeruk dan Jumlah
tomat. sampai ½
gelas sesuai
kemampuan
bayi
Tingkatkan
jumlah dan
jenis sesuai
selera bayi
29 bulan= Pagi : bubur nasi 3 sendok makan

Siang : bubur nasi 3 sendok makan

Malam : bubur nasi 3 sendok makan

10 bulan= Pagi : nasi tim 3 sendok makan

Siang : nasi tim 3 sendok makan

Malam : nasi tim 4 sendok makan

11 bulan= Pagi : nasi lembek 3 sendok makan

Siang : nasi lembek 4 sendok makan

Malam : nasi lembek 4 sendok makan

Pedoman pemberian makan pada bayi

 Pemberian ASI Eksklusif

(Exclusive breastfeeding)

Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat,
vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.

 Pemberian ASI Predominan

(Predominant breastfeeding)

16
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air
teh.

 Pemberian ASI Penuh

(Full breastfeeding)

Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.

 Pemberian Susu Botol

(Bottle feeding)

Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.

 Pemberian ASI Parsial

(Artificial feeding)

Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.

 Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu

(Timely complementary feeding)

Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.

2.6 Tujuan Pemberian Mp-Asi


Dalam pemberian makanan pendamping ASI menurut sholihin (1999):

1. Untuk menambah energi.


2. Membantu dalam proses pertumbuhan pada bayi.
3. Sebagai makanan pelengkap.
4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah, mencium, dan menelan serta
melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung energi tinggi.
5. Guna melengkapi zat-zat gizi yang belum di penuhi oleh ASI guna menunjang proses
pertumbuhan supaya tetap optimal.

Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Sehingga
bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat
pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain keterampilan motorik,

17
keterampilan mengecap, dan mengunyah serta penerimaan terhadap rasa dan bau. Untuk itu
pemberian makanan pada pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk melatih
indera pengecap, berikan bubur susu satu rasa dahulu, baru kemudian dicoba dengan
multirasa (Depkes, 2000).

18
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peranan gizi dalam siklus hidup manusia sudah tidak diragukan lagi. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak terpenuhi
dan tidak diatasi secara dini. Gangguan ini dapat berlanjut hingga dewasa. Bahkan
kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Kehidupan awal anak berawal dari bertemunya sel mani dan sel telur dalam rahim ibu. Otak
tumbuh sejak awal gestasi dan terus tumbuh dan berkembang pesat ketika usia mencapai 2
tahun. Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode
emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi
memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila
bayi pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas
akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak,
baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Untuk itu perlunya memberikan asupan gizi
yang baik dan seimbang di perlukan dalam perkembangan bayi dengan pemberian makanan
ASI, MP ASI dll sehingga mendukung terjadinya tumbuh kembang pada bayi

3.2 Saran
Untuk itu perlunya memberikan asupan gizi yang baik dan seimbang di perlukan dalam
perkembangan bayi dengan pemberian makanan ASI, MP ASI sesuai aturan sehingga
mendukung terjadinya tumbuh kembang pada bayi dan memberikan gizi yang baik pada bayi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://googleweblight.com/?
lite_url=http://wimuliasih.blogspot.com/2014/01/gizi-bayi-6-12-bulan.html?m
%3D1&ei=MWD_7QLY&Ic=id-
ID&s=1&m=977&host=www.google.co.id&ts=1505538197&sig=ANTY_LoQSdd
LPBSmR9csuAjXaJESw9WCVa
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), Volume 1 No.1

Misrawatie Goi, Gizi Bayi

Buku Kesehatan Ibu dan Anak, hal 15, 57,58

20

Anda mungkin juga menyukai