Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Implikasi Transkultural dalam Praktik Keperawatan” Meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita dan beberapa hal yang
bersangkutan dengan materi tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata, kami memohon maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas.
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia
memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan
istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses- proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan
tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh. Ketika homeostasis tubuh
terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang mencukupi dan tepat amat
dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, nutrisi yang kurang
atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh. Beberapa kelainan
atau penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan jumlah asupan
makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada terapi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengaturan nutrisi dan prinsip dasar diet?
2. Bagaimana Prinsip gizi pada bayi dan anak?
C. TUJUAN PENULISAN
Agar pembaca mengetahui dan mampu menerapkan prinsip pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
alamiah adalah ASI (Air Susu Ibu). Tidaklah benar kalau ada yang
mengadvertensikan susu kaleng cair maupun bubuk sama baiknya dengan ASI.
Salah satu sifat yang tidak pernah akan terdapat pada susu kaleng ialah adanya
kandungan immunoglobulin yang memberi daya tahan (pertahanan tubuh)
kepada bayi, berasal dari tubuh ibunya. Sampai umur enam bulan bayi cukup
diberikan ASI dapat pula ditambah suplemen sari buah sejak 1- 1,5 bulan
postnatal. Di Indonesia di anjurkan untuk memberikan ASI kepada anak sampai
umur sekitar 2 tahun.
1) Memberi kepuasan
2) Praktis dan murah
3) Mengembalikan bentuk tubuh
4) Menunda masa subur
5) Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi
uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat
besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
6) Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan
pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
7) Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya
karena dapat menyusui.
3
Nilai Gizi ASI :
1) Protein
2) Karbohidrat
3) Lemak
4) Vitamin
5) Mineral
Macam Khasiat
Immunoglobulin – melindungi dari infeksi
Zat anti stapilococcus – menghambat pertumbuhan Stapilococcus
Lysosime – menghancurkan dinding sel bakteri
Lactoperondase – membunuh streptococcus
Lactoperin – membunuh beberapa jenis organisme
Sel darah putih – membuat C3 dan C4 , lactoperin Ig. D
4
ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia
7 bulan keatas.
- Pada bayi umur 5 – 6 bulan dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu
sehari, buah – buahan dan telur.
- Bayi umur 6 – 7 bulan dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan
makanan lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap
karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani
(hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber
protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan
wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang
mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan
tersebut. Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu
untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat –
serat yang dapat mempersulit pencernaan.
- Pada bayi umur 8 – 12 bulan bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya
dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam
09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada
sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00.
Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun,
perlu diperhatikan kemungkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin,
sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita
penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). Pengaturan makan bayi yang berhasil
pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia
selanjutnya.
Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali
sehari, yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau
malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari,
bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang
atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.
3. Nutrisi Bagi Toddler
Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler:
Kebutuhan Nutrisi
5
1. Kecepatan pertumbuhan berkurang secara drastis sehingga kebutuhan anak
usia ini terhadap kalori, protein dan cairan menurun.
2. Kebutuhan kalori 102 kkal/kgBB/hari & Kebutuhan protein 1,2 gr/kgBB/hari.
3. Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter / hari untuk membantu menjamin
asupan makanan yang kaya zat besi. Pemeriksaan hematokrit harus dilakuakn
untuk screening anemia.
4. Anak toddler dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup,
harus dirujuk ke ahli gizi.
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi pada usia ini hampir sama dengan toddler meskipun
kebtuhan kalori menurun sampai 90 kkal/kgBB/hari & kebutuhan protein
tetap 1,2 gr/kgBB/hari.
2. Kebutuhan cairan 100 ml/kgBB/hari, bergantung pada tingkat aktivitas anak.
6
1. Pada usia anak mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi dan hati.
2. Makanan yang disukai anatara lain sereal, daging, kentang, buah-buahan
dan permen.
3. Banyak anak pada usia ini yang tidak dapat diam atau cerewet selama
makan dengan keluarga dan dapat tetap berjuang dengan penggunaan
peralatan makan.
4. Kebiasaan orang lain mempengaruhi anak usia 5 tahun.
5. Nutrisi Pada Usia Sekolah
Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti,
sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kg berat badan.
Kelompok anak sekolah pada umumnya mempunyai kondisi yang lebih baik
daripada kelompok Balita, karena kelompok umur sekolah ini sudah mudah
dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah
melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), maupun oleh kelompok swasta berupa
program suplementasi makanan tambahan di sekolah atau Program Makan Siang
Sekolah (School Lunch Program).
Meskipun demikian masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah
yang tidak memuaskan, misalnya berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe,
defisiensi vitamin C, dan di daerah-daerah tertentu juga defisiensi Iodium.
Keluhan yang banyak disuarakan oleh kaum ibu mengenai kelompok umur
sekolah ini bahwa mereka kurang nafsu makan, sehingga sulit sekali disuruh
makan yang cukup dan teratur.
Sebenarnya kelompok anak sekolah ini merupakan kelompok yang
mudah menerima upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya, dan dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi pendapat keluarga mengenai hal ini.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.
b. Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di
televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk
mencoba makanan yang belum dikenalnya.
c. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.
d. Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih
besar pada aktivitas bermain dari pada makan.
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan kalori harian pada usia ini menurun berhubungan dengan ukuran
tubuh. Anak usia sekolah membutuhkan rata-rata 2400 kalori / hari.
7
2. Pengasuh / orangtua harus tetap menekankan kebutuhan terhadap diet
seimbang sesuai dengan piramida makanan : tubuh menyimpan cadangan
makanan sebagai sumber kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat
remaja.
8
1. Kebutuhan nutrisi harian pada usia ini harus seimbang di antara
berbagai kelompok makanan.
2. Rata-rata kebutuhan asupan kalori harian bervariasi sesuai dengan
gender & usia :
a) Perempuan
- usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 48 kkal/kgBB/hari
- usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 38 kkal/kgBB/hari
b) Laki-laki
- usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 60 kkal/kgBB/hari
- usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 42 kkal/kgBB/hari
b. Pola dan pilihan makanan
10
Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang
bersifat primer maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi
ketidaktahuan isolasi sosial, hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan
hidup, gangguan fisik, gangguan indera, gangguan mental, kemiskinan dan
iatrogenik. Sebab-sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat
gizi serta alkoholisme.
Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP (kurang
kalori protein) kronik, baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat
dilihat dengan mudah melalui penampilan umum, yakni adanya kekurusan
dan rendahnya berat badan seorang lansia dibanding dengan baku yang ada.
Kekurangan zat gizi lain yang banyak muncul adalah defisiensi besi dalam
bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan afluency
dengan gaya hidup pada usia sekitar 50 tahun. Dengan kondisi ekonomi yang
membaik dan tersedianya berbagai makanan siap saji yang enak dan kaya
energi. Utamanya sumber lemak, terjadi asupan makan dan zat-zat gizi
melebihi kebutuhan tubuh. Keadaan kelbihan gizi yang dimulai pada awal
usia 50 tahun-an ini akan membawa lansia pada keadaan obesitas dan dapat
pula disertai dengan munculnya berbagai penyakit metabolisme seperti
diabetes mellitus dan dislipidemia.
B. Pedoman Umum Gizi Seimbang Untuk Lansia
Khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan
Pedman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan
dasar gizi seimbang bagi lansia dengan dasar PUGS dan dengan
memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko pentyakit degenerasi yang
dihadapi para lansia.
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi)
3. Batasi minyak dan lemak secar berlebihan
4. Makanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani
dan nabati.
5. Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah
didihkan.
6. Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula
murni dan lemak.
7. Perbanyak frekuensi makan hewani laut dalam menu harian.
8. Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam
secar berlebihan, kurangi konsumsi makanan dengan pengawet
11
C. Kebutuhan Gizi Pada Lansia
1. Kalori
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan
usia, karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang
2. Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg
berat badan/hari untuk mempertahankan keseimbangan protein,
Kebutuhan akan protein meningkat sebagai tanggapan atas stress
fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan pembedahan
3. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55
– 60% dari kalori total
4. Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi
total. Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar
kolesterol darah
5. Serat
6. Vitamin
Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan
mineral tetap berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan
asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan asam folat.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk Lansia dalam
sehari :
12
Iodium (mcg) 150 150
1 ½ gls nasi
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho
50 gr daging/ikan/unggas
Daging)
Malam 50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)
13
F. Langkah –langkah Hidup Sehat Untuk Lansia
Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa
kegiatan yang harus dilakukan seperti :
1. Olah raga yang teratur dan sesuai
2. Istirahat tidur yang cukup
3. Menjaga kebersihan
4. Memeriksakan kesehatan secara teratur
5. Mental dan batin tenang dan seimbang
6. Rekreasi
14
yang mengandung zat besi antara lain hati, daging merah, daging putih
(ayam,ikan), kacang-kacang dan sayuran hijau.
5. Vitamin
Kebutuhan juga meningkat selama dewasa muda karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat terjadi, karena energi yang meningkat, maka pertumbuhan
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti : vitamin A, vitamin B1, vitamin
B2, dan niacin. Untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup,
vitamin A, dan C, E.
Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk orang dewasa perhari :
1. Energi (Kcal) Perempuan (20-45) tahun: 2.200 Laki-laki ( 20-45 ) tahun :
2.800
2. Protein Perempuan (20-45) tahun : 48 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 55
3. Kalsium Perempuan (20-45) tahun : 600 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 500
4. Besi Perempuan (20-45) tahun : 26 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 1,3
5. Vitamin A (RE) Perempuan (20-45) tahun : 500 Laki-laki ( 20-45 ) tahun :
700
6. Vitamin E (mg) Perempuan (20-45) tahun : 8 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 10
7. Vitamin B (mg) Perempuan (20-45) tahun : 1,0 Laki-laki ( 20-45 ) tahun :
1,2
8. Vitamin C (mg) Perempuan (20-45) tahun : 60 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 60
9. Folat (mg) Perempuan (20-45) tahun : 150 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 70
D. PEDOMAN MEMPERTAHANKAN STATUS GIZI
Ada beberapa peran dasar yang diharapkan dapat digunakan oleh orang
dewasa dan sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan
yang optimal :
1. Makanlah aneka makanan yang segar
2. Konsumsilah makanan yang baik guna untuk kebutuhan energi
3. Makanlah makanan yang karbohidratnya cukup
4. Gunakan garam beryodium
5. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
6. Lakukan olahraga secara teratur
7. Hindari minuman beralkohol
8. Makanlah makanan yang sehat dan aman bagi kesehatan
9. Jangan lupa bacalah label yang dikemas.
A. PRINSIP DASAR GIZI PADA BAYI DAN ANAK
1. Prinsip Gizi Bagi Bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah
ASI. Bayi harus mendapat makanan Makanan tambahan/ pendamping ASI.
15
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk
memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu
tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
B. KOMPOSISI ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium
laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir.
2. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.
C. KECUKUPAN ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1. Berat - badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir minggu
setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan
pada :
Triwulan ke 1 : 150-250 gr setiap minggu.
triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan.
triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan.
triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali
lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur
satu tahun.
2. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
3. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan
tertidur.
4. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.
D. MP ASI (Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya :
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
16
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d. Membuat variasi makanan.
e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak
dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu
makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu
yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk
menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses
metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat
ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi,
hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan
akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan
zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis
makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
11. Gaya hidup orang tua.
12. Kemiskinan
Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi Tumbuh kembang anak selain
dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet),
sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan.
Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang
17
tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari
penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk
pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai
sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan
makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas
garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda
dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve
100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah
status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau
tua.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan
sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
B. SARAN
Mahasiswa diharapkan agar mengetahui serta memahami tentang penyelesaian
masalah pola makan yang sehat.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahlistavanny.blogspot.co.id/2014/10/kebutuhan-nutrisi-pada-berbagai-
tahapan.html 7.46 10.317
iii