Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DONOR ASI MENURUT PANDANGAN


AGAMA ISLAM DAN NEGARA

DOSEN PENGAMPU : CITRA, M.Pd

Di susun oleh kelompok 7

1. Yenik safirti ( 021.03.0088 )


2. Sulha indriyati ( 021.03.0089 )

PRODI D-IV KEBIDANAN STIKES MATARAM

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Donor Asi” ini
dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar IV. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Mataram, januari 2022

Penyususn

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................2


DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................6
2.1 DEFINISI DONOR................................................................................6
2.2 DEFINISI ASI........................................................................................6
2.3 KANDUNGAN DALAM ASI...............................................................7
2.4 MANFAAT ASI....................................................................................8
BAB III ANALISA MASALAH....................................................................11
3.1 DEFINISI DONOR ASI........................................................................11
3.2 SYARAT DONOR ASI.........................................................................11
3.3 SYARAT PENDONOR ASI.................................................................11
3.4 SKRINING DONOR ASI......................................................................12
3.5 CARA DONOR ASI..............................................................................12
3.6 PERATURAN DONOR ASI.................................................................13
3.7 MANFAAT DONOR ASI.....................................................................14
3.8 DAMPAK DONOR ASI........................................................................15
3.9 DONOR ASI MENURUT SEGI MEDIS..............................................17
3.10 DONOR ASI MENURUT SEGI AGAMA.........................................17
BAB IV PENUTUP.........................................................................................19
4.1 KESIMPULAN......................................................................................19
4.2 SARAN..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi.
Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah
kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang
masih kecil.Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Selain
itu banyak ibu yang melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan
rendah karena tidak sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan
rendah memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih
besar dibanding bayi dengan berat badang normal. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI.

Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal
hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan hingga
bayi berusia enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein,
vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang
memberikan asi hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya memberikan asi
selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh
kembang bayi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu donor ASI ?
2. Apa saja syarat-syarat bagi penerima dan pendonor ASI ?
3. Apa itu skrining donor ASI ?
4. Bagaimana cara mendonorkan ASI ?
5. Bagaimana peraturan pemerintah mengenai donor ASI ?
6. Apa saja manfaat dan dampak dari donor ASI ?
7. Bagaimana pandangan dari segi medis dan agama mengenai donor ASI
?

4
1.3 TUJUAN
Agar kita lebih memahami tentang apa itu donor ASI serta manfaat dan
dampak dari donor ASI bagi ibu dan anak.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI DONOR


Donor adalah orang yang mendonasikan sesuatu secara sukarela. Istilah ini
biasanya digunakan untuk suatu bentuk murni amal, tapi kadang digunakan pula
sewaktu pembayaran untuk suatu jasa yang diakui semua pihak bernilai lebih
sedikit dari pada nilai donasinya sendiri dan ditujukan untuk amal.

2.2 DEFINISI ASI


Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang
dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain
komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi, ASI juga mengandung zat
pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian
ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi
hubungan batin ibu dan anak. Selain itu menyusui dapat menjarangan kelahiran,
belum lagi keuntungan ekonomis.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi asi :
1. Suririnah
Asi adalah makanan alamiah untuk bayi anda.
2. Sara Lewis
Asi adalah susu terbaik karena mengandung nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kebang bayi.
3. Hindah Muaris
Asi adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayinya saat dilahirkan.
4. Arlene Eisenberg
Asi adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi, sehingga
mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
5. Heidi E. Murkoff
Asi merupakan salah satu dari elemen gobi-fff yang dicanangkan oleh
unicef.
6. Dwi Prabantini
Asi adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi
hingga umur 6 bulan.

6
7. Ayu Bulan Febry
Asi adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna.
8. Donna L. Wong
Asi adalah makanan yang paling murah. Selalu tersedia setiap saat, siap
disajikan dalam suhu kamar, dan bebas dari kontaminasi.

2.3 KANDUNGAN DALAM ASI


Dari segi stadium, ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian dan
masingmasing bagian memiliki kandungan dan manfaat terhadap tubuh bayi.
Adapun 3 stadium ini antara lain adalah :
1. Kolustrum

Kolustrum merupakan air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum


biasanya akan disekresi oleh kalenjar payudara pada hari pertama hingga
hari keempat setelah masa persalinan. Kolustrum mengandung tinggi
protein, mineral, garam, vitamin A, Nitrogen, sel darah putih dan antibodi.
Selain itu pada Kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa.
Adapun protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA
dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan
menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.
Selain sebagai sumber asupan gizi terhadap bayi, klustrum juga
berfungsi sebagai pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak
terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan sekaligus mempersiapkan
saluran penceranaan makanan bagi bayi.
2. ASI Transisi/ Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu,
volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya.
Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa
meningkat.
3. ASI Matur
ASI matur akan disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya. ASI ini
berwarna putih, sementara kandungan ASI matur akan relatif konstan,
serta tidak menggumpal apabila dipanaskan.

7
Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama
disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan
rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan
lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang.
Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk
maupun hindmilk.
Berikut adalah tabel kandungan ASI yang terdapat pada masing-masing 3
stadium, yaitu stadium, yaitu kolustrum, transisi atau peralihan, dan ASI matur :

Tabel. Kandungan kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur

2.4 MANFAAT ASI


ASI merupakan sumber utama yang diperlukan sang buah hati di awal
kehidupannya didunia ini, adapun 10 manfaat ASI yang menjadi alasan kenapa
ASI menjadi “wajib” hukumnya untuk pemenuhan gizi bayi adalah sebagai
berikut:
1. ASI kaya akan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi
Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk
sang buah hati, ASI tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI
memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi
seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin
A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya

8
dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI
jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun.
2. ASI sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati
ASI, menjadi makanan utama sang buah hati, selain karena kegunaannya
sebagai makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan
jiwa antara sang ibu dan sang anak. Sudah bukan menjadi rahasia umum
lagi kalau anak yang mendapatkan ASI eklusif dari sang ibu akan
cenderung mempunyai kedekatan dan hubungan yang lebih baik
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI.
3. ASI memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
Karena ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang
terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan optimal.
ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun
sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang
bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan membuat anak jarang
sakit. Dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang
mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau sistim kekebalan
tubuh yang jauh lebih baik.
4. ASI tidak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung
dihasilkan dipayudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang
terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi
seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun memiliki kualitas yang
baik.
5. ASI lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang
tersimpan dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan
suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan
dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat bantu
berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu
seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan
memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu tersebut
tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar,

9
air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang
digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman.
6. ASI menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit
atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan
pencernaan, diare , infeksi telinga dan lain-lain.
7. ASI akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan
sendirinya komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia
sang bayi.
8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal
terhadap berbagai bahan makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman
dan ke-berimbagan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu akan turut
menentukan.
9. ASI makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting keberadaanya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan,
karena di usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi sang buah hati.
10. Bermanfaat untuk ibu dan bayi
Manfaat ASI bukan hanya untuk sang bayi akan tetapi juga untuk sang ibu,
karena dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada
pada payudaranya,selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena kanker
ovarium, dibanding dengan wanita yang tidak memberikan ASI.

10
BAB III
ANALISA MASALAH

3.1 DEFINISI DONOR ASI


Donor ASI adalah ASI yang didonasikan oleh seorang ibu bukan untuk
bayinya sendiri melainkan untuk bayi orang lain, yang diberikan secara sukarela.

3.2 SYARAT DONOR ASI


Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI makanan
terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan mengonsumsi obatobatan
yang dikhawatirkan “mencemari” ASI. Donor ASI dapat dilakukan kepada bayi
yang benar-benar tidak bisa mendapatkan air susu ibunya sendiri. Misalkan dalam
keadaan :
1. Ibu meninggal setelah melahirkan
2. Ibu yang mengidap Hepatitis B parah
3. Ibu yang positif mengidap AIDS
4. Ibu yang sedang dalam proses pengobatan kanker
5. Ibu dengan masalah jantung
6. Ibu yang mengalami Gangguan Hormon

3.3 SYARAT PENDONOR ASI


Tidak semua ibu bisa mendonorkan ASI nya. Ada beberapa persyaratan
untuk menjadi seorang pendonor ASI. Syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara
lain adalah :
1. Melahirkan anak dengan cara normal dan sehat
2. ASI untuk anak sendiri sudah mencukupi dan berlimpah
3. Tidak sedang hamil
4. Tidak merokok
5. Tidak minum alkohol
6. Tidak minum kopia atau kafein (toleransi 150-200 ml/hari)
7. Tidak mengkonsumsi narkoba
8. Bukan vegetarian
9. Calon ibu donor dan suami tidak mengalami gejala yang mengarah ke
penyakit HIV/AIDS, CMV (Citomegalovirus), HTLV-1 (Human T-
Lymphocyte Virus), Hepatitis, TBC, Sifilis.

11
3.4 SKRINING DONOR ASI
Skrining dilakukan untuk menjamin agar bayi yang mendapat ASI donor
tidak terpapar penyakit yang mungkin diderita oleh ibu donor. Idealnya, ibu yang
akan menerima donor ASI untuk diberikan kepada bayi harus melakukan skrining
baik secara lisan, tulisan, dan melalui laboratorium. Skrining lisan untuk
mengetahui riwayat kesehatan secara detail.
Beberapa tahapan skrining yang harus dilakukan jika seseorang ingin
mendonorkan ASI:
1. Tahap pertama adalah skrining lisan dan tulisan. Pada tahap ini donor akan
menjalani menjawab pertanyaan tentang riwayat kesehatan secara detail.
Selain itu juga apakah pernah mendapat transfusi darah atau produk darah
lainnya dalam 12 bulan terakhir, serta melakukan transplantasi organ atau
jaringan dalam 12 bulan terakhir
2. Setelah melalui tahap pertama, donor ASI akan memasuki tahap dua yaitu
pemeriksaan serologi (tes darah) untuk HIV-1 dan HIV-2, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan Sifilis. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus
diyakini bebas virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Setelah menjalani skrining, barulah pendonor diperkenankan mendonorkan
ASI. Setelah didonorkan, ASI masih harus menjalani proses pasteurisasi untuk
mematikan bakteri serta virus berbahaya. Tak hanya itu, penyimpanannya pun
juga membutuhkan wadah dan suhu khusus agar ASI tetap awet.
Biasanya ibu yang diperbolehkan mendonor minimal menghasilkan ASI
23 liter per hari, jadi tidak semua ibu boleh donor. Skrining terhadap donor juga
dilakukan 3 bulan sekali. Setelah 6 bulan, pendonor tidak direkomendasikan lagi
karena ASI yang dihasilkan mulai sedikit.

3.5 CARA DONOR ASI


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Donor ASI :
1. Menghubungi pusat layanan laktasi
Untuk menjalankan prosedur sebagai donor ASI, Ibu dapat langsung
menghubungi pusat layanan laktasi, agar Ibu dapat langsung menjalin
kedekatan personal antara Ibu sebagai donor ASI dan penerima donor ASI.
2. Wawancara

12
Hal ini dilakukan agar penerima donor mengetahui riwayat kesehatan, asal
usul dan jati diri Ibu sebagai donor ASI. Ibu dapat bertemu langsung
dengan calon penerima donor ASI. Donor ASI harus dipastikan bersih dan
sehat, jauh dari penyakit yang terdeteksi ataupun belum terdeteksi.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki fasilitas pasteurisasi yang
sebenarnya bisa membantu meminimalisasi kontaminasi penyakit.
3. Mengisi formulir donor ASI
Untuk mengisi formulir, Ibu dapat langsung menghubungi pusat layanan
laktasi ataupun melalui e-mail. Kesepakatan donor dan fasilitator ini
memudahkan proses pencatatan data donor dan kepada siapa ASI akan
diberikan.
4. Konsultasi penyimpanan ASI
Penting bagi donor ASI untuk mengetahui kaidah penyimpanan ASI secara
tepat, karena donor akan menyimpan ASI secara pribadi. Konsep awal
donor ASI adalah first in first out, yaitu tanggal yang lebih lama harus
digunakan lebih dulu/dikeluarkan. Setelah ASI dipompa oleh pendonor,
ASI disimpan dalam botol dan plastik khusus penyimpanan ASI, jangan
lupa untuk memberikan label tanggal dan waktu hasil produksi ASI agar
kualitas ASI dapat terjaga hingga saat dibutuhkan oleh si kecil.

3.6 PERATURAN MENGENAI DONOR ASI


Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang donor Air Susu Ibu
(ASI) terus digodok Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.
Peraturan mengenai donor ASI tersebut akan terangkum dalam PP No.33
tahun 2012, yang mengatur tentang pemberian ASI eksklusif, pendonor ASI,
pengaturan penggunaan susu formula bayi dan produk bayi lainnya, pengaturan
bantuan produsen atau distributor susu formula bayi, saksi terkait, serta
pengaturan tempat kerja dan sarana umum dalam mendukung program ASI
Eksklusif.
Peraturan pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif sebenarnya telah menetapkan persyaratan-persyaratan khusus untuk
para pendonor dan penerima donor ASI, yaitu :

13
1. Donor ASI dilakukan sesuai permintaan ibu kandung atau keluarga bayi
yang bersangkutan.
2. Identitas, agama dan alamat pendonor ASI diketahui jelas oleh ibu
kandung atau keluarga bayi penerima ASI.
3. Mendapat persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi
yang diberi ASI.
4. Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi
medis.
5. ASI tidak diperjual belikan Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan
dikenai sanksi.

3.7 MANFAAT DONOR ASI


Pada beberapa keadaan di mana ibu tidak bisa menyusui bayinya, donor
ASI merupakan alternatif untuk mendukung pemberian ASI sebagai makanan
terbaik bagi bayi. Berbeda dengan bank ASI, donor ASI tidak mencampur ASI
dari para donor, melainkan dikelompokkan sesuai nama donor. Banyak ibu yang
merasa dimudahkan dengan adanya donor ASI ini. Umumnya ibu-ibu ini ingin
anaknya mendapat ASI tapi tidak sempat memerah payudaranya sendiri sehingga
lebih memilih memberikan ASI dari donor. Di daerah perkotaan, tren ini
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di masa mendatang tampaknya
permintaan donor ASI makin meningkat karena masyarakat makin menyadari
bahwa jika tidak dapat memberi ASI, ada cara lain selain memberikan susu
formula.
Idealnya ASI donor dari bank ASI dan sudah dipasteurisasi menjadi urutan
berikutnya setelah ASI dari ibu si bayi dirasakan masih kurang. Hanya saja, di
Indonesia tidak ada Bank ASI yang melakukan skrining terhadap pendonor ASI
serta kultur dan pasteurisasi terhadap ASI donor.
Namun upaya tersebut harus disikapi dengan bijaksana agar memberikan
manfaat dan bukan sebaliknya. Sikap hati-hati dalam mencari donor ASI itu,
antara lain disebabkan karena di Indonesia belum ada Bank ASI yang melakukan
skrining terhadap pendonor ASI.

14
3.8 DAMPAK DONOR ASI
Dalam melakukan donor ASI ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, antara lain mengenai kondisi kesehatan dari sang bayi. Ini adalah
beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui ASI :
1. HIV/AIDS
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa
apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya
selama 6 bulan, maka justru akan menurunkan resiko penularan terhadap
bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak
dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko
penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang
dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin dipanaskan dengan
metode flash heating, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan
memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Flash heating dapat juga
dilakukan di rumah. Berikut link dari youtube mengenai Flash Heating
Breast Milk Kills HIV
2. Hepatitis B dan C
Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B
dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan
terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut
(kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting
luka atau lecet)
3. TBC
Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali
apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang
terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko
penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi
ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk
tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup
langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.
4. CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASInya
juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap
bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi

15
resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan
karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap
penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk
terus menyusui bayinya. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan
CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya. Sama dengan
kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang
ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan
ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh selselnya) akan musnah
dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau
dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada
suhu -20°C selama 12 jam. (56 May JT. Molecular Virology: Tables of
Antimicrobial Factors andMicrobial Contaminants in Human Milk. Table
7: Effect of heat treatment or storage on antimicrobial factors in human
milk).
5. Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah
seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per
hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan
gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang
besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi
rewel). Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang
adalah tidak aman.
6. Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang
diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan
yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek.
Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan
anti-depresan. Untuk referensi tingkat keamanan obat-obatan yang
dikonsumsi oleh seorang ibu menyusui, dapat menggunakan buku
karangan Thomas Hale, berjudul “Medications and Mothers Milk”, atau
gunakan daftar yang diterbitkan oleh AAP (American Academy of
Pediatrics) (The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk
— Committee on Drugs 108 (3): 776 — AAP Policy), atau gunakan

16
LactMed Search. Catatan, bank ASI yang terdapat di luar negeri sebagian
besar tidak menerima donor ASI dari seorang ibu yang sedang
mengkonsumsi obat-obatan maupun seorang ibu yang merokok.

3.9 DONOR ASI MENURUT SEGI MEDIS


Rasanya tidak ada yang menyangkal bahwa air susu ibu atau ASI
merupakan makanan ideal bagi bayi yang tidak tergantikan oleh susu formula.
Oleh karena itu, sejak lahir hingga berusia enam bulan, bayi hendaknya hanya
mengonsumsi ASI. Komposisi nutrien yang terkandung di dalam ASI sangat tepat
dan ideal untuk tumbuh kembang bayi, selain juga memenuhi kebutuhan dasar
anak akan kasih sayang dan stimulasi.
Namun, karena satu dan lain hal, tak sedikit para ibu yang tidak dapat
menyusui bayinya, terutama bayi prematur, karena produksi ASI belum maksimal.
Di lain pihak, banyak para ibu yang memiliki ASI berlimpah sehingga sayang
untuk dibuang dan memilih untuk mendonorkannya.
Dari segi kesehatan, sebelum berbagi ASI perlu diperhatikan kemungkinan
terjadinya penularan penyakit. Karena itu, sebelum mendonorkan ASI-nya,
seseorang perlu melakukan skrining ada tidaknya penyakit, seperti hepatitis,
HIV/AIDS, atau TBC. Para ibu yang menderita penyakit tersebut dilarang untuk
mendonorkan ASI. Di negara maju, sebelum diberikan, ASI donor secara rutin
dipasteurisasi sehingga relatif aman.

3.10 DONOR ASI MENURUT SEGI AGAMA


Dalam pandangan Islam, bayi yang mendapat ASI dari ibu lain sebetulnya
bukan hal baru. Menurut Ustazah Faizah Ali, Nabi Muhammad SAW pun
memiliki ibu susu. Yang perlu diperhatikan adalah terjadinya hubungan anak
antara anak yang mendapatkan ASI dan ibu yang memberikan ASI-nya.
Donor ASI berkaitan dengan ibu yang memberikan air susunya dan bayi
yang menerima air susu tersebut. Allah SWT berfirman: “(Diharamkan atas kamu
mengawini) ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuan
sepersusuan” (QS An Nisa: 23).
Islam mengatur adanya hubungan nasab, yang mengharamkan adanya
pernikahan antara bayi laki-laki yang menerima donor ASI dengan ibu yang
mendonorkan ASI-nya serta saudara wanita yang sama-sama meminum ASI dari

17
wanita tersebut. Atau sebaliknya, bayi wanita yang menerima donor ASI dengan
saudara laki-laki yang sama-sama meminum ASI dari ibu yang mendonorkan
ASInya tersebut.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
• Donor ASI adalah ASI yang didonasikan oleh seorang ibu bukan untuk
bayinya sendiri melainkan untuk bayi orang lain, yang diberikan secara
sukarela.
• Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI makanan
terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan mengonsumsi
obat-obatan yang dikhawatirkan “mencemari” ASI.
• Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang donor Air Susu Ibu
(ASI) terus digodok Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.

4.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut :
• Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan
tetang donor ASI.
• Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas lebih
lanjut mengenai donor ASI.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arvin, Behrman Klirgman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.


Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Priyono, Yunisa. 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Med Press.
Qaradhawi, Yusuf Al. 2008. Fatwa-Fatwa Kontemporer 2. Jakarta: Gema Insani.
Schwartz, Patricia, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Jakarta: EGC.
Schwartz, William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1997. ASI. Jakarta: EGC.
Yuliarti, Nurhayati. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi Offset.

20

Anda mungkin juga menyukai