Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Donor Asi” ini
dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar IV. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyususn
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal
hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan hingga
bayi berusia enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein,
vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang
memberikan asi hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya memberikan asi
selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh
kembang bayi.
4
1.3 TUJUAN
Agar kita lebih memahami tentang apa itu donor ASI serta manfaat dan
dampak dari donor ASI bagi ibu dan anak.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7. Ayu Bulan Febry
Asi adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna.
8. Donna L. Wong
Asi adalah makanan yang paling murah. Selalu tersedia setiap saat, siap
disajikan dalam suhu kamar, dan bebas dari kontaminasi.
7
Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama
disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan
rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan
lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang.
Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk
maupun hindmilk.
Berikut adalah tabel kandungan ASI yang terdapat pada masing-masing 3
stadium, yaitu stadium, yaitu kolustrum, transisi atau peralihan, dan ASI matur :
8
dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI
jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun.
2. ASI sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati
ASI, menjadi makanan utama sang buah hati, selain karena kegunaannya
sebagai makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan
jiwa antara sang ibu dan sang anak. Sudah bukan menjadi rahasia umum
lagi kalau anak yang mendapatkan ASI eklusif dari sang ibu akan
cenderung mempunyai kedekatan dan hubungan yang lebih baik
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI.
3. ASI memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
Karena ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang
terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan optimal.
ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun
sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang
bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan membuat anak jarang
sakit. Dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang
mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau sistim kekebalan
tubuh yang jauh lebih baik.
4. ASI tidak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung
dihasilkan dipayudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang
terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi
seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun memiliki kualitas yang
baik.
5. ASI lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang
tersimpan dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan
suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan
dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat bantu
berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu
seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan
memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu tersebut
tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar,
9
air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang
digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman.
6. ASI menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit
atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan
pencernaan, diare , infeksi telinga dan lain-lain.
7. ASI akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan
sendirinya komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia
sang bayi.
8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal
terhadap berbagai bahan makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman
dan ke-berimbagan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu akan turut
menentukan.
9. ASI makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting keberadaanya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan,
karena di usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi sang buah hati.
10. Bermanfaat untuk ibu dan bayi
Manfaat ASI bukan hanya untuk sang bayi akan tetapi juga untuk sang ibu,
karena dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada
pada payudaranya,selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena kanker
ovarium, dibanding dengan wanita yang tidak memberikan ASI.
10
BAB III
ANALISA MASALAH
11
3.4 SKRINING DONOR ASI
Skrining dilakukan untuk menjamin agar bayi yang mendapat ASI donor
tidak terpapar penyakit yang mungkin diderita oleh ibu donor. Idealnya, ibu yang
akan menerima donor ASI untuk diberikan kepada bayi harus melakukan skrining
baik secara lisan, tulisan, dan melalui laboratorium. Skrining lisan untuk
mengetahui riwayat kesehatan secara detail.
Beberapa tahapan skrining yang harus dilakukan jika seseorang ingin
mendonorkan ASI:
1. Tahap pertama adalah skrining lisan dan tulisan. Pada tahap ini donor akan
menjalani menjawab pertanyaan tentang riwayat kesehatan secara detail.
Selain itu juga apakah pernah mendapat transfusi darah atau produk darah
lainnya dalam 12 bulan terakhir, serta melakukan transplantasi organ atau
jaringan dalam 12 bulan terakhir
2. Setelah melalui tahap pertama, donor ASI akan memasuki tahap dua yaitu
pemeriksaan serologi (tes darah) untuk HIV-1 dan HIV-2, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan Sifilis. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus
diyakini bebas virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Setelah menjalani skrining, barulah pendonor diperkenankan mendonorkan
ASI. Setelah didonorkan, ASI masih harus menjalani proses pasteurisasi untuk
mematikan bakteri serta virus berbahaya. Tak hanya itu, penyimpanannya pun
juga membutuhkan wadah dan suhu khusus agar ASI tetap awet.
Biasanya ibu yang diperbolehkan mendonor minimal menghasilkan ASI
23 liter per hari, jadi tidak semua ibu boleh donor. Skrining terhadap donor juga
dilakukan 3 bulan sekali. Setelah 6 bulan, pendonor tidak direkomendasikan lagi
karena ASI yang dihasilkan mulai sedikit.
12
Hal ini dilakukan agar penerima donor mengetahui riwayat kesehatan, asal
usul dan jati diri Ibu sebagai donor ASI. Ibu dapat bertemu langsung
dengan calon penerima donor ASI. Donor ASI harus dipastikan bersih dan
sehat, jauh dari penyakit yang terdeteksi ataupun belum terdeteksi.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki fasilitas pasteurisasi yang
sebenarnya bisa membantu meminimalisasi kontaminasi penyakit.
3. Mengisi formulir donor ASI
Untuk mengisi formulir, Ibu dapat langsung menghubungi pusat layanan
laktasi ataupun melalui e-mail. Kesepakatan donor dan fasilitator ini
memudahkan proses pencatatan data donor dan kepada siapa ASI akan
diberikan.
4. Konsultasi penyimpanan ASI
Penting bagi donor ASI untuk mengetahui kaidah penyimpanan ASI secara
tepat, karena donor akan menyimpan ASI secara pribadi. Konsep awal
donor ASI adalah first in first out, yaitu tanggal yang lebih lama harus
digunakan lebih dulu/dikeluarkan. Setelah ASI dipompa oleh pendonor,
ASI disimpan dalam botol dan plastik khusus penyimpanan ASI, jangan
lupa untuk memberikan label tanggal dan waktu hasil produksi ASI agar
kualitas ASI dapat terjaga hingga saat dibutuhkan oleh si kecil.
13
1. Donor ASI dilakukan sesuai permintaan ibu kandung atau keluarga bayi
yang bersangkutan.
2. Identitas, agama dan alamat pendonor ASI diketahui jelas oleh ibu
kandung atau keluarga bayi penerima ASI.
3. Mendapat persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi
yang diberi ASI.
4. Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi
medis.
5. ASI tidak diperjual belikan Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan
dikenai sanksi.
14
3.8 DAMPAK DONOR ASI
Dalam melakukan donor ASI ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, antara lain mengenai kondisi kesehatan dari sang bayi. Ini adalah
beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui ASI :
1. HIV/AIDS
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa
apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya
selama 6 bulan, maka justru akan menurunkan resiko penularan terhadap
bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak
dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko
penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang
dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin dipanaskan dengan
metode flash heating, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan
memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Flash heating dapat juga
dilakukan di rumah. Berikut link dari youtube mengenai Flash Heating
Breast Milk Kills HIV
2. Hepatitis B dan C
Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B
dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan
terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut
(kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting
luka atau lecet)
3. TBC
Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali
apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang
terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko
penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi
ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk
tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup
langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.
4. CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASInya
juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap
bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi
15
resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan
karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap
penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk
terus menyusui bayinya. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan
CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya. Sama dengan
kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang
ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan
ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh selselnya) akan musnah
dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau
dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada
suhu -20°C selama 12 jam. (56 May JT. Molecular Virology: Tables of
Antimicrobial Factors andMicrobial Contaminants in Human Milk. Table
7: Effect of heat treatment or storage on antimicrobial factors in human
milk).
5. Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah
seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per
hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan
gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang
besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi
rewel). Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang
adalah tidak aman.
6. Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang
diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan
yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek.
Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan
anti-depresan. Untuk referensi tingkat keamanan obat-obatan yang
dikonsumsi oleh seorang ibu menyusui, dapat menggunakan buku
karangan Thomas Hale, berjudul “Medications and Mothers Milk”, atau
gunakan daftar yang diterbitkan oleh AAP (American Academy of
Pediatrics) (The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk
— Committee on Drugs 108 (3): 776 — AAP Policy), atau gunakan
16
LactMed Search. Catatan, bank ASI yang terdapat di luar negeri sebagian
besar tidak menerima donor ASI dari seorang ibu yang sedang
mengkonsumsi obat-obatan maupun seorang ibu yang merokok.
17
wanita tersebut. Atau sebaliknya, bayi wanita yang menerima donor ASI dengan
saudara laki-laki yang sama-sama meminum ASI dari ibu yang mendonorkan
ASInya tersebut.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
• Donor ASI adalah ASI yang didonasikan oleh seorang ibu bukan untuk
bayinya sendiri melainkan untuk bayi orang lain, yang diberikan secara
sukarela.
• Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI makanan
terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan mengonsumsi
obat-obatan yang dikhawatirkan “mencemari” ASI.
• Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang donor Air Susu Ibu
(ASI) terus digodok Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.
4.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut :
• Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan
tetang donor ASI.
• Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas lebih
lanjut mengenai donor ASI.
19
DAFTAR PUSTAKA
20