Anda di halaman 1dari 13

PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas

Dosen Pengampu: Rosita Alvia,SST.MKM

Disusun oleh:

Asti Rahmawati

Azhar Monika

Dhea Cindy Lestari

Indah Dwi A

Nur farida

Risa Awit Alawiah

Wilanda Amelia Hamidah

Wini Mulyati

KELAS : 2B D3 KEBIDANAN

STIKes KARSA HUSADA HARUT

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

TAHUN 2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas rahmat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan nikmat berfikir bagi kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “pelayanan kesehatan pada balita”.

Makalah ini disusun untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi pembaca khususnya dalam hal untuk mengetahui kelainan congenital pada bayi.

Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik san saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk memperbaiki isi makalah. Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. harapan penulis semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya, teman-teman sependidikan kebidanan dan bagi
siapapun yang membacanya.

Garut, Maret 2020

Penilis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang..............................................................................4
B.Rumusan Masalah.........................................................................4
C.Tujuan...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Pelayanan Kesehatan Anak Balita .................................6


B.Tujuan Pelayanan Kesehatan Anak Balita....................................6
C.Sasaran Pelayanan Kesehatan Anak Balita...................................6
D.Pelayanan Kesehatan Anak Balita................................................7

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................12
B.Saran...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu sehat
akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat anak-anak
merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas masih
cukup tinggi. Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah
dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta
balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah
kurang gizi.

Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium
Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan
serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000
(Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya terganggunya pertumbuhan
dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat
bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan menderita bila ibu, anak
dan keluarga serta masyarkat tidak sehat.Sebab kematian balita sangat erat hubungannya dengan
tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud pelayanan kesehatan anak balita ?

4
b. Apa tujuan dilaksanakannya pelayanan kesehatan anak balita ?
c. Siapa saja sasaran dari pelayanan kesehatan anak balita ?
d. Apa saja pelayanan kesehatan anak balita ?
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan anak balita

2. Untuk mengetahui apa tujuan dilaksanakannya pelayanan kesehatan anak balita

3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran dari pelayanan kesehatan anak balita

4. Untuk mengetahui apa saja pelayanan kesehatan anak balita

5
BAB II

PEMBAHASAN

PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

A. DEFINISI

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan yang menyangkut
kesehatan anak balita. Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan kesehatan pada anak
balita

B. TUJUAN DILAKSANAKAN

1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat khsususnya ibu dalam pelayanan dan


meningkatkan kesehatan anak balita.

2. Untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan anak balita.

C. SASARAN

1. Sasaran Primer

Sasaran primer dalam promosi kesehatan adalah masyarakat pada umumnya sesuai dengan
masalah kesehatan anak balita maka sasaran ini ditujukan orang tua(bapak dan ibu)

2. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan menganai pelayanan kesehatan anak balita yaitu
tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh adat.Para tokoh ini diharapkan dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu ,disamping itu dengan perilaku sehat tokoh masyarakat
sebagai hasil dari pendidikan yang di terima maka para tokoh masyarakat akan menjadi panutan
dalam hal perilaku dan pola hidup yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan anak balita.

6
3. Sasaran Tersier

Sasaran Tersier dalam promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan dangan kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh kelompok, kelompok tersier ini diharapkan akan berdampak pada
tokoh masyarakaat dan juga kepada ibu sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak balita.

D. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau
tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan
pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk
menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,


penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/
Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita
tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

Manfaat KMS adalah :

a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,

7
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.

b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit
misalnya campak, diare dan infeksi lain.

Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin
A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

a. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun

b. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita

Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi
karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada
selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).

Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan
demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari
keluarga menengah kebawah.
8
3. Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :

a. Penimbangan berat badan

b. Penentuan status pertumbuhan

c. Penyuluhan

d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke
Puskesmas.

4. Manajemen Terpadu Balita Sakit

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang

9
sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien
asalkan sudah dilatih).

b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan


dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).

c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).

5. Pelayanan Immunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada
anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-
penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan
Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat,
misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari kematian.

Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga tidak
mudah tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah sakit.

Imunisasi wajib diantaranya:

a. BCG :

Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah
mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis,
10
ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat
seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.

b. Polio Oral Vaksin:

Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan
dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian

c. Vaksin Hepatitis B :

Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak
terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.

d. Vaksin campak:

Memberi kekebalan terhadap penyakit campak

e. DPT:

Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus

6. Konseling pada keluarga balita

Konseling yang dapat diberikan adalah :

a. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita

b. Pemberian makanan bayi

c. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.

d. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita

e. peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai


sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan yang menyangkut
kesehatan anak balita. Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan kesehatan pada anak
balita, meliputi:

a. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala

b. Penyuluhan pada orang tua

c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit

d. Pemberian vitamin A, kapsul vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam setahun

e. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya

B. SARAN

Diharapkan para pembaca agar mengetahui bagaimana pentingnya pelayanan kesehatan anak
balita sehingga tidak terjadi penyimpangan yang berhubungan dengan tumbuh kembang balita.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati, Isna M.Kes. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Nuha medika. Yogjakarta

http ://pelayanan kesehatan anak-balita.html diakses.

http:// tujuan/sasaran-pelayanan kesehatan-pada anak-dan-balita.html diakses.

13

Anda mungkin juga menyukai