Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL USAHA SOCIOPRENEUR

“NUTRITION FOR FUTURE BRIDE CONSULTING”

Disusun oleh:

Nanda Yara Sukma 17120019

Jihan Marina 17120048

Maghfira Nur Aulya Rahmah 17130036

Norfarida Kausar 19120163

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan
proposal yang berjudul “Proposal Usaha Sociopreneur Nutrition For Future Bride
Consulting” Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Nutripreneur.

Dalam penyusunan proposal ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
arahan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian proposal ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Yogyakarta, 01 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan Program..............................................................................3
D. Luaran yang Diharapkan................................................................3
E. Kegunaan Program........................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA................................4


A. Gambaran Rencana Usaha.............................................................4
B. Tinjauan Teori................................................................................4
1. Remaja dan Wanita Usia Subur (WUS)...................................5
2. Usia Dewasa.............................................................................7
3. Ibu Hamil...............................................................................10
4. Ibu Menyusui.........................................................................11
5. Gizi Balita.............................................................................11
BAB III METODE PELAKSANAAN.....................................................13
A. Wakti dan Tempat Pelaksanaan..................................................13

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................15


A. Anggaran Biaya...........................................................................15
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan......................................................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah
gizi adalah dengan memberikan edukasi. Edukasi gizi merupakan bagian dari
kegiatan pendidikan kesehatan, didefinisikan sebagai upaya terencana untuk
mengubah prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Menurut Melani (2019) menyebutkan bahwa, salah satu
kelompok yang perlu diberikan edukasi gizi yaitu calon pengantin (catin). Hal
ini karena catin merupakan individu yang akan segera menuju kehidupan
rumah tangga dan bersiap untuk memiliki keturunan.
Pengaruh kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan tidak hanya
berpengaruh terhadap perkembangan fisik, namun juga terhadap
perkembangan kognitif yang nantinya akan memengaruhi kecerdasan dan
ketangkasan berpikir, serta produktivitas kerja seseorang. Jika hal ini tidak
diatasi sejak dini, maka dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit saat
dewasa nanti seperti hipertensi, stroke, dan diabetes. Penyakit degeneratif
tersebut dapat muncul jika 1000 hari pertama kehidupan tidak diperhatikan
dengan baik dan dilanjut dengan pola hidup yang tidak baik setelah melewati
periode tersebut (Melani, 2019).
Gizi pranikah merupakan suatu cara untuk memperhatikan status gizi
calon pengantin demi tercapainya keluarga yang sehat dan keturunan yang
berkualitas. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa menikah adalah salah satu
cara untuk memperoleh keturunan. Oleh karena itu baik calon pengantin
wanita maupun pria perlu memperhatikan status gizinya masing-masing
sebelum memasuki jenjang perkawinan.
Masalah pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang

1
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan
selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk
diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan
kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan
(Paratmanitya & Hadi, 2012).
Kehamilan merupakan impian bagi pasangan suami istri dengan memiliki
seorang anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi. Bagi
beberapa wanita, hamil adalah hal yang sangat mudah didapatkan. Namun,
ada beberapa wanita yang harus melakukan banyak usaha untuk dapat hamil.
Pengetahuan gizi sangat diperlukan bagi pasangan suami istri dalam
mempersiapkan kehamilan terutama bagi pasangan yang akan menikah.
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu
dan bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi
dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah
infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai
akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit
kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan Human
Immunodeficience Virus dari ibu kejanin (Yulivantina, 2021).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, setiap harinya
rata-rata 810 wanita meninggal akibat komplikasi/penyakit terkait kehamilan
dan persalinannya. Risiko kematian ibu tertinggi yaitu pada usia dibawah 15
tahun dan komplikasi pada kehamilan dan persalinan tertinggi pada remaja
putri usia (10-19 tahun). Risiko terkait kematian ibu hamil pada usia 15-19
tahun adalah 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang
berusia ≥ 20 tahun.
Berdasarkan permasalahan diatas maka dalam proposal ini kami
membuka kelas konsultasi terkait nutrisi untuk calon pengantin yang akan
menikah. Kelas konsultasi ini menjelaskan pentingnya dalam mempersiapkan
gizi pranikah yang meliputi gizi orang dewasa, gizi wanita usia subur (WUS),
gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui, dan gizi balita.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yaitu :
1. Seperti apakah usaha sociopreneur di bidang gizi yang mampu mengatasi
masalah gizi pranikah?
2. Bagaimana cara mencapai target maksimal dalam mengingkatkan
pengetahuan calon pengantin terkait gizi pranikah?

C. Tujuan program
1. Membuat kelas konsultasi terkait nutrisi untuk calon pengantin yang akan
menikah.
2. Membantu meningkatkan pengetahun bagi calon pengantin dalam
menangani masalah di bidang kesehatan terutama gizi pranikah.

D. Luaran yang diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan dari program ini yaitu dapat mengatasi
masalah gizi guna menciptakan generasi penerus dengan meningkatkan
pengetahuan di bidang kesehatan terutama gizi pranikah bagi calon pengantin
yang akan menikah.

E. Kegunaan program
Berperan dalam peningkatan pengetahuan dan mengatasi masalah-
masalah gizi bagi calon pengantin tentang gizi pranikah.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

A. Gambaran Rencana Usaha


Usaha yang akan dikembangkan disesuaikan dengan target yang telah
direncanakan berikut.
1. Terwujudnya usaha yang memiliki nilai sosial yang mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi dalam
membentuk keluarga yang sehat dan sadar gizi pada calon pengantin.
2. Tercapainya keuntungan maksimal yang diharapkan melalui pencapaian
target minimal yaitu 30 orang klien setiap 1 bulan
3. Dapat menjadi peluang usaha berkelanjutan, berupa konseling wajib yang
untuk calon pengantin.
4. Penggunaan jasa ini diharapkan dapat mencakup DIY bahkan lintas kota
dan provinsi serta memiliki klien tetap (instansi kesehatan yang terkait).
5. Memiliki sebuah klinik konseling yang strategis serta meningkatkan
kerjasama dengan instansi lain serta cabang klinik lebih luas.

B. Tinjaun teori
Salah satu indikator keberhasilan program gizi dan kesehatan
masyarakat, adalah perubahan masalah gizi ke arah yang lebih baik,
khususnya status gizi calon pengantin. Berbagai masalah gizi masih dialami
oleh keluarga Indonesia. Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat
mengenai gizi adalah melalui konseling gizi. Secara umum, definisi konseling
adalah suatu proses dua arah yang terjadi antara konselor dan klien yang
bertujuan untuk membantu klien mengatasi dan mengambil keputusan yang
benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi (Supariasa, 2014).
Konseling gizi adalah suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan individu atau keluarga melalui bentuk pendekatan guna

4
mendapatkan pengertian yang lebih baik, sehingga diharapkan individu atau
keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi
termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi
kearah kebiasaan hidup sehat (Cornelia, dkk 2013).
Peran keluarga juga turut membantu dalam keberhasilan konseling gizi.
Anggota keluarga yang lain dapat mendukung pelaksanaan perubahan pola
makan klien. Hingga pada akhirnya klien dapat menerapkan pola makan yang
baik sesuai dengan yang diharapkan. Konsultasi kesehatan dan gizi
merupakan langkah awal dalam mendukung program 1.000 Hari Pertama
Kelahiran (HPK), sehingga wanita yang akan melahirkan adalah wanita yang
sudah terkontrol kesehatan dan gizinya sebelum ia menikah.
Agar tidak terjadi masalah kurang gizi pada 1000 HPK, maka calon
pengantin perlu menerapkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun beberapa materi konseling gizi yang akan disampaikan yaitu:
1. Remaja dan Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita usia subur (WUS) didefinisikan sebagai wanita yang
berada dalam periode usia dewasa awal antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya. Wanita memiliki peran
penting dalam penentu kualitas sumber daya manusia, karena wanita
memiliki peran dalam kehamilan dan melahirkan keturunan.Wanita
usia subur pra-nikah (masa prakonsepsi) merupakan calon ibu atau
kelompok rawan yang membutuhkan perhatian khusus.
a. Energi
Energi untuk tubuh di ukur dengan kalori di perlukan
untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Secara umum
remaja laki-laki memerlukan energi lebih banyak dari pada
perempuan. Remaja laki-laki memerlukan 2400–2800
Kkal/hari sementara perempuan memerlukan energi sebesar
2000–2200 Kkal/hari. Angka tersebut dianjurkan sebanyak
50 - 60% berasal dari karbohidrat kompleks yang diperoleh

5
dari bahan makanan seperti beras, terigu, umbi-umbian,
jagung dan hasil olahnya.
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk
aktivitas tubuh sehingga pemenuhannya dianjurkan sebesar
50–60% total kalori. Bahan makanan sumber karbohidrat
yang baik untuk dikonsumsi antara lain beras, umbi-
umbian, jagung, dll.
c. Protein
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan
mengganti sel-sel yang rusak, pengatur fungsi fisiologis
organ tubuh. Kebutuhan protein bagi remaja masih cukup
tinggi karena proses pertumbuhan cepat sedang terjadi.
Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-
laki adalah 66–72 g/hr, sedang untuk remaja perempuan
59-69 g/hari atau 14-16% dari kalori total. Sumber protein
utama adalah ikan, daging, ayam, tempe, tahu, dan kacang-
kacangan.
d. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan
di dalam tubuh sebagai cadangan energi. Konsumsi lemak
yang berlebihan pada usia remaja tidak di anjurkan karena
dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh khususnya
kadar kolesterol darah yaitu 20-25% dari kalori total,
sumber: minyak, mentega.
e. Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk
memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan
menghindari penyakit. Serat dapat memberi rasa kenyang
pada waktu lama. Sumber: sayuran-sayuran dan buah-
buahan yang tinggi serat.

6
f. Mineral
Mineral di butuhkan remaja di perlukan dalam jumlah
sedikit, sungguh demikian peranannya sangat penting dalam
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Kebutuhan
mineral usia remaja:
1) Kalsium: 1000-1200 mg/hr (pria), 1000-1500mg/hr
(wanita).
2) Zat Besi: 13-19 mg/hr untuk laki-laki dan 26 mg/hr
untuk perempuan.
3) Na: 1200-1500 mg/ org/ hr. d. Air: 6-8 gls/ org/ hr.
2. Usia Dewasa
Peranan gizi pada usia dewasa adalah untuk pencegahan
penyakit dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat.
Makanan merupakan salah satu kesenangan dalam kehidupan,
pemilihan makanan secara bijak di masa usia ini dapat menunjang
kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan fisik, emosional,
mental dan mencegah penyakit. Tujuan utama kesehatan dan gizi
usia dewasa adalah meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,
mencegah penyakit dan memperlambat proses menua.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi
gula, pati, dan serat. Gula dan pati memasok energi berupa
glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-sel darah
merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Glukosa
dapat pula disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati dan
otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika energi dalam
tubuh berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat
dicerna dan diserap dalam aliran darah sehingga dapat
langsung digunakan tubuh sebagai energi.
Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan
hasil olahnya, serta dapat dijumpai dalam bentuk

7
ditambahkan pada makanan. Pati secara alami terdapat pada
beras dan hasil olahnya (bihun, tepung beras), jagung,
gandum dan hasil olahnya (terigu, roti, mie), pasta, sagu,
umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang
kering. Sementara serat secara alami banyak terdapat pada
sereal utuh, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.
Karbohidrat yang dapat dicerna (gula dan pati)
menghasilkan energi 4 kkal per gram. Rata-rata energi total
per hari yang berasal dari konsumsi karbohidrat masyarakat
Indonesia sekitar 60—80%.
b. Protein
Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada
komposisi asam amino protein dan daya cerna
(digestibility). Protein hewani, yang diperoleh dari telur,
ikan, daging, daging unggas, dan susu, pada umumnya
adalah protein berkualitas tinggi. Adapun protein nabati,
yang diperoleh dari biji-bijian dan kacang-kacangan, pada
umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah,
kecuali kedelai dan hasil olahnya (tempe, tahu). Makanan
yang tinggi daya cerna proteinnya (≥95%) ialah telur,
daging sapi (98%), susu sapi dan kedelai (95%). Namun,
bila kacang-kacangan dan padi-padian dikonsumsi secara
kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih
lengkap.
c. Lemak
Lemak Merupakan zat gizi makro, yang mencakup
asam-asam lemak dan trigliserida. Lemak adalah zat gizi
yang padat energi (9 kkal per gram) sehingga lemak penting
untuk menjaga keseimbangan energi dan berat badan.
Lemak menyediakan pula medium untuk penyerapan
vitamin-vitamin larut-lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam

8
makanan, lemak berfungsi sebagai pelezat makanan
sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan
berlemak.
Lemak sebagai zat gizi penting yang berperan
meyakinkan pada perkembangan janin dan pertumbuhan
awal pascalahir, serta berperan menguntungkan dan
merugikan dalam pemeliharaan kesehatan jangka-panjang
dan pencegahan penyakit-penyakit kronis terkait-gizi.
Asam-asam lemak omega-3 rantai panjang memberikan
dasar struktur untuk perkembangan otak dan sistem saraf
pusat. Ada pula jenis lemak lain yang memengaruhi
kejadian dan keparahan penyakit jantung dan pembuluh
darah, diabetes, kanker, dan kemunduran fungsi tubuh yang
terkait-usia.
Gambar 2.1 Angka Kecukupan Gizi Usia Dewasa

9
3. Ibu Hamil
Kehamilan merupakan masa kritis di mana gizi ibu yang baik
adalah faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
Ibu hamil bukan hanya harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang dikandung.
Risiko komplikasi selama kehamilan atau kelahiran paling rendah
bila pertambahan berat badan sebelum melahirkan memadai.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan
dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi
perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19 - 29
tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini
akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300
kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan
protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat selama
kehamilan.

Gambar 2.2 Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil

10
4. Ibu Menyusui
a. Energi
Kebutuhan energi meningkat 500 sampai 600 kcal perhari
selama 1 tahun pertama menyusui. Rekomendasi ini berdasarkan
kebutuhan total wanita dewasa dan proses penyusuan.
Penambahan kalori diperlukan untuk cadangan lemak,
pertumbuhan payudara, pertumbuhan bayi yang disusui, dan
peningkatan BMR.
b. Protein
Tambahan protein diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan payudara dalam pembentukan ASI. Kebutuhan
protein selama 1 tahun pertama menyusui bertambah 17 sampai
20 g per hari dari kebutuhan wanita dewasa, jadi sekitar 67
sampai 70 g protein per hari.

c. Lemak
Asam lemak sangat esensial untuk pertumbuhan payudara
dan sintesis prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial
meningkat menjadi 4,5% dari total kalori. Kebutuhan lemak
dapat dipenuhi 25-30% dari total kalori sesuai dengan keadaan
ibu.
d. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat dapat ditentukan dengan
menghitung sisa kebutuhan kalori setelah dikurangi lemak dan
protein. Bentuk karbohidrat perlu diperhatikan apabila ibu
mengalami gangguan metabolisme karbohidrat,seperti diabetes.
5. Gizi Balita
Usia balita tidaklah tumbuh sepesat pada masa bayi, tetapi
kebutuhan nutrisi merekatetap merupakan prioritas yang utama. Di
masa balita ini, nutrisi memegang peranan yang penting dalam
perkembangan anak. Masa balita adalah masa transisi terutama pada

11
usia 1 – 2 tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang
padat dan menerima rasa sertatekstur makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia,
besar tubuh, dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.
a. Energi: biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 - 1.400
kalori per hari.
b. Kalsium: dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
c. Zat besi: anak balita membutuhkan 7 mg per hari.
d. Vitamin C dan D.
Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah,
jaringan otak, dan organ-organ lain. Perkembangan tiap struktur ini
sangat dipengaruhi oleh masukan (intake) berbagai macam nutrisi
makanan penunjang pertumbuhan.Pada usia 2 tahun ini, anak-anak
memiliki kerangkan tubuh berupa tulang rawan sehingadengan
pemberian masukan gizi berupa vitamin dan mineral akan
mempercepat pembentukan tulang (osifkasi). Anak usia 2 tahun juga
sudah mampu untuk berjalan dan melakukan semua gerakan tubuh
yang dilakukan oleh otot. Hal ini terjadi karena ribuan serabut otot
yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot
membutuhkan zat-zat dari asupan makanan yang diberikan pada
anak

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Kegunaan
Meningkatkan pengetahuan semua calon pengantin mengenai gizi
dewasa, gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui dan gizi balita dengan harga
konsultasi yang dapat dijangkau oleh seluruh calon pengantin.
2. Pendaftaran dan Prosedur Konseling
a. Administrasi
Pembiayaan konseling dikenakan setelah pemberian konseling
dibagian administrasi.
b. Pendaftaran
1) Pengantin datang ke KUA atau gereja dan mendaftarkan diri
untuk melaksanakan pernikahan.
2) Petugas konseling langsung mendata nama calon pengantin dan
menanyakan kesediaan catin.
3) Pengantin yang sudah terdaftar otomatis termasuk kedalam kelas
konseling. 1 kelas terdiri dari 5 orang.
4) Kemudian petugas menyepakati waktu konseling dengan klien.
c. Prosedur konseling
1) Konseling dilakukan selama dua hari dengan pembagian waktu
sebagai berikut:
a) Hari 1 : gizi dewasa, gizi WUS dan gizi ibu hamil
b) Hari 2 : gizi ibu menyusui, gizi balita
2) Metode konseling
Tatap muka : klien dikumpulkan dalam 1 ruangan kemudian
menunggu untuk dipanggil konselor untuk melakukan konseling
Online : sebelumnya konselor berkoordinasi dengan kelima klien
untuk bersiap melalu panggilan grup kemudian melakukan

13
melalui zoom meeting atau video call whatsapp (WA). Apabila
zoom meeting saat tiba giliran klien konselor melalui panggilan
telepon dan mempersilahkan klien memasuki ruang ruang zoom.
Kemudian pada video call whatsapp konselor langsung
melakukan video call whatsapp kepada klien.
3) Membangun dasar-dasar konseling
a) Menyambut klien dengan ramah, tersenyum dan berikan
salam dengan ucapan.
b) Klien dipersilakan duduk.
c) Klien dipersilakan untuk menceritakan identitas diri
d) Ciptakan hubungan yang positif misalnya dengan
menunjukkan sikap ramah dan kooperatif.
e) Menyepakati waktu konseling.
4) Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi
a) Pengukuran dan pengkajian antropometri : pengukuran berat
badan, tinggi badan atau LILA.
b) Bila diperlukan menggali riwayat makan klien
5) Memaparkan materi
a) Gizi dewasa
b) Gizi WUS
c) Gizi ibu hamil
d) Gizi ibu menyusui
e) Gizi balita
6) Memperoleh komitmen
Konselor memaparkan materi kepada klien agar klien dapat
memahami dan mempertimbangkan apakah klien dapat
menerapkan perilaku sesuai dengan materi yang disampaikan,
sehingga klien sepakat dan berkomitmen melaksanakan.

14
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Rencana Anggaran


No Uraian Jumlah
1 Biaya tetap Rp.1.794.000
2 Biaya transportasi Rp.200.000
3 Biaya lain-lain Rp.240.000
Jumlah Rp.2.234.000

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan
Mei Juni Juli
Kegiatan Usaha
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan proposal

Perizinan

Persiapan perlengkapan

Kegiatan konseling

Pengamatan hasil

Analisis data

15
DAFTAR PUSTAKA

Cornelia, dkk., 2013. Konseling Gizi. Jakarta. Penebar Swadaya Grup

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Angka Kecukupan Gizi Yang


Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.

Melani, V., & Kuswari, M. (2019). Pengetahuan gizi seimbang calon pengantin di
beberapa kantor urusan agama (KUA) Jakarta Barat. Darussalam Nutrition
Journal, 3(1), 1-6.

Paratmanitya, Y., Hadi, H., & Susetyowati. (2012). Citra Tubuh, Asupan Makan
dan Status Gizi Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
8(3), 126–134.

Supariasa., 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Widyakarya. (2004). Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia.

World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en.

Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan


Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1), 47-53.

16
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran

1. Perlengkapan yang Harga


Volume Nilai (Rp)
diperlukan Satuan (Rp)

Buku + alat tulis 1 set 100.000 100.000

Leaflet 6 set = 300 5.000 1.500.000


lembar

Timbangan digital 1 buah 160.000 160.000

Microtoise 1 buah 26.000 26.000

LILA 2 buah 4.000 8.000

SUB TOTAL (RP.) 1.794.000

2. Perjalanan Harga
Volume Nilai
Satuan
Survei perlengkapan 2 50.000 100.000
Transfortasi 2 50.000 100.000
SUB TOTAL (RP.) 200.000
3. Lain-lain Justifikas Harga
Volume Nilai
i Satuan
Paket data biaya 1 187.000 187.000
Pulsa biaya 1 53.000 53.000
SUB TOTAL (RP.) 240.000
TOTAL 2.234.000

17
Lampiran 2 Hasil Pameran

Total like = 603 + 9 + 54 + 44 = 710 like.

18

Anda mungkin juga menyukai