Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. Adinda Aulia Salsa Bhila PO7124321006


2. Lisbet PO7124321058
3. Mutiara Ayu Friska PO7124321027
4. Ni Nyoman Setiasih PO7124321051
5. Nurviah Hi.Sakure PO7124321033

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI S.Tr.Keb

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya kepada kami sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Krisis dengan “Alat Kontrasepsi”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Hastuti Usma, SST.,M.Keb
selaku dosen Manajemen Krisis yang telah membimbing kami. Semoga makalah
ini dapat berguna dan memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya sebagai Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Dari itu penulis mengharapkan saran dan kritiknya jika ada kekurangan
dari makalah ini agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Untuk itu saya ucapkan
terima kasih.

Palu, 22 Februari 2022

Penyusun

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................5
C. TUJUAN.................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................6


A. Latar Belakang..............................................................................6
B. Tujuan Keluarga Berencana............................................................ 7
C. Sasaran Program KB....................................................................... 8
D. Jenis-jenis Program KB.................................................................. 9
BAB III PENUTUP..............................................................................23
A. Kesimpulan.......................................................................23
B. Saran..........................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita
atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam
paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga
Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak
dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan
(Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi
ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara
KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam
memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan
penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.

4
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau
membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan
medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB
diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung
lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani
program KB berkurang.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang mendasari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari keluarga berencana ?
2. Apakah tujuan dari keluarga berencana ?
3. Apakah sasaran program kb ?
4. Apakah jenis - jenis program kb ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari keluarga berencana.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keluarga berencana.
3. Untuk mengetahui sasaran program kb.
4. Untuk mengetahui jenis - jenis program kb.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Alat Kontrasepsi


Menurut World Health Organisation (Who) Expert Committee 1997:
Keluarga Berencana Adalah Tindakan Yang Membantu Pasangan Suami
Istri Untuk Menghindari Kehamilan Yang Tidak Diinginkan,
Mendapatkan Kelahiran Yang Memang Sangat Diinginkan, Mengatur
Interval Diantara Kehamilan, Mengontrol Waktu Saat Kelahiran Dalam
Hubungan Dengan Umur Suami Istri Serta Menentukan Jumlah Anak
Dalam Keluarga.
Keluarga Berencana Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1992
(Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera) Adalah Upaya Peningkatan Kepedulian Dan Peran Serta
Masyarakat Melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (Pup), Pengaturan
Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga Kecil, Bahagia Dan Sejahtera. Keluarga Berencana Adalah Suatu
Usaha Untuk Menjarangkan Jumlah Dan Jarak Kehamilan Dengan
Memakai Kontrasepsi.
Secara Umum Keluarga Berencana Dapat Diartikan Sebagai Suatu
Usaha Yang Mengatur Banyaknya Kehamilan Sedemikian Rupa Sehingga
Berdampak Positif Bagi Ibu, Bayi, Ayah Serta Keluarganya Yang
Bersangkutan Tidak Akan Menimbulkan Kerugian Sebagai Akibat
Langsung Dari Kehamilan Tersebut. Diharapkan Dengan Adanya
Perencanaan Keluarga Yang Matang, Kehamilan Merupakan Suatu Hal
Yang Memang Sangat Diharapkan Sehingga Akan Terhindar Dari
Perbuatan Untuk Mengakhiri Kehamilan Dengan Aborsi.

6
Sasaran Utama Dari Pelayanan Kb Adalah Pasangan Usia Subur
(Pus). Pelayanan Kb Diberikan Di Berbagai Unit Pelayanan Baik Oleh
Pemerintah Maupun Swasta Dari Tingkat Desa Hingga Tingkat Kota
Dengan Kompetensi Yang Sangat Bervariasi. Pemberi Layanan Kb Antara
Lain Adalah Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktek Swasta, Bidan
Praktek Swasta Dan Bidan Desa.

B. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan
dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka
kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasarkan RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

7
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan
angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas,
keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat,
tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi
ekonomi.
C. Sasaran Program KB
1. Sasaran Langsung
Pasangan usia subur, yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara
15-49 tahun karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif
melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung
penurunan fertilisasi.
2. Sasaran Tidak Langsung
Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung
tetapi merupakan kelompok yang berisiko untuk melakukan hubungan
seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya, Sehingga
program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian
aborsi.
Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-
instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim
ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan

8
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS. Sasaran wilayah dengan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.

D. Jenis-jenis Program KB
1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan
wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil
yang mengandung estrogen. Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi
yang paling banyak digunakan, kontrasepsi pil mengandung hormon
estrogen dan progesteron serta dapat menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil
ini harus diminum setiap hari secara teratur. Uji klinis terhadap pil
memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 275 di Indonesia.
a. Jenis-jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
 Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone estrogen/progesterone dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon.
 Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon.
b. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %.

9
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat
diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan
melindungi terhadap kanker endometrium dan ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum
secara teratur, cermat dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap
penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokok pada usia 35 tahun.
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif,
ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresi berat dan obesitas.
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi
tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti. Lendir servik juga mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga
penetrasi sperma menurun.
h. Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil kombinasi adalah pertambahan
berat badan, perdarahan di luar siklus haid, mual, pusing dan
amenorea.

10
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima
siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,
misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus –
menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.

2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesteron dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam, yaitu suntik
yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali (depo
propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan
karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur
dan jarang menyebabkan spoting.
a. Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegah kehamilan dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama pemakaian.
b. Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana
setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi,
tidak mengganggu pengeluaran ASI.

11
d. Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
f. Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat,
mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi.
h. Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam, yaitu :
 Depopropera yang berisi progesteron asetat dan diberikan dalam
suntikan 150 mg setiap 12 minggu.
 Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200
mg setiap 8 minggu.
 Syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. i. Cara
pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan,
dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus:

12
 Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertama haid,
tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya
diberikan setiap 12 minggu.
 Noristerat harus diberikan pada masa menstruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan
setiap 8 minggu.
 Syclopem diberikan melalui suntikan setiap 4 minggu.
3. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam bawah
kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan,
tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap
menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat
nidasi.
b. Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah :
 Norplan dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg
levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.
 Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68
mg 3 keto- desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
 Jedena dan indoplan terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75
mg levonolgester dengan lama kerjanya 3 tahun.

13
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit
tidak terlalu tinggi, biaya ringan.
d. Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
e. Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran.
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit
hati yang berat, obesitas dan depresi.
g. Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi
pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan mood,
perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut
rontok.
h. Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah
setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi
setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh klien tidak

14
perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling tepat
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau
masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat
disingkirkan.
i. Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
 Mempersiapkan pasien dengan menganjurkan pasien
membersihkan lengan yang akan dipasang, yaitu lengan yang
jarang digunakan.
 Gunakan cara pencegahan infeksi
 Pastikan kapsul – kapsul tersebut berada sedikit 8 cm diatas
lipatan siku di daerah media lengan.
 Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang
kecil hanya sekedar menembus kulit.
 Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk ke dalam bawah kulit.
 Kapsul pertama dan ke enam harus membentuk sudut 7500.
Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka
insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
j. Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
Desinfeksi daerah yang akan di insisi. Suntikkan lidocain 5cc.
Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant. Tangan kanan mendorong implant kearah insisi. Tangan
kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
Keluarkan kapsul implant satu – persatu. Setelah selesai bersihkan
luka insisi,jahit jika luka terlalu dalam atau lebar agar tidak terjadi
perdarahan.

15
4. Kontrasepsi IUD
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
mengandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi
ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.
Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan
kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2% .
a. Jenis – jenis IUD
Jenis IUD ada beberapa macam, yaitu: Lippes lopp yang terbuat
dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang
berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan
tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD
tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat
tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran
elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada
batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah.
Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah
merekat pada lengan vertical.
b. Keuntungan
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah dapat segera aktif
setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi
produksi ASI, tidak mengurangi laktasi, kesuburan cepat kembali
setelah IUD dilepas, dapat di pasang segera setelah melahirkan,
meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan. Keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian IUD dapat segera aktif setelah
pemasangan. Metode jangka panjang 8 – 10 tahun pemakaian.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada efek samping
hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat

16
digunakan hingga menopause, tidak ada interaksi dengan obat –
obatan.
c. Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD yaitu haid lebih banyak dan lama.
Saat haid terasa sakit, perdarahan spoting, terjadinya perdarahan
yang banyak .
d. Indikasi
Menurut Glasier 2005, yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsi IUD adalah wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang, multigravida, wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
e. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma (Saifuddin 2003). Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,
menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan
sperma.
Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang
pada endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. IUD yang mengandung
tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon dan
fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma.

17
IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi
migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan
cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap
spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati
dengan sendirinya. IUD bentuk insert, contohnya lippes loop,
menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi
leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan
tidak terjadi.
f. Kerugian
Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD
adalah : Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi
dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi (IUD
yang keluar atau terlepas dari rongga rahim). Sedangkan menurut
Rubrik 2004, kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah haid
menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak –
bercak). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga
terlatih untuk memasangn dan membuka IUD.
g. Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin 2003, yang merupakan kontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang sedang hamil,
wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia perdarahan
vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD, wanita yang menderita PMS, wanita yang pernah
menderita infeksi rahim, wanita yang pernah mengalami pedarahan
yang hebat.
h. Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara
lain :
 Bersamaan dengan menstruasi
 Segera setelah menstruasi

18
 Pada masa akhir masa nifas
 Bersamaan dengan seksio secaria
 Hari kedua dan ketiga pasca persalinan
 Segera setelah post abortus.
i. Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut Manuaba 1998, antara
lain :
 Ingin hamil lagi
 Terjadi infeksi
 Terjadi perdarahan
 Terjadi kehamilan insitu
j. Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan
jadwal pemeriksaan ulang menurut Manuaba 1998 antara lain :
1) Dua minggu setelah pemasangan
2) Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
3) Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
4) Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
5) Jika ada keluhan
k. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD
menurut Manuaba, 2008 yaitu :
1) Perforasi
Sering terjadi saat pemasangan dengan disertai rasa sakit
sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap
infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan
ektopik karena pernah memakai IUD.

19
2) Abortus infeksi
Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan dapat
menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi
peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi
infeksi sampai abortus serta sepsis.
5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah
kehamilan. Kontap ada 2 macam, yaitu tubektomi yang digunkan pada
wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap
adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan atau dipasang
sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1% -0,5
dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang
dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan
mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu
tobektomi yang dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan
pada pria.

6. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode
ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit
yang melibatkan waktu yang cukup lama.
a. Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus.
b. Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segera efektif setelah pemasangan.
c. Kerugian

20
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan
anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
d. Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai
anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah
satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resiko saat operasi.
f. Efek samping
Efek samping tubektomi adalah jika ada kegagalan metode maka
ada resiko tinggi kehamilan ektopik, merasa berduka dan
kehilangan.
7. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanen yang popular untuk
banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang
merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam
testis ke vesikula seminalis.
a. Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka
kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan
lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000.
b. Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanen, efektivitas permanen,
menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, prosedur aman dan sederhana
c. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi, tiadak didukung oleh pasangan.
d. Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.

21
8. Kontrasepsi Sederhana
Kontrasepsi sederhana yaitu:
1. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang
pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan
pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara
kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau
mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang
sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari
penggunaan kondom ini 5- 21%.
Keuntungan
a. Murah, mudah di beli
b. Mudah dipakai sendiri
Kerugian
a. Selalu harus ada persediaan
b.Mengganggu kenyamanan senggama
c. Kadang-kadang menimbulkan alergi
2. Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan
senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami
menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak
memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan
wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko
kegagalan dari metode ini cukup tinggi.
3. KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa
subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk
menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu
basal, dan metode lendir serviks.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas,
keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat,
tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi
ekonomi.
Sasaran program KB terdiri dari sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur. Sedangkan sasaran
tidak langsung, yaitu kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, organisasi-
organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah
maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan
pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS.
Jenis - jenis program KB, yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntik,
kontrasepsi susuk / implant, kontrasepsi IUD, kontrasepsi mantap, dan
kontrasepsi sederhana yang terdiri dari kondom, coitus interuptus, serta
KB alami.

23
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,
kami selaku penulis memohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik kedepannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Straight, Barbara R. (2005). Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Hidayati, Ratna. (2009). Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Jakarta : Salemba Medika.
Everett.(2007). Konsep Dasar Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan. Saifudin,
(2003). Macam-macam Alat Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan. Manuaba,
(2008). Alat Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan.

25

Anda mungkin juga menyukai