Disusun Oleh :
1. Destiana Damayanti (4004180037)
2. Fitri Hadiyanti H. ( 4004180019)
3. Ravina Sulistiawati (4004180006)
4. Siti Raudatul Zanah (4004180012)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang "Pengembangan Peran Serta
Masyarakat (PSM) di Komunitas”
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas "Asuhan Kebidanan Komunitas". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. KB-KIA........................................................................................ 2
B. Dasa Wisma ................................................................................. 6
C. Tabulin ......................................................................................... 8
D. Donor Darah Berjalan .................................................................. 9
E. Ambulan Desa .............................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran peserta masyarakat memiliki makna amat luar biasa. Semua ahli
mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya
bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi
mudah dirasakan, dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.
Dalam bidang kesehatan pemeritah adalah keadaan dimana individu, keluarga
maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan
sendiri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungan.
Dalam meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-
lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai ; meningkatkan kulitas dan
kuantitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan
masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan
proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM KB-KIA ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Dasa Wisma ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Tabulin ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengembangan PSM Donor Darah Berjalan ?
5. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Ambulan Desa ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM KB-KIA
2. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Dasa
3. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Tabulin
4. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Donor Darah Berjalan
5. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Ambulan Desa
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1) Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan
2) Pengaturan kelahiran
3) Pembinaan ketahanan keluarga
4) Peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluargakecil bahagia dan sejahtera
5) Meningkatkan koordinasi dan peran serta aparatur serta
masyarakatsehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam
membangunKeluarga Berencana
6) Meningkatkan peran penyuluh dalam peningkatan capaian
program
2. Pengertian KIA
KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang
anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
a. Tujuan KIA
1) Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk
menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya
pemeriksaan kepuskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan
lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan
untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
2) Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan
pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan
janin, jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.
3. Kebijakan
a. Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalahyang
ada.
b. Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yang
harus di review terus.
c. Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi dan
pembicara berganti – ganti
d. Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya
e. Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahan
atau tempat lain yang dikenal masyarakat.
f. Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g. Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi.
3
4. Materi Kegiatan
a. Pemeliharaan diri waktu hamil
b. Makanan ibu dan bayi
c. Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d. Keluarga Berencana
e. Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f. Rencana persalinan
g. Tanda-tanda persalinan
5. Kegiatan Dilakukan
a. Pakaian dan perawatan bayi
b. Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c. Makanan bayi
d. Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e. Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f. Cara memandikan bayi
g. Demontrasi tentang alat kontrsepsi dan cara penggunaanya.
6. Penatalaksanaan
a. Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader,
Bidan.
b. Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD,
tokoh masyarakat.
c. Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola
KIA kabupaten
4
1) Timbang badan dan ukur berat badan dengan alat ukur
terstandar
2) (Ukur) Tekanan darah dengan prosedur yang benar
3) (Ukur) tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
4) (Pemberian imunisasi) Tetanus Toxoid (TT) lengkap (sesuai
jadwal)
5) (Pemberian ) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
b. Pertolongan Persalinan
Pada prinsipnya pertolongan persalinan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Pencegahan infeksi
2) Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan
3) Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Dengan penempatan bidan didesa, diharapkan secara bertahap
jangkauan persalinan oleh tenaga ksehatan terus meningkat dan
masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih
dan aman.
c. Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko
Untuk menurunkan AKI yang bermakna, kegiatan deteksi dini dan
penanganan ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan perlu
ditingkatkan baik difasilitas pelayanan KIA maupun dimasyarakat.
Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko/komplikasi
kebidanan perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan
kematian ibu bersalin dirumah dengan pertolongnan dukun bayi.
Penempatan bidan didesa memungkinkan penanganan dan rujukan
ibu hamil beresiko sejak dini, serta identifikasi tempat persalinan
yang tepat bagi ibu hamil sesuai resiko kehamilannya.
d. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan
terdapat sekitar “15-20%” ibu hamil. Komplikasi dalam kehamilan
dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan
sebelumnya, sehingga ibu hamil harus berada sedekat mungkin pada
sasaran pelayanan yang mampu memberdayakan pelayanan obstetric
dan neonatal emergency dasar (PONED). Agar puskesmas PONED
maka harus didukung pula oleh tenaga medis dan non medis yang
memadai
e. Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Ibu Nifas
Dewasa ini 2/3 kematian bayi (60%) terjadi pada usia kurang dari 1
bulan. Menurut SKRT tahun 2001, penyebab utama kematian
neonatal adalah berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebesar 29%,
5
asfiksia 27%, dan tetanus neonatorum 10%. Upaya yang dilakukan
untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan
kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai standar
pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk
perawatan talipusat yang higienis. Selain hal tersebut diatas,
dilakukan pula uapaya deteksi dini dan penanganan neonatal resiko
tinggi agar segera diberikan pelayanan yang diperlukan.
6
mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Yang mencakup kegiatan dalam peningkatan taraf
hidup sehat atau promotif, pencegahan penyakit atau preventif,
pengobatan atau kuratif, yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
Khususnya bidan yang melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Desa siaga ini juga dikembangkan oleh penyiapan masyarakat,
pengenalan suatu masalah, perumusan dalam tindak lanjut pencapaian
khususnya kesepakatan dalam pembentukan Poskesdes serta dukungan
sumberdayanya.
7
4. Peran Dasa Wisma
Dasa wisma adalah kelompok kecil dari beberapa kelompok PKK yang
mempunyai peran yang strategis, dalam mewujudkan keluarga yang
sejahtera. Sehingga diharapkan juga supaya dasa wisma menjadi ujung
tombak pada pelaksanaan 10 program pokok PKK, serta program
pemerintah karena menjadi mitra.
Banyak juga hal yang bisa dilakukan melalui dasa wisma misalnya
melaksanakan kegiatan kerjabakti, dengan mengadakan lomba dan
mengambil jentiknya sehingga bisa mengantisipasi munculnya penyakit
DBD. Dan juga dalam hal administrasi dengan mengupdate data pada
setiap kepala keluarga, dengan usaha perbaikan gizi dan KB atau
Keluarga Berencana. Sehingga keberadaan dasa wisma ini akan
memudahkan koordinasi dan jaringannya. Dan program PKK atau yang
melibatkan PKK bisa berjalan dengan tepat sasaran.
8
2. Tujuan Tabulin
a. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengelola dan masyarakat
tentang tabulin
b. Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam
mengenali masalahpotensi yang ada dan menemukan alternative
pemecahan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas
c. Meningkatkan kesadaran, kepedulian pengelola dan masyarakat
dalam menggerakkan ibu hamil untuk ANC, persalinan dengan
tenaga kesehatan, PNC, serta penghimpunan dana masyarakat untuk
ibu hamil, bersalin, dan ambulan desa.
9
e. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang
sesuai dengan golongan darahnya
f. Membuat kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu
siap 24 jam, sewaktu – waktu ibu hamil memerlukan transfusi
g. Membuat kesepakatan dengan Unit Transfusi Darah, agar para warga
yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk
diambil darahnya, terutama transfusi bagi ibu bersalin yang
membutuhkannya
h. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada
salah seorang warganya yang membutuhkan darah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran peserta masyarakat memiliki makna amat luar biasa. Semua ahli
mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya
bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan
tetapi mudah dirasakan, dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk
dirumuskan. Dalam bidang kesehatan pemeritah adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan sendiri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat
lingkungan. Salah satunya yaitu dengan Pengembangan Peran Serta
Masyarakat (PSM) di komunitas. Pengembangan Peran Serta Masyarakat
(PSM) meliputi KB-KIA, Dasa Wisma, Tabulin, Donor Darah Berjalan, dan
Ambulan Desa
B. Saran
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya
agar dapat tersusun lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12