Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)


DI KOMUNITAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Asuhan Kebidanan Komunitas
Dosen
Berty Risyanti, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :
1. Destiana Damayanti (4004180037)
2. Fitri Hadiyanti H. ( 4004180019)
3. Ravina Sulistiawati (4004180006)
4. Siti Raudatul Zanah (4004180012)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang "Pengembangan Peran Serta
Masyarakat (PSM) di Komunitas”
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas "Asuhan Kebidanan Komunitas". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.

Bandung, 15 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Tujuan .......................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. KB-KIA........................................................................................ 2
B. Dasa Wisma ................................................................................. 6
C. Tabulin ......................................................................................... 8
D. Donor Darah Berjalan .................................................................. 9
E. Ambulan Desa .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran peserta masyarakat memiliki makna amat luar biasa. Semua ahli
mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya
bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi
mudah dirasakan, dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.
Dalam bidang kesehatan pemeritah adalah keadaan dimana individu, keluarga
maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan
sendiri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungan.
Dalam meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-
lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai ; meningkatkan kulitas dan
kuantitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan
masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan
proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM KB-KIA ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Dasa Wisma ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Tabulin ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengembangan PSM Donor Darah Berjalan ?
5. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan PSM Ambulan Desa ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM KB-KIA
2. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Dasa
3. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Tabulin
4. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Donor Darah Berjalan
5. Mahasiswa dapat mengetahui Pengembangan PSM Ambulan Desa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan PSM KB-KIA


1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur
yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di
dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen
(tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang
dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama didalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi
permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang
tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarena akan melibatkan
tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya
yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang
menghalangi sperma, metode mekanik seperti IUD, atau metode
hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat
bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita
dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). Faktor yang
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,
frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan
untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal
tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran
dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor
lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil
lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa
depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia
(tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.
a. Tujuan KB
Program Keluarga Berencana secara makro untuk mengendalikan
laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kelahiran,
secara mikro mewujudkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan
masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan sebagaiberikut :

2
1) Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan
2) Pengaturan kelahiran
3) Pembinaan ketahanan keluarga
4) Peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluargakecil bahagia dan sejahtera
5) Meningkatkan koordinasi dan peran serta aparatur serta
masyarakatsehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam
membangunKeluarga Berencana
6) Meningkatkan peran penyuluh dalam peningkatan capaian
program

2. Pengertian KIA
KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang
anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
a. Tujuan KIA
1) Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk
menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya
pemeriksaan kepuskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan
lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan
untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
2) Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan
pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan
janin, jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.

3. Kebijakan
a. Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalahyang
ada.
b. Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yang
harus di review terus.
c. Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi dan
pembicara berganti – ganti
d. Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya
e. Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahan
atau tempat lain yang dikenal masyarakat.
f. Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g. Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi.

3
4. Materi Kegiatan
a. Pemeliharaan diri waktu hamil
b. Makanan ibu dan bayi
c. Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d. Keluarga Berencana
e. Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f. Rencana persalinan
g. Tanda-tanda persalinan

5. Kegiatan Dilakukan
a. Pakaian dan perawatan bayi
b. Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c. Makanan bayi
d. Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e. Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f. Cara memandikan bayi
g. Demontrasi tentang alat kontrsepsi dan cara penggunaanya.

6. Penatalaksanaan
a. Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader,
Bidan.
b. Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD,
tokoh masyarakat.
c. Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola
KIA kabupaten

7. Faktor Penentu Keberhasilan


a. Faktor manusia
b. Faktor sarana (tempat)
c. Faktor prasarana (fasilitas)

8. Pengelolaan Program KIA


Pengelolaan program KIA bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Pemantapan program pelayanan KIA dewasa ini diutamakan
pada kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Pelayanan Antenatal
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar
pelayanan antenatal. Dalam penerapan operasionalnya dikenal
dengan 5 T yang terdiri dari :

4
1) Timbang badan dan ukur berat badan dengan alat ukur
terstandar
2) (Ukur) Tekanan darah dengan prosedur yang benar
3) (Ukur) tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
4) (Pemberian imunisasi) Tetanus Toxoid (TT) lengkap (sesuai
jadwal)
5) (Pemberian ) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
b. Pertolongan Persalinan
Pada prinsipnya pertolongan persalinan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Pencegahan infeksi
2) Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan
3) Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Dengan penempatan bidan didesa, diharapkan secara bertahap
jangkauan persalinan oleh tenaga ksehatan terus meningkat dan
masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih
dan aman.
c. Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko
Untuk menurunkan AKI yang bermakna, kegiatan deteksi dini dan
penanganan ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan perlu
ditingkatkan baik difasilitas pelayanan KIA maupun dimasyarakat.
Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko/komplikasi
kebidanan perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan
kematian ibu bersalin dirumah dengan pertolongnan dukun bayi.
Penempatan bidan didesa memungkinkan penanganan dan rujukan
ibu hamil beresiko sejak dini, serta identifikasi tempat persalinan
yang tepat bagi ibu hamil sesuai resiko kehamilannya.
d. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan
terdapat sekitar “15-20%” ibu hamil. Komplikasi dalam kehamilan
dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan
sebelumnya, sehingga ibu hamil harus berada sedekat mungkin pada
sasaran pelayanan yang mampu memberdayakan pelayanan obstetric
dan neonatal emergency dasar (PONED). Agar puskesmas PONED
maka harus didukung pula oleh tenaga medis dan non medis yang
memadai
e. Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Ibu Nifas
Dewasa ini 2/3 kematian bayi (60%) terjadi pada usia kurang dari 1
bulan. Menurut SKRT tahun 2001, penyebab utama kematian
neonatal adalah berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebesar 29%,

5
asfiksia 27%, dan tetanus neonatorum 10%. Upaya yang dilakukan
untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan
kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai standar
pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk
perawatan talipusat yang higienis. Selain hal tersebut diatas,
dilakukan pula uapaya deteksi dini dan penanganan neonatal resiko
tinggi agar segera diberikan pelayanan yang diperlukan.

9. Tugas Bidan Sebagai Pengelola Pelayanan KB-KIA


a. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat.
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan program sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan
kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain
yang berada diwilayah kerjanya.

10. Tugas Kader Dalam KB-KIA


Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya
kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang
diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.

B. Pengembangan PSM Dasa Wisma


1. Pengertian Dasa Wisma
Dasa Wisma adalah bagian dari organisasi PKK yang berada di tingkat
paling bawah yaitu suatu kelompok yang beranggotakan 10 KK sampai
dengan 20 KK yang diketuai oleh seseorang yang dipilih oleh mereka.
Bidan desa dijadikan sebagai ketua/pembina yang bertugas melakukan
pembinaan secara berkala dan menerima rujukan masalah kesehatan.
Dasa Wisma mengambil peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pemberdayaan keluarga menuju masyarakat yang sejahtera. Banyak
Program-program pokok PKK yang pelaksanaannya justru di tingkat
Dasa Wisma ini, terutama program sandang, pangan, kesehatan,
pengembangan kehidupan koperasi, pendidikan dan keterampilan,
kelestarian lingkungan hidup dan lain-lainnya. Pembinaan Dasa Wisma
sangat diperlukan guna lebih memberdayakan anggotanya agar lebih
sejahtera.
Pengembangan desa yang siaga dilaksanakan melalui pembentukan
Poskesdes yaitu salah satu upaya kesehatan, yang bersumberdaya
masyarakat atau UKBM, yang dibentuk di suatu desa dalam rangka

6
mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Yang mencakup kegiatan dalam peningkatan taraf
hidup sehat atau promotif, pencegahan penyakit atau preventif,
pengobatan atau kuratif, yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
Khususnya bidan yang melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Desa siaga ini juga dikembangkan oleh penyiapan masyarakat,
pengenalan suatu masalah, perumusan dalam tindak lanjut pencapaian
khususnya kesepakatan dalam pembentukan Poskesdes serta dukungan
sumberdayanya.

2. Tujuan Dasa Wisma


Tujuan dari kelompok dasa wisma ini adalah untuk membantu
melancarkan beberapa tugas pokok, serta program pada PKK kelurahan.
Kegiatan ini diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk
kegiatannya misalnya arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan
dana sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan
kotoran).
Pada umumnya tujuan dari kegiatan yang berbasis masyarakat ini adalah
terciptanya sebuah sistem kewaspadaan, serta kesiapsiagaan dini di
masyarakat pada setiap kemungkinan terjadinya penyakit serta beberapa
masalah kesehatan, yang akan mengancam serta merugikan masyarakat
tersebut.
Dasa wisma menjadi salah satu wadah dan kegiatan masyarakat yang
mempunyai peran yang sangat penting, di dalam melaksanakan program
kegiatan gerakan PKK di tingkat desa. Yang nantinya akan berpengaruh
juga pada kegiatan gerakan PKK di tingkat kecamatan dan juga
kabupaten.

3. Masalah Kesehatan Para Anggota Dasa Wisma


Ada beberapa masalah kesehatan yang menjadi jangkauan kerja, dari
anggota dasa wisma yaitu sebagai berikut :
a. Usaha perbaikan gizi pada keluarga
b. Masalah pertumbuhan pada anak
c. Makanan sehat untuk keluarga
d. Masalah kebersihan lingkungan
e. Masalah bencana dengan kegawatdaruratan kesehatan dan juga
resikonya
f. Masalah kesehatan pada bayi, ibu dan balita
g. Masalah penyakit

7
4. Peran Dasa Wisma
Dasa wisma adalah kelompok kecil dari beberapa kelompok PKK yang
mempunyai peran yang strategis, dalam mewujudkan keluarga yang
sejahtera. Sehingga diharapkan juga supaya dasa wisma menjadi ujung
tombak pada pelaksanaan 10 program pokok PKK, serta program
pemerintah karena menjadi mitra.
Banyak juga hal yang bisa dilakukan melalui dasa wisma misalnya
melaksanakan kegiatan kerjabakti, dengan mengadakan lomba dan
mengambil jentiknya sehingga bisa mengantisipasi munculnya penyakit
DBD. Dan juga dalam hal administrasi dengan mengupdate data pada
setiap kepala keluarga, dengan usaha perbaikan gizi dan KB atau
Keluarga Berencana. Sehingga keberadaan dasa wisma ini akan
memudahkan koordinasi dan jaringannya. Dan program PKK atau yang
melibatkan PKK bisa berjalan dengan tepat sasaran.

C. Pengembangan PSM Tabulin


1. Pengertian Tabulin
Tabulin atau tabungan ibu bersalin merupakan bagian dari program yang
ada, dimana Ikatan Bidan Indonesia (IBI) selaku mitra Depkes dan
BKKBN turut membina masyarakat untuk sosialisasi program ini. Selain
itu untuk biaya melahirkan, tabulin juga bisa dipakai sebagai penunjang
biaya pasca persalinan. Beragam penyuluhan yang menjadi program
penting dalam siaga ini, karena dalam penyuluhan warga selalu
diingatkan akan biaya kehamilan akan 3 terlambat, yaitu terlambat
mengambil keputusan, sehingga terlambar untuk mendapat penanganan,
terlambat sampai ke tempat rujukan karena kendala transportasi, dan
terlambar mendapatkan penanganan karena terbatasnya sarana dan
sumber daya manusia. Juga bahaya 4 terlalu, yaitu terlalu muda, terlalu
tua, terlalu sering (dekat jarak kehamilan), terlalu banyak anak. Yang
merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi persalinan.
Sebelum ada desa siaga sudah dimulai dengan tabungan Ibu bersalin
(Tabulin). Jadi kita menerangkan ke Ibu hamil dan keluarganya,
meskipun kaya. Justru orang kaya tersebut memberikan contoh kepada
orang-orang yang tidak mampu untuk menabung. Dan Ibu hamil di
berikan buku yang dibawa setiap pemeriksaan.
Para ibu hamil diberi kotak tabungan yang dikunci dan disimpan oleh
bidan. Tujuan dari Tabulin adalah supaya ibu hamil rajin menabung dan
disiplin memeriksakan diri ke bidan. Pada saat ibu hamil periksa
kandungan, kotak tabungan dapat dibuka dan dihitung jumlahnya
kemudian dicatat di dalam buku sesuai dengan jumlah uang yang di
simpan.

8
2. Tujuan Tabulin
a. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengelola dan masyarakat
tentang tabulin
b. Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam
mengenali masalahpotensi yang ada dan menemukan alternative
pemecahan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas
c. Meningkatkan kesadaran, kepedulian pengelola dan masyarakat
dalam menggerakkan ibu hamil untuk ANC, persalinan dengan
tenaga kesehatan, PNC, serta penghimpunan dana masyarakat untuk
ibu hamil, bersalin, dan ambulan desa.

D. Pengembangan PSM Donor Darah Berjalan


1. Pengertian Donor Darah Berjalan
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah
berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI
karena PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan
yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang di adakan di
desa desa yang ingin mengsukseskan desa siaga, kegiatan ini
dilaksanakan dalam upaya menurunkan AKI melalui penyaluran donor
darah untuk ibu hamil atau ibu brsalin yang membutuhkan.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakuakan
Departemen Kesehatan dalam hal ini derektorat Bina Kesehatan Ibu.
Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat,
dalam upaya mempercepat penurunan AKI.

2. Tujuan Donor Darah Berjalan


a. Membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung
b. Sebagai pemeriksaan kesehatan secara teratur
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

3. Tahapan Donor Darah Berjalan


a. Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui
golongan darah
b. Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu
dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi seluruh warga yang
memenuhi syarat untuk menjadi donor darah
c. Hubungi pihak Puskesmas untuk untuk menyelenggarakan
pemeriksaan darah.
d. Membuat daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir,
kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama
dengan ibu hamil.

9
e. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang
sesuai dengan golongan darahnya
f. Membuat kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu
siap 24 jam, sewaktu – waktu ibu hamil memerlukan transfusi
g. Membuat kesepakatan dengan Unit Transfusi Darah, agar para warga
yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk
diambil darahnya, terutama transfusi bagi ibu bersalin yang
membutuhkannya
h. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada
salah seorang warganya yang membutuhkan darah.

E. Pengembangan PSM Ambulan Desa


1. Pengertian Ambulan Desa
Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan
saling peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit
rujukan kesehatan yang berbentuk alat transportasi.
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk
mengantar warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan
ditempat pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Ambulan Desa


a. Tujuan Umum
Mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan
b. Tujuan Khusus
Mempercepat pelayanan kegawatdaruratan masalah kesehatan,
bencana serta kesiapsiagaan mengatasi masalah kesehatan terjadi
atau mungkin terjadi.

3. Kriteria Ambulan Desa


a. Kendaraan yang bermesin yang sesuai standar ( mobil sehat ).
b. Mobil pribadi, perusahaan, pemerintah pengusaha.
c. ONLINE

4. Indikator Proses Pembentukan Ambulan Desa


a. Ada forum kesehatan desa yang aktif
b. Gerakan bersama atau gotong royong oleh masyarakat dalam upaya
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan. Bencana serta kegawat
daruratan kesehatan dengan pengendalian faktor resikonya.
c. UKBM berkualitas
d. Pengamatan dan pemantauan masalah kesehatan.
e. Penurunan kasus masalah kesehatan, bencana atau kegawat
daruratan kesehatan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran peserta masyarakat memiliki makna amat luar biasa. Semua ahli
mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya
bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan
tetapi mudah dirasakan, dihayati, dan diamalkan namun sulit untuk
dirumuskan. Dalam bidang kesehatan pemeritah adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan sendiri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat
lingkungan. Salah satunya yaitu dengan Pengembangan Peran Serta
Masyarakat (PSM) di komunitas. Pengembangan Peran Serta Masyarakat
(PSM) meliputi KB-KIA, Dasa Wisma, Tabulin, Donor Darah Berjalan, dan
Ambulan Desa

B. Saran
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya
agar dapat tersusun lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohadjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohadjo. 2009.
2. http://www.jombangkab.go.id/egov/satKerDa/page/3517070/berita%20monito
ring%20kf.html
3. http://d3kebidanan.blogspot.com/2010/08/asuhan-kebidanan-komunikasi-
tabulin.html
4. http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html
5. https://d-pendidikan.blogspot.com/2014/11/makalah-kesehatan-tentang-
asuhan.html
6. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/kb-kia-dalam-pengembangan-
forum-psm-di.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai