Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP PENDEKATAN DALAM ASUHAN KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK SATU :

ANDI HIKMAH (21.10.15201.001)


ASTUTI(21.10.15201.002)
DELI MALA SARI(21.10.15201.003)
HERNIS(21.10.15201.004)
HERLINA(21.10.15201.005)
KIKI INDRIYANI(21.10.15201.006)
MARWIYAH(21.10.15201.007)
MELATI(21.10.15201.008)

PROGRAM STUDI S1-KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KELUAGA BUNDA JAMBI
TAHUN 2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PELAYANAN
KEBIDANAN DALAM SISTEM PELAYANAN KEBIDANAN . Kami harap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..i
KATA PENGANTAR …………………………………………………..ii
DAFTAR ISI …………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………...4
A. Latar Belakang …………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………...4
C. Tujuan Makalah …………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………...5
A. Pengertian Kepemimpinan……………………………………………...6
B. Teori Kepemimpinan …………………………………………………..6
C. Gaya Kepemimpinan …………………………………………………...7
D. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan…………………………..8
E. Tugas-tugas Kepemimpinan ……………………………………………9
BAB III PENUTUP …………………………………………………...11
A. Kesimpulan …………………………………………………...11
B. Saran …………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara indoneisa memiliki bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu

bangsa indonesia juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta

perkumpulan-perkumpulan dari berbagai suku/kesamaan yang biasanya disebut

paguyuban.

Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan

pendekatan diantaranya pendekatan melalui sosial budaya, pendekatan Hand out dan

pendekatan-pendekatan lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan

masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas

bukanlah sesuatu yang tabu.

Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan lebih bersifat

promotif dan preventif bukan bersifat kuratif. serta mampu menggerakkan peran serta

masyarakat dalan upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC.

Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan

tugas, peran serta tanggungjawabny dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan

dengan kesehatan ibu hami, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan

usia lanjut.

1.2 Rumusan malasah

1. Apa defenisi dari pendekatan social budaya dan hand out dalam praktik

kebidanan?

2. Bagaimana cara bidan melaksanakan pendekatan social budaya dan hand out

dalam lingkupan agama, kesenian tradisional, dan dalam lingkungan pondok

pesantren?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep pendekatan dalam asuhan kebidanan
2. Untuk mengetahui cara pendekatan asuhan kebidanan melalui metode sosial
budaya
3. Untuk mengetahui cara pendekatan asuhan kebidanan melalui metode Hand
out

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Melalui Agama

Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam


menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu
umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun
aspekaspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan
diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-
citadan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi
dirinya,keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YangMaha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari
upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil
yaitusejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan
dalamdari berbagai penyakit dan kecacatan.
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di
waktusakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:

1. Dengan pemberian imunisasi


Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas
1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun (Surah Al-Baqarah ayat 233).
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian

6
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat
yangditurunkanNya.”Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada
dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan
alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat
kontrasepsi itu adalah sesuatu hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama
karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat / pandangan agama
(agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang/ mengharamkan.Pendapat pandangan
agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.Dengan menggunakan
kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu
tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika di dalam suatu keluarga
memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan
memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko /
resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat
waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.

Pendapat/pandangan agama yang melarang / mengharamkan pemakaian


kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi
pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat
membuahi sel telur (masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan
dan alat lainnya.

7
2.2 Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan


pendidikan. Lulus dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan memperoleh
kualifikasi untuk registrasi dann memperoleh izin untuk melaksanakan praktik
kebidanan.

Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang


diberikanoleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya.Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan
saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik,dan mampu memberi
pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat.

Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang


murah,nyaman,sehingga memberi kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan
yang baik ).Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang
didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai suatu
institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan
( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan
berbagai sumber daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan,fasilitas, modal, energi dan
waktu.Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan rumah sakit.

Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan


pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan
harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat
menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial
budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.Program pelayanan
kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang professional
dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah
kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas
mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan
asuhan kebidanan kepada masyarakat. Bidan dapat menunjukkan otonominya dan
akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat

8
beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan
dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya
paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi
yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata
atau benar adanya.

Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :

1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebar luaskan
informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran,
media,waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi
terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada
dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi
kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa
upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan
adakalanya tidak. Selain
itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik
dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring
dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan
balita diPosyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa
bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit
terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama
bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang. Serta
seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru la
hir, anak remaja dan usia lanjut.

9
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan
misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.

Kesenian sebagai seni terapi

Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur lara. Kita ketahui kehidupan
zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia
mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan
memberikan dampak
positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan
menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll

2.3 Pendekatan melalui Paguyuban dan sistem Banjar

a. Pendekatan dalam sistem Banjar


Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah
ialah,desa .Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan
upacara – upacara keagamaan yang keramat. Pada umum nya tampak beberapa
perbedaan antara desa dipegunungan dan desa adat ditanah datar . menjadi warga
desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut Bale
Agung, dan berhak mengikuti rapat – rapat desa yang diadakan secara teratur pada
hari tetap.

Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali


Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :
1. menggerakan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
dengan melakukan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan dan masalah
kesehatan setempat .
2. Pemerintah memberikan, menerapkan dan menjalankan PosKesDes (pos
kesehatan Desa) yang ditujukan kepada seluruh masyarakat setempat sampai ke
daerah pedalaman.
3. Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Membina dan memberikan bimbingan (peran bidan sebagai pendidik).

10
b. Pendekatan dalam sistem Paguyuban

Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para


warganya diwarnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan , bersifat
batiniah dan kekal serta jauh dan pamri- pamri ekonomi

2.4 Pendekatan Dalam Sistem Pesantren


a. Pengertian
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang mengembangkan
fungsi pedalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.

b. Tujuan Dan Sasaran Pondok Pesantren


Bidan harus memiliki keterampilan professional agar dapat memberikan
pelayanan kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional,
agar bidan dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya
pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya
pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional
dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-
kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang kuat, menggunakan
pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan
akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan budaya yang kuat.
Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan
kesehatan sebagai berikut :
a. pendekatam social
b. survai mawas diri
c. musyawarah masyarakat pondok pesantrend pelatihan
d. pelaksanaan kegiatan
e. pembinaan Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang
mengembangkanfungsi pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan
sumber daya manusia. Melalui pedidikan agama, pendidikan formal,
pendidikan kesenian.

11
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian
pondok pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.

Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat


sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di
lingkungan pondok pesantren

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat,mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status
kesehatan masyaraka t, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.Seorang
bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitandengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran
serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan
kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional

3.2 SARAN
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-
hal lain yang berkaitan denganwilayah tersebut.

13
Daftar Pustaka

George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press.


Jakarta1986

Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes.
Jakarta1996.

Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 19

Sosial budaya dasar, Syafrudin, SKM,M.Kes

www.google.com

14

Anda mungkin juga menyukai