i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PELAYANAN
KEBIDANAN DALAM SISTEM PELAYANAN KEBIDANAN . Kami harap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..i
KATA PENGANTAR …………………………………………………..ii
DAFTAR ISI …………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………...4
A. Latar Belakang …………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………...4
C. Tujuan Makalah …………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………...5
A. Pengertian Kepemimpinan……………………………………………...6
B. Teori Kepemimpinan …………………………………………………..6
C. Gaya Kepemimpinan …………………………………………………...7
D. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan…………………………..8
E. Tugas-tugas Kepemimpinan ……………………………………………9
BAB III PENUTUP …………………………………………………...11
A. Kesimpulan …………………………………………………...11
B. Saran …………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
paguyuban.
pendekatan diantaranya pendekatan melalui sosial budaya, pendekatan Hand out dan
promotif dan preventif bukan bersifat kuratif. serta mampu menggerakkan peran serta
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
dengan kesehatan ibu hami, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan
usia lanjut.
1. Apa defenisi dari pendekatan social budaya dan hand out dalam praktik
kebidanan?
2. Bagaimana cara bidan melaksanakan pendekatan social budaya dan hand out
pesantren?
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep pendekatan dalam asuhan kebidanan
2. Untuk mengetahui cara pendekatan asuhan kebidanan melalui metode sosial
budaya
3. Untuk mengetahui cara pendekatan asuhan kebidanan melalui metode Hand
out
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat
yangditurunkanNya.”Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada
dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan
alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat
kontrasepsi itu adalah sesuatu hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama
karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat / pandangan agama
(agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang/ mengharamkan.Pendapat pandangan
agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.Dengan menggunakan
kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu
tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika di dalam suatu keluarga
memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan
memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko /
resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat
waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.
7
2.2 Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
8
beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan
dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya
paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi
yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata
atau benar adanya.
1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebar luaskan
informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran,
media,waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi
terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada
dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi
kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa
upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan
adakalanya tidak. Selain
itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik
dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring
dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan
balita diPosyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa
bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit
terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama
bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang. Serta
seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru la
hir, anak remaja dan usia lanjut.
9
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan
misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur lara. Kita ketahui kehidupan
zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia
mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan
memberikan dampak
positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan
menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll
10
b. Pendekatan dalam sistem Paguyuban
11
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian
pondok pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat,mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status
kesehatan masyaraka t, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.Seorang
bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitandengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran
serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan
kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional
3.2 SARAN
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-
hal lain yang berkaitan denganwilayah tersebut.
13
Daftar Pustaka
Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes.
Jakarta1996.
www.google.com
14