Anda di halaman 1dari 11

CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

MELALUI PENDEKATAN AGAMA

Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup
meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya
pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak
janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat
begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai
kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk
menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-
Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat
mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena
ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan
membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu.
Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.
Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak
dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada
kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan
melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
(Islam) mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan
kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat
dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta
1986
2. Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta 1996.
3. Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 1998
Diposkan oleh Dian Warjanti Anjarwati di 02.07

Tidak ada komentar:


CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
MELALUI KESENIAN TRADISIONAL

Bidan adalah seorang wanita yang tlah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Lulus dengan
persyaratan yang ditelah ditetapkan dan memperoleh kualifikasi untuk registrasi dnn memperole
izin untuk melaksanakan praktik kebidanan. Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Rumah sakit sebagai sarana
pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik,dan mampu
memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat
mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman,sehingga memberi kepuasan ( sembuh
dengan cepat dengan pelayanan yang baik ). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem
pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai
suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan
medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti
ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energy dan waktu. Pelayanan praktik kebidanan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga
bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan
dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara
berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan
dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya
yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien. Program pelayanan kebidanan yang
optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam
memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah
ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan
oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat. Bidan dapat
menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang
akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para
bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban,
kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya. Dalam memberikan
pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat : Promotif, bidan yang bersifat promotif
berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode
penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta
keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung
kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan
bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu
menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran
informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada
dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan
seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini. Preventif
berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll.
Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari
(jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk
mengobati penyakit terutama penyakit berat. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya
pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka
panjang. Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak
remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan
dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional. pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars
(latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan
bahwa kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni
sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau
persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai rti Rawit pekerjaan yang
rumit – rumit / kecil. Dibawah ini terdapat beberapa hal tentang seni baik pendapat dari para ahli
budaya,maupun arti kesenian secara umum. a. Seni menurut para ahli budaya Drs. Popo Iskandar
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok. Ahdian karta miHarja Seni
adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu karya seni yang bentuk dan
isinya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani
penerimanya.Dan menurut beliau Kesenian Merupakan produk dari manusia sebagai
homeostetiskus. Setelah manusia merasa cukup atau dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka
manusia tersebut perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi pandangan
indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi melalui kesenian. b.
Kesenian secara umum Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena
diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan
oleh seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang lain lagi. c.
Kesenian tradisional Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari pengembangan
kebudayaannya. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan
kemauan secara naluriah. Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik
secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Maksud dari
menyatakan rasa seni secara aktif adalah seseorang jika memiliki suatu rasa seni, harus
dikembangkan atau diapresikan kepada orang lain agar bermanfaat bagi orang lain. Agar rasa
seni tersebut dapat disalurkan atau diberikan kepada orang lain supaya rasa seni yang dimiliki
dapat bermanfaat bagi orang lain. Dalam kegiatan apresiatif, maksudnya yaitu mengadakan suatu
pendekatan terhadap kesenian seolah – olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata.
Kesenian sebagai karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah seseorang
dalam pembabaran ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian
seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan
asiknya terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan
sebagainya, yang bersifat lahiriah untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya
kesenian itu, serta ide yang melatar belakangi kehadirannya. Maka itu dalam mengadakan
pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi
lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari kata yunani berarti merasa sama. Jadi
dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam
karya seni itu. Apresiasi Seni Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi
pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa
apresiasi seni berarti orang tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni
sehingga orang tersebut mampu menghargai karya seni tersebut. Yang menjadi sumber apresiasi
seni adalah : a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak
disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya. b. Pengetahuan kesenian yang meliputi
pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia.
Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi
citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari
hasil dan usaha. 3. Peranan Seni Seni memliki beberapa peranan, diantaranya : Seni sebagai
kebutuhan. Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan
bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia
melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau
pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya. b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat
komunikasi 1) Sebagai ungkapan gagasan Seni sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan
untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau
dipergunakan oleh orang lain. 2) Alat komunikasi Berisi pesan yang diinformasikan pada orang
lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat
juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan
dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern. 3) Kesenian Sebagai Pembentuk
Peradaban Manusia Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat
menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia
berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya
membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg
mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu
itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern,
kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia. Secara keseluruhan
kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara
materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi kebahagiaan
manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan perasaan pribadi
mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati,
kematian dan lain-lainnya. Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita
mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama,
menyusun komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-lainnya. Juga
memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan
pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha hasil
budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang
suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI. 4. Kesenian sebagai media penyuluhan
kesehatan Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan
sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa
menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya: * Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan
dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – prtanyaan yang
diberikan oleh penonton. * Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan
dalam bahasa daerah setempat. 5. Kesenian sebagai seni terapi Kesenian sebagai terapi pada
kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin
kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu
dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik
stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung,
dll. SUMBER : bidan–intan.blogspot.com/2009/12/aspek-sosial-budaya-dalam-praktek-
kebidanan.html
Diposkan oleh yeni anggraeni di 21.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren
Kebidanan
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan
dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan
dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan
adalah suatu proses fisiologi normaldan bukan merupakan penyakit, walaupun pada
beberapa kasus mungkinberkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau
komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan
kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati
martabat dan memberdayakansegala potensi yang ada padanya, termasuk proses
penjaminan kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi
bayi.
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yangdiberikan oleh bidan secara mandiri
baik pada perempuan yang menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan ibu dan janin
/ bayinya, masa antara dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk pendidikan
kesehatan dalam hal prosesreproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan denganperempuan, bersifat holistik
dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruhsosial, emosional, budaya,
spiritual, psikologi dan fisik dari pengalamanreproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan
bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya.

Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren 

dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagaisalah satu alternativ pemecahan


masalah dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan dapat berperan aktif
dalam upayamemberdayakan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat,
karena Pondokpesantren dianggap mampu menjadi penggerak masyarakat baik di
bidang agama,sosial, maupun ekonomi.
CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI
PENDEKATAN AGAMA
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani
hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat
manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun
aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan
kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-
cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi
dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.

Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :

A. Upaya pemeliharaan kesehatan

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil
yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang
dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan
faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik
sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa
langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara
kesehatan yang dianjurkanoleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit

B. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu
sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1
sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu
untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian,
atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

C. Upaya pengobatan penyakit

Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang
diturunkan-Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua
pendapat mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan
alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat
kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama
karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama
(agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan /
menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian
kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak
kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga
dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan
memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko
tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu
keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi
IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan
sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel
telur (masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan
alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan
dengan melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan
yang memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah
hukum (Islam) mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang
dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk
kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama
perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh
yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain
BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Ketika pesantren mengaktifkan praktek kebidanan maka ini berarti pesantren tidak
hanya menjadi wadah yang menyampaikan pesan agamatetapi juga pesantren telah
menyampaikan pesan kesehatan dan ini sesuai dengan nilai-nilai agama islam yang
kita anut, dimana agama menekankan kepada kitauntuk menjaga kebersihan dan
kesehatan, karena merupakan bahagian dari iman.
Jadi dengan adanya peraktek kebidanan dalam pesantern maka diharapkan hal ini
dapat meningkatkan kondisi atau derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang
masih memprihatinkan demi pencapaian kesejahteraan social.

A. Pendekatan dalam sistem Banjar


Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah ialah,desa .
Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara - upacara keagamaan
yang keramat.
Pada umum nya tampak beberapa perbedaan antara desa dipegunungan dan desa adat ditanah
datar . menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut
Bale Agung, dan berhak mengikuti rapat - rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari
tetap.

Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali  


Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :

1. menggerakan dan membina peran serta masyarat dalam bidang kesehatan dengan
melakukan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan dan masalah kesehatan setempat .
2. Pemerintah memberikan ,menerapkan dan menjalalnkan PosKesDes (pos kesehatan
Desa) yang ditujukan kepada seluruh masyarakat setempat sampai kedaerah pedalaman.
3. Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

    4.Membina dan memberikan bimbingan (peran bidan sebagai pendidik).Bersama kelompok
dan
       masyarakat menanggulangi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu
,anak, dan KB.

Pendekatan dalam sistem Paguyuban 

Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai
dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan , bersifat batiniah dan kekal serta jauh
dan pamri- pamri ekonomi.

Pelayanan Kebidanan dengan pendekatan paguyuban

Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan -
pendekatan khususnya paguyuban. untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khusisnya calon bidan
agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatan peran aktif
masyarakakt agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan. misalnya saja denagn mengadakan
kegiatan posyandu di puskesmas .

Ciri - ciri Paguyuban 

 Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra


 Private : hubungan bersifat pribadi .
 Exclusive :  bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak untuk orang
lain diluar kita. 

  Ciri - Ciri umum 

1. adanya hubungan perasaan kasih sayang


2. adanya kenginan untuk meningkatkan kebersamaan
3. Hubungan kekeluargaan masih kental 
4. sifat gotong royong masih kuat  

Tipe Paguyuban 

Memiliki tiga tipe di masyarakat yaitu :

1. Paguyuban karena ikatan darah Yaitu paguyuban berdasarkan keturunan. contoh


kelompok kekeluargaan,keluarga besar.

     2. Paguyuban karena tempat Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan tempat
tinggal.
         contoh arisan RT,RW,dan karang taruna.
     3. Paguyuban karena jiwa pikiran Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang - orang yang tidak
punya
        hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdelatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan
pikiran yang
        sama. contohnya organisasi.

 Daftar pustaka  Sosial budaya dasar, Syafrudin, SKM,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai