Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN REFLEKSI KASUS KONTRASEPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Oleh:

Rudi Ardian Saputra 07711071

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013

FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


_____________________________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda Stase Identitas Pasien Nama / Inisial Umur Diagnosis/ kasus

: Rudi Ardian Saputra : Ilmu Kesehatan Masyarakat

NIM: 07711071

: Ny. S : 27 tahun : Keluarga Berencana

No RM Jenis kelamin

:: Perempuan

Pengambilan kasus pada minggu ke: 5 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Seorang ibu datang dengan kedua anaknya ke posyandu Mawar untuk melakukan imunisasi untuk anaknya. Ibu tersebut diantar oleh sang suami. Melihat ketiga anaknya yang masih kecilkecil, maka bidan desa menemui ibu tersebut untuk memberikan informasi tentang Keluarga Berencana bagi keluarga beliau. Ketika ditanya mengenai umur anaknya, ternyata selisih kedua anaknya hanya 6 bulan. Setelah ditanya lebih lanjut maka, ternyata diketahui bahwa sang suami dan isteri tersebut menolak untuk mengikuti program KB. Hal ini dikarenakan menurut mereka hal tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam bahkan melanggar syariat. Mereka juga mengatakan sesuai dengan ulama tempat mereka belajar agama melarang untuk jamaahnya mengikuti program keluarga berencana.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus Pemilihan kasus ini dijadikan refleksi karena saya merasa masih ada yang memiliki pemikiran yang seperti keluarga tersebut. Selain itu juga masih ada perbedaan ulama tentang masalah seputaran program keluarga berencana.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu Menurut UndangUndang No 52 Tahun 2009, Tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga (UU PK-PK), Keluarga Berencana (KB) didefinisikan sebagai upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Karena itu tanggung jawab keluarga meliputi tanggung jawab terhadap kesehatan anggota keluarga, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya dan lain-lain. Ketahanan keluarga erat kaitannya dengan uapaya menggerakkan fungsi-fungsi keluarga, seperti fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Fungsi inilah yang perlu dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh keluarga Indonesia. Ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam berkeluarga termasuk mengenai perencanaan tentang pengaturan jumlah anak (KB), agar dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas, diantaranya terpenuhi pendidikan, ekonomi dan mempertimbangkan kesehatan si ibu, memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Bagaimana semua itu bisa terwujud jika jarak kelahiran anak terlalu dekat dan anak yang terlalu banyak, tentu akan menghambat tujuan tersebut. Namun adakalanya, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada juga sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya, hal tersebutlah yang dilarang oleh agama, kalau tidak ada udzurnya. Dalam konteks inilah program keluarga berencana berfungsi dari segi sosial.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai Di dalam islam masih terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya menggunakan KB. Sebagian umat ada yang menganggap KB itu dilarang, dan ada sebagian yang berpendapat boleh. Islam membenarkan penggunaan kontrasepsi malah menganjurkan,hal ini dapat kita lihat dalam Al-Quran Al-Baqarah ayat 233 :

Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya... {QS. Al Baqarah:233} Dari ayat diatas, islam menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun. ASI selain bermanfaat bagi bayi juga memberi manfaat yang besar bagi ibu antara lain untuk mencegah kanker payudara, mempercepat pemulihan rahim sesudah melahirkan dan mengatur jarak kelahiran. Dengan pemberian ASI, maka ibu secara alamiah tidak mengalami kehamilan karena perubahan pada produksi beberapa hormon yang bisa mencegah pulihnya kesuburan. Ga KB telah ada sejak zaman nabi SAW, sesuai dengan hadis sahih yang artinya: Jabir berkata: Kami melakukan azl pada zaman Rasulullah SAW, dan Al Quran masih diturunkan. Jika ia (azl) merupakan sesuatu yang dilarang, niscaya Al Quran melarangnya pada kami {Muttafaq Alaih} Segala macam bentuk dan cara kontrasepsi dapat dibenarkan oleh Islam selama : 1. Tidak dipaksakan 2. Tidak menggugurkan atau aborsi 3. Tidak membatasi jumlah anak 4. Tidak mengakibatkan pemandulan abadi Jadi pada dasarnya Islam membolehkan umatnya untuk ber-KB dengan ketentuan pertama, niat ber-KB untuk kebaikan keluarga, kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Yang kedua, KB hendaknya dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, yaitu suami dan istri sehingga tidak ada salah satu dari keduanya yang terdhalimi dan keduanya bertanggungjawab atas keputusan bersama tersebut. Ketiga, KB hendaknya menggunakan metode yang benar dan sesuai untuk ibu. Daftar Pustaka http://ramadan.detik.com/read/2011/08/10/152503/1700897/1254/hukum-kontrasepsi-menurut-islam

(diakses, rabu, 27 Meil 2012)

Umpan balik dari pembimbing

., ... TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

-----------------------------------

--------------------------------

Anda mungkin juga menyukai