Anda di halaman 1dari 23

1

BAGIAN I
LATAR BELAKANG PUSTAKA

1.1. DEFINISI
Presentasi kaki (footling breech) merupakan presentasi bokong
inkomplit dengan salah satu atau kedua kaki janin berada di bawah bokong.

Gambar 1. Variasi Presentasi Bokong

1.2. EPIDEMIOLOGI
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu).
Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.
Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar
antara 25 – 30 %, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi
kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.

1.3 ETIOLOGI
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat
beberapa faktor risiko diantaranya prematuritas, abnormalitas struktur
uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,
kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat
presentasi bokong sebelumnya.
2

1.4 PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan
yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin
sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa
fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang
saat usia kehamilan aterm.

1.5 DIAGNOSIS
A. Pemeriksaan Abdomen
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi
abdomen yaitu melalui pemeriksaan leopold. Pada pemeriksaan leopold
pertama teraba kepala janin yang bulat dan keras di fundus, leopold
kedua teraba punggung yang panjang di salah satu sisi abdomen, leopold
ketiga teraba bagian bokong janin yang bulat dan lunak serta bagian
jari-jari kaki yang kecil dan terputus-putus di bagian bawah uterus, dan
leopold keempat bokong digerakan untuk mnilai apakah bokong sudah
memasuki pintu atas panggul.

B. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan dapat dibedakan antara
presentasi kaki dengan jenis presentasi kaki. Bila bagian yang terbawah
3

adalah bokong akan teraba sakrum, kedua tuberositas iskiadikum dan


anus. Bila teraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki
terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya
tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama
dengan panjang telapak tangan.
C. Pemeriksaan Sonografi
Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya malpresentasi adalah dengan
pemeriksaan sonografi. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi
mengenai sudut leher dan letak plasenta.

1.6 PERSALINAN DENGAN PERSENTASI KAKI


Persalinan presentasi bokong secara pervaginam, memberi trauma yang
sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak pada waktu
persalinan maupun di kemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa
semua presentasi bokong harus harus dilahirkan secara perabdominam.
Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa presentasi bokong
harus dilahirkan secara perabdominam, antara lain:
Pervaginam Perabdominal
 Presentasi “frank breech” atau  Presentasi “footling breech”
 Usia Kehamilan ≤ 34 minggu
“complete breech”
 Usia Kehamilan ≥ 34 minggu  Taksiran berat janin < 2500 gram
 Taksiran berat janin 2500 – 3500 atau > 3500 gram
 Dijumpai cephalo-pelvic
gram
 Kepala fleksi disproportion
 Tidak dijumpai cephalo-pelvic  Bagian terbawah janin belum
disproportion memasuki PAP
 Tidak ada indikasi sectio caesarea

1.7 PROGNOSIS
Dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang
kepala, morbiditas dan mortalitas ibu dan atau anak pada persalinan
pervaginam persentasi bokong lebih besar. Morbiditas maternal adalah lebih
tingginya frekuensi persalinan operatif pada presentasi bokong
menyebabkan peningkatan morbiditas ibu antara lain:
1. Morbiditas infeksi.
4

2. Ruptura uteri.
3. Laserasi servik.
4. Luka episiotomi yang meluas.
5. Atonia uteri akibat penggunaan analgesi sehingga terjadi perdarahan
pasca persalinan.
Morbiditas dan mortalitas perinatal adalah lebih tinggi dibandingkan pada
presentasi belakang kepala (vertex)5.
1. Trauma persalinan
1) Fraktura humerus dan klavikula
2) Cedera pada muskulus sternocleiodomastoideus
3) Paralisa tangan akibat cedera pada pleksus brachialis saat melahirkan
bahu
2. Persalinan preterm
3. Asfiksia intrapartum (janin sudah berusaha bernafas saat kepala masih
berada dalam jalan lahir oleh karena sebagian besar tubuh janin sudah
berada diluar jalan lahir sehingga menimbulkan refleks bernafas pada
janin)
4. Kelainan kongenital

BAGIAN II
LAPORAN KASUS

2.1 Status Ibu Hamil

ANAMNESA PRIBADI
5

Nama : Ny. A

Umur : 26 tahun

Suku : Jawa

Alamat : Dusun I Sukasari, Melati Kebun, Sedang Berdagai,

Sumatera Utara

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Tamat SLTA

Status Pernikahan : Menikah

Tanggal Masuk : 12 Agustus 2018

Jam Masuk : 00.30 WIB

ANAMNESA PENYAKIT

Ny. A, 26 tahun, G2P1001, Jawa, Islam, SLTA, Ibu Rumah Tangga, i/d Tn.B,
32 tahun, Jawa, Islam, SLTA, Petani. Datang dengan keluhan :

Keluhan Utama : Mulas – Mulas mau melahirkan

Telaah :

Hal ini dialami pasien sejak tanggal 11 Agustus 2018 pukul 03.00
WIB. Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan dijumpai satu hari ini.
Riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak dijumpai. Sejak 7 hari ini pasien
6

mengeluhkan demam. Demam bersifat naik turun. Awalnya demam tinggi


dialami selama 3 hari dan demam kemudian berkurang dengan obat penurun
demam. Riwayat bercak-bercak kemerahan dikulit tidak dijumpai . Riwayat
gusi berdarah tidak dijumpai. BAB dan BAK dalam batas normal. OS
merupakan pasien rujukan dari rumah sakit lain dengan diagnose Dengue
Haemorrhage Fever + prev C-section 1x + IUP (32 WGA).

Riwayat penyakit terdahulu : (-)

Riwayat pemakaian obat : Parasetamol tablet 500mg

RIWAYAT MENSTRUASI

HPHT : 22 /11/2017, siklus haid tidak teratur

TTP :?

ANC : 3x dengan bidan


7

RIWAYAT PERSALINAN

1. Laki – laki, aterm, 2800 gram, C. Section, Sp.OG, Rumah Sakit, 5 tahun,
anak sehat.
2. Hamil saat ini.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENS

Sens : compos mentis Anemis :-

TD : 120/80 mmHg Ikterik :-

HR : 90 x/i Sianosis :-

RR : 22 x/i Dyspnoe :-

Temp : 36,7oc Oedema :-

STATUS GENERALISATA

Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Refleks pupil (+/+)

Isokor , kanan=kiri

Leher : Pembesaran KGB (-/-)

TVJ R-2 cmH2O

Thorax
- Inspeksi : Simetris fusiformis
- Palpasi : SF kanan = kiri
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

- Auskultasi :
8

Jantung : S1 (N), S2 (N), S3 (-), S4 (-) reguler, murmur (-)

Paru : Suara Pernafasan : Vesikuler

Suara Tambahan : Tidak Ada

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, Clubbing finger (-),

Oedem Pretibial (-/-)

STATUS OBSTETRI

Inspeksi : Abdomen Membesar asimetris,

Leopold I : 4 jari dibawah processus xyphoideus (25 cm)

Leopold II : Tegang Kanan

Leopold III : Presentasi kaki (Footling Breech)

Leopold IV : Engagement (-)

Gerak Janin : (+)

Denyut Jantung Janin : (+) 146 x/i, reguler

HIS : (+) 2 x20” /10’

Taksiran Berat Janin : Tidak dapat dinilai

PEMERIKSAAN DALAM

VT : Cervix axial, Φ 4cm, Eff 80%, Membran amnion (+), Teraba


Bagian Kaki, jari, Hodge 1

ST : lendir darah (+), air ketuban (-)

PEMERIKSAAN USG TAS


9

Janin tunggal, presentasi kaki, anak hidup

Fetal movement (+), fetal heart rate (+) 154 kali/menit reguler

Biparietal diameter : 81,1 mm

Head circumference : 292,6 mm

Abdominal circumference : 230,4 mm

Fetal lenght : 63.1 mm

Estimated Fetal Weight : 1933 gram

MVP : 2,9 cm

Plasenta : grade III

Kesan : KDR (33-35 Minggu) + presentasi kaki + anak hidup

LABORATORIUM

10 juli 2018 (pukul 18:24 WIB)

Test Result Unit References

Hemoglobin 9,2 g/Dl 12-16

Eritrosit 3,7 106/µL 4.0-5.40

Leukosit 10,72 103/µL 4.0-11.0

Hematokrit 28,2 % 36.0-48.0

Platelet 56 103/µL 150-400

Ureum 12 mg/dl 10.0-50.0

SGOT - U/L 0.00-40.00

SGPT - U/L 0.00-40.00

Creatinin 0,59 mg/dl 0.60-1.2


10

Uric Acid 6,2 mg/dl 3.5-7.0

Glukosa ad random - mg/dl <140

Natrium 139 mmol/L 136-155

Kalium 3,30 mmol/L 3.50-5.50

Klorida 110 mmol/L 95.00-103.00

PT 14,8 Detik 11,6-14,5

APTT 27.7 Detik 28.6-42.7

INR 1,13 Detik 1-1,3

IgM Anti Dengue Negatif Negatif

Ig G Anti Dengue Positif Negatif

DIAGNOSA KERJA

Prev. C Section 1x + Secundi gravida + IUP (33-35) weeks+ Footling


Breech+ Live Fetus+ Preterm Labour

TERAPI MEDIKAMENTOSA

- IVFD Ringer Laktat 20 gtt/menit

- Inj. Ceftriaxone 2 gr

RENCANA TINDAKAN

-
Sectio Ceasaria
-
Konsul ke Bagian Anestesi
-
Konsul ke Bagian Ilmu Kesehata Anak
-
Konsul ke Bagian Ilmu Penyakit Dalam

LAPORAN OPERASI SECTIO CAESAREA

Waktu Tindakan
01.00 Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan posisi
11

supine, infus dan kateter sudah terpasang dengan baik

01.10 Operator mencuci tangan dengan cara fuhbringer dan


memakai alat pelindung diri berupa penutup kepala, masker,
apron, sepatu boot, baju steril dan sarung tangan steril
01.15
Dilakukan tindakan anestesi spinal, kemudian ditunggu dan
pasien diminta untuk mengangkat kaki. Pasien menyatakan
kakinya kebas dan sulit diangkat. Kemudian operator
01.20
memberikan rangsangan nyeri di daerah kaki. Pasien sudah
tidak merasakan nyeri.

01.30 Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan


operasi dengan mengoleskan povidone iodine secara spiral
ke arah luar. Kemudian ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi
01.35
Dilakukan insisi pfannensteil dibuat pada bekas operasi
sebelumnya sepanjang ± 10 cm mulai dari kutis, subkutis
dan fascia. Dengan menyisipkan pinset anatomis
01.40 dibawahnya , fascia digunting kekanan dan kekiri, otot
dikuakkan secara tumpul, peritoneum dijinjing dan
digunting kearah atas dan bawah

01.40 Identifikasi bagian segmen bawah rahim (SBR), kemudian


dilakukan insisi low cervical. Endometrium ditembus
dengan klem dan dilebarkan secara tumpul sesuai arah
sayatan

01.45
Janin dilahirkan dengan cara mengait bokong bayi, lahir
bayi laki – laki dengan BBL = 2190 gram, PBL = 49 cm,
dengan APGAR score 7/8 dan anus dijumpai. Tali pusat
diklem dua sisi dengan jarak ±5 cm dan digunting
diantaranya
12

Dilakukan manajemen aktif kala III dengan dilakukan


01.50
injeksi Oxytocin 10 IU secara intravena. Kemudian placenta
dilahirkan dengan metode peregangan tali pusat terkendali.
Identifikasi plasenta, kesan : placenta lahir lengkap. Uterus
dibersihkan dengan kassa, kesan: bersih. Dilakukan
penjepitan tepi luka dengan menggunakan 4 oval klem
01.50
Dilakukan penjahitan pada luka sayatan uterus secara
continous interlocking dengan vicryl 1 dengan jahitan
pertama ±1 cm dari ujung luka. Dilakukan penjahitan
continous dengan menembus bagian myometrium sampai
endometrium. Kemudian diteruskan sampai ke ujung luka.
02.00
Observasi bekas luka sayatan uterus, tuba fallopi dan
ovarium. Rongga perut dibersihkan dari darah dan Stoll sel.
Evaluasi kontraksi uterus. Kesan : perdarahan terkontrol,
kontraksi : adekuat.

Dibagian abdomen dijahit lapis demi lapis sebagai berikut:


peritoneum dijahit secara continous suture dengan benang
plain catgut 2.0, fascia dijahit secara continous suture
dengan benang vicryl 1, subkutis dijahit secara simple
interupted suture dengan chromic catgut 2.0, dan kulit
dijahit secara subkutikuler dengan vicryl 3.0

Luka operasi ditutup dengan sufratulle, kasa steril dan


hypafix Vagina dibersihkan dari sisa darah dan
membersihkan sel Stoll dengan kain kasa kapas untuk
membersihkan darah

KEADAAN UMUM IBU POST SECTIO CAESAREA


Sensorium : Compos Mentis

Tekanan darah : 140/90 mmHg


13

Nadi : 88x/menit

RR : 20x/menit

Temperatur : 36.70 C

Kontraksi : (+)

Perdarahan : (-)

TFU : 1 jari di bawah pusat

TERAPI POST OPERASI

- IVFD Ringer Laktat 20 gtt/menit

- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam

RENCANA TINDAKAN

-
Cek lab darah rutin 2 jam post SC
-
Awasi kontraksi, vital sign,tanda-tanda perdarahan (kala IV)

HASIL LABORATORIUM 2 JAM POST SC

-
Hemoglobin : 9.9 g/dL
-
Hematokrit : 30,8 %
-
Leukosit : 14.15 x 103/μm3
-
Trombosit : 59 x103/μm3
14

FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Follow up

12 Agustus S :
2018
O : SP : Sens : CM

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 81 x/ menit

RR : 21 x/menit

T : 36.8oC

SL: Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal

TFU : 1 jari di bawah pusat

P/V :-

L/o : Tertutup Verband, kesan : Kering

BAK : (+) Via kateter

BAB : (-) , Flatus (-)

A : Post SC d/t Prev. C Section 1x + Secundi gravida + IUP


(33-35) weeks+ Footling Breech+ Live Fetus+ Preterm
Labour + NH0

P : - IVFD RL 20 gtt/i

-
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
-
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
-
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam

R/ Terapi lanjut

Pantau vital sign, kontraksi, perdarahan, cek DR 2 jam


15

post SC

13 Agustus S : Post OP
2018
O : SP : Sens : CM

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 78 x/ menit

RR : 20 x/menit

T : 36.0oC

SL: Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal

TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat

P/V : - lochia + rubra

L/o : Tertutup Verband, kesan : Kering

BAK : (+) via kateter

BAB : (-) , Flatus (+)

A : Post SC d/t Prev. C Section 1x + Secundi gravida + IUP


(33-35) weeks+ Footling Breech+ Live Fetus+ Preterm
Labour+ NH1

P : - IVFD RL 20 gtt/i

-
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
-
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
-
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam

R/ AFF Kateter

14 Agustus S : Post OP
2018
16

O : SP : Sens : CM

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

RR : 16 x/menit

T : 36.5oC

SL: Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal

TFU : 3 jari di bawah pusat, kontraksi (+)

P/V : - lochia + rubra

L/o : Tertutup Verband, kesan : Kering

BAK : (+)

BAB : (+)

A : Post SC d/t Prev. C Section 1x + Secundi gravida + IUP


(33-35) weeks+ Footling Breech+ Live Fetus+ Preterm
Labour +NH2

P : - Cefadroxil 2 x 500 mg

-
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
-
Vit B Comp 2 x 1

R/ - AFF Infus, Terapi oral

-
Pantau vital sign, kontraksi

15 Agustus S : Post OP
2018
O : SP : Sens : CM

TD : 110/70 mmHg
17

Nadi : 80 x/ menit

RR : 20 x/menit

T : 36.0oC

SL: Abdomen : Soepel, peristaltik (+)

TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+)

P/V : (-) Iochia (+) Rubra

L/o : Tertutup Verband, kesan : Kering

BAK : (+)

BAB : (+)

A : Post SC d/t Prev. C Section 1x + Secundi gravida + IUP


(33-35) weeks+ Footling Breech+ Live Fetus+ Preterm
Labour + NH3

P : - Cefadroxil 2 x 500 mg

-
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
-
Vit B Comp 2 x 1

R/ - GV  Kering

-
PBJ, Kontrol Poli PIH 18/8/2018
18

BAGIAN III
DISKUSI KASUS

Ny. A, 32 tahun, G4P3A0, Jawa, Islam, Tamat SMP, Ibu Rumah Tangga, i/d
Tn.S, 25 tahun, Jawa, Islam, SLTA, Wiraswasta. Datang ke RSUD. Dr. Pirngadi
Medan dengan keluhan mulas – mulas, mau melahirkan pada tanggal tanggal 12
Agustus 2018 pukul 00.30 WIB. Hal ini sudah dirasakan os sejak 1 hari SMRS
pada jam 15.00 Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan dijumpai sejak 1
hari ini. Riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak dijumpai. BAB dan BAK
dalam batas normal. Riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya
tidak di jumpai. Riwayat darah tinggi pada kehamilan saat ini tidak di jumpai.
Riwayat trauma tidak di jumpai. BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat
penyakit terdahulu Demam sejak 7 hari lalu, demam tinggi 3 hari yang lalu
Riwayat pemakaian obat: paracetamol tab 500 mg. Riwayat HPHT: 22/ 11 /
2017,TTP 29 / 08 /2018, siklus tidak teratur Tidak ada riwayat pemakaian
kontrasepsi, ANC (+) 3x dengan bidan. Riwayat persalinan (1) Laki – laki,
Preterm, 2800 gram, PSP, dr.Sp.OG, 5 tahun, anak hidup, (2) Hamil ini

Pemeriksaan obstetri: Abdomen membesar asimetris, tinggi fundus uteri 4


jari dibawah processus xyphoideus (25 cm), teregang kanan, terbawah bokong,
turunnya bokong 4/5, gerakan janin (+), Denyut Jantung Janin (+) 154 x/i,
reguler, His (+) 2x 20”/10’. VT: serviks anterior, dilatasi 4 cm, EFF 80%, memban
amniotik (+), Hodge I. Adekuasi Panggul: Promontorium tidak teraba, Linea
inominata tidak teraba 2/3 anterior, sudut Pubis >900, Os scarum konkad, os
koxigeus mobile. Kesimpulan: Panggul adekuasi. Pemeriksaan USG TAS janin
tunggal, Presentasi kaki, Anak Hidup, FM(+), FHR (+) 154 kali/menit reguler,
BPD 81,1 mm, HC 292,6 mm, AC 230,4 mm, FL 63.1 mm, EFW 1933 gram,
Plasenta Fundal grade III. Kesan : (33-35) minggu + presentasi kaki+ anak hidup
dan lakukan Operasi Sectio Caesarea pada 12 Agustus 2018 pada pukul 01.30
WIB. Lahir bayi laki-laki BBL 2180 gr PBL 45 cm. A/S 7/8. Pasien dirawat di
ruangan dengan terapi IVFD Ringer Laktat 20 gtt/menit, Inj. Ceftriaxone 1 gr/12
jam, , Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam, Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam dan rencana
19

tindakan di ruangan Cek lab darah rutin 2 jam post SC, Awasi kontraksi, vital
sign, perdarahan (kala IV). Selama perawatan pasien mendapatkan antibiotik dan
analgetik sesuai dosis standard, keadaan pasien membaik. Ibu dan bayi baik dan
pulang pada tanggal 15 Agustus 2018, kontrol PIH tanggal 18 Agustus 2018.

TEORI KASUS

PEMERIKSAAN OBSTETRI PEMERIKSAAN OBSTETRI

Presentasi bokong dapat diketahui Palpasi Abdomen


melalui pemeriksaan palpasi abdomen
yaitu melalui pemeriksaan leopold. - Leopold I : 4 jari dibawah

Pada pemeriksaan leopold pertama processus xyphoideus (25 cm)


teraba kepala janin yang bulat dan keras - Leopold II : Teregang kanan
- Leopold III : Presentasi kaki
di fundus, leopold kedua teraba - Leopold IV : Engagement (-)
punggung yang panjang di salah satu
sisi abdomen, leopold ketiga teraba
bagian bokong janin yang bulat dan
lunak serta bagian jari-jari kaki yang
kecil dan terputus-putus di bagian
bawah uterus, dan leopold keempat
bokong digerakan untuk mnilai apakah
bokong sudah memasuki pintu atas
panggul.

ULTRASONOGRAFI

Janin tunggal, presentasi kaki, anak


hidup
Fetal movement (+), fetal heart rate (+)
154 kali/menit reguler
20

ULTRASONOGRAFI Biparietal diameter : 81,1 mm


Head circumference : 292,6 mm
Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya
Abdominal circumference : 230,4 mm
malpresentasi adalah dengan
Fetal lengh : 63,1 mm
pemeriksaan sonografi. Pemeriksaan ini
Estimated Fetal Weight : 1933 gr
juga memberikan informasi mengenai
MVP : 2,9 cm
sudut leher dan letak plasenta.
Plasenta : Fundal,
grade III
Kesan : KDR (33-35) minggu +
presentasi kaki+ anak hidup

PENATALAKSANAAN

Kriteria Sectio Caesarea

• Presentasi “footling breech”

• Usia Kehamilan ≤ 34 minggu


PENATALAKSANAAN
• Bagian terbawah janin belum
Kriteria Sectio Caesarea memasuki PAP

• Presentasi “footling breech”

• Usia Kehamilan ≤ 34 minggu

• Taksiran berat janin < 2500 gram atau


> 3500 gram

• Dijumpai cephalo-pelvic
disproportion

• Bagian terbawah janin belum


memasuki PAP
21

DISKUSI

1. Apa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter umum jika dijumpai
kasus pasien presentasi kaki ?
22

BAGIAN IV
KESIMPULAN

Disebut persentasi kaki apabila janin membujur dalam rahim dengan satu
atau kedua kaki terletak pada bagian bawah bokong.
Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, yaitu palpasi Leopold I
didapatkan kepala / bulat dan keras di fundus, Leopold II teraba punggung di satu
sisi dan bagian kecil sisi lain, Leopold III teraba bokong dan/atau kaki, dan
Leopold IV menilai masuknya bagian terbawah ke dalam pintu atas panggul dan
USG.
Penanggulangan letak sungsang, yakni :
1. Waktu hamil (antenatal) yaitu untuk kehamilan lebih dari 28-30 minggu
dilakukan untuk mencari kausa dengan USG, jika tidak ada kelainan dapat
dilakukan knee chest position atau dengan versi luar.

2. Jenis persalinan yaitu dapat pervaginam dengan cara spontan bracht, Manual
Aid, atau Total ekstraksi dan persalinan perabdominal (SC) dipilih jika tidak
memenuhi kriteria persalinan pervaginam dan dijumpai penyulit seperti tali
pusat menumbung pada primi / multigravida, distosia, premature / postmatur,
riwayat obstetric buruk, nilai janin tinggi dan terdapat komplikasi kehamilan
ddan persalinan seperti hipertensi dalam kehamilan, ketuban pecah dini.

DAFTAR PUSTAKA
23

1. Angsar,M.D., Setjalilakusuma,L., Persalinan sungsang, dalam Ilmu


Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta, 2000, hal;104-122.
2. Cunningham, F.G., Mac.Donald, P.C., Gant, N.F., Distosia karena
kelainan pada presentasi, posisi atau perkembangan janin , Obstetri
Williams (18th ed), Suyono, J., Hartono, A., (Alih Bahasa), Jakarta :
EGC, 2005
3. Martohoesodo,S., Hariadi,R., Distokia karena kelainan letak serta
bentuk janin, dalam Ilmu Kebidanan Edisi III, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002, hal;595-636
4. Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam:
Wiknjosastro dkk, ed. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008, hal 588-598
5. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan
bagian patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad
Hoesin, Palembang, 1983;15-33.

Anda mungkin juga menyukai