Anda di halaman 1dari 30

KONSEP MANAJEMEN KEBIDAAN

PADA PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Disusun Oleh
Amalia Ulfah Suparno
NIM : 1502450016
DEFINISI
 Menurut Nita Norma (2013) letak sungsang adalah jnin yang

letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di


fundus dan bokong di bawah.
 Rustam Mochtar (2011) letak sungsang adalah janin yang

letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di


fundus dan bokong di bawah.
ETIOLOGI
 Fiksasi kepala pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada

misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,


plasenta previa, tumor-tumor pelvis.
 Janin mudah bergerak seperti pada hidroaminon , multipara,

janin kecil,
 Gemeli

 Kelainan uterus, seperti uterus arkuatur, bikornis, mioma uterus.

 Janin sudah mati.

 Sebab-sebab yang tidak diketahui.


PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah
air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang
atau letak lintang.
Triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong
dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di
segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala.
KLASIFIKASI
 Letak bokong murni : Bokong saja yang menjadi bagian
depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.
 Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) : letak
bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping
bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
 Letak kaki atau lutut (incomplete Breech) adalah letak

sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga


kaki atau lutut, terdiri dari :
 Letak kaki atau lutut (incomplete Breech) adalah letak

sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga


kaki atau lutut, terdiri dari :
Kedua kaki = Letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki = Letak kaki tidak sempurna
Kedua lutut = Letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut = Letak lutut tidak sempurna
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Abdominal
Dengan pemeriksaan Leopold I, kepala janin yang keras,
bulat dan dapat diraba dengan balotement karena sudah
menempati bagian fundus uteri. Perasat Leopold II, menunjukkan
punggung sudah berada pada satu sisi abdomen bagian kecil
berada pada sisi yang lain. Pada Leopold III, bila engagement
belum terjadi-diameter intertrokanterika panggul janin belum
melewati PAP. Setelah terjadi engagement, perasat Leopold IV
menunjukkan posisi bokong yang mapan di bawah simfisis.
Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
Suara jantung janin biasanya terdengar paling keras di daerah
sedikit diatas umbilkus, sedangkan bila terjasdi engagement
kepala janin, suara jantung terdengar paling keras di bawah
umbilicus
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam teraba 3 tonjolan tulang yaitu tuber ossis ischii
dan tulang os sacrum. Os sacrum dapat dikenal sebagai tulang yang
meruncing dengan deretan prosessus spinosus di tengah-tengah tulang
tersebut. Pada bagian di antara 3 tonjolan tulang tersebut dapat diraba anus
dan genetalia anak, tetapi jenis kelamin anak hanya dapat ditentukan jika
edema tidak terlalu besar.
Pada presentasi bokong murni, kedua tuberositas iskiadika, sacrum,
maupun anus biasanya dapat teraba dan setelah terjadi penurunan lebih
lanjut, genetalia eksterna dapat dikenali. Pada partus lama, bokong dapat
sangat membengkak sehingga menyebabkan kesulitan untuk membedakan
muka dengan bokong, anus bisa dikira mulut dan tuberosus iskiadika dapat
disangka tulang pipi. Kesalahan tersebut dapat dihindari karena jari tangan
pemeriksa akan menghadapi tahanan otot pada mulut. Ketika jari tanagn
dikeluarkan dari anus, kadang-kadang jari tersebut berlumuran mekonium.
Pada presentasi bokong kaki, kaki dapat diraba di sebelah bokong
sedangkan pada presentasi kaki, letak salah satu atau kedua kaki lebih
rendah dari pada bokong. Pada presentasi kaki, kaki kanan atau kiri dapat
ditentukan berdasarkan hubungannya dengan ibu jari kaki. Ketika bokong
turun lebih jauh ke dalam rongga panggul genetalia dapat diraba
Pemeriksaan USG
USG idealnya digunakan untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong,
bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomaly janin. USG dilakukan pada
kehamilan 32-34 minggu.
Penatalaksanaan letak sungsang
Kehamilan
Terapi yang paling penting adalah usaha untuk memperbaiki letak anak dalam
kehamilan sebelum persalinan terjadi dengan melakukan versi luar (jika tidak
ada kontraindikasi) atau knee chest position .
PERSALINAN
Bila pada persalinan masih letak sungsang singkirkan indikasi untuk seksio
sesarea.
Komplikasi
Pada persalinan sungsang dengan penyulit, terdapat peningkatan resiko
ibu. Manipulasi manual di dalam jalan lahir akan meningkatkan resiko
infesksi pada ibu. Perasat-perasat intrauterine terutama pada SBR menipis
atau pelahiran aftercomong head pada serviks yang belum membuka
penuh, sehingga dapat mengakibatkan rupture uteri, laserasi serviks atau
kedua-duanya. Manipulasi seperti ini dapat memperluas episiotomy dan
robekan perineum yang dalam
Komplikasi pada janin
Fraktur klavikula dan humerus , asfiksia
Prognosis
Bagi ibu
Kemungkinanan robekan pada perineum lebih besar juga
karena dilakukan tindakan selain itu ketuban lebih cepat
pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
Bagi janin
Progosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan
peredaran darahplasenta setelah bokong lahir dan juga
setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul maka bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu
setelah tali pusat lahir dan supaya janin tetap hidup, janin
harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.
Konsep Kebidanan
Pada Persalinan Letak
Sungsang
Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber daya berkaitan dengan kondisi klien, bila
pasien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasi kepada dokter dalam manajemen
kebidanan.
Data subyektif,
Data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yang
diakui. Adapun data subyektif terdiri dari
 Biodata

 Nama ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
 Umur ibu/ suami
Usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita
terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden
preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan hipertensi, persalinan lama pada
nulipara, seksio sesaria, pelahiran preterm, IUGR, dan kematian janin.
 Agama
Sebagai dasar bagi bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap pasien dan keluarga.
 Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu
klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan
baca tulisnya.
 Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk mengetahui apakah klien
berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran prematur
dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak janin
 Alasan datang
Untuk mengetahui apa yang mendorong ibu untuk memeriksakan keadaan
kepada tenaga kesehatan (bidan),
 Keluhan utama

Keluhan utama adalah pada kasus kehamilan letak sungsang, keluhan yang
dirasakan ibu adalah gerakan janin terasa lebih banyak bagian perut bagian
bawah dan terasa penuh dibagian atas (Winknjosastro, 2005).
 Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang

Penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak, dewasa lengkap dengan


waktunya yang sedikit mencakup empat kategori berikut medis,
pembedahan, obstetric atau ginekologik dan psikiatrik.
 Riwayat Perkawinan

Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapatkan gambaran dari suasana rumah tangga pasangan. Beberapa
pertanyaan yang diajukan antara lain usia nikah pertama kali, status
perkawinan, lama pernikahan, ini adalah suami yang keberapa.
 Riwayat Haid

a. Menarche
Adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Pada wanita Indonesia,
umumnya sekitar 12-16 tahun.
b. Lama haid
Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
dan ada yang sampai 7-8 hari.
c. Siklus haid
Adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari. Siklus haid
normal dianggap sebagai siklus 28 hari tetapi siklus ini bisa maju
sampai 3 hari atau mundur 3 hari.
d. Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat, pening sampai
pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu.
e. Keputihan : Warnanya, berbau atau tidak, gatal atau tidak.
f. HPHT (hari pertama haid terakhir)
Yang dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama dari haid yang
terakhir. HPHT dihitung sebagai awal dimulainya kehamilan dan
ditanyakan untuk dijadikan acuan dalam menentukan taksiran
persalinan.
 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil, bersalin,dan
adakah resiko atau penyakit. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh
petugas kesehatan, sehingga komplikasi tidak terjadi.
 Riwayat Kehamilan
Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah, hipertensi, dan
perdarahan pada saat hamil. Kehamilan keberapa saat ini.
 Riwayat Persalinan
Untuk mengetahui lahir aterm, preterm, postrem, ada perdarahan waktu
persalinan, proses lahir plasenta spontan atau buatan, ditolong siapa, dan
dimana tempat persalinan. Melakukan pengkajian terhadap riwayat
persalinan lalu yang kemungkinan berhubungan dengan persalinan saat ini
◦ Cara persalinan (apakah menggunakan tenaga ibu atau dengan bantuan
alat), cara persalinan yang lalu dapat memberikan gambaran mengenai
ukuran panggul ibu.
 Riwayat kehamilan Sekarang
Anamnesa kehamilan sekarang dapat memantau perkembangan
kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera
adanya kelainan atau masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani
dengan segera.
 Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Nutrisi
Hal ini juga penting untuk bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asuhan gizinya selama hamil.
Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa banyak
asupan makanan yang dimakan. Banyaknya data ini memberikan
informasi tentang seberapa banyak makanan yang ia makan dalam
satu kali waktu makan. Pola minum, bidan juga harus dapat
memperoleh data mengenai kebiasaan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan cairannya. Frekuensi, bidan dapat tanyakan pada pasien
berapa kali ia minum sehari dan dan dalam sekali minum dapat habis
berapa gelas untuk ibu hamil diperlukan 6-8 gelas (1500-2000).
Istirahat
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur siang dan
malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita mempunyai
kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting. Untuk
istirahat malam rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.
Aktivitas
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas
yang biasa dilakukan pasien dirumah.
Kebersihan
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya dan akan mempengaruhi pada saat proses
persalianan.
DATA OBJEKTIF
 Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria:
Baik : pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain.
Lemah : pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain.
Kesadaran
Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
Tekanan Darah
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systolis atau 90
diastolis. Juga perubahan 30 systolis dan 15 diastolis di atas tensi
sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum.
Nadi : 60-90 x/menit
Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,5-37,5o C
 Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
 Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
 Febris bila, suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
 Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Berat Badan
Pada trimester pertama peningkatan berat badan hanya sedikit,
antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester berikutnya akan terjadi
peningkatan berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu
0,35-0,4 kg per minggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan
BB yang normal sekitar 11,5-16 kg.
Tinggi Badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan
panggulnya sempit.
LILA (Lingkar Lengan Atas)
Normalnya untuk ibu hamil yaitu 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik/buruk,
sehingga berisiko melahirkan BBLR.
TP (Taksiran Persalinan)
Perkiraan dari persalinan yang akan terjadi dihitung berdasarkan
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). Penghitungan dilakukan
dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7
hari dan 1 tahun.
Head to toe
Menurut Wiknjosastro (2005), pemeriksaan sistematik dilakukan inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkuasi untuk mengetahui keadaan umum yang
mempengaruhi kesehatan atau kehamilan dan persalinan ibu meliputi :
INSPEKSI
Dada : nafas teratur atau tidak, sesak atau tidak
Abdomen : apakah ada luka bekas operasi
Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui tanda-tanda penyakit
kelamin yang perlu diwaspadai
PALPASI
 Abdomen
Adanya massa atau tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir merupakan penyabab letak sungsang, sedangakan
adanya jaringan perut atau luka bekas operasi di perut harus dikaji
lebih jauh untuk melaksanakan selanjutnya
LEOPOLD I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri. Bagian janin yang ada di
fundus secara khas ditemukan bahwa kepala janin yang keras dan
bulat menempati bagian fundus uteri.
LEOPOLD II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-
bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan
kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
LEOPOLD III
Untuk menentukan bagian yang terdapat dibagian bawah perut ibu
dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala. Pada
kehamilan letak sungsang bagian bawah perut adalah bokong.
LEOPOLD IV
Menentukan bagian bawah janin sudah masuk seberapa jauh di atas
panggul.
TBJ
Untuk mengetahui berat badab janin sementara dengan
menggunakan rumus TFU-N x 155
AUKULTASI
DJJ : 120-160 x/menit (normal). Reguler atau tidak. Pada kehamilan
letak sungsang DJJ terdapat pada Punctum maksimum yaitu kuadran
kanan atau kiri atas pusat.
PEMERIKSAAN DALAM
Pada VT teraba os sakrum, tuber ischii dan anus, kadang-kadang kaki (pada
letak kaki).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Untuk memastikan apakah benar letak kepala janin terletak pada bagian
fundus
INTERPRESTASI DATA DASAR
Dx : Ny. …G....Ab…usia kehamilan kehamilan … minggu janin T/H/I dengan
inpartu kala I fase laten atau aktif atau in partu kala II dengan letak sungsang
Ds : Data subjektif yang berasal dari keluhan ibu untuk mendukung diagnose
Do : Hasil pemeriksaan petugas kesehatan, untuk menegakkan diagnose.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial
Ibu :
-Partus macet berhubungan dengan cara meneran yang tidak adekuat
-Robekan jalan lahir
Bayi : Asfiksia
ntisipasi
-Pemantauan persalinan dengan partograf
-Berikan KIE tentang persalinan sungsang
-Berikan KIE tentang cara meneran yang benar
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
 Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk penatalaksanaan persalinan
sungsang, kolaborasi dengan perinatologi untuk melakukan resusitasi bayi.
INTERVENSI
Dx : Ny. …G..P….Ab… usia kehamilan …minggu janin T/H/I dengan in
partu kalau I fase aktif atau laten atau in partu kala II dengan letak
sungsang
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ini diharapkan persalinan
berjalan dengan lancar, bayi lahir sponytan brach
Kriteria hasil : Kondisi ibu yang menunjukkan keadaan normal
Mandiri
1. Beritahu kondisi janin dan ibu
R/ ibu mengerti kondisinya sehingga lebih kooperatif
2. Observasi TTV,DJJ, HIS, kemajuan persalinan
R/ deteksi dini adanya komplikasi dan TTV merupakan parameter
kondisi ibu.
3. Berikan dukungan moral kepada ibu
R/ Ibu lebih tenang mengahadapi persalinan
4. Ajarkan teknik relaksasi kepada ibu
R/ dengan teknik relaksasi dapat mengendurkan otot yang
tegang
5. Anjurkan ibu untuk mengatur cara mengejan
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus
menghindari efek negative berkenaan dengan penurunan kadar
oksigen ibu dan janin
6. Libatkan suami dalam pendampingan persalinan.
R/ Ibu merasa mendapat dukungan dari orang terdekatnya
selama
persalinan.
7. Beri ibu makan dan minum
R/ Pemenuhan kebutuhan energy dan nutrisi guna mencegah
terjadi dehidrasi dan menambah tenaga ibu selama persalinan.
8. Berikan suntik oksitosin
R/ untuk memperkuat kontraksi rahim
Kolaborasi
1.Kolaborasi dengan dokter SpOG
R/membantu bidan apabila dalam pelaksanaan persalinan sungsang
terdapat komplikasi
2. Anjurkan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah benar janin berada
dalam posisi sungsang atau yang lainnya.
3. Lakukan kolaborasi dengan petugas perinatologi
R/ resusitasi merupakan penatalaksaan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
Rujukan
1. Jika pada pencatatan partograf telah melewati garis waspada, dan
menginformasikan kepada keluarga untuk dilakukan rujukan
R/ ibu dan keluarga mengerti kondisinya dan dapat kooperatif
2. Hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan lebih lengkap
(PONEK) yang digunakan untuk merujuk pasien dan memberikan informasi
data dan kondisi pasien setelah garis pembukaan serviks pada partograf
melewati garis waspada.
R/ mempermudah pihak rumah sakit untuk mempersiapkan peralatan dan
ruangan tindakan untuk pasien rujukan.
3. Persiapkan rujukan yaitu BAKSOKUDA
R/ agar pasien dapat tiba di tempat rujukan dengan tepat dan selamat.
IMPLEMENTASI
FASILITAS PRIMER
1. Memberitahu kondisi janin dan ibu
2. Melakukan observasi TTV,DJJ, HIS, kemajuan persalinan
3. Memberiakan dukungan moral kepada ibu
4. Mengajarkan teknik relaksasi kepada ibu
5. Menganjurkan ibu untuk mengatur cara mengejan
6. Melibatkan suami dalam pendampingan persalinan.
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
8. Mempersiapkan peralatan untuk pertolongan letak sungsang
9. Memberikan suntikan oksitosin apabila ada indikasi
10. Memilih pertolongan persalinan yang tepat pada kasus letak sungsang
FASILITAS RUJUKAN
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
2. Melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah benar janin
berada dalam posisi sungsang atau yang lainnya.
3. Melakukan kolaborasi dengan petugas perinatologi
4. Melakukan rujukan pada pencatatan partograf telah melewati garis
waspada, dan mnginformasikan kepada keluarga untuk dilakukan rujukan
5. Menghubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan lebih lengkap (PONEK) yang digunakan untuk
merujuk pasien dan memberikan informasi data dan kondisi
pasien setelah garis pembukaan serviks pada partograf
melewati garis waspada.
EVALUASI
Sebagai langkah mengidentifikasi hasil akhir setelah
dilakukan asuhan kebidanan terhadap klien
 DAFTAR PUSTAKA

Fadlun dan Achmad Feryanto. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis . Palembang : Salemba Medika

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Pekanbaru : EGC

Norma, Nita dan Mustika dwi. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Medical Book

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan) . Purwakarta :

Penerbit Buku Kesehatan

Sukarni, Icesmi dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi .

Yogyakarta : Medical Book

Pradeep dan Lalitha Shivanna. 2014. Route of Delivery for Term Breech presentation Vaginal Versus

Caesarean Section. Vol 13 number.., September 2014 diambil dari http : //publications/clinical-

strategy-and-programmers/the-managemnt-of-breech-presentation.pdf&ved=(9 September 2017).


 
 
 
 
 

 
 
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai