Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang paling digantikan oleh pasangan suami
istri. Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana bayi diletakkan sesuai
dengan tubuh ibu, kepala ditempatkan pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis.
Kehamilan dengan letak sungsang diambil oleh ibu hamil diumumkan bahwa
kehamilannya terasa berbeda dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian
atas dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah.
Letak sungsang merupakan situasi di mana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah
kavum uteri (rongga rahim). Kelainan pada janin ini termasuk dalam bentuk-macam bentuk
kelainan dalam persalina (distosia).
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat menyebabkan kelainan
tenaga, kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir. Pemeriksaan USG juga
bermanfaat dalam menegakkan keberadaan letak sungsang. Posisi meletakkan sungsang bisa di
kembalikan secara normal, sebelum berumur cadangan masih di bawah 32 minggu.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kehamilan letak sungsang ?


2. Bagaimana tanda gejala letak sungsang ?
3. Bagaimana penanganan letak sungsang ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa itu kehamilan letak sungsang
2. Untuk mengetahui tanda gejalakehamilan letak sungsang.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan kehamilan letak sungsang

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LETAK SUNGSANG


Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim
berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang
akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Sekitar 3-4% bayi
berada dalam posisi ini ketika lahir/dimana janin terletak memanjang/membujur dengan kepala
difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri.

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

a. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.

b. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%) Pada presentasi bokong
kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling) (10
30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling
rendah adalah satu atau dua kaki

2.2 PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan
triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena
bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih
kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
2
2.3 ETIOLOGI
Faktor-faktor penyajian prematuritas, air ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda,
plasenta previa, panggul sempit, fibra, mioma, hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang
diketahui mengapa, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu menerima bayinya semua
dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa panggulnya adalah bentuk rupa sehingga lebih
cocok untuk presentasi bokong dari presentasi kepala..Implantasi plasenta di fundus atau di tonus
uteri yang diperuntukkan untuk dapat diakses melihat presentasi bokong.

2.4 TANDA DAN GEJALA


Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas
dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa
dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang
sungsang. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I
difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung
disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi
bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus Pada pemeriksaan dalam pada
kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh
karena dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah
dapat lebih jelas adanya bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii
dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong
mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan
dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan
membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi
3
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi
bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling
akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh Bidan:
a. Anamnesa Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak
dibagian bawah. Ibu sering merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga
dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin.
b. Pemeriksaan luar / palpasi Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus.
Punggung dapat diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang
berlawanan, diatas simphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
c. Auskultasi Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
d. Pemeriksaan dalam Setelah ketuban pecah teraba ujung os sakrum, kedua tubera ossis
ischii, dan anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba dan bila
teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan.
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak muka.
Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari
pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam
anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak
muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan
tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat
dibedakan.
Dalam Kehamilan Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan
uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan
versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar
sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat
memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah
besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis
letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
4
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi,
hamil kembar, plasenta previa.
Pada panggul sempit tidak ada gunanya melakukan versi luar, karena meskipun berhasil
menjadi presentasi kepala, akhirnya perlu dilakukan seksio saesarea. Tetapi bila kesempitan
panggul hanya ringan, versi luar harus diusahakan karena kalau berhasil akan memungkinkan
dilakukan partus percobaan. Versi luar pada perdarahan antepartum tidak boleh dilakukan, karena
dapat menambah perdarahan akibat lepasnya plasenta. Pada penderita hipertensi, usaha versi luar
dapat menyebabkan solusio plasenta; sedangkan pada kehamilan kembar, selain janin yang lain
dapat menghalangi usaha versi luar tersebut, yang lebih berbahaya ialah bila janin berada dalam
satu kantong amnion kemungkinan tali pusat kedua janin akan saling melilit.
Teknik :
a. Tahap mobilisasi Adalah tahap dimana penolong membebaskan bagian terbawah janin
dari pintu atas panggul, Posisi penolong berada di sebelah kiri ibu, menghadap kaki ibu.
b. Tahap eksentrasi Adalah tahap setelah membebaskan bagian terendah janin, kemudian
diletakkan di fossa iliaca. Pada Tahap ini penolong berada di sebelah kanan ibu,
menghadap muka.
c. Tahap rotasi
Pada tahap ini penolong merotasi janin dengan kedua tangan. Arah putaran dilakukan ke
arah yang lebih dekat ke pintu atas panggul, atau ke arah yang tidak ada tahanan. Setelah
putaran berhasil dilakukan, diperiksa denyut jantung janin, apakah terjadi gawat janin
atau tidak.
d. Tahap fiksasi Setelah dilakukan rotasi sesuai dengan yang diinginkan, perut ibu dipasang
gurita, selama satu minggu sampai kontrol ulang .
Gerakan-gerakan yang dapat memperbaiki posisi bayi sungsang :
a. Breech tilt
Lakukan gerakan ini dengan cara berbaring di lantai dan taruh kedua kaki Anda di atas kursi.
Selanjutnya, letakkan bantal di bawah bokong Anda. Dengan begitu, posisi tubuh Anda
membentuk sudut 45 derajat dengan lantai. Tahan dengan tetap berada dalam posisi ini
maksimal selama 15 menit atau setidaknya sampai Anda merasa tidak nyaman.
b. Memperbanyak berjalan kaki

5
Berjalan merupakan olahraga yang paling mudah dilakukan selama kehamilan. Berjalan
juga dapat membantu bayi Anda untuk bergerak menemukan posisi yang tepat. Maka itu,
cobalah sisihkan waktu untuk berjalan selama 30 menit setiap hari selama kehamilan.
c. Melakukan gerakan lutut-dada
Gerakan ini dilakukan dengan cara berlutut di lantai, kemudian tempatkan kepala atau
dahi Anda di lantai (menghadap lantai, seperti posisi sujud). Jika perlu, Anda bisa
meletakkan bantal pada bagian lutut dan kepala Anda agar lebih nyaman. Pertahankan
posisi ini selama 15 menit dan lakukan gerakan ini sebanyak 3 kali sehari.

2.5 Penolong Persalinan


Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran
dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak
ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau
adanya tumor dalam rongga panggul. Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak
sungsang, maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada
hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat persalinan pervaginam pada letak
sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis
yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD,
kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:
1. Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam
sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia
bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter
depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
6
2. Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan
bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga
seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3. Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu
berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh
simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai
hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka
seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi dapat
lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan
mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa.
Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.
Jenis-jenis persalinan sungsang:
1. Persalinan Pervaginam Berdasarkan tenaga yang dipakal dalam melahirkan janin
pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan dan
tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan
sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga
penolong.
7
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan
memakai tenaga, penolong.
2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria)
Tahapan :
a. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat (skapula
depan).
b. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.
c. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Teknik :
a. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi
persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin harus selalu
disediakan cunam Piper.
b. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika timbul his
ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat bokong mulai
membuka vulva (crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin intramuskuler.
c. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jani-jari lain memegang panggul.
d. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang,
tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin
guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke punggung
ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan
tersebut disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dilakukannya
hiferlordossis, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai
dengan sumbu panggul. Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar,
perut, badan lengan, dagu, mulut dan akhirnya kepala.
e. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat tali
pusat.
Keuntungan: Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolongtidak ikut
masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang palingmendekati persalinan fisiologik,
sehingga mengurangi trauma pada janin.
8
Kerugian : Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir
kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim
berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi
yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Sekitar 3-
4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir/dimana janin terletak memanjang/membujur
dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri.

9
s

10

Anda mungkin juga menyukai